Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa membacakan dongeng sebelum tidur bisa membuat anak belajar lebih banyak hal daripada apa yang mereka pikirkan. Tak hanya itu, membacakan cerita anak juga menjadi salah satu aktivitas yang bisa membangun kedekatan antara orangtua dan anak. Itulah kenapa membaca buku cerita dengan anak bisa menjadi aktivitas bonding yang menyenangkan.

Dongeng sendiri merupakan cerita fiksi yang disampaikan secara mulut ke mulut. Umumnya dongeng ditujukan untuk anak-anak sebagai salah satu media pembelajaran. Dongeng adalah bentuk sastra lama yang menceritakan tentang suatu kejadian yang luar biasa terjadi diluar nalar manusia dengan penuh fantasi dan khayalan atau fiksi.

Dongeng dianggap oleh masyarakat sebagai sesuatu hal yang tidak benar-benar terjadi di dunia nyata.  Kalau Sedulur baru mencari cerita dongeng untuk dibacakan, mungkin kisah dua ekor kambing yang begitu melegenda ini bisa jadi pilihan. Namun, simak penjelasan tentang dongeng berikut ini dulu ya!

BACA JUGA: Cerita Sebelum Tidur: Dongeng Putri Malu dan Cermin Ajaib

Ciri-Ciri Sebuah Dongeng

PexelsCottonbro Studio

Cerita anak banyak sekali jenisnya, salah satunya adalah dongeng yang memiliki ciri-ciri tersendiri. Hal inilah yang membedakan cerita yang disajikan apakah dongeng atau tidak. Berikut terdapat beberapa ciri-ciri dongeng yang perlu Sedulur ketahui:

  • Disebarkan Secara Lisan: Pada zaman dahulu, dongeng disebarkan secara lisan. Kemudian, dongeng dikenal sesudah disebarkan dari mulut ke mulut lewat kata-kata dan dari generasi ke generasi.
  • Disebarkan Dengan Waktu Cukup Lama: Orang akan mengerti tentang pengertian dongeng dan isinya sebab disebarkan dengan waktu yang cukup lama, yakni sejak zaman nenek moyang. Karena penyebarannya secara lisan, maka dongeng ini pula sampai ke telinga pendengar dengan waktu yang cukup lama.
  • Terdapat Beraneka Macam Versi: Sebab penyebaran dongeng dilakukan secara lisan, maka tidak heran bila ada dongeng yang muncul dengan beraneka macam versi.
  • Bersifat Anonim: Penulis maupun pencipta dongeng ini umumnya tidak mengetahui siapa. Tetapi dongeng ini selalu dikenal dan populer di masyarakat khususnya pada anak-anak.
  • Mempunyai Pola: Pengertian dongeng umumnya mempunyai ciri yang memiliki bentuk berpola atau berumus, contohnya kata klise, kata pembukaan, dan penutup yang baku.
  • Memiliki Fungsi: Ciri-Ciri dongeng berikutnya yaitu memiliki fungsi. Dongeng ini sendiri mempunyai fungsi dan kegunaan di dalam kehidupan yang kolektif maupun bermasyarakat sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi akan keinginan yang terpendam.
  • Memiliki Sifat Pralogis atau Logika: Ciri-Ciri dongeng selanjutnya yaitu memiliki sifat pralogis maupun logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum atau logika diluar nalar manusia.
  • Menjadi Milik Bersama: Sebab tidak diketahui siapa yang menjadi penulis maupun pencipta pertama kalinya, maka orang-orang dapat merasa memilikinya atau dalam arti dongeng menjadi cerita milik bersama.
  • Memiliki Sifat Polos: Dongeng umumnya memiliki sifat polos dan juga lugu. Sehingga kerap kali kelihatan kasar dan terlalu spontan saat penyampaiannya lebih mendalam. Hal itu bisa dimengerti bahwa dongeng ini sendiri adalah sebuah proyeksi emosi manusia yang paling jujur.
  • Penokohan yang Tidak Mendetail: Di dalam dongeng umumnya juga tidak menjelaskan secara mendetail tentang bagaimana sifat maupun penokohan suatu tokoh.

BACA JUGA: 20 Cerita Rakyat Indonesia Terbaik yang Penuh Pesan Moral!

Struktur Dalam Dongeng

dongeng kancil dan semut
Pexels/Andrea Piacquadio

Dongeng ini juga mempunyai struktur baku dalam setiap penulisan. Perlu diketahui bahwa cerita dongeng ini sendiri terdiri dari tiga bagian penting, di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Pendahuluan: Pendahuluan merupakan bagian pengantar yang berada dalam sebuah dongeng. Bagian ini umumnya dibuat untuk menggambarkan secara ringkas isi cerita dongeng.
  2. Isi Peristiwa: Isi peristiwa merupakan bagian utama dan terpenting dalam suatu dongeng dimana isinya menggambarkan tentang kejadian secara berurutan.
  3. Penutup: Penutup merupakan bagian akhir yang terdapat dalam sebuah dongeng. Pada umumnya berisi tentang pesan moral dan juga kata penutup.

Ragam Jenis Dongeng

Dongeng merupakan sebuah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Pada umumnya dongeng memiliki sifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Dongeng ini sendiri dikarang dan diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang.

Cerita tersebut dibuat karena terinspirasi dari suatu peristiwa. Dongeng ini juga merupakan suatu warisan dari nenek moyang yang secara turun temurun perlu untuk dilestarikan keberadaannya. 

Walaupun benar atau tidaknya suatu dongeng tersebut perlu dipertanyakan kembali. Dongeng ini sendiri merupakan karya sastra yang dapat membangun sebuah karakter anak untuk belajar berimajinasi. Berikut adalah beberapa jenis-jenis dongeng yang perlu untuk Sedulur tahu.

  1. Mite atau Mitos

Mite atau mitos merupakan jenis dongeng yang menggambarkan mengenai hal-hal yang berkaitan tentang makhluk halus, misalnya jin, setan, dan lainnya. Contoh dari mite atau mitos ini sendiri yaitu Joko Tarub, Nyi Roro Kidul, dan lain sebagainya.

  1. Sage

Sage merupakan jenis dongeng yang menceritakan kisah sejarah tokoh tertentu yang mempunyai kepahlawanan, keberanian, kesaktian, dan kebaikan. Contoh dari sage yaitu Airlangga, Calon Arang, Ciung Wanara, dan lain sebagainya.

  1. Fabel

Fabel merupakan jenis dongeng yang menggambarkan tentang kehidupan hewan dimana hewan-hewan itu bisa berperilaku layaknya manusia. Contoh dari fabel yaitu kancil dan buaya, semut dan belalang, dan lain sebagainya.

  1. Legenda

Legenda merupakan jenis dongeng yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar terjadi namun tidak dianggap sakral. Contoh dari legenda yaitu Batu Menangis, Lutung Kasarung, Danau Toba, dan lain sebagainya.

  1. Parabel

Parabel merupakan jenis dongeng yang kisahnya mengandung nilai pendidikan, baik itu pendidikan moral maupun moral, agama, dan bahkan pendidikan yang disampaikan secara tersirat. Contoh dari para parabel yaitu Malin Kundang.

BACA JUGA: Cerita Anak: Dongeng Kancil dan Semut yang Seru

Dongeng Kisah Dua Ekor Kambing

Pexels/Cottonbro Studio

Dongeng dapat diartikan sebagai cerita fiksi yang disebarkan secara lisan. Umumnya dongeng ini mengandung kisah tidak masuk akal dengan tujuan hiburan. Salah satu dongeng yang cocok untuk diceritakan kepada anak adalah cerita fabel kisah 2 kambing. Kisahnya memiliki pesan moral yang bagus buat Si Kecil. Seperti apa sih ceritanya? Simak di bawah ini:

Dahulu kala, ada sebuah sungai kecil mengalir di antara dua bukit. Di sungai itu, terdapat jembatan kecil dan sempit.

Jika ada dua orang yang hendak menyeberang dari dua sisi yang berbeda, salah seorang dari mereka harus menunggu dulu. Sebab, jembatan itu terlalu sempit untuk dilalui oleh dua orang.

Suatu hari, dua ekor kambing, yang satu berwarna hitam dan satunya berwarna putih, hendak menyeberangi jembatan dari dua sisi yang berbeda secara bersamaan. Kambing hitam berteriak pada kambing putih, “Tunggu. Biar aku dulu yang menyeberang.”

Kambing putih menjawab, “Tidak, aku dulu yang menyeberang. Aku sedang terburu-buru.” Teriak kambing putih tidak kalah keras.

“Tidak, aku tidak mau. Aku lebih tua, aku dulu,” balas kambing hitam.

“Aku dulu,” kata kambing putih sambil mulai melangkah melewati jembatan.

“Ah, terserah. Aku tidak mau mengalah,” kata kambing hitam yang juga mulai melewati jembatan.

Kedua kambing akhirnya bertemu di tengah jembatan.

“Kembalilah dan biarkan aku menyeberang dulu,” kata kambing putih sambil menghentak-hentakkan kakinya, mengancam si kambing hitam.

“Kau saja yang kembali,” kata kambing hitam tidak mau mengalah.

Mereka pun berkelahi. Kedua kambing mundur mengambil ancang-ancang dan menghantamkan tanduknya. Kedua kambing terpeleset jatuh ke sungai. Akhirnya, keduanya mati tenggelam gara-gara tidak ada yang mau mengalah.

Pesan Moral Kisah Dua Ekor Kambing

Lalu apa kira-kira pesan moral dari cerita dongeng dua ekor kambing yang adu kekuatan di atas? Pesan moralnya adalah kita harus bisa mengalahkan ego. Jadi, jangan ingin menang sendiri. Jadilah anak yang mau mengalah. Ingatlah bahwa mengalah bukan berarti kalah. Mengalah itu adalah tanda kebijaksanaan.

Jadi, tak masalah jika dalam suatu perdebatan, Sedulur mengalah dari lawan debatmu. Bukan karena Sedulur lemah. Hanya saja Sedulur berhati bijak dan tak ingin memperkeruh suasana. Jangan seperti di dua kambing yang sama-sama mau menangnya sendiri dan berujung pada kemalangan.

BACA JUGA: Dongeng Anak: Cerita Burung Gagak Pembohong

Unsur Intristik Dalam Cerita

dongeng pangeran kodok
Pexels/Yan Krukau

Meski singkat, sebenarnya cerita dongeng Dua Ekor Kambing ini cukup menarik untuk disimak. Pasalnya, di dalamnya ada beberapa unsur intrinsik yang seru untuk dibahas. Kira-kira seperti apa sih? Simak ulasannya di bawah ini.

Tema

Tema atau inti cerita dari dongeng ini adalah tentang dua ekor kambing egois yang tak mau mengalah. Karena keegoisan masing-masing, mereka pun harus menerima akibatnya.

Tokoh dan Perwatakan

Tokoh utama dalam cerita dongeng Dua Ekor Kambing ini adalah Si Hitam dan Si Putih. Dari percakapan sengit mereka, bisa disimpulkan bahwa keduanya memiliki karakter yang egois dan tak mau mengalah. Padahal, salah satu di antara mereka bisa mengalah duluan agar hubungan tetap terjaga baik dan masalah bisa terselesaikan dengan cepat. Karena keegoisan masing-masing, mereka harus menanggung akibatnya.

Latar Cerita

Latar tempat dongeng ini adalah di hutan belantara. Lebih tepatnya di sebuah jembatan yang menjadi media penyeberangan dari satu padang rumput ke padang rumput lain.

Alur Cerita Dongeng Dua Ekor Kambing

Alur cerita dongeng pendek ini adalah maju alias progresif. Cerita dongeng berawal dari dua ekor kambing yang tiba di sebuah jembatan bersamaan. Mereka sama-sama ingin menyeberang. Mereka sama-sama tak mau mengalah dan ingin menyeberang duluan. Sementara jembatan itu sangatlah sempit dan hanya bisa dilewati satu hewan saja.

Mereka pun nekat menyeberang bersamaan. Karena datang dari arah berlawanan, mereka pun bertemu di tengah jembatan dan terjebak. Baik si Hitam atau si Putih tak ada yang mau mengalah, sehingga terjadilah baku hantam. Setelah itu, mereka pun terpeleset jatuh ke sungai yang arusnya cukup deras. Mereka pun harus meregang nyawa hanya karena tak ada yang mau mengalah.

BACA JUGA: 12 Rekomendasi Pensil Warna Bagus dan Aman untuk Anak

Versi Lain Kisah Dua Ekor Kambing

dongeng kancil dan tikus
Pexels/Cottonbro Studio

Cerita dongeng memang biasanya punya banyak versi. Ada pula versi lain dari dongeng Dua Ekor Kambing ini. Versi lain mengisahkan tentang dua ekor kambing yang bersahabat. Ke mana-mana mereka selalu bersama dan tak terpisahkan.

Namun, ada kejadian yang membuat mereka bertarung. Mereka mendengar kabar bahwa ada sebuah padang yang rumputnya sangat rimbun.

Mereka pun memutuskan untuk ke padang rumput itu bersama-sama. Ketika hampir sampai, mereka harus menyeberangi sebuah jembatan yang sangat kecil. Meski bersahabat sejak lama, di antara mereka tak ada yang mau mengalah. Mereka terus beradu mulut tentang siapa yang bisa menyeberangi jembatan terlebih dahulu.

Pada akhirnya, mereka pun berkelahi. Salah satu tanduk mereka mengenai tali jembatan dan kemudian terputus. Padahal, jembatan itu adalah satu-satunya jalan yang bisa membawa mereka ke padang rumput.

Karena kejadian itu, mereka pun tak lagi bersahabat. Hanya karena tak mau mengalah, persahabatan yang sejak lama terjalin pun hancur seketika. Itulah kenapa mengalah sangatlah penting dalam sebuah hubungan.

BACA JUGA: 20+ Ide Permainan Seru di Rumah untuk Isi Waktu Luang Si Kecil!

Bagaimana Penulisan Cerita Dongeng?

Siapa saja yang dapat membuat dongeng dengan versinya masing-masing. Bagi Sedulur yang ingin membuat cerita dongeng sendiri, mungkin akan membutuhkan pengetahuan penulisannya. Berikut beberapa tips yang bisa Sedulur coba dalam menulis dongeng. Simak penjabarannya sampai selesai di bawah ini.

  1. Menentukan Tokoh

Tips pertama yang bisa Sedulur lakukan ketika menulis sebuah dongeng yaitu menentukan dulu siapa saja tokoh yang ada di dalam dongeng. Ini akan membantu Sedulur agar memudahkan dalam menyusun draft penulisan.

  1. Menciptakan Konflik

Setiap dongeng tentu mempunyai konflik cerita masing-masing. Oleh karena itu, Sedulur perlu menciptakan konflik dalam sebuah dongeng yang hendak dibuatnya. Pastikan Sedulur menciptakan konflik yang menarik untuk dibaca. Tak lupa Sedulur bisa menyelipkan pesan moral yang bagus untuk pembelajaran bagi pembaca terutama anak-anak.

  1. Menentukan Alur dan Setting Cerita

Setelah Sedulur menentukan tokoh dan konflik dalam sebuah dongeng, seorang penulis juga perlu menentukan apa saja yang hendak terjadi terhadap tokoh cerita yang mendapatkan konflik.

Tak hanya itu, penulis juga memikirkan bagaimana tokoh tersebut mencari jalan keluar guna menyelesaikan masalah, bagaimana masalah yang ditemui, dan akhirnya mencapai harapan yang diinginkannya.

Tentukan pula dimana kejadian cerita berlangsung. Perlu Sedulur ingat bahwa dongeng tidak harus mengenai kejadian di alam nyata. Penulis dapat menciptakan negeri impian sendiri di dalam dongeng yang diciptakannya.

  1. Tulis Cerita

Setelah seluruh unsur di dalam dongeng tersebut telah ditemukan semua. Saatnya Sedulur sebagai penulis dapat menceritakan cerita di dalam sebuah dongeng dengan berdasarkan kalimat demi kalimat.

Bila ingin lebih menarik kembali penulis dapat melukiskan alur cerita maupun membuat narasi dan dialog supaya tidak terlalu membosankan. Jangan lupa pula untuk menentukan sudut pandang yang menarik dan semua orang dapat menerima cerita.

  1. Banyak Membaca

Sebelum menulis dongeng, seorang penulis perlu banyak membaca tentang berbagai dongeng yang telah tercipta guna mendapatkan sebuah inspirasi menulis. Jadi, banyak-banyaklah membaca dan belajar. Ini akan membantumu dalam menciptakan karya yang menarik untuk dibaca.

  1. Berlatih

Jangan lupa pula untuk selalu berlatih supaya tulisan yang berada di dalam dongeng sistematis dan mudah untuk dipahami serta dimengerti oleh para pembaca. Dengan terus belajar pasti penulisanmu akan semakin sempurna.

Itulah tadi cerita fabel kisah 2 kambing yang menarik untuk dibaca bersama anak. Dongeng ini menarik, karena mengantarkan pesan pada kita bahwa kesabaran, mengalah untuk kedamaian, atau mengalah untuk menang merupakan petuah yang layak dijadikan pertimbangan di kala kita menemui masalah atau pertentangan.

Kekuatan, kecepatan dan keberanian sangat penting untuk meraih tujuan. Namun ada saatnya kita harus memilih menyelamatkan diri terlebih dahulu ketimbang kita memaksakan diri, yang pada akhirnya merugikan. Seperti berhenti sebentar saat menyeberang jalan, adalah keputusan tepat untuk keselamatan kita.

Membacakan dongeng kepada anak bisa dijadikan agenda rutin orang tua sebelum anak tidur. Selain bisa meningkatkan kreativitas, membacakan dongeng pada anak juga bisa meningkatkan minat baca pada anak. Dengan dongeng juga bisa membuat anak lebih cepat tertidur.

Pesan moral yang dimiliki dongeng anak juga bisa membuat anak terinspirasi untuk berbuat baik pada sesamanya. Selamat membaca ya.