dongeng putri malu

Si kecil susah tidur dan Sedulur bingung untuk membuatnya istirahat? Jangan khawatir, kamu bisa mencoba dengan membacakan cerita dongeng sebagai pengantar tidur. Salah satu yang menarik untuk diceritakan adalah dongeng putri malu.

Kisah putri malu sendiri memang sangat menarik karena kental dengan kisah-kisah penuh pesan moral dari zaman dahulu. Jika Sedulur tertarik untuk membacakan dongeng putri malu, maka bisa mencoba beberapa kisahnya berikut ini.

BACA JUGA: Dongeng Anak Tentang Pangeran Kodok

Dongeng Putri Malu dan Cermin Ajaib

dongeng putri malu
Unsplash/Duo Chen

Berikut ini kisah putri malu dan cermin ajaib yang bisa menjadi dongeng pengantar tidur untuk si kecil.

1. Suatu hari, hiduplah seorang putri pemalu

Dahulu kala, di sebuah kerajaan yang jauh di sana, hiduplah seorang putri yang sangat malu. Dia selalu merasa tidak percaya diri dan takut di hadapan orang lain. Namanya adalah Putri Malu.

Suatu hari, ketika Putri Malu berjalan-jalan di taman kerajaan, dia menemukan sebuah cermin yang aneh. Cermin itu memiliki bingkai yang indah dan bersinar seperti permata, namun yang lebih menarik adalah saat Putri Malu memandang ke dalam cermin, dia melihat gambar dirinya sendiri yang tampil dengan sangat percaya diri.

Putri Malu sangat terkejut dengan temuannya itu dan memutuskan untuk membawa cermin ajaib itu pulang ke istana. Dia sering memandang ke dalam cermin dan melihat gambar dirinya yang penuh kepercayaan diri dan kecantikan.

2. Pecahkan cermin ajaib

Namun, ketika Putri Malu sedang sibuk bermain-main dengan teman-temannya, cermin itu jatuh dan pecah menjadi beberapa potongan kecil. Putri Malu sangat sedih dan merasa kehilangan sahabat yang telah menemani dirinya selama ini.

Keesokan harinya, saat Putri Malu melihat ke dalam cermin, dia melihat gambar dirinya yang malu-malu dan tidak percaya diri lagi. Dia merasa sangat sedih dan kecewa. Dia merasa seperti kehilangan bagian dari dirinya.

Putri Malu memutuskan untuk mencari tukang kaca terbaik di kerajaan itu untuk memperbaiki cermin ajaibnya. Setelah mencari di seluruh kerajaan, akhirnya dia menemukan seorang tukang kaca yang sangat terampil dan berpengalaman.

Tukang kaca itu mengambil potongan-potongan cermin dan dengan hati-hati memasangnya kembali. Dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperbaiki cermin tersebut, namun akhirnya selesai juga.

3. Bertemu tukang kaca baik hati

Setelah Putri Malu memperbaiki cermin ajaibnya, dia memandang ke dalamnya dan merasa senang melihat gambar dirinya yang penuh kepercayaan diri dan kecantikan kembali. Tukang kaca yang memperbaiki cermin itu kemudian berkata, “Putri Malu, kamu sangat beruntung memiliki cermin ajaib ini. Namun, ingatlah bahwa kepercayaan diri sejati berasal dari dalam dirimu sendiri. Jangan bergantung terlalu banyak pada cermin ajaib ini.”

Putri Malu setuju dengan perkataan tukang kaca itu, “Terima kasih, Pak Tukang Kaca. Saya telah belajar banyak dari pengalaman ini. Saya akan berusaha untuk membangun kepercayaan diri saya sendiri dan tidak terlalu bergantung pada cermin ajaib ini.”

Tukang kaca itu tersenyum, “Bagus sekali, Putri Malu. Saya yakin kamu akan menjadi wanita yang sangat percaya diri dan bahagia di masa depan.”

Putri Malu merasa senang dengan pujian dari tukang kaca itu, “Terima kasih, Pak Tukang Kaca. Saya akan terus berusaha untuk menjadi seperti yang Bapak katakan.”

4. Gelar pameran untuk tunjukkan cermin ajaib

Dengan perasaan bersyukur dan bahagia, Putri Malu membawa cermin ajaibnya ke istana dan menunjukkan kepada ibunya, Ratu, serta para pembantunya. Mereka semua terkesan dengan keindahan cermin ajaib itu.

Ratu bertanya kepada Putri Malu, “Apakah kamu senang dengan cermin ajaibmu, Nak?”

Putri Malu menjawab dengan penuh semangat, “Ya, Ibunda. Saya sangat senang dengan cermin ajaib ini. Namun, saya juga belajar bahwa kepercayaan diri sejati berasal dari dalam diri kita sendiri. Jadi, saya akan berusaha untuk membangun kepercayaan diri saya sendiri.”

Ratu tersenyum, “Itu sangat bijaksana, Nak. Saya bangga denganmu.”

Putri Malu merasa bahagia mendapat dukungan dari ibunya, “Terima kasih, Ibunda. Saya akan terus berusaha menjadi yang terbaik.”

Setelah itu, Putri Malu memutuskan untuk menunjukkan cermin ajaibnya kepada semua warga kerajaan. Dia mengadakan pameran di istana dan semua orang datang untuk melihatnya.

Putri Malu sangat senang melihat reaksi semua orang. Mereka terkesan dengan keindahan cermin ajaib itu dan memberikan banyak pujian padanya.

Salah seorang warga kerajaan bertanya kepada Putri Malu, “Apakah cermin ajaib ini membuatmu merasa lebih percaya diri, Putri?”

Putri Malu menjawab dengan senyum, “Awalnya, ya. Namun, kemudian saya belajar bahwa kepercayaan diri sejati berasal dari dalam diri kita sendiri. Jadi, saya berusaha untuk membangun kepercayaan diri saya sendiri dan tidak terlalu bergantung pada cermin ajaib ini.”

Warga kerajaan itu tersenyum, “Kamu sangat bijaksana, Putri Malu. Kami sangat bangga memiliki seorang putri yang cerdas dan bijaksana seperti kamu.”

Putri Malu merasa senang mendapat pujian dari warga kerajaan itu, “Terima kasih, semua orang. Saya berharap cerita saya bisa menginspirasi semua orang untuk membangun kepercayaan diri mereka sendiri.”

5. Putri malu mendapatkan pelajaran berharga

Setelah pameran berakhir, Putri Malu merasa bahagia karena berhasil membuat banyak orang terinspirasi. Dia merasa lebih percaya diri dan bangga dengan dirinya sendiri.

Dari situ, Putri Malu belajar bahwa kepercayaan diri sejati berasal dari dalam diri kita sendiri. Cermin ajaibnya hanya membantunya untuk melihat kecantikan dan kepercayaan dirinya yang sebenarnya, namun bukan sebagai satu-satunya sumber kepercayaan diri yang sejati.

Putri Malu terus berusaha membangun kepercayaan dirinya sendiri dan membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dia menjadi teladan bagi semua orang di kerajaan dan menjadi putri yang sangat dihormati dan disayangi.

Putri Malu belajar banyak dari pengalaman itu. Dia menyadari bahwa kepercayaan diri dan kecantikan sejati bukanlah hanya tentang penampilan fisik, melainkan juga tentang kebahagiaan dan kepuasan dalam diri sendiri.

Dia belajar untuk tidak bergantung pada cermin ajaib untuk merasa percaya diri dan mulai membangun kepercayaan dirinya sendiri. Dia mulai berbicara dengan teman-temannya dengan lebih berani dan menunjukkan dirinya yang sebenarnya.

Teman-teman Putri Malu sangat senang melihat perubahan itu dan memberikan dukungan serta pujian padanya. Putri Malu merasa sangat bangga dan senang dengan dirinya sendiri.

Sejak itu, Putri Malu menjadi lebih berani dan percaya diri dalam kehidupannya. Dia memutuskan untuk tidak terus bergantung pada cermin ajaib, melainkan mencari kebahagiaan dari dalam dirinya.

Akhirnya, Putri Malu hidup bahagia selamanya dan cerita tentang cermin ajaibnya menjadi legenda di kerajaan.

BACA JUGA: Dongeng Anak Kucing dan Tikus untuk Cerita Sebelum Tidur

Dongeng Putri Malu dan Ilalang

Pexels/Larysa Charnakal

Selain cerita dongeng putri malu dan cermin ajaib. Sedulur juga bisa membacakan dongeng fabel sederhana antara putri malu dan ilalang berikut ini.

1. Suatu hari di sebuah pekarangan penuh tumbuhan

Alkisah, di tepi jalan kompleks perumahan di Jakarta, tepatnya di pinggir sebuah lahan kosong, tumbuhlah dua rumpun tumbuhan liar. Yang satu adalah Ilalang, yang lain adalah Putri Malu.

Ilalang sangat gemar mengejek Putri Malu. Bukan, sama sekali bukan karena Putri Malu adalah bunga liar yang buruk rupa, melainkan karena nama Putri Malu yang sedari dulu melekat padanya.

“Namamu Putri Malu, pasti kamu disebut demikian karena kamu terlalu pemalu. Sedikit-sedikit kamu bersembunyi.”

“Memang demikianlah diriku, aku akan menutup diri, sudah sifatku, Ilalang. Betapa beruntungnya dirimu, bisa tegak terus, melambai bermain bersama angin.”

Putri Malu, seperti namanya, memang tumbuhan liar nan pemalu. Ia akan menutup daun-daunnya jika disentuh, sekilas terlihat seperti layu.

“Tentu saja, Teman. Ayo, cobalah tumbuh tinggi sepertiku.”

Putri Malu sebenarnya kurang suka diolok-olok, selalu ia hanya berdiam diri saja. Namun hatinya mulai terasa pedih saat kesombongan Ilalang semakin nyata.

2. Ilalang begitu sombong pada putri malu

Pada musim penghujan, Ilalang tumbuh subur dan semakin bertambah tinggi. Putri Malu yang hanya berupa sesemakan hanya tumbuhan liar pendek saja, tak bisa menyaingi tingginya rumpun Ilalang yang bisa lebih dari tinggi manusia.

“Hahaha, lihatlah, betapa pendek dan memalukannya dirimu, Putri Malu!”

Putri Malu pada awalnya begitu ingin membalas ejekan Ilalang, apa daya memang ia tak bisa tumbuh setinggi temannya itu.

3. Bencana tiba ketika anak-anak datang

Lewatlah sekelompok anak-anak usia enam hingga tujuh. Mereka bicara santai, tertawa-tawa dan bercanda sambil berjalan kian mendekat ke rumpun Ilalang dan Putri Malu.

“Oh, tidak.” kedua rumpun itu kembali berdiam diri.

“Hei, lihat, bunga-bunga liar ini bagus sekali!”

“Iya, cantik menarik!”

“Tidak ada pemiliknya, ‘kan?”

“Asyik!”

Tiba-tiba Ilalang merasa sakit pada beberapa bagian tubuhnya. “Aw, aduh, sakit, hentikan! Apa yang terjadi?”

Sedangkan Putri Malu seperti biasa, langsung menutup diri.

Setelah bahaya berlalu, Ilalang merasa pedih pada sekujur tubuhnya. Sedangkan Putri Malu merasa dirinya aman, baik-baik saja.

“Duh, mereka memetik beberapa bungaku! Dasar bocah-bocah iseng!” Ilalang hanya bisa marah-marah.

4. Putri malu merasa beruntung dengan kondisinya

Sedangkan Putri Malu hanya diam merunduk. Anak-anak itu menyentuhnya, akan tetapi tidak memetik. Ia menutup diri sedemikian rupa. Anak-anak hanya tertawa senang, akan tetapi mereka tak memetik si Putri Malu, sudah senang melihatnya begitu.

Nah, itu tadi beberapa cerita dongeng putri malu yang menarik untuk Sedulur ceritakan ke si kecil. Selain memberikan banyak pesan moral yang bagus untuk pelajaran anak, tentunya kisah di atas juga sangat menghibur dan seru. Semoga dongeng-dongeng di atas bisa membantumu ya!