Squid Game merupakan serial yang sangat populer di dunia dan termasuk di Indonesia. Serial ini berasal dari Korea Selatan yang menjelaskan tentang permasalahan kehidupan yang terjadi di Korea Selatan. Dalam setiap serial atau film, selalu ada beberapa hal yang diungkapkan untuk mengkritik suatu kondisi tertentu.

Dalam hal ini, Serial Squid Game hadir bukan hanya sebagai tontonan yang menghibur belka. Namun juga menyampaikan pesan penting yang mengungkapkan beberapa fakta tentang Korea Selatan. Jika kita melihat saat ini, melalui kacamata biasa, Korea Selatan merupakan negara industri yang saat ini sedang menikmati kemajuannya.

Namun, dalam beberapa film dan serial yang diproduksi di Korea Selatan, para sineas selalu menyuguhkan beberapa hal disorot secara khusus sebagai pemasalahan serius yang terjadi di Korea Selatan. Termasuk juga dalam serial Squid Game Netflix ini. Apa saja fakta-fakta yang terungkap tersebut? Yuk, langsung saja mari kita simak ulasannya.

BACA JUGA: 9 Scene Vincenzo yang Bikin Belum Bisa Move On, Drakor Terbaik

-->

1. Misogini

Cheat Sheet

Dalam film Squid Game, terdapat beberapa tuduhan misogini yang dilayangkan kepada serial ini. Terutama pada adegan karakter Mi-Nyeo yang tidur dengan karakter gangster Deok-Su agar dapat bergabung menjadi anggota tim. Adegan ini banyak mendapatkan kritik, terutama perihal tuduhan misogini dan bagaimana serial ini menggambarkan peran perempuan.

Namun, dalam serial ini digambarkan kesetaraan gender dengan seimbang, bagaimana peran perempuan bisa mendapatkan tugas-tugas yang sama penting dengan pria. Hal ini juga penting untuk dipikirkan, bahwa Korea Selatan merupakan negara yang masuk dalam daftar dengan kesetaraan gender terbaik. Korea Selatan mendapatkan peringkat ke-102 terkait Kesenjangan Gender yang dirilis Forum Ekonomi Dunia pada tahun 2021 yang lalu.

2. Nasib pembelot Korea Utara

sindonews

Dalam serial The Squid Game, hal yang menjadi sorotan adalah tentang nasib para pembelot Korea Utara. Hal tersebut dapat Sedulur lihat nasibnya dari karakter Sae-Byok, yang bergabung dengan peserta lainnya dengan harapan dapat memenangkan hadian uang untuk menyatukan kembali keluarganya yang terpisah karena melarikan diri dan menjadi pembelot Korea Utara.

Sebelum pandemi, lebih dari seribu warga Korea Utara mencari suaka di Korea Selatan setiap tahun. Meskipun Seoul sudah menyediakan sejumlah skema pemukiman kembali dan beberapa manfaat, para pembelot dapat mengalami penganiayaan, diskriminasi, dan dicurigai oleh rekan-rekan mereka.

Hal ini tentu saja menjadi problematika yang sangat serius, dan serial ini menunjukan bertapa kehidupan menjadi pembelot dari Korea Utara sangat keras, dan bagaimana menjalani kehidupan sebagai pembelot Korea Utara di Korea Selatan begitu mengenaskan. Hingga mereka sampai rela menyembunyikan aksen bicaranya, agar tidak terkucilkan sebagai seorang pembelot dari Korea Utara.

BACA JUGA: Hometown Cha Cha Cha Tamat, Ini 9 Drakor yang Bisa Kamu Tonton

3. Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial

squid game
brilionet

Sudah tidak aneh lagi, bahwa di Korea Selatan terjadi ketimpangan sosial dan kemiskinan yang terlihat sangat gamblang. Hal ini juga diangkat menjadi premis utama serial ini. Dalam adegan Squid Game Gong Yoo, yang menawarkan permainan kepada pemeran utama, menunjukan bahwa uang dan kekayaan menjadi persoalan utama di Korea Selatan.

Para peserta yang mengikuti permainan di serial ini juga terdorong untuk mengikuti permainan demi mendapatkan kekayaan dan jumlah uang yang banyak. Meskipun nyawa mereka yang menjadi taruhannya, hal tersbeut bukan merupakan persoalan, selama mereka bisa mendapatkan uang untuk terlepas dari kemiskinan dan bisa mendapatkan status sosial yang layak di kalangan masyarakat.

4. Eksploitasi Imigran

cnnindonesia

Dalam cast of Squid Game, terdapat salah satu karakter yang berasal dari negara lain. Dia adalah seorang imigran asal Pakistan yang mencoba peruntungan hidup di Korea Selatan. Dalam menceritakan tentang kehidupan karakter imigran tersebut, digambarkan betapa Korea Selatan begitu mengeskploitasi para imigran.

Bagaimana rutinitas kerja keras imigran tersebut sangat dieksploitasi. Hal ini juga dialami oleh beberapa pekerja asing yang ada di Korea Selatan. Meskipun pihak berwenang Korsel telah mengeluarkan undang-undang perlindungan tenaga kerja dalam dua dekade terakhir, banyak pekerja migran yang masih mengalami kondisi memprihatinkan, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia.

Namun persoalan ini harus terus dibahas dan mendapatkan sorotan yang tajam. Karena hal ini menyangkut hak asasi manusia dan kehidupan layak yang terlepas dari diskriminasi dari ras dan kesukuan. Bahwa setiap insan manusia berhak mendapatkan hak hidup yang layak.

BACA JUGA: Tim Han Ji Pyeong, Ini 7 Drakor Kim Seon Ho yang Wajib Ditonton

5. Kroniisme korporasi dan politik

squid games
kompas

Dalam serial Squid Game Netflix, hubungan antara korporasi dan politik juga menjadi sorotan utama. Kedekatan antara konglomerat dan politikus di Korea Selatan sudah menjadi rahasia publik. Sebagai negara industri yang menghasilkan banyak produk dan memiliki sejumlah konglomerat, menjadikan para konglomerat sebagai penguasa ‘sesungguhnya’.

Salah satu karakter utama serial ini adalah Cho Sang-Woo, seorang bankir investasi yang menjadi kontestan setelah dipermalukan karena terbukti telah menggelapkan dana perusahaan tempat dia bekerja. Hal tersebut menunjukan kondisi kroniisme korporasi dan politik di Korea Selatan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Korea selata diguncang oleh skandal yang melibatkan konglomerat dan elit politik, terkait korupsi, kolusi dan nepotisme. Yang paling mengguncang adalah pada tahun 2016 yang lalu, saat penyelidikan korupsi yang menjatuhkan presiden perempuan pertama di Korea Selatan, yaitu Park Geun-Hye.

6. Hubungan Korea Selatan yang rumit dengan China

alinea

Dalam Squid Game Sinopsis dan dalam keseluruhan episodenya, hanya sekali menyebut China. China merupakan sekutu utama Korea Utara. China disebut dalam kisah Sae-Byok yang merupakan pembelot dari Korea Utara. Sea-Byok bercerita bahwa ibunya pernah ditangkap oleh Korea Utara dan berusaha kabur ke Korea Selatan melalui daratan China.

Hal tersebut yang terlihat dalam serial ini, namun di balik layar terjadi perbincangan yang ramai tentang ketengangan antara Korea Selatan dan China, yang memperburuk hubungan antara Seoul dan Beijing. Media China menyampaikan bahwa tracksuit hijau yang dikenakan oleh peserta serial ini, mirip dengan pakaian yang dikenakan kontestan dalam film China tahun 2019 yang berjudul, Teacher, Like.

Meskipun di China serial ini diblokir, namun hal tersebut tidak mengurangi kesuksesan serial ini di negara tirai bambu tersebut. Meskipun Netflix secara resmi diblokir di China, namun dalam layanan streaming ilegal serial ini ditonton dan diulas oleh hampir 300.000 orang dengan popularitasi mencapai 7.6 dari angka 10.

Kondisi tersebut sepintas tidak menunjukan apapun, kecuali menunjukan betapa serial ini begitu populer dan mendunia. Namun bagi pengamat politik dan diplomasi, kondisi tersebut menunjukan bahwa betapa semakin rumitnya hubungan antara Korea Selatan dan China dalam tatanan hubungan internasional.  

BACA JUGA: Park Yoo-Na: Profil, Fakta & Drakor yang Sukses Dibintangi

7. Menunjukan kualitas industri Perfilman Korea Selatan

squid game
jawapos

Setelah ditayangkan dan sukses merebut perhatian masyarakat dunia, Squid Game semakin menunjukan kemajuan indsutri perfilman Korea Selatan. Selain menunjukan kesuksesan dan keseriusan Korea Selatan dalam membuat industri perfilmannya maju, hal ini menunjukan banyak persoalan di Korea Selatan yang bisa angkat menjadi topik utama dalam film.

Ini yang menjadi daya tarik utama dari industri perfilman Korea Selatan, jika kita lihat dalam 10 tahun terakhir ini banyak topik dan tema yang dieksplorasi oleh sineas Korea Selatan dan menghasilkan masterpiece dalam dunia perfilman. Hal ini tentu saja menjadi contoh yang baik bagi sineas dari negara di benua Asia lainnya. Termasuk juga Indonesia.

Para Sineas Indonesia juga menjadikan beberapa karya film dan serial di Korea Selatan sebagai pembelajaran untuk membuat film yang lebih baik lagi. Hal tersebut sangat sederhana, tujuannya untuk membuat industri film di Indonesia lebih baik lagi. Industri film Korea Selatan yang begitu maju, bisa turut mendorong industri film di negara-negara Asia lainnya.

Sekian beberapa hal yang terungkap dari serial Squid Game yang telah dijelaskan di atas. Serial atau film memang merupakan sebuah media yang tepat untuk menyampaikan beberapa kritik yang menjadi sorotan utama dari sineasnya. Namun, hal-hal semacam itu bisa kita lihat dengan melakukan tontonan secara serius dan melakukan kajian yang mendalam.

Semoga penjelasan di atas bisa menambah wawasan Sedulur terkait dunia hiburan dan perfilman. Bahwa sesungguhnya menonton film bukan sekedar kegiatan menghibur diri, namun terdapat banyak pesan dan nilai yang bisa kita dapatkan dalam sebuah tontonan untuk kehidupan yang lebih baik lagi.