zaman logam

Zaman logam merupakan salah satu periode pada masa prasejarah. Diketahui, periodisasi zaman sebelum manusia mengenal tulisan dibagi menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam. Pembagian ini didasarkan pada arkeologi atau peninggalan hasil kebudayaan manusia di masa itu.

Sementara itu, zaman logam ditandai dengan penggunaan logam sebagai bahan untuk membuat beraneka perkakas dan peralatan. Berdasarkan hal tersebut, para ahli arkeologi berpendapat bahwa kehidupan manusia telah mengalami kemajuan pada masa ini.

Nah, apakah Sedulur penasaran bagaimana kehidupan manusia pada zaman logam? Berikut sudah dirangkum informasi selengkapnya termasuk tentang peninggalan zaman logam dan fungsinya. Simak sampai habis, ya!

BACA JUGA: Zaman Megalitikum: Pengertian, Ciri, Sejarah & Peninggalannya

Mengenal sejarah zaman logam

zaman logam
Organisasi

Sebelumnya sudah disampaikan, zaman logam merupakan salah satu periode dari zaman prasejarah. Sekadar informasi, zaman prasejarah adalah zaman ketika orang belum mengenal sejarah atau zaman sebelum sejarah. Zaman logam sendiri diperkirakan dimulai pada 3000 SM (sebelum Masehi) dan menjadi periode akhir dari zaman prasejarah. 

Dikutip dari Modul Sejarah Indonesia X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kehidupan manusia pada zaman logam mengalami kemajuan dibandingkan dengan periode prasejarah sebelumnya. Sebab pada masa ini, manusia tidak hanya membuat peralatan dari batu, namun telah mengembangkan keterampilannya untuk membuat berbagai alat dari logam.

Zaman logam sendiri juga dikenal sebagai zaman perundagian. Nama lain zaman logam ini berasal dari kata “undagi” yang memiliki arti seseorang yang ahli atau terampil dalam suatu bidang tertentu. Misalnya pada masa ini lahir orang-orang yang terampil dalam membuat perkakas dari logam.

BACA JUGA: Zaman Mesolitikum: Kebudayaan, Ciri-Ciri dan Peninggalannya

Ciri-ciri zaman logam

zaman logam
Insan Pelajar

Berdasarkan penjelasan soal pengertian dan sejarah zaman logam, dapat diuraikan ciri-ciri kehidupan manusia pada masa itu sebagai berikut.

  • Manusia mulai membuat perkakas atau peralatan dari logam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini terjadi seiring dengan berkembangnya kebutuhan hidup manusia yang berdampak pada dibutuhkannya peralatan yang semakin kompleks.
  • Manusia hidup secara menetap dan berkelompok di suatu daerah hingga membentuk kampung dan desa. Mereka juga telah mengenal sistem pemilihan pemimpin kelompok melalui jalan musyawarah. Singkatnya kehidupan sosial di masa ini sudah semakin teratur.
  • Telah mengenal perdagangan dengan memanfaatkan sistem barter. Umumnya barang yang digunakan merupakan barang yang dianggap berharga, seperti perhiasan dan peralatan seperti nekara yang terbuat dari perunggu.
  • Sistem pertanian semakin maju. Manusia kala itu tidak hanya mampu bercocok tanam namun juga dapat mengolah sawah. Hasil panen dari pertanian tersebut kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup di samping juga diperdagangkan.

BACA JUGA: Zaman Paleolitikum: Pengertian, Ciri-Ciri, Hasil Kebudayaannya

Pembagian zaman logam

zaman logam
Kumparan

Zaman prasejarah zaman logam di Indonesia juga umum dikenal sebagai zaman perunggu. Hal ini berkaitan dengan banyak ditemukannya perkakas dari perunggu. Sementara itu, menurut perkembangannya, zaman logam yang menandai berakhirnya zaman batu ini terbagi menjadi tiga periode.

Ketiga periode tersebut meliputi zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Namun menurut para ahli sejarah dan arkeologi, manusia prasejarah di Indonesia tidak mengalami zaman tembaga. Adapun berikut adalah penjelasan tentang periodisasi zaman logam selengkapnya.

1. Zaman tembaga

Zaman tembaga merupakan periode pertama di mana manusia mulai mengenal logam sebagai bahan untuk membuat peralatan sehari-hari. Namun para ahli menyebut tidak ditemukan peninggalan dari zaman tembaga di Indonesia. Oleh karenanya disimpulkan bahwa Indonesia tidak mengalami periode prasejarah satu ini. Sementara beberapa negara yang mengalami zaman tembaga di antaranya adalah Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

2. Zaman perunggu

Periode berikutnya adalah zaman perunggu. Sesuai dengan namanya, pada periode ini manusia membuat berbagai peralatan berbahan perunggu yang merupakan jenis logam dari campuran tembaga dan timah putih. Umumnya, campuran tembaga dan timah menggunakan skala 3:10 untuk menghasilkan logam perunggu yang lebih keras.

Peralatan perunggu yang dibuat masyarakat kala itu terbagi menjadi dua, yaitu peralatan untuk keperluan sehari-hari dan peralatan untuk ritual pemujaan roh nenek moyang. Adapun beberapa peninggalan zaman perunggu di Indonesia adalah nekara, kapak corong, dan bejana perunggu.

3. Zaman besi

Periode zaman logam yang terakhir adalah zaman besi. Penemuan berbagai peralatan yang terbuat dari besi sekaligus menunjukkan bahwa saat itu manusia telah memiliki keterampilan untuk melebur biji besi. Sekadar informasi, peleburan besi lebih sulit jika dibandingkan dengan peleburan tembaga dan perunggu lantaran membutuhkan panas yang sangat tinggi, yakni sekitar 3.500 derajat Celcius.

Peninggalan zaman besi di Indonesia didominasi oleh alat untuk mendukung kebutuhan sehari-hari. Di antaranya yaitu kapak, pisau, sabit, pedang, dan cangkul. 

BACA JUGA: Zaman Neolitikum: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Peninggalannya

Teknik pembuatan alat logam

Museum Nusantara

Secara umum, ada dua teknik pembuatan peralatan pada zaman logam, yaitu teknik bivalve dengan cetakan batu atau disebut teknik dua setangkup dan teknik a cire perdue yang menggunakan cetakan tanah liat dan lilin. Teknik a cire perdue juga dikenal sebagai teknik cetak tuang. Untuk lebih jelasnya, berikut uraian tentang langkah-langkah pembuatan alat logam dengan kedua teknik tersebut.

1. Teknik bivalve

Teknik bivalve atau teknik dua setangkup merupakan cara pembuatan peralatan logam menggunakan cetakan dengan model yang ditangkupkan. Hal ini membuat benda logam yang dihasilkan memiliki rongga di dalamnya. Namun kelebihan teknik ini adalah cetakannya dapat digunakan berulang kali.

Adapun langkah pembuatan alat dengan teknik bivalve adalah sebagai berikut.

  • Pertama, proses pembuatan alat dimulai dengan membuat cetakan model.
  • Kemudian, logam yang sudah dicairkan atau dileburkan dituangkan ke dalam cetakan.
  • Cetakan lalu ditangkupkan dan biarkan hingga logam dingin.
  • Terakhir cetakan dibuka dan benda logam dapat dilepaskan dari cetakan.

2. Teknik a Cire Perdue

Teknik berikutnya yaitu a cire perdue atau cetak tuang. Jika dibandingkan dengan teknik bivalve, teknik cetak tuang akan menghasilkan benda dengan detail yang lebih sempurna. Sayangnya cetakan pada teknik ini hanya dapat digunakan satu kali. Sementara proses pembuatan alat logam dengan teknik a cire perdue meliputi langkah-langkah berikut.

  • Pertama adalah membuat cetakan model menggunakan lilin yang kemudian dilapisi dengan tanah liat.
  • Setelah tanah liat mengeras, kemudian dipanaskan dengan api sehingga lilin mencair.
  • Berikutnya cairan logam dimasukkan ke dalam cetakan dan dibiarkan hingga dingin.
  • Cetakan tanah liat kemudian dipecahkan untuk melepas alat yang dibuat.

BACA JUGA: Pithecanthropus Erectus: Sejarah, Penemuan & Kontroversinya  

Peninggalan zaman logam di Indonesia

BBC

Telah disampaikan sebelumnya bahwa Indonesia hanya mengalami zaman perunggu dan zaman besi. Hal itu berdasarkan pada penemuan peninggalan hasil kebudayaan berupa peralatan dari perunggu dan besi. Sementara hasil kebudayaan berupa peralatan tembaga tidak ditemukan.

Di sisi lain, peninggalan zaman logam di Indonesia didominasi oleh peralatan yang terbuat dari perunggu,. Hal ini menunjukkan peran penting zaman perunggu dalam perkembangan peradaban manusia di masa prasejarah di Tanah Air. Kondisi tersebut juga menyebabkan zaman logam di Indonesia disebut juga sebagai zaman perunggu.

Sementara, berikut adalah beberapa alat zaman logam dan fungsinya yang ditemukan di Indonesia. Sedulur juga dapat melihat peninggalan zaman logam di museum zaman logam atau museum purbakala, misalnya Museum Gedong Arca yanga da di Gianyar, Bali.

a. Nekara perunggu

Adalah sebuah benda berupa genderang besar yang memiliki fungsi sebagai simbol status sosial dan perlengkapan untuk upacara kematian dan upacara kesuburan. Nekara juga digunakan dalam ritual pemanggilan hujan dan roh leluhur. Alat yang juga disebut sebagai moko ini banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa-Bali.

b. Kapak corong

Kapak corong atau juga disebut sebagai kapak perunggu merupakan alat perkakas yang ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Selayar, dan Irian. Umumnya alat ini digunakan untuk mendukung aktivitas di pertanian di samping juga berfungsi dalam upacara.

Hasil kebudayaan perunggu ini ditemukan di Sumatera dan Madura. Biasanya bejana perunggu digunakan sebagai wadah dalam upacara pemujaan dan juga menjadi tempat untuk minum.

c. Berbagai peralatan besi

Selain alat-alat yang terbuat dari perunggu, ditemukan pula sejumlah alat besi sebagai hasil kebudayaan dari zaman logam. Beberapa alat besi yang ditemukan di Indonesia adalah mata kapak dengan tangkai kayu, pisau, sabit, pedang, dan cangkul. Peralatan ini banyak ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Demikian tadi pembahasan tentang salah satu periode zaman prasejarah, yaitu zaman logam atau zaman perundagian. Dapat dipahami bahwa pada masa ini kehidupan manusia mengalami kemajuan terutama dalam keterampilan membuat peralatan. Selain itu sudah dipaparkan pula sejarah dan peninggalan zaman logam di Indonesia. Nah, semoga informasi ini bisa membantu Sedulur untuk mengenal peradaban manusia di zaman prasejarah, ya!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.