megalitikum

Megalitikum merupakan salah satu periode pada zaman batu dari masa prasejarah. Diketahui, masa prasejarah dibagi menjadi dua periode, yaitu zaman batu dan zaman logam. Zaman batu kemudian dibagi kembali menjadi empat periode, yakni paleolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan megalitikum. Adapun pada artikel kali ini, Super akan mengulas tentang megalitikum.

Secara etimologi, pengertian megalitikum adalah zaman batu besar. Nama tersebut sesuai dengan peninggalan dari hasil kebudayaan megalitikum yang berupa peralatan dari batu-batu besar. Lantas, apa saja peninggalan zaman megalitikum? serta bagaimana ciri kehidupan manusia pada masa tersebut? Berikut rangkuman informasi selengkapnya.

BACA JUGA: Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia, Terlengkap

Mengenal zaman batu

megalitikum
Kompas

Sebelum masuk ke pembahasan tentang megalitikum, ada baiknya Sedulur menyimak informasi tentang zaman batu terlebih dahulu. 

Dihimpun dari berbagai sumber, zaman batu adalah masa di mana manusia menggunakan peralatan dan perkakas yang terbuat dari batu di samping tulang dan kayu untuk menunjang kehidupannya. Oleh karenanya, peninggalan dari zaman batu lebih banyak berupa peralatan dan perkakas batu. 

Adapun zaman batu terbagi menjadi empat periode, yaitu paleolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan megalitikum. Secara sederhana, paleolitikum diartikan sebagai zaman batu tua. Kala itu manusia membuat perkakas sederhana dari batu yang masih kasar. Berikutnya adalah mesolitikum atau zaman batu tengah di mana manusia mulai membuat peralatan batu yang halus.

Periode yang ketiga adalah neolitikum atau zaman batu muda. Pada masa ini manusia semakin inovatif dalam membuat perkakas batu. Di samping itu, mereka juga hidup menetap dan melakukan kegiatan bercocok tanam.

Terakhir, zaman batu ditutup dengan periode megalitikum sebelum nantinya berlanjut ke zaman logam. Megalitikum sendiri juga dikenal dengan nama zaman batu besar karena manusia mulai membuat perkakas atau bangunan besar dari batu yang kebanyakan diperuntukkan sebagai tempat sembahyang. Adapun pembahasan tentang zaman megalitikum akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.

BACA JUGA: Zaman Mesolitikum: Kebudayaan, Ciri-Ciri dan Peninggalannya

Zaman megalitikum

megalitikum
Liputan 6

Dikutip dari Modul Sejarah Indonesia Kelas X Kemdikbud, nama megalitikum adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu mega yang berarti besar dan lithos yang artinya batu. Oleh karenanya, zaman megalitikum disebut juga zaman batu besar.

Zaman batu besar sendiri salah satunya ditandai dengan hasil kebudayaan berupa perkakas atau bangunan dari batu besar. Barang-barang tersebut umumnya ditujukan sebagai tempat beribadah karena pada masa ini manusia juga telah mengenal sistem kepercayaan dengan memuja roh nenek moyang.

Sementara mengutip dari Kompas.com, terdapat beberapa teori tentang awal perkembangan tradisi pada periode batu besar ini. Ada yang menyebut bahwa kebudayaan ini berasal dari wilayah Laut Tengah. Sedangkan ada pula yang beranggapan bahwa tradisi ini berasal dari Mesir.

Namun teori yang diakui mengenai asal mula tradisi megalitik adalah teori dari Von Heine Geldern. Ia mengatakan bahwa tradisi tersebut berasal dari daerah Tiongkok Selatan dan kemudian disebarkan oleh bangsa Austronesia.

Budaya megalitikum

Tribun Travel

Sementara itu, masih mengutip dari Kompas.com, budaya megalitikum dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan bentuk peninggalan dan masanya, yaitu sebagai berikut.

  • Megalith tua atau megalitik tua yang menyebar ke Indonesia pada 2500-1500 SM. Kebudayaan ini dibawa oleh pendukung kebudayaan kapak persegi.
  • Megalith muda atau megalitik muda, kebudayaan yang menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu atau 1000 – 100 SM dan dibawa oleh pendukung kebudayaan dongson.
  • Kebudayaan dari masa prasejarah yang umumnya berupa monumen yang sudah tidak digunakan lagi.
  • Kebudayaan megalitikum yang berlanjut dan ditemukan di daerah Nias, Toraja, Sumba, Sabu, dan Flores Timor.

BACA JUGA: Zaman Paleolitikum: Pengertian, Ciri-Ciri, Hasil Kebudayaannya

Ciri-ciri

National Gegraphic Indonesia

Berdasarkan uraian tentang pengertian zaman megalitikum yang telah disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa manusia zaman megalitikum mulai membuat bangunan besar dari batu untuk keperluan ibadah. Hal ini juga menunjukkan bahwa manusia pada masa itu telah mengenai sistem kepercayaan.

Sementara, megalitikum ciri-ciri selengkapnya adalah sebagai berikut, sebagaimana dirangkum dari Kompas dan Kumparan.

  • Berkembang dari zaman neolitikum atau zaman batu muda hingga zaman logam.
  • Menggunakan dan meninggalkan kebudayaan berupa perkakasa atau bangunan dari batu besar.
  • Manusia zaman megalitikum hidup secara menetap di suatu wilayah.
  • Mengenal sistem food producing atau menghasilkan makanan dengan cara bercocok tanam dan beternak.
  • Selain membuat perkakas dari batu, manusia pada masa ini juga mulai memanfaatkan logam.
  • Sudah mengenal sistem kepercayaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan dinamisme).

BACA JUGA: Zaman Neolitikum: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Peninggalannya

Megalitikum peninggalan

Good News From Indonesia

Disampaikan sebelumnya, peninggalan kebudayaan megalitikum adalah berupa peralatan dan bangunan yang terbuat dari batu besar. Di samping itu, kebanyakan hasil kebudayaan dari zaman ini merupakan perlengkapan untuk upacara penyembahan roh nenek moyang. Berikut adalah beberapa hasil kebudayaan zaman batu besar yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Menhir

Peninggalan megalitikum yang pertama adalah menhir. Sederhananya, menhir merupakan sebuah tugu atau tiang yang dibangun dari batu besar sebagai bentuk penghormatan kepada arwah nenek moyang. Selain menjadi tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang, menhir juga dijadikan tempat untuk memperingati kepala suku atau anggota kelompok yang sudah meninggal. Di samping itu, menhir juga digunakan untuk mengikat binatang sebagai persembahan kepada roh nenek moyang.

2. Dolmen

Masih berkaitan dengan pemujaan terhadap roh nenek moyang, manusia di zaman batu besar juga menghasilkan kebudayaan berupa dolmen. Peninggalan berupa meja batu besar dengan permukaan rata dan difungsikan sebagai tempat untuk meletakkan sesaji. Dolmen juga disebut menjadi tempat duduk ketua suku dalam rangka memperoleh berkat dari para leluhur.

3. Punden berundak

Peninggalan selanjutnya adalah punden berundak yang juga dikenal sebagai pundek barudak atau punden berundak-undak. Hasil kebudayaan berupa bangunan bertingkat ini dijadikan tempat untuk memuja roh nenek moyang. Dalam perkembangannya, bentuk punden berundak memiliki kemiripan dengan candi maupun fondasi bangunan keraton.

4. Kubur peti batu

Sesuai namanya, peninggalan ini berupa sebuah peti berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk meletakkan jenazah, terutama pimpinan kelompok. Kubur peti batu ini kemudian dipendam di dalam tanah.

5. Waruga

Waruga merupakan hasil kebudayaan kubur batu zaman megalitikum. Umumnya waruga memiliki ciri berupa berbentuk kubus dengan tutup atau sisi atas menyerupai atap rumah. Peninggalan ini disebut banyak ditemukan di daerah Minahasa.

6. Sarkofagus

Hasil peninggalan zaman batu besar berupa peti jenazah selanjutnya adalah sarkofagus. Peti jenazah ini memiliki ciri berbentuk seperti lesung dan memiliki tutup di bagian atasnya. Adapun sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali.

7. Patung atau arca

Hasil peninggalan zaman batu besar yang terakhir adalah patung atau arca. Patung yang berbentuk menyerupai manusia atau binatang ini memiliki fungsi sebagai simbol pemujaan kepada nenek moyang. Tak hanya itu, patung atau arca batu dari zaman megalitikum juga disebut mewakili wujud nenek moyang.

Demikian pembahasan tentang zaman megalitikum atau zaman batu besar beserta peninggalan dari kebudayaan pada masa tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pada zaman batu besar, manusia tidak hanya membuat perkakas dari batu namun juga mulai hidup secara menetap dan mengenal sistem kepercayaan. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk Sedulur ya!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.