Pernahkah Sedulur mendengar tentang Hisashi Ouchi? Nama ini adalah sosok pria yang dipaksa untuk tetap hidup tersiksa meski tubuhnya menderita karena dampak radiasi tinggi. Pria ini terpapar radiasi tinggi setelah terjadinya kecelakaan nuklir di tahun 1999. Hisashi menderita karena paparan ini namun pihak rumah sakit justru memanipulasi dan menjaganya tetap hidup demi penelitian.

Experiment Hisashi Ouchi ini dinilai sebagai salah satu penelitian yang paling kejam dan tidak manusiawi dalam dunia medis. Demi mengetahui dampak dari radiasi tingkat tinggi terhadap tubuh manusia, Ouchi dipaksa untuk hidup meski menderita dan ingin menyerah. Penasaran dengan kisah dan gambar Hisashi Ouchi yang jadi korban percobaan ini? Simak kisah lengkapnya berikut ini.

BACA JUGA: Energi Alternatif, Pengertian,Contoh & Cara Cegah Pemborosan SDA

Pembangkit Nuklir Tokaimura

wikipedia

Pembangkit nuklir merupakan hal vital bagi masyarakat Jepang yang minim akan sumber daya. Demi menghemat impor daya listrik, Jepang bertumpu pada keberadaan pembangkit nuklir. Tokaimura merupakan salah satu area yang strategis bagi pembangkit listrik tenaga nuklir, sehingga terdapat beberapa fasilitas nuklir di sana yang beroperasi termasuk salah satunya pembangkit yang dikelola oleh JCO.

JCO adalah perusahaan yang memasok reaktor penelitian dan bahan bakar penelitian. Pada saat terjadinya kecelakaan tahun 1999 itu, 3 orang teknisi yang masih minim pengalaman sedang mengejar tuntutan untuk menyiapkan uranil nitrat yang akan dikirimkan pada tanggal 30 setiap bulannya. Hal ini dilakukan dengan cara memperkaya uranium oksida dengan asam nitrat.

BACA JUGA: Ini Arti Yamete Kudasai dalam Bahasa Indonesia & Istilah Bahasa Jepang Lainnya

Kecelakaan Tokaimura dan Tragedi Hisashi Ouchi

reddit

Karena waktu yang mepet, Ouchi dan kedua teknisi lainnya melakukan cara-cara tertentu untuk mempermudah dan mempercepat proses pembuatan uranil nitrat. Alih-alih mengikuti pedoman dari organisasi Science and Technology Agency (STA), ketiga teknisi ini justru mencampur bahan bakar menggunakan ember stainless steel tanpa mengetahui bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan oleh STA.

Selain itu, tempat penyimpanan uranil nitrat berada di tabung tinggi dan sempit yang didesain untuk menjaga agar tidak terjadi kecelakaan kritis. Semestinya penyimpanan uranil nitrat ini dilakukan dengan cara memasukkannya ke dalam buffering tank sebelum dipompa ke dalam tabung penyimpanan atau tabung presipitasi dengan jumlah sedikit-sedikit.

Tak memahami aturan ini, Ouchi dan kedua teknisi lainnya justru menuangkan uranil nitrat dari ember langsung ke dalam tabung presipitasi hingga mencapai titik kritis melebihi kapasitas tangki yang dianjurkan oleh STA. Jumlah yang dituangkan Ouchi dan temannya ke dalam tangka presipitasi mencapai tujuh kali jumlah yang disarankan dalam pedoman STA. Ketidaktahuan Ouchi dan temannya ini akibat pedoman dari JCO yang mengabaikan kebijakan pengamanan.

Akibat dari tangki berkapasitas melebihi aturan ini, terjadi Cherenkov radiation atau yang tampak seperti kilatan cahaya biru. Saat radiasi ini terjadi, Ouchi berada di dekat tangki, salah satu temannya berdiri di platform yang tak jauh dari situ dan satu teknisi lain duduk di meja yang berjarak 4 meter dari tangki.

Alarm radiasi gamma berbunyi menandakan kecelakaan yang terjadi, hal ini menyadarkan Ouchi dan kedua teknisi lainnya bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan harus segera evakuasi. Akan tetapi dampak radiasi membuat mereka mual dan kesulitan bernafas. Ouchi yang berada paling dekat dengan tangki mengalami kesulitan bergerak dan kehilangan kesadaran.

Pekerja medis datang tak lama kemudian untuk menyelamatkan Ouchi dan kedua teknisi lainnya, melarikan mereka ke rumah sakit terdekat. Pekerja di situs nuklir pun segera dievakuasi demi mencegah paparan radiasi yang berbahaya pada mereka. Radiasi akhirnya berhasil dihentikan keesokan harinya dengan cara mengosongkan air dari lapisan pendingin tangka presipitasi dan menuangkan boric acid ke dalam tangki untuk menyerap neutron dan menurunkan isi tangki ke kadar di bawah kritis.

BACA JUGA: Cara Belajar Bahasa Korea Sendiri dengan Cepat untuk Pemula

Perawatan Hisashi Ouchi

Dilarikan ke rumah sakit bukan akhir dari penderitaan Ouchi. Sebagai manusia yang berada paling dekat dengan tangki presipitasi, Ouchi menerima paparan radiasi hingga 17 Sv, temannya Shinohara yang berdiri di platform dan membantu proses penuangan mengalami radiasi 10 Sv, sedangkan Yokokawa yang berada 4 meter dari kejadian menerima radiasi sebanyak 3 Sv. Perlu Sedulur ketahui bahwa radiasi di atas 10 Sv sangatlah mematikan bagi manusia. Wajah Hisashi Ouchi pun mendapat luka bakar tingkat tinggi yang membuatnya hampir tak dapat dikenali.

Saat mencapai rumah sakit, kondisi Ouchi sudah sangat parah. Angka sel darah putih dalam tubuhnya bahkan mendekati 0 yang artinya ia tak memiliki daya imun tubuh sehingga rentan terkena berbagai penyakit serta virus di rumah sakit. Ia juga seperti penderita paparan radiasi lain, mengalami luka bakar. Jika Sedulur mencari kata kunci Hisashi Ouchi radiation burns Japan, Sedulur akan melihat bagaimana wujud luka bakar akibat radiasi.

Pria berusia 35 tahun ini menjalani eksperimen perawatan kanker baru yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel darah putih di tubuhnya. Perawatan ini dilakukan dengan cara transplantasi stem cell dari tubuh saudara perempuannya. Awalnya, transplantasi ini membuahkan hasil dan berhasil meningkatkan sel darah putih dalam tubuh Ouchi. Sayangnya hal ini tak berlangsung lama, sel darah putih yang diproduksi ternyata termutasi oleh sisa radiasi dalam tubuh Ouchi. Hal ini justru menyebabkan reaksi autoimun yang memperburuk kesehatan Ouchi.

Meski begitu, pihak rumah sakit terus menjaga Ouchi agar tetap hidup melalui berbagai cara. Bahkan saat jantung Ouchi berhenti berdetak, tim medis menghidupkannya kembali dan memaksa Ouchi untuk tetap hidup. Kondisi berat ini membuat Ouchi begitu menderita hingga ia memohon untuk berhenti dan menyatakan bahwa dirinya bukanlah kelinci percobaan.

Melansir dari Hisashi Ouchi documentary, pria korban radiasi ini akhirnya tutup usia setelah 83 hari menjalani perawatan di rumah sakit. Kematiannya disebabkan oleh kegagalan multi-organ yang tak bisa diperbaiki oleh tim medis.

Perjuangan Hisashi Ouchi 83 days memang membuat pilu. Meski menanggung kerusakan berat akibat radiasi dan tidak memiliki harapan hidup, akan tetapi tim medis serta keluarga memaksa agar Ouchi tetap hidup. Teman Ouchi yang terkena paparan radiasi hingga 10 Sv dan 3 Sv mengalami nasib yang berbeda.

Shinohara, teman Ouchi yang menderita paparan radiasi hingga 10 Sv akhirnya tutup usia setelah 7 bulan menjalani perawatan. Sedangkan Yokokawa berhasil pulih dan kembali menjalani hidup.