cerita tentang domba dan serigala

Salah satu cara yang bagus untuk mengantar anak tidur di malam hari adalah dengan membacakan dongeng hewan. Dimana, Sedulur bisa mencoba cerita tentang domba dan serigala yang sudah sangat terkenal.

Tidak hanya menarik dijadikan dongeng untuk menghibur, cerita tentang domba dan serigala juga baik untuk memberikan nilai serta pesan moral untuk si kecil. Jika Sedulur sedang mencari cerita dongeng tersebut, maka kamu berada di tempat yang tepat. Karena kami sudah menyiapkan cerita dongeng domba dan serigala yang seru berikut ini.

BACA JUGA: Dongeng Anak Kucing dan Tikus untuk Cerita Sebelum Tidur

Dongeng Serigala dan Tujuh Anak Domba

dongeng semut dan merpati

Cerita tentang domba dan serigala yang pertama adalah mengangkat kisah Serigala dan Tujuh Anak Domba dari negara Jerman. Cerita ini diterbitkan pada tahun 1812 oleh Brothers Grimm dan menjadi salah satu dongeng paling terkenal di dunia. Berikut ini ceritanya.

1. Hiduplah tujuh anak domba di hutan

Suatu hari, sang ibu ingin pergi ke pasar untuk menjual mentega yang dia buat, tapi dia harus meninggalkan anak-anaknya di rumah sendirian. Dia kemudian akan mencoba mengajari mereka pelajaran tentang pengalaman hidupnya.

“Sayangku, aku akan pergi ke pasar. Jangan bukakan pintu untuk orang asing. Berhati-hatilah. Serigala memiliki suara yang dalam dan kaki yang berwarna abu-abu. Oh anakku sayang, serigala bisa memakan kalian semua!” ujar sang ibu domba.

“Baik, Ma. Saat kau pulang, perlihatkan kakimu. Jika kami yakin itu adalah kakimu, kami akan membuka pintunya” jawab anak-anak domba.ibu domba kemudian berangkat setelah mencium semua anak-anaknya.

2. Muncul serigala serigala jahat

Sementara itu, ada seekor serigala jahat sedang berjalan-jalan di hutan, mencari mangsa. Serigala itu bersembunyi di balik pohon, dengan sabar dia menunggu ibu domba pergi meninggalkan rumah.Begitu ibu domba pergi, serigala jahat mengetuk pintu rumah. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini.

“Knock… Knock…” bunyi serigala yang mengetuk pintu.“Siapa itu?” tanya anak-anak domba di dalam rumah.“Anak-anakku sayang, ini aku, ibumu. Aku membawakan buah-buahan yang sangat enak untuk kalian. Bukakan pintunya!” kata serigala yang berbohong.

“Hei tunggu, aku tahu suara itu! Itu suara si serigala. Ingat apa yang Mama bilang!” ucap salah satu anak domba.

3. Taktik serigala menyamar jadi ibu domba

Karena serigala tidak bisa masuk , dia mengetuk pintu untuk mencoba kesempatannya lagi.“Knock… Knock…” dombaku sayang, aku terjebak di luar. Ayo, bukakan pintunya. Aku sangat lelah. Aku membawakan banyak makanan untukmu. Kenapa kau membuat ibumu menunggu di luar?” ujar serigala yang kali ini meninggikan suaranya agar terdengar seperti ibu domba.

“Itu terdengar seperti suara Mama, tapi kita harus yakin. Ma, tolong julurkan kakimu ke bawah pintu. Ingat apa yang sudah kita bicarakan? Perlihatkan kakimu.” minta salah satu anak domba.

Serigala kemudian menjulurkan kakinya. Tentu saja, setelah melihat kaki yang gelap, domba-domba menyadari kalau itu adalah kaki serigala.

“Pergi kau! Kau bukan Mama kami. Kaki Mama berwarna putih, putih seperti salju. Kami tidak akan membuka pintu ini! Tidak akan!” teriak domba yang tertua.

4. Kelicikan serigala dilawan kecerdikan para domba

domba-domba kecil berkumpul dan saling membisikan rencana satu sama lain. Mereka semua memiliki tugas yang berbeda-beda. Dengan semangat, serigala mengetuk pintu lagi dengan kaki putihnya yang dilumuri tepung.

“Knock… Knock…”Kali ini serigala yakin bisa menipu domba-domba itu!

“Anak-anak, ayo! Aku ibu kalian! Lihat apa yang kubawa untukmu. Jika kau buka pintunya, aku punya hadiah untuk kalian semua, ini kakiku yang seputih salju. Lihat dari bawah pintu. Kau lihat itu? Kau bisa lihat kakiku yang seputih salju ini?” ujar serigala sambil memasukkan kakinya ke lubang pintu.

Saat para domba melihat kaki itu dengan hati-hati, mereka menyadari kakinya terlalu besar untuk kaki ibu mereka.

“Benar, kakinya berwarna putih tapi sangat besar! Saudara-saudaraku, itu si serigala, bukan Mama kita.

Ayo kita laksanakan rencana kita.” bisik salah satu domba.“Baik, Ma. Aku akan membukakan pintunya sekarang.” ujar domba kecil yang menunggu di dekat pintu.

5. Serigala terjebak dalam siraman saus cabai

Seperti yang sudah direncanakan, mereka semua bersembunyi di tempat yang beda-beda. Ada yang bersembunyi di bawah selimut, di bawah tempat tidur, di dalam lemari, di dalam oven, ada yang sembunyi di balik gorden, dan ada yang pergi ke atap.

Akhirnya, si domba kecil yang tahu ini sudah waktunya, perlahan menarik tali yang diikatkan ke pintu, dari dalam jam besar di ruang tengah tempat dia bersembunyi dan pintunya pun terbuka.

“Pintunya sudah dibuka! Kau boleh masuk.”“ngeeek” bunyi suara pintu yang menandakan serigala sudah masuk ke dalam rumah.

Namun serigala kaget menemukan rumah itu kosong. Dia tidak melihat satu domba pun! Tiba-tiba, serigala melihat ada yang bergerak di bawah selimut. Serigala perlahan maju ke sana, menjulurkan tangannya. Dia mengangkat selimut itu.

“Kena kau! Kau pikir kau bisa menipuku? Tidak ada yang bisa melarikan diri dariku.” ujar serigala yang berusaha mencengkram anak domba.

“Nih rasakan!” ujar domba tertua yang bersembunyi di bawah selimut. Di tangannya ada botol cabai pedas.

6. Mengalami luka parah, serigala pun menyesal

“Aaaarghhhh…..!!! Aaaaaghhh….!!!” teriak serigala yang kesakitan karena matanya terkena cabai.Dan domba di bawah tempat tidur menuang sebotol minyak di kaki serigala. Tumpahan minyak ada di mana-mana.

“Aaaaaaghhhh…. Aaaiiii….. Aarghh!” teriak serigala dengan wajah yang terbakar, jadi ia tidak bisa berdiri di lantai yang licin dan jatuh di lantai.Karena berlumur minyak, serigala itu berguling ke arah pintu mencoba untuk kabur.

“Tolong! Tolong! Aku terbakar, aku terbakar! Apa tidak ada yang bisa menolongku? Mataku, mataku terbakar, aku tidak bisa melihat apa-apa.” mohon serigala.

“Tangkap serigala jahat itu dan hukum dia! Dia harus tahu apa akibatnya jika dia mencoba menipu kita!” ujar anak domba yang bersembunyi di dalam jam besar.

Mendengar suara itu, yang lain mulai melempari serigala dengan tomat yang mereka simpan di ruang tengah dari dalam lemari pendingin dan juga kelereng yang mereka mainkan ke arah serigala.

Cara ini dilakukan agar serigala tidak bisa lari di lantai yang licin. Domba yang berada di atap menuang seember air dingin di atas kepala serigala yang kesulitan mencoba keluar. Serigala itu berusaha menyelamatkan dirinya.

“Aku tidak akan pernah lagi datang ke rumah itu. Aku terbakar karena cabai yang mereka lempar ke wajahku, aku kedinginan karena air dingin dan berlumuran tomat. Aku adalah tomat yang beku!” kata serigala yang mengeluh.

“Aku tidak pernah membayangkan domba-domba kecil akan bisa menipuku. Apakah aku sudah terlalu tua atau domba-domba itu sudah jadi sangat pintar!” ujar serigala yang berbicara dengan diri sendiri.

7. Ibu domba pulang dan kaget melihat rumahnya

Menjelang malam, ibu domba kembali dari pasar. Dia membawakan buah-buahan dan sayuran untuk anak-anak domba agar mereka sehat. Masing-masing mendapat buah yang berbeda. ibunya tidak melupakan satupun dan memilihnya dengan hati-hati.

Saat dia tiba di depan pintu, dia melihat jalan masuknya basah. Dia melihat ke atas dan tidak ada awan di langit dan tadi tidak hujan. Dia mengetuk pintu dan memanggil ketujuh anak dombanya.

“Anak-anakku, aku pulang, buka pintunya. Aku sangat lelah dan ada banyak tas di tanganku, aku juga punya kejutan untukmu.” ujar ibu domba.

“Perlihatkan kakimu!” ucap salah satu anak domba.ibu domba menjulurkan kakinya di bawah pintu. Dan domba-domba kecil langsung bisa mengenali suara dan kaki ibunya. Mereka langsung membuka pintu.Sang ibu domba pun berteriak karena kaget saat dia masuk ke dalam rumah.

Rumah itu sangat berantakan. Cabai dan tomat bertebaran di lantai dan perabotan berantakan. ibu domba sangat ketakutan!

“Astaga, apa yang terjadi dengan rumah ini? Apa ini? Ada cabai dan tomat di mana-mana! Apa kalian baik-baik saja?” tanya ibu domba yang panik.domba-domba kecil kemudian menceritakan apa yang terjadi pada mereka satu persatu. Sang ibu sangat sedih tapi juga sangat bangga pada anak-anaknya.

Sekali lagi, sang ibu menyadari betapa pintarnya mereka.Kemudian, bersama-sama mereka membersihkan rumah dan makan malam.

“Anak-anak yang pintar. Aku sangat menyayangi kalian. Hari ini kalian sangat hebat. Kalian bekerja sama dan mengalahkan serigala jahat. Aku sangat bangga pada kalian! Ini sangat membuatku bahagia bisa menjadi ibu dari domba-domba yang pintar!” ujar ibu domba sambil mencium dan memeluk mereka satu persatu.

8. Polisi hutan akhirnya menangkap serigala

Keesokan harinya mereka pergi ke polisi untuk melaporkan serigala itu. Mereka memberitahu polisi hutan tentang apa yang terjadi. Polisi hutan memberi selamat kepada para domba kecil atas keberanian dan kepintaran mereka.

Dia bahkan memberitahu bahwa mereka bisa jadi polisi hutan saat besar nanti.Para domba sangat senang mendengar itu!Serigala itu ditangkap dan dibuang ke tempat yang jauh, dia dihukum untuk tidak pernah kembali lagi. Ketujuh domba kecil hidup bahagia, saling melindungi seperti yang selama ini diajarkan oleh ibu mereka.

BACA JUGA: Dongeng Kancil dan Merak, Ajarkan Anak Agar Tak Sombong

Dongeng Serigala dan Anak Gembala Domba

dongeng monyet dan kura-kura
Unsplash/Picsea

Selain cerita tentang serigala dan domba. Sedulur juga bisa memberikan dongeng lain seperti serigala dan anak gembala domba yang dibuat oleh John Hookham Frere. Cerita ini dijamin tidak kalah seru dengan cerita sebelumnya lho.

1. Hiduplah penggemabala domba di hutan

Di sebuah desa, yang dekat dengan hutan lebat hidup seorang anak laki-laki. Ia sering menggembala domba-domba milik majikannya.

Ia lebih memilih menggembala di hutan ketimbang di desa, karena lebih banyak daun-daun yang jadi makanan domba-domba di sana. Padahal hutan tersebut cukup lebat dan gelap.

Sepanjang hari menunggu domba-dombanya makan, ia menjadi bosan. Untuk mengusir rasa bosan, ia sengaja membawa seruling dan seekor anjing peliharaan.

Jadi, sambil mengawasi domba ia akan menghibur diri dengan meniup seruling atau bermain-main dengan anjing peliharaannya.

2. Berandai-andai serigala muncul

Suatu hari, sambil mengawasi domba-dombanya makan, ia membayangkan sesuatu. Dalam pikirannya, ia berandai-andai jika ada serigala yang muncul dari dalam hutan dan memangsa domba-domba yang dijaganya.

Pikiran ini awalnya membuat takut, tapi si penggembala kecil kemudian teringat dengan pesan majikannya. Kalau ada serigala yang datang, ia harus berteriak sekencang-kencangnya untuk memanggil bantuan.

Warga kampung di sekitar pasti akan datang berbondong-bondong menolong ia dan mengusir serigala. Namun sampai hari ini, hal yang dibayangkannya tidak pernah terjadi.

Selama menggembala domba di hutan, belum ada seekor serigala pun yang mengincar domba-dombanya.

3. Berbohong untuk menjahili warga

Si gembala kecil mulai membayangkan ide jahil. Menurutnya, pasti lucu kalau dia berpura-pura melihat serigala, kemudian menjerit memanggil orang sekampung untuk datang menolong.

Maka, dia pun membuka mulut lebar-lebar dan berteriak, “Serigala! Serigala!”

Dalam sekejap, warga desa pun datang berduyun-duyun, siap melakukan apa pun untuk mengusir serigala jahat. Mereka meninggalkan berbagai pekerjaan penting demi membantu si penggembala. Berbagai alat juga dibawa untuk mengusir serigala sekaligus untuk melindungi diri.

Namun, sesampainya di sana, warga desa hanya menemukan anak gembala yang sedang tertawa terbahak-bahak.

Ternyata, si penggembala menipu mereka dan merasa senang karena ide jahilnya berhasil. Si gembala kecil sangat senang melihat ekspresi  warga yang kaget mendengar ada serigala.

Sadar dibohongi, warga desa pun membubarkan diri dan kembali ke desa melanjutkan aktivitas mereka.

“Aku hanya mengetes, apakah bila serigala nanti datang mengejar domba, kalian mau membantuku mengusir serigala atau tidak,” ujar penggembala kecil, tanpa merasa bersalah.

Ia yang merasa puas kejahilannya berhasil, kembali mengawasi domba.

4. Kebohongan gembala berulang

Beberapa hari kemudian, si gembala kecil mengulangi kejadian itu. Anak penggembala menjerit keras dengan nada panik, “Serigala! Serigala!”

Dan lagi-lagi warga sekampung yang baik hati pun segera datang. Mereka berlari sekencang mungkin agar tidak terlambat memberikan bantuan.

Sayangnya, sekali lagi, yang mereka temukan bukan serigala sedang menyerang domba-domba. Mereka malah mendapati seorang anak penggembala jahil sedang tertawa puas terbahak-bahak sambil memegang perutnya.

Kejadian ini persis sama seperti sebelumnya. “Oh, kamu mengelabui kami!,” geram seorang petani. Petani ini meninggalkan ladangnya begitu mendengar teriakan minta tolong tadi.

“Jangan lakukan itu lagi,” pesan seorang ibu pembuat roti.

“Atau kami tidak akan mempercayaimu lagi,” ancam warga lainnya. Warga desa pun bubar sambil bergumam kesal.

Anak gembala hanya tertawa puas melihat kemarahan mereka.

5. Untuk ketiga kalinya si gembala berbohong lagi

Teguran warga ternyata tidak dipedulikan oleh anak gembala. Besoknya, ia kembali berulang dan berteriak “Serigala! Serigala!” saat tidak ada satu pun serigala yang mendekat.

Meski awalnya warga desa ragu apakah ini benar atau hanya permainan, warga kembali memutuskan datang untuk membantunya.

Hasilnya sama seperti sebelumnya, mereka hanya dijahili oleh si anak gembala. Warga pun bergegas pulang dengan marah karena bosan dipermainkan si penggembala cilik.

Anak gembala masih tidak merasa bersalah, walaupun ia sudah berkali-kali menjahili warga.

6. Hingga akhirnya serigala benar-benar muncul dan buat menyesal

Suatu sore, saat matahari mulai tenggelam, tak disangka seekor serigala benar-benar muncul di pinggiran hutan. Serigala buas itu tampak lapar dan mulai menyambar domba-domba. Anak penggembala yang melihat kejadian tersebut sangat panik dan ketakutan.

Si penggembala lalu berlari terbirit-birit mencari bantuan. “Serigala! Serigala!” teriaknya. Ia berharap ada yang segera datang untuk menolong. Warga desa mendengar teriakan anak gembala. Namun, tidak ada satu pun yang mau datang menghampiri.

“Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata salah satu warga, yakin teriakan itu hanya omong kosong si penggembala, seperti sebelum-sebelumnya.

Serigala itu pun berhasil menerkam banyak daging domba sampai kenyang. Anak gembala tidak berdaya mengusirnya sendirian.

Kini dia menyesal, sadar warga desa tidak datang bukan karena tak ingin membantu. Mereka hanya tidak mau dibohongi lagi oleh kejahilannya.

Si anak gembala pun pulang dengan tangan kosong tanpa domba-domba milik majikannya.

Demikian tadi beberapa dongeng tentang domba dan serigala yang bisa Sedulur ceritakan untuk si kecil. Tak hanya menghibur dan seru, cerita tentang domba dan serigala di atas juga penuh pesan moral. Semoga artikel ini bisa membantumu ya!