tari lilin

Tari Lilin merupakan tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Barat. Tarian ini mempunyai ciri khas pada gerakan penari yang lemah lembut dan menggunakan piring berisi lilin yang menyala sebagai properti utamanya. 

Tarian ini diyakini masyarakat sebagai sebuah tarian yang sudah ada sejak zaman kerajaan terdahulu. Jika Sedulur penasaran tentang sejarah tari Lilin dan bagaimana gerakannya, simak penjelasannya di bawah ini!

BACA JUGA : Tarian Tor Tor: Sejarah, Jenis, Gerakan, Keunikan & Fungsinya

Sejarah

tari lilin

Pada zaman dulu, tarian tradisional ini menjadi salah satu tarian yang dipertujukkan di dalam istana. Agar bisa menampilkan yang terbaik, tari lilin selalu digelar pada malam hari. Berdasarkan sejarah yang diyakini oleh masyarakat Minang, tari tradisional Lilin ini berasal kebudayaan masyarakat di pedalaman Sumatera. Cerita rakyat tersebut bermula saat seorang gadis yang ditinggalkan oleh kekasihnya pergi merantau untuk berdagang. Suatu ketika, gadis itu kehilangan cincin pertunangannya.

Ia lantas mencari cincin pertunangannya karena itu merupakan barang yang sangat berharga. Bahkan, gadis tersebut terus mencari cincin hingga tengah malam dengan menggunakan lilin yang diletakkan di atas piring. Gadis itu pun masih berusaha keras untuk dapat menemukan cincinnya sembari berkeliling mengelilingi pekarangan rumahnya. Dalam proses pencarian cincin tersebut, ia terus membungkukkan badannya untuk dapat menerangi tanah.

Gadis tersebut pun terkadang bergerak dengan meliuk-liuk dan menengadah seperti sedang berdoa, sehingga terlihat seperti sebuah gerakan tari yang sangat indah. Dari peristiwa tersebut, gerakan yang gemulai dan juga luwes itu mulai dikenal di kalangan gadis-gadis desa. Inilah yang menjadi awal sejarah lahirnya tari Lilin di masyarakat Minang.

BACA JUGA : Tari Merak: Sejarah, Makna, Karakteristik, Fungsi & Propertinya

Fungsi

tari lilin
Kompas

Tarian ini hanya akan ditampilkan sebagai tanda rasa syukur masyarakat atas keberhasilan dan pencapaian yang telah didapatkan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, tarian ini beralih fungsi yaitu menjadi tarian yang tak hanya ditampilkan saat ada upacara adat saja, akan tetapi juga ditampilkan untuk menghibur masyarakat.

Selain itu, tari tradisional ini juga kerap kali ditampilkan dalam penampilan selingan pada prosesi acara penyambutan tamu. Dalam berbagai acara tersebut, tari lilin akan ditampilkan setelah penampilan dari tari pasambahan. Bahkan tak jarang tarian ini juga dipertunjukkan untuk menyemarakkan berbagai acara festival budaya hingga pentas seni, dan pesta pernikahan.

Makna

Radarutama

Tari tradisional yang berasa dai Sumatera Barat ini biasanya digelar ketika musim panen akan tiba. Hal ini bermakna sebagai tanda rasa syukur masyarakat kepada dewa dewi dan juga Tuhan. Masyarakat Minang juga menganggap tarian ini sebagai salah satu tarian adat yang sakral. Maka dari itu, pementasan tari ini tidak dapat ditampilkan setiap saat dan juga tidak dapat dilakukan oleh orang sembarangan.

Masyarakat Minang pun percaya bahwa tarian tradisional ini juga mempunyai makna yang mendalam mengenai sejarah terciptanya. Yaitu tentang seorang gadis yang ditinggal merantau oleh kekasihnya dan justru tak sengaja menghilangkan cincin pertunangan mereka. Karena peristiwa itulah dia jadi harus mencari cincin dengan menggunakan lilin pada malam hari.

Pola lantai

Harian Haluan

Dalam pertunjukan tarian ini, penari akan mengenakan pola lantai garis lurus dengan gerakan lemah lembut, gemulai dan akan cenderung lebih pelan. Tari Lilin ini biasanya ditampilkan secara berkelompok oleh penari wanita. Akan tetapi, terkadang tari tradisional ini juga dipentaskan secara gabungan antara penari laki-laki dan perempuan secara bersama-sama.

Pada saat tarian akan ditampilkan, maka penari akan bersiap dengan memegang piring kecil yang sudah ada lilin di atasnya. Lilin tersebut pun dalam keadaan menyala ketika tarian akan dimulai. Setelah itu, penari akan menggerakkan badannya. Mereka juga akan mengayunkan tangan mereka dengan indah dan lemah lembut gemulai dengan mengikuti irama musik pengiring.

BACA JUGA : Tari Serimpi: Sejarah, Makna, Jenis dan Propertinya

Gerakan

Tribun

Gerakan tarian ini pada dasarnya didominasi dan mengedepankan gerakan yang gemulai, pelan dan tentunya lemah lembut. Gerakan tarian ini menunjukkan keanggunan penari dalam kilauan cahaya temaram dari cahaya lilin.

Gerakan lemah lembut ini dilakukan dengan tujuan agar lilin yang dipegang oleh penari tidak jatuh, tidak menetes kemana-mana, serta tentunya terus menyala dan tidak mudah padam. Karena, jika lilin tersebut padam, maka cerita yang terkandung dalam pertunjukan tersebut nantinya akan menjadi berbeda dari cerita sejarahnya.

Tarian ini juga tidak memerlukan banyak gerakan yang rumit, hanya saja para penarinya harus mempunyai konsentrasi dan kewaspadaan yang cukup tinggi. Adapun beberapa gerakan yang dominan dari tari Lilin ini diantaranya adalah gerak memutar badan, gerak meliuk-liuk, gerak mengayunkan tangan dengan lembut, gerak membungkukan badan, dan gerak yang dilakukan seperti orang sedang berdoa.

Properti

Freepik

Berikut properti dalam tari Lilin yang digunakan oleh para penari.

1. Pakaian gede

Pakaian gede merupakan busana khusus yang dikenakan oleh seseorang yang akan menarikan tarian Lilin. Pakaian gede sendiri merupakan pakaian adat khas dari daerah Minangkabau Padang yang biasanya digunakan oleh para pengantin perempuan.

2. Aksesoris pendukung

Selain mengenakan busana khusus yang merupakan busana khas daerah Minangkabau Padang, para penari juga akan diberikan beberapa aksesoris guna mempercantik penampilannya. Adapun aksesoris yang dipakai oleh para penari adalah cincin, galang atau gelang, dukuah (kalung), salampang (selempang), dan tengkulak atau hiasan untuk kepada.

3. Piring

Properti yang selanjutnya digunakan  dalam tarian ini adalah piring. Bahkan, piring adalah benda wajib yang harus selalu ada dalam setiap pementasan tari lilin.

4. Lilin

Sesuai dengan namanya, tentu tarian ini akan menggunakan lilin sebagai properti utamanya. Tarian tradisional ini juga terkenal karena keunikannya yang tak lain adalah karena menggunakan lilin sebagai property utamanya. .

5. Musik pengiring

Untuk mempertunjukkan tari Lilin ini, tentunya membutuhkan musik pengiring. Alat musik ini berfungsi sebagai penyampai cerita dari tarian tradisional dari Minang ini. Musik biasanya juga digunakan sebagai pemancing emosi para penari dan juga penonton pertunjukkan.

Alat musik yang mengiringi tarian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu alat musik tradisional dan modern. Alat musik tradisional diantaranya yaitu, bonang, gendang, tok-tok, dan gong. Sedangkan untuk alat musik modern yaitu biola, gitar, saxophone, dan accordeon

Demikianlah rangkuman informasi mengenai sejarah, makna dan properti yang digunakan dalam pementasan tari Lilin. Kesenian khas masyarakat Minang ini memiliki ciri khas yaitu gerakannya yang lemah lembut dan gemulai dan juga penggunaan lilin sebagai properti utamanya. 

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
 
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.