romusha

Romusha adalah kata yang berasal dari bahasa Jepang yang artinya “serdadu kerja”.  Romusha adalah nama kumpulan pekerja Jawa yang tidak termasuk dalam bagian ketentaraan namun umumnya dipekerjakan di garis belakang dari berbagai medan pertempuran. Dalam pekerjaan tersebut, awalnya rakyat dipekerjakan secara suka rela. Akan tetapi, lambat laun Jepang justru melakukan banyak ekspolitasi kepada pekerja tersebut. 

Dapat disimpulkan bahwa romusha adalah kerja paksa pada masa penjajahan Jepang. Adanya kerja paksa ini menimbulkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia. Tujuan Jepang melakukan kerja paksa ini adalah karena kondisi Jepang terdesak dalam Perang Pasifik.

Berikut penjelasan tentang pengertian romusha dan dampaknya bagi bangsa Indonesia yang perlu Sedulur ketahui. 

BACA JUGA : Pertempuran Medan Area: Sejarah, Kronologi & Dampaknya

Apa itu romusha?

romusha
Tirto

Romusha adalah kerja paksa penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Kerja paksa ini dinaungi oleh kepanitiaan yang bernama Romukyokai. Romusha berlangsung selama tiga tahun, yaitu sejak tahun 1942 sampai 1945.

Mulanya, kerja paksa ini dilakukan dengan suka rela. Akan tetapi, sistem kerja mulai dipaksakan hingga seluruh kepala keluarga harus menyerahkan anak laki-lakinya untuk bekerja. Hal ini disebabkan karena keadaan Jepang yang terdesak dalam perang Pasifik. Hasil kerja romusha yaitu berupa jalan raya, rek kereta api, lapangan udara dan lain sebagainya.

Latar belakang romusha

Kondisi penjajahan jepang
Tirto

Romusha didirikan pada tanggal 3 Oktober 1943, yang terdiri dari masyarakat Indonesia, dengan tujuan untuk menghadapi sekutu dan bertempur selama Perang Dunia II berlangsung. Sudah dijelaskan di atas bahwa pemimpin romusha yaitu Jepang. Tak hanya memimpin romusha, Jepang ternyata ia juga melancarkan aksi imperalisme atau adu domba ke berbagai negara yang berada di Kawasan Asia dan Pasifik.

Hal itu bertujuan agar Jepang sukses dalam Perang Asia Timur. Karena banyaknya wilayah pendudukan Jepang, menyebabkan Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja guna membangun pertahanan seperti lapangan udara, gudang bawah tanah, jalan dan juga jembatan. Untuk itulah Jepang menerapkan kerja paksa yang dikenal dengan romusha atau serdadu kerja sebagai tenaga kerja kasar.

Kebanyakan pekerja paksa adalah petani. Mereka dikirim ke luar daerah bahkan hingga negara-negara Asia Tenggara yang diduduki Jepang. Di tempat mereka bekerja, para pekerja paksa diperlakukan secara kasar dan tidak manusiawi. Makanan tidak memadai, kesehatan yang tidak terjamin, serta harus melakukan pekerjan berat membuat para pekerja banyak yang bertumbangan.

Bagaimana tidak, mereka hanya mengenakan celana dari karung goni yang sangat tidak nyaman dan menjadi sarang kutu. Keadaan tersebut tentu menjadi banyak sarang penyakit yang membuat para pekerja sakit, kecelakaan hingga meninggal. Hal itulah yang membuat banyak orang takut menjadi pekerja paksa.

BACA JUGA : Biografi Soekarno Lengkap, Bapak Proklamator Kemerdekaan

Tujuan

Masa penjajahan jepang
Katadata

Jepang mempunyai tujuan tersendiri ketika menerapkan romusha saat menjajah Indonesia. Tujuan itu tidak lain adalah memperkerjakan rakyat secara sukarela untuk pembangunan dan propaganda Jepang. Awalnya para pekerja tersebut dipekerjakan sebagai tenaga produktif di berbagai perusahaan dengan kedudukan sebagai buruh biasa. Seiiring berjalannya waktu, Jepang justru melakukan eksploitasi terhadap pekerja paksa. Berikut alasan Jepang melakukan eksploitasi:

  • Kondisi Jepang yang terdesak dalam perang pasifik
  • Adanya tuntutan memenuhi kebutuhan sendiri (swasembada) bagi setiap Angkatan Perang di daerah pendudukan.
  • Adanya semangat ekonomi yang merupakan tujuan utama imperialisme Jepang ke Indonesia.
  • Jepang kekurangan tenaga dalam peran mensukseskan Perang Pasifik yang sedang dijalaninya guna untuk membuat kubu-kubu pertahanan, lubang-lubang pertahanan, lapangan-lapangan udara, rel kereta api, pertambangan batu bara, perkebunan jarak sebagai minyak dan sebagainya.

BACA JUGA : Norma Kesusilaan: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Sanksinya

Dampak

Dampak Romusha
Detik

Adanya romusha pada masa penjajahan Jepang memberikan banyak luka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Meski hanya menjajah selama kurang lebih 3,5 tahun, Jepang membuat rakyat Indonesia sangat menderita. Berikut dampak romusha bagi bangsa Indonesia.

  • Para penyuluh pertanian bukan tenaga-tenaga ahli pertanian.
  • Hewan-hewan yang berguna bagi pertanian banyak yang dipotong.
  • Kurangnya tenaga kerja petani karena banyak yang dijadikan romusha.
  • Banyaknya penebangan hutan liar.
  • Kewajiban menyerahkan hasil bumi.
  • Banyaknya rakyat yang terjangkit penyakit malaria.
  • Masalah kelaparan meluas.
  • Banyaknya masyarakat yang miskin dan terbelakang.
  • Banyak wanita yang dijadikan budak nafsu oleh prajurit NIPPON. 

Propaganda yang dibuat Jepang

masa penjajahan jepang
uspowtbr

Karena terdesak dalam perang Pasifik, Jepang membuat propraganda untuk menarik simpat rakyat Indonesia. Propraganda yang dibuat Jepang diantaranya yaitu :

  • Jepang adalah saudara tua bagi bangsa Asia dan berjanji membebaskan Asia dari penindasan bangsa barat.
  • Jepang memperkenalkan semboyan 3A yaitu Jepang Pemimpin Asia, Jepang pelindung Asia, dan Jepang cahaya Asia.
  • Jepang memberikan janji pada bangsa Indonesia untuk ibadah haji, menjual barang dengan harga murah.

BACA JUGA : Pengertian Westernisasi Beserta Faktor, Dampak & Contohnya

Mars romusha

Mars Romusha
Youtube Bimo KA

Mars romusha merupakan lagu Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Lagu ini bertujuan sebagai propaganda perang untuk membantu NIPPON dalam memenangkan Perang Dunia II di wilayah Pasifik. Penasaran dengan mars romusha? Berikut liriknya.

Bekerja! Bekerja! Bekerja!

Tenaga semua sudah bersatu

Mesin pabrik berputar terus

Palu godam suara gemuruh

Semua bekerja giat gembira

Tenaga pekerja teguh bersatu

Gugur hancur kaum sekutu

Itulah penjelasan tentang romusha dan dampaknya bagi bangsa Indonesia. Perbedaan kerja rodi dan romusha terletak pada waktunya dan juga oleh siapa kebijakan dibuat. Kerja rodi diterapkan pada masa penjejahan Belanda, sedangkan romusha diterapkan pada masa penjajahan Jepang. 

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.