Koda adalah salah satu unsur cerita yang sangat penting dan bermakna luas. Biasanya, unsur ini selalu ada dan berfungsi untuk memperoleh suatu pesan yang bisa dipetik dalam sebuah cerita. Dalam struktur sebuah teks, umumnya terletak pada bagian paling akhir.

Para penulis biasanya mencantumkan unsur ini supaya pembaca bisa meneladani dan menjadikannya sebagai pembelajaran hidup. Kata koda sebenarnya memiliki perluasan makna dikarenakan tidak ada penjelasannya secara baku. Walaupun demikian, hal itu tidak merubah pengertian dasarnya. Yuk, kita bahas bareng-bareng mengenai pengertian, fungsi, struktur, hingga penerapannya di bawah ini.

BACA JUGA: Struktur Teks Hikayat: Pengertian, Struktur, Kaidah & Contoh

1. Pengertian koda

koda adalah
Unsplash

Pada dasarnya, koda adalah bagian penutup dari sebuah cerita yang menjadi amanat dan pesan dan bisa dipetik darinya. Dalam dunia pena, penulis bisa dengan bebas menentukan letaknya dalam sebuah karya tulis buatannya. Penulis bebas untuk menulis beberapa cerita yang memiliki akhir berkelanjutan atau bersambung.

Walaupun kesan yang tersampaikan adalah menggantung, namun cerita tersebut masih termasuk satu kesatuan yang ujungnya akan mempunyai kesimpulan terakhir. Biasanya, pada akhir cerita memiliki isi sebuah narasi mengenai keadaan suatu tokoh atau tempat yang mengalami puncak dari cerita tersebut. 

Maka dari itu, tak jarang beberapa penulis dengan sengaja tidak atau belum menyelesaikan ceritanya supaya menarik rasa penasaran dari pembaca dan membiarkan pembaca untuk menebak sendiri mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sama dengan cerita pendek atau cerpen, struktur ini juga menjadi salah satu yang ada disana. Contohnya adalah fabel yang terdiri dari orientasi, komplikasi, resolusi, serta koda. Berbeda dengan teks anekdot, strukturnya adalah abstraksi, orientasi, kritik, dan reaksi. Contoh koda adalah fabel sama seperti cerita yang lainnya, yaitu terletak pada bagian akhir cerita.

Koda dalam musik

Pengertian ini mengalami perluasan dalam hal makna karena tidak terdapat penjelasan yang baku tentang pengertiannya. Walaupun demikian, hal tersebut tetap tidak merubah pengertian dasar darinya. Dalam cerpen, hal ini merupakan bagian akhir dari sebuah cerita. Sementara dalam musik, artinya adalah bagian penutup dari alunan musik.

2. Fungsi koda

koda adalah
Unsplash

Dari penjelasan diatas, bisa dikatakan bahwa koda adalah teks yang terletak pada bagian akhir suatu cerita. Setelah mengetahui penjelasannya, berikutnya adalah memahami tentang fungsinya. Sebenarnya, fungsinya hampir sama dengan pengertiannya, yaitu sebuah penutup dalam sebuah cerita yang isinya adalah hikmah atau amanat yang bisa dipetik dalam sebuah cerita.

Contoh singkatnya adalah cerita rakyat berjudul Malin Kundang yang cukup populer dan tenar. Amanat yang bisa kita dapatkan adalah bahwa kita tidak boleh bersikap arogan dan jahat kepada seorang ibu yang merupakan orangtua. Nah, kalimat tersebut bisa diperhatikan sudah mengandung hikmah atau amanat yang berdasarkan cerita dari Malin Kundang itu sendiri.

3. Susunan struktur dalam sebuah cerita

Unsplash

Setelah mengetahui koda adalah dan contohnya, kini saatnya penjelasan lengkap dari struktur sebuah cerpen atau cerita yang memuat susunan tersebut seperti yang dikutip dari Serupa.co.id, yaitu:

a. Abstrak / Abstraksi

Abstrak merupakan sebuah gambaran umum secara keseluruhan tentang berbagai peristiwa, situasi, serta macam-macam unsur lainnya dalam sebuah cerita. Dalam tahapan ini, penulis memiliki ide kasar yang biasanya dimunculkan namun belum terdapat kisah awal yang benar-benar konkret. Pada intinya, bagian abstrak ini merupakan sebuah premis dalam suatu permulaan kisah cerita pendek.

b. Orientasi (pengenalan situasi cerita)

Berikutnya orientasi yang merupakan bagian perkenalan latar cerita atau setting dalam segi waktu, tempat, dan peristiwa. Orientasi ini bisa dimulai dengan memperkenalkan tokoh, menata banyak adegan, serta menjelaskan hubungan yang dimiliki antar tokoh.

c. Komplikasi

Komplikasi merupakan bagian dimana banyak konflik yang mulai muncul. Konflik tersebut bisa berupa pertentangan, masalah, serta kesukaran yang dimiliki tokoh utama yang mulai terlihat. Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang bagaimana sebab dan akibat dalam konflik yang terjadi antar tokoh.

Umumnya, komplikasi juga mulai mengubah, membentuk, dan memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya apabila dalam bagian orientasi tokoh tidak keluar wataknya secara keseluruhan. 

d. Pencapaian konflik (rising action)

Berbagai macam peristiwa menantang, masalah, pertentangan dan kesukaran yang dialami oleh tokoh dalam cerita akan terus berkembang dan hampir sampai pada puncaknya. Pencapaian konflik merupakan sebuah titik balik dimana semua permasalahan semakin bergejolak dan akan berubah dengan segera menjadi sebuah konflik.

e. Puncak Konflik/Klimaks (turning point)

Banyak orang yang menyebut konflik sebagai klimaks. Konflik merupakan bagian puncak yang sudah mulai bermunculan dari komplikasi. Puncak dari konflik merupakan bagian dari cerita yang paling membuat jantung berdebar dan berbagai permasalahan yang sudah mencapai batasnya. Bagian ini juga akan menentukan perubahan nasib yang akan dialami oleh tokohnya, terutama antagonis dan protagonis. Umumnya, plot yang terjadi merupakan sebuah keberhasilan atau bisa juga kegagalan dari protagonis terhadap sesuatu yang telah ia inginkan.

f. Evaluasi

Berbagai masalah dan konflik yang sudah memuncak akan mulai mendapatkan pencerahan untuk jalan penyelesaiannya. Evaluasi merupakan tahapan dimana masalah dan konflik dapat diselesaikan atau justru benar-benar berhasil dalam menghentikan tujuan atau keinginan dari tokoh utama.

g. Resolusi

Struktur yang satu ini memiliki penjelasan ataupun penilaian akhir dalam cerita tentang sikap dan berbagai nasib yang dialami oleh tokoh setelah mengalami berbagai peristiwa puncak sebelumnya. Bagian ini merupakan akhir dari penyelesaian atau konflik secara menyeluruh. Dalam bagian ini, sering juga dilakukan pernyataan terhadap kondisi akhir yang dialami oleh tokoh utama yang sebagian besar protagonis. 

h. Koda (Penutup)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ini merupakan sebuah akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian ini bisa berisi sebuah kesimpulan dari seluruh cerita seperti pemahaman penulis tentang kisah yang telah disampaikan sebelumnya. Tidak semua kisah mempunyai koda, terutama berbagai karya sastra serius yang sifatnya tidak ingin menggurui serta menginginkan pembaca saja yang menyimpulkan sendiri amanat dan pesan yang ada dalam sebuah karya. Sementara itu, koda dalam teks cerita sejarah adalah bersifat opsional, sama seperti karya sastra serius. Jadi, tidak semua novel bertemakan sejarah memilikinya. 

BACA JUGA: Teks Diskusi: Pengertian, Struktur, Jenis, Tujuan & Contohnya

4. Contoh koda dalam sebuah cerita

Unsplash

Koda novel adalah sama dengan sebelumnya, yaitu terletak pada akhir sebuah cerita. Jika Sedulur sedang membaca cerpen, novel, dongeng, atau fabel, pasti ada pesan yang disampaikan darinya. Seperti contohnya adalah cerita dari Malin Kundang. Pada akhir cerita, Malin Kundang dikutuk oleh ibunya sendiri karena dirinya telah menjadi anak yang sombong dan durhaka, karena tidak mengakui keberadaan ibunya.

Amanat atau pesan yang bisa ditemukan dari cerita rakyat ini adalah untuk menjadi anak yang selalu berbakti kepada orangtua dan tidak menjadi durhaka. Walaupun sudah sukses, jangan lupa pada doa orangtua yang selalu menyertai. Jika durhaka, maka seseorang akan bernasib seperti Malin Kundang, yaitu dikutuk menjadi batu.

5. Contoh koda adalah dalam teks anekdot

Unsplash

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa teks anekdot terdiri dari lima bagian, yaitu abstraksi, krisis, reaksi, serta koda. Sama seperti cerita pendek, dalam teks anekdot terdapat pada bagian penutup. Berikut ini contoh koda adalah dalam sebuah teks anekdot:

Abstraksi: Pada suatu hari yang cerah, ada seorang pedagang Tahu Tek yang berdagang dari pagi hingga siang di SMAN 1 Surabaya. Pada jam 12 siang, biasanya dirinya menyusuri rel kereta untuk kemudian mengambil jalan pintas menuju lokasi selanjutnya, Universitas Majapahit.

Orientasi: Pelanggan terakhirnya membeli Tahu Tek pada sisi rel kereta.

Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari arah kejauhan, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.

Reaksi: Masinis pun bertanya, “Ada apa, Bu?”

Koda: Seketika itu, Masinis turun dari kereta dan memukuli pedagang Tahu Tek.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari koda adalah salah satu struktur dalam sebuah cerita yang terletak pada bagian akhir. Bentuknya adalah sebuah amanat yang berguna untuk pembelajaran hidup bagi pembaca. Semoga bermanfaat!

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.