Ikan nilem atau yang dikenal dengan nama ilmiah Osteochillus vittatus adalah jenis ikan air tawar yang banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara. DI Indonesia sendiri, ikan yang disebut juga ikan melem ini banyak tersebar di Jawa hingga Madura. Di perairan Sumatra pun ikan ini bisa ditemukan, tetapi dengan nama lokal yang berbeda, yaitu ikan palau. 

Ikan berbentuk pipih ini memiliki banyak fakta menarik. Selain jadi ikan konsumsi, ia sering kita temukan difungsikan untuk terapi bahkan diminati pula oleh penggemar aquascape alias jadi ikan hias. Untuk mengenalnya lebih jauh, ada baiknya kita berkenalan dengan ikan endemik Asia Tenggara lewat sembilan fakta berikut. 

BACA JUGA: 17 Inspirasi Desain Kolam Ikan Minimalis & Tips Membuatnya

1. Morfologi 

instagram.com/gofishingindo

Sebelum ke khasiat kesehatannya, alangkah lebih baik kita mengenal morfologi ikan palau atau nilem. Ikan nilem tergolong ikan berukuran sedang. Namun, dalam kasus tertentu ikan nilem bisa mencapai besar maksimal 25 cm. Selain bentuknya yang pipih, tubuhnya didominasi warna kuning pucat dengan mata berwarna hitam dan sirip berwarna cokelat dan jingga. Beberapa juga menemukan ikan nilem dengan punggung merah. 

-->

2. Membedakan ikan nilem betina dan jantan

ikan nilem
https://www.instagram.com/rawa_naganraya

Klasifikasi ikan nilem dibedakan dari yang betina dengan jantan. Sebenarnya sangat mudah Sedulur, ikan betina terlihat dari telur di perutnya yang bisa dilihat jelas oleh mata telanjang. Posturnya lebih bulat dibanding jantan yang ramping. Sementara, pejantannya terlihat lebih gesit saat berenang karena tubuhnya ramping dan jika dipijat bagian perutnya akan keluar cairan putih yang merupakan sperma. Warna tubuh keduanya juga sedikit berbeda. Ikan betina lebih kekuningan, sedangkan jantan cenderung kehijauan. 

3. Pemakan plankton dan membantu menyeimbangkan ekosistem perairan

ikan nilem
https://www.instagram.com/amatir_angler

Berdasarkan makalah S. Kaban, dkk. yang dipublikasi lewat IOP Conference Series 2019, ikan melem tumbuh menjadi ikan dewasa dalam waktu sembilan bulan saja. Ikan ini herbivora. Makanan ikan nilem utamanya berupa phytoplankton atau microalgae, terutama jenis Bacillariophyceae dan Chlorophyceae. Sifatnya yang pemakan plankton membuatnya jadi salah satu penyeimbang ekosistem perairan tawar. Kita tahu, plankton atau algae juga perlu dikurangi jumlahnya agar tidak membludak dan membuat air keruh. 

Selain plankton, rujukan yang sama juga menyebut kalau ikan nilem memakan Macrophyte, Rotifera, dan Crustacea. Jika Rotifera masih masuk kategori zooplankton, Macrophyte adalah tanaman air yang terlihat dan Crustacea atau moluska yaitu sejenis hewan yang memiliki eksoskeleton. 

Dengan karakter tersebut di atas, Sedulur yang hendak membudidayakan ikan nilem pun tidak perlu bergantung pada pakan pelet pabrikan. Kamu bisa membiarkan ikan nilem di kolam atau akuarium dan mereka akan mencari pakan sendiri. Pastikan ada aliran air dan oksigen yang cukup agar plankton bisa tumbuh di kolam Sedulur. 

BACA JUGA: Manfaat Ikan Gabus Kaya Nutrisi yang Baik Untuk Pertumbuhan

4. Habitat 

ikan nilem
instagram.com/gofishingindo

Ikan nilem hias merupakan ikan endemik yang berhabitat perairan Asia Tenggara. Dari Myanmar, Thailand, Malaysia, kemudian Indonesia. Ia ditemukan di Sumatra, sampai perairan Jawa dan Madura. Penemuan ikan tersebut di Madura tergolong langka dan penemunya adalah peneliti asal Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya, Veryl Hasan dan Dewa Wiadnya pada 2019 lalu. 

Merujuk makalah S. Kaban, ikan ini lebih suka tinggal di perairan yang tenang dan cenderung dangkal, seperti danau atau sungai yang arusnya tidak begitu deras dan suhunya hangat. Tak heran, ia tumbuh subur di wilayah perairan tropis.  

5. Selain dagingnya, telur ikan nilem juga lezat 

ikan nilem
instagram.com/bengkuluselatan_

Selain dagingnya, komoditas menarik dari ikan tersebut adalah telurnya. Melansir penelitian S. Kaban, ikan nilem bisa bertelur sepanjang tahun tetapi secara bertahap, sehingga bisa ditemukan telur yang sudah dewasa dan yang belum. Telur yang belum dewasa ini bisa keluar karena ikan tertangkap jaring nelayan. Produksi telur ikan palau atau nilem ini memuncak saat musim hujan, yaitu sekitar Januari sampai Februari. Telur ikan nilem berukuran 0,4 sampai 1,27 mm. Mayoritas ukuran telurnya kurang dari 1 mm yaitu 0,84-094 mm. 

Dengan produksi telur yang melimpah, para nelayan pun sering menemukan ikan yang ovariumnya masih terisi penuh dengan telur. Ini tidak jadi masalah sebab, selain dagingnya, biasanya orang tidak keberatan saat harus turut mengonsumsi telur yang masih berada di perut induknya tersebut. Mulai dari pepes sampai sup pun dibuat dengan bahan dasar ikan air tawar tersebut.

BACA JUGA: 8 Makanan yang Mengandung Asam Folat Tinggi, Baik Dikonsumsi

6. Jadi pengganti ikan garra rufa untuk terapi kesehatan 

instagram.com/dwiefishery

Belakangan kita juga mengenal penggunaan ikan nilem dalam terapi kesehatan. Ia memiliki sifat mirip ikan garra rufa dari Turki yang suka mendekat saat pada kaki yang dicelupkan ke air. Ia suka memakan kulit ari manusia yang menimbulkan sensasi geli dan nyaman. Secara ilmiah, tidak banyak sumber yang bisa menjelaskan fenomena ini dan efeknya pada kulit selain membersihkan kulit mati. 

BACA JUGA: Resep Pepes Ikan Mas Bumbu Kuning Khas Sunda

7. Baby fish ikan nilem bisa dijadikan camilan 

instagram.com/cholyubi

Ikan ini mudah dibudidayakan karena produktif menghasilkan telur. Bayi ikan yang menetas bisa ditunggu 2-3 bulan kemudian untuk dijual dan dimakan jadi camilan yang sehat dan gurih. Camilan ikan nilem kabarnya banyak dipesan rumah usaha, supermarket, hingga penginapan. Setelah digoreng, ikan ini sudah gurih dan cepat renyah karena ukuran dan bentuknya yang pipih. Ikan nilem bayi yang dijual biasanya berukuran panjang 5-8 cm saja. 

8. Digemari pula para pegiat aquascape

ikan nilem
https://www.instagram.com/gofishingindo

Selain jadi ikan terapi, nilem bisa bisa dipakai untuk ikan hias. Para pegiat aquascape pun mengincar ikan ini karena bisa difungsikan untuk melawan alga di akuarium. Terutama untuk akuarium yang dilengkapi tanaman air, alga adalah musuh terbesar dan tersulit untuk ditaklukan saat muncul. Maka dari itu, sebelum alga menyerang membabi buta dan merusak ekosistem akuarium, ada baiknya langkah-langkah pencegahan dilakukan. Selain dengan menambah pasokan karbon dioksida, ikan dan makhluk air lain yang dikenal sebagai predator alga dan lumut pun sebaiknya disertakan.  

9. Umpan ikan nilem 

ikan nilem
https://www.instagram.com/rawa_naganraya

Sedulur bisa membeli ikan yang hidup pada peternak dengan harga yang oke atau jika hanya hendak dikonsumsi, ikan jenis ini banyak ditemukan di pasar. Namun, bila ingin mencoba memancingnya, Sedulur perlu umpan. Umpan ini bisa berupa cacing merah, lumut batu. Beberapa juga jagung, kroto, bahkan ubi jalar yang direbus dan ditumbuk halus. Intinya tidak beda jauh dengan umpan yang dipakai untuk memancing ikan air tawar pada umumnya. 

Itu tadi beberapa fakta menarik ikan melem atau palau yang wajib Sedulur tahu. Mau mengonsumsinya jadi makanan, beternak untuk jadi tambahan penghasilan, atau memeliharanya di akuarium terserah Sedulur, deh. Penting untuk memanfaatkan spesies ikan ini dengan bijak, ya. Lestarikan mereka bila perlu dan jangan ganggu habitatnya dengan merusak alam. 

Ikan bisa dibeli di pasar atau peternaknya langsung, kalau sembako jelas di Aplikasi Super saja. Silakan unduh di ponselmu sekarang.