Ciri rumah adat lampung

Indonesia terkenal akan suku, budaya dan adat istiadatnya. Keberagaman ini juga mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat yang juga dapat terlihat dari bentuk rumah. Kali ini satu rumah ada yang akan dibahas adalah rumah adat Lampung.

Lampung sendiri sebenarnya mempunyai banyak sekali jenis rumah adat, walaupun tidak semua bangunan bisa bertahan sampai sekarang ini. Hal ini tak lepas dari sistem sosial di Lampung yang menjadi kota transmigran. Sejak dahulu kota Gajah ini selalu jadi tempat persinggahan masyarakat yang berasal dari Jawa, Bali dan sekitarnya.

Meski demikian, rumah adat Lampung menarik untuk diulas karena memiliki cerita masa lalu yang panjang. Lalu bagaimana sejarah dan keunikannya yang dimiliki rumah ini dan seperti apa ciri-ciri rumahnya? Yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

BACA JUGA: 10 Nama Rumah Adat Bali, Ciri Khas & Keunikannya

-->

1. Sejarah rumah adat Lampung dan keunikannya

rumah adat lampung
Gramedia

Setiap daerah di Indonesia mempunyai  rumah adat dan rumah ini menjadi simbol budaya dari setiap masing-masing daerah. Keberadaan rumah adat tak hanya dipakai untuk tempat hunian saja, namun bisa menjadi tempat menggelar prosesi acara adat. Rumah ini pertama kali hadir dan dipakai oleh masyarakat setempat untuk berkumpul bersama dan melakukan perayaan upacara adat.

Hunian ini juga menggunakan bahan-bahan tradisional dalam proses pembangunannya. Mulai dari penggunaan unsur kayu dan bambu lalu bagian atapnya menggunakan daun pohon kelapa sehingga kesan tradisional sangat begitu terasa. Tak hanya susunan bangunan yang tradisional, rumah tradisional ini dibangun menggunakan sistem bertingkat dan tidak menyentuh tanah. Hal ini tak lepas dari mengalirkan udara panas dan membuat ruangan di dalamnya menjadi lebih sejuk.

Selain fungsi utama adalah mengalirkan udara panas, membangun rumah bertingkat bisa mengurangi kelembapan yang bisa merusak benda dan makanan. Hanya saja saat ini, jumlah rumah tradisional di Indonesia mulai berkurang seiring perkembangan waktu. Sebab, ekonomi, teknologi dan sosial budaya menjadi lebih maju dan modern.

Bicara mengenai rumah tradisional ini, di daerah Lampung terdapat rumah adat Lampung namanya nuwo sesat. Rumah tradisional ini mempunyai beragam fungsi atau kegunaan salah satunya adalah tempat berkumpul bersama keluarga. Rumah adat Lampung nuwo sesat biasa dinamakan dengan Balai Agung dan secara fisik berbentuk rumah panggung bertiang dan sebagian besar rumah tradisional ini dibuat menggunakan material papan kayu.

Pada mulanya bentuk atap rumah adat Lampung menggunakan anyaman ilalang. Namun seiring perkembangan waktu, atapnya telah digantikan dengan genting dan berusaha menyesuaikan dengan perubahan zaman sehingga rumah tradisional ini tak cepat hilang dan tetap bisa eksis sampai saat ini Sedulur.

2. Jenis rumah adat Lampung nuwo sesat

rumah adat lampung
Courtina

Rumah adat Lampung adalah rumah tradisional dan mayoritas bahan bangunanya masih menggunakan unsur kayu sebagai tiang penyangganya. Salah satu rumah paling terkenal di tanah Lampung adalah Nuwo Sesat. Rumah adat Lampung nuwo sesat masih dibedakan lagi menjadi beberapa jenis. Diketahui tidak semua rumah adat mempunyai fungsi sama dan harus dibedakan supaya tidak sembarang orang boleh masuk. Di bawah ini ada jenis jenis rumah nuwo sesat yang harus Sedulur ketahui dan bagaimana fungsi rumah tradisional ini. Yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Rumah sesat Balai Agung

Jenis nuwo sesat yang pertama adalah Balai Agung. Rumah Balai Agung dianggap sebagai Ikon dan menjadi tempat pertemuan untuk para purwatin dan melakukan beragam acara  seperti musyawarah di area dalamnya. Kemudian pada bagian depan rumah sesat Balai Agung terdapat tangga yang mana banyak orang menyebutnya sebagai jambat agung atau lorong agung. Nuwo Sesat Balai Agung punya ciri khas yang tak dimiliki rumah-rumah tradisional pada umumnya.

Ya, rumah Nuwo Sesat Balai Agung dihiasi dengan ornamen lambang burung Garuda dan burung Garuda ini menjadi kendaraan yang kerap dipakai oleh Dewa Wisnu pada zaman dahulu kala. Hal itulah membuat rumah Sesat Balai Agung sangat unik dan penuh kesan tradisional Sedulur.

Rumah nuwo balak

Tak hanya Sesat Balai Agung, Lampung masih memiliki rumah adat bernama Nuwo Balak yang mana rumah tradisional ini merupakan rumah besar dan dipakai sebagai tempat tinggal dari kepala suku. Diketahui rumah tradisional Nuwo Balak mempunyai ukuran 30 x 15 meter dan memiliki kelengkapan berupa beranda pada bagian depan untuk menerima tamu. Untuk serambi yang terdapat pada rumah Nuwo Balak tidak memiliki dinding. Namun pada bagian depannya, terdapat tangga untuk naik masuk ke dalam rumah adat Nuwow Balak.

Selain itu, rumah Nuwo Balak juga memiliki beberapa keunikan karena atapnya terbuat dari ijuk enau dan berbentuk seperti perahu terbalik secara melintang. Tak hanya keunikan pada bagian atapnya, Nuwo Balak juga mempunyai dapur terpisah dari bangunan utama dan bagian dapur tersebut akan dihubungkan pada sebuah bangunan yang menyerupai jembatan.

Nuwo lunik

Rumah tradisional Lampung berikutnya adalah Nuwo Lunik dan rumah adat ini cukup unik karena ukuran rumahnya sangat kecil dan umumnya dipakai oleh rakyat biasa. Rumah tradisional Nuwo Lunik ukurannya lebih kecil dari rumah adat Lampung pada umumnya. Selain ukurannya yang mini, rumah tradisional tidak mempunyai sebuah beranda dan hanya mempunyai tangga langsung menuju serambi rumah.

Dilihat dari bentuknya rumah tradisional Nuwo Lunik terlihat sederhana dan di bagian dalamnya terdapat beberapa kamar tidur saja. Jadi sangat berbeda jika dibandingkan dengan Nuwo Balak yang mana dapur rumah Nuwo Lunik digabung menjadi satu dan dibuat terpisah.

BACA JUGA: Mengenal Rumah Adat DKI Jakarta: Sejarah, Keunikan & Fungsi

3. Keunikan pada rumah adat Lampung

rumah adat lampung
Wikipedia

Selain memahami jenis-jenisnya, rumah tradisional Lampung punya beberapa keunikan yang mana tidak semua rumah tradisional memilikinya. Pada bagian pondasi rumah tradisional Lampung tersusun berupa batu dengan bentuk persegi dan sangat berbeda dari rumah pada umumnya. Batu pondasi tersebut sering dipakai dinamakan sebagai umpak batu dan mempunyai tiang penyangga setidaknya 25  buah dan tiang induknya sebanyak 20 buah.

Tak hanya itu saja dalam rumah tradisional Lampung mempunyai lantai yang terbuat dari papan kayu khesi dan tidak sedikit menggunakan bambu supaya lebih kuat dan tahan terhadap beban berat. Rumah tradisional Lampung memiliki papan kayu dan disusun sejajar dan berfungsi sebagai dinding. Lalu bagian bentuk atap rumah adat Lampung mempunyai ujung bubungan dan terpusat pada suatu titik tengah pada bagian paling atas dan terbuat dari kayu bulat lalu dibuat tersusun lalu dilapisi dengan tembaga.

Selain rumah Balai Agung terdapat rumah bernama Kedatun Keagungan dan menjadi istana pada ratu dan raja. Kedatun adalah istana adat dan akan diwariskan secara turun temurun. Pada rumah Kedatun Keagungan mempunyai luas sebesar  17 x 12 meter dengan angka 12 melambangkan isi jiwa dari manusia dan 17 sebagai 17 Agustus dan 17 Ramadhan. Tidak hanya itu saja, terdapat anak tangga berjumlah 19 buah dan melambangkan ucapan Bismillahirahmanirahim.

4. Tarian adat Lampung

rumah adat lampung
Toriqa

Sebagai daerah tempat persinggahan para transmigran asal Jawa dan sekitarya, masyarat suku di Lampung masih memiliki kekayaan dalam hal tarian adat Lampung. Diketahui, bahwa tarian khas asal Lampung ada sekitar enam jenis dan mempunyai karakter serta cirinya masing-masing. Maka dari itu yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Tari bedana

Tarian tradisional khas Lampung yang pertama adalah Tari Bedana dan tarian ini kental akan ajaran syariat Islam. Tarian ini pun digambarkan sebagai gambaran kehidupan masyarakat Lampung dan memiliki sifat ramah serta terbuka. Dilihat dari sejarahnya, tarian Bedana sangat berkaitan dengan masuknya ajaran Islam. Dahulu tarian ini banyak diperagakan oleh kaum pria secara berkelompok ataupun berpasangan dan hanya dapat dipertontonkan oleh keluarga.

Tari cangget

Selain tarian Bedana adapula jenis tari tradisional asal Lampung bernama Tari Cangget dan  tarian ini diperankan oleh pemuda-pemudi setempat. Tahun 1942 atau sebelum bangsa Jepang datang ke Indonesia, tarian ini kerap dimainkan saat ada acara berkaitan dengan gawai adat. Misalnya upaya pendirian rumah, panen raya dan menghantarkan seseorang ketika pergi beribadah haji.

Saat pementasan tari ini berlangsung kerap diiringi dengan alat musik tradisional seperti 1 buah bende, 2 buang gong, 1 gendang 8 hingga 12 lunik, canang dan 2 pepetuk. Kebanyakan warga Lampung menjadikan tarian ini sebagai ciri khas provinsinya. Dimana nantinya seluruh orang aka berkumpul menjadi satu dan mengikuti upacara dan berkenalan antar sesamnya.

Tarian sembah

Tarian ini bisa ditampilkan oleh masyarakat untuk acara penyambutan dan penghormatan tamu undangan. Di Lampung sana, masyarakat menyebut tarian sembah ini dengan tarian penyambutan. Adapun busana yang kerap dipakai saat menampilkan tarian ini yaitu busana pengantin asli suku Lampung dengan siger dan tanggai. Selain itu terdapat keunikan pada tarian sembah di mana dalam setiap pementasannya mempertunjukkan aksi tabur beras kunyit.

Tari sigeh pengunten

Selanjutnya ada tarian tradisional Lampung bernama tari Sigeh Pengunten. Tarian ini merupakan pengembangan dari tari sembah khas Lampung dan untuk gerakan tariannya pun juga sangat unik. Gerakan tarian Sigen Pengunten diserap dari beberapa campuran tari tradisional Lampung.

Tarian sekura

Tarian Sekura atau biasa dinamakan dengan tari topeng biasanya digelar pada setiap acara adat. Tarian ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur, sukacita dan instrospeksi pada setiap sikap dan tingkah laku yang sudah diperbuat. Berdasarkan pada penokohannya tarian adat Lampung ini terbagi atas beberapa karakter. Di antaranya adalah Sekura Anak, Sekura Tuha, Sekura Ksatria, Sekura Cacat, Sekura Raksasa dan Sekura Binatang.

Tarian nyambai

Tarian adat ini kerap dimainkan saat acara pagelaran peresmian gelar adat sekaligus bersamaan dengan upacara perkawinan. Asal mula kata nyambai diserap dari kata cambai yang sirih. Di mana pada masyarakat Lampung Sirih menyimbolkan kebersamaan atau keakraban pada masyarakat Lampung. Sementara filosofi kata Nyambai sebenarnya mempunyai arti antara pria dengan gadis yang dipertemukan untuk berkenalan dan menyambung tali silaturahmi.

BACA JUGA: 10 Makanan Khas Lampung Paling Enak & Unik, Jangan Terlewat

5. Pakaian adat Lampung

baju lampung
IDN Times

Setelah membahas mengenai tarian adat Lampung maka berikutnya busana tradisional yang kerap digunakan dalam beberapa acara tradisional. Berikut ini adalah pakaian tradisional khas Lampung dan kerap digunakan pada acara-acara tertentu.

Pakaian adat Tulang Bawang

Jenis pakaian khas Lampung pertama adalah pakaian Tulang Bawang dan pakaian ini masih dilestarikan masyarakat. Sehingga saat ini pakaian Tulang Bawang masih banyak ditemui karena memang biasanya dipakai pada saat dilaksanakan di upacara-upacara pernikahan. Pakaian Tulang Bawang digunakan para penari saat acara pernikahan sebagai simbol penghormatan budaya asli dari Lampung

Pakaian suku saibatin

Selain pakaian Tulang Bawang adapula pakaian adat Lampung bernama suku Saibatin. Suku Saibitin adalah kelompok masyarakat yang berasal dari pesisir Lampung Timur, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus dan Lampung Barat. Suku Saibatin memiliki sistem kekerabatan patrilineal. Saibatin mempunyai arti satu batin dengan mempunyai makna satu junjungan.

Pakaian adat suku pepadun

Suku Pepadun merupakan kelompok suku yang banyak meninggali wilayah Kotabumi, Tulang Bawang, Way Kanan dan juga Way Seputih. Suku Pepadun mempunyai pakaian adat dengan warna putih. Sementara itu pengantin putri akan memakai siger dan memiliki sembilan lekuk atau ruji, atau lebih dikenal dengan nama Siget Lekuk Siwo. Kesembilan ruji tersebut mempunyai makna dan digunakan sebagai bentuk mewakili marga dan Abung Siwo Megou

Tidak hanya itu saja jumlah ruji tersebut melambangkan sembilan sungai yang berada di wilayah Lampung. Dimana setiap ujung lekukan ruji terdapat hiasan bunga cemara dan dibuat dengan menggunakan kuningan.

6. Makanan adat Lampung

makanan lampung
Go Travelly

Lampung tak hanya terkenal akan rumah adat, pakaian tradisional, hingga tarian adatnya saja. Namun Lampung pun terkenal akan kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Lalu apa saja kuliner khas Lampung, yuk simak ulasannya di bawah ini.

Seruit

Seruit adalah makanan khas Lampung dan terdiri dari Ikan yang digoreng atau dibakar. Kemudian dicampur menggunakan sambal terasi, tempoyak dan mangga. Untuk ikan yang disajikan pada seruit biasa memakai ikan balide, baung, layis atau ikan sungai lainnya.

Umbu

Umbu adalah makanan yang terbuat dari rotan muda dan saat dibuat, potongan rotan akan direbus selama beberapa saat sampai teksturnya menjadi lunak. Umbu dapat juga digunakan sebagai bahan dasar oseng sayuran. Namun karena rotan muda sulit ditemukan, maka sajian ini bisa disajika pada acara-acara penting saja.

Tempoyak

Makanan khas Lampung berikutnya adalah Tempoyak dan makanan ini terbuat fermentasi buah durian dan dibuat menjadi semacam saus dan pelengkap makanan. Proses pembuatan tempoyak diawai dengan pemeraman daging buah durian. Daging buah durian yang sudah diletakkan dalam  wadah, lalu ditambahkan garam atau dengan ragi.

Lampung tak hanya kaya akan rumah adat, tarian hingga busananya saja. Namun Lampung juga terkenal akan kulinernya. Semoga ulasan ini menambah pengetahuan dan wawasan Sedulur tentang kebudayaan Lampung.

Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.

 Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.