rumah adat bali

Rumah adat adalah salah satu warisan leluhur yang sering dijadikan identitas etnisitas tertentu. Sebagai negara dengan ragam etniknya yang kaya, Indonesia pun menyimpan banyak desain arsitektur tradisional yang seru buat diulik. Salah satunya adalah rumah adat Bali yang ternyata tak cuma satu jenis. 

Ada setidaknya sepuluh jenis rumah adat di Pulau Dewata tersebut. Sebagaimana rumah adat, pastinya kaya akan filosofi dan makna di balik bentuk dan tatanannya. Mari tambah wawasan dengan cari tahu desain rumah adat Bali, berikut keunikan dan arti di balik arsitekturnya.

BACA JUGA: Honai, Rumah Adat Papua yang Unik dan Ramah Lingkungan

Sekilas tentang arsitektur khas Bali 

Selama ini Bali dikenal sebagai pulau tropis yang hubungan antar manusia dan alamnya harmonis. Ini yang membuat Bali menarik buat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Bahkan karena keindahan dan kesakralannya, Bali mendapat julukan Pulau Dewata atau pulau yang para Dewa.

-->

Secara arsitektur, Bali didominasi candi-candi yang dipakai masyarakatnya untuk beribadah. Candi tersebut terlihat menyatu sempurna dengan lanskap alamnya yang beragam. Mulai dari pantai, gunung, dan sawah mengelilingi pulau ini. Elemen bangunan yang mendominasi arsitektur Bali antara lain batu, jati, kayu kelapa, bambu, dan bata. Namun, ini bukanlah material yang pakem. Bahan bangunan yang dipakai akan disesuaikan dengan kemampuan atau situasi ekonomi tiap keluarga yang beragam. 

Filosofi arsitektur Bali 

Ada tujuh filosofi utama dalam gaya arsitektur Bali, mereka adalah sebagai berikut:

  • Tri Hata Karana yang artinya menciptakan harmoni dan keseimbangan antara tiga elemen, yaitu manusia, alam, dan Tuhan atau Dewa 
  • Tri Mandala adalah tata cara pembagian ruang 
  • Sanga Mandala yaitu pembagian ruang berdasarkan arah 
  • Tri Angga, hirarki dalam dimensi manusia 
  • Tri Loka adalah tiga dimensi dalam ajaran Hindu yaitu Swargaloka (dimensi Dewa), Mrityuloka (dimensi manusia), dan Pataloka (dimensi iblis) 
  • Asta Kosala Kosali, pedoman desain yang meliputi simbol, palinggih atau tempat pemujaan, undakan, dan unit pengukuran 
  • Arga Segara, sumbu yang melintang dari gunung ke laut. Gunung adalah representasi parahyangan atau tempat para Dewa dan laut adalah tempat tinggal makhluk-makhluk jahat

Merujuk pada filosofi tersebut, maka rumah adat suku Bali pun umumnya selalu mengadopsi prinsip-prinsip berikut: 

  • Sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik, ditandai dengan banyaknya ventilasi, jendela, dan atap yang tinggi
  • Pondasi yang kokoh 
  • Pekarangan yang luas sebagai simbol hubungan harmonis manusia dengan alam
  • Pagar tembok adalah salah satu karakteristik rumah adat Bali yang dibangun dengan maksud memberikan proteksi dan privasi untuk penghuni dari berbagai gangguan termasuk gangguan ilmu hitam dan arwah jahat 

BACA JUGA: Nama Pakaian Adat Jawa Timur dan Keunikannya, Sudah Tahu?

Rumah adat Bali biasanya terdiri dari beberapa tipe dengan nama dan fungsi yang berbeda-beda. Daftar nama rumah adat Bali adalah sebagai berikut. 

1. Angkul-angkul 

nama rumah adat bali
Instagram @shl.asia_landscape

Angkul-angkul merupakan elemen yang paling sering kita lihat di gambar rumah adat Bali. Letaknya ada di paling depan karena memang berfungsi sebagai gerbang masuk ke area rumah. Angkul-angkul umumnya merupakan perpaduan antara tembok dengan pintu kayu yang kaya akan ornamen dan simbol-simbol tertentu. Salah satunya dua patung druapala yang membawa senjata.

Druapala dijadikan perlambang pengawal atau pelindung bagi penghuni rumah. Pintunya dibuat tinggi dengan beberapa anak tangga. Arah menghadapnya tidak bisa sembarangan, akan ada pertimbangan dan perhitungan tertentu. 

2. Aling-aling 

Aling-aling
Instagram @agussj89

Aling-aling masih bagian dari gerbang masuk. Ia berbentuk bangunan yang penuh dengan simbol berupa patung dan ornamen. Fungsinya adalah batas antara angkul-angkul dengan pekarangan rumah. Gunanya sebagai distraksi atau penghalang energi negatif yang akan masuk ke rumah. 

3. Sanggah

Sanggah
Instagram @suwatan_galunk

Sanggah adalah bangunan sakral yang dipakai penghuni rumah untuk berdoa atau beribadah sesuai dengan kepercayaan agama Hindu. Merujuk pada makalah I Putra Suryadana, dkk. sanggah digunakan keluarga untuk melakukan pemujaan pada leluhur atau nenek moyang. 

BACA JUGA: Kenali 5 Macam Pakaian Adat Bali, Ciri, dan Filosofinya

4. Pengijeng Karang 

rumah adat bali adalah
Instagram @anakagungngurahmanik_

Letak pengijeng karang biasanya berlokasi di bagian pojok Barat pekarangan rumah adat Bali atau bisa juga ditempatkan di dekat pintu gerbang rumah. Bentuknya cukup ramping mirip tugu. Elemen bangunan ini berfungsi untuk menjaga ketentraman rumah dan menolak bala sehingga rumah akan terasa damai dan tenang. 

5. Bale Daja 

Bale Daja
Instagram @budaukir

Bale Daja atau Bale Manten dalam rumah adat Bali kuno dipakai sebagai tempat tidur kepala keluarga dan anak-anak perempuan. Melansir makalah A.A. Oka Saraswati tentang transformasi arsitektur Bale Daja, seiring perkembangan zaman Bale Daja digunakan seluruh penghuni untuk beristirahat dan beraktivitas domestik, termasuk ngobrol, rembuk keluarga, dan lain sebagainya. Bentuknya kotak dan sengaja dibangun lebih tinggi dibanding pekarangan.

Selain untuk estetika, ketinggian bisa mencegah terjadinya banjir.  Bale Daja biasanya dibangun dengan 8 -22 saka. Masih dari sumber yang sama, Bale Daja ternyata terbagi dalam beberapa tipe yaitu Bale Daja Sakutus, Bale Sakutus Maemper, Bale Sakutus Mamben, Bale Sakutus Majajar, Bale Bandung, Bale Gunung Rata, dan Bale Gunung Rata Ageng. Semuanya dibedakan dari jumlah sakanya. 

6. Bale Dauh 

gambar rumah adat bali
Instagram @amerthagati

Bale Dauh dalam rumah adat Bali berfungsi kini dipakai sebagai tempat untuk menjamu tamu. Bale ini berbentuk kotak dengan pondasi yang lebih rendah dibanding Bale Daja. Di masa lalu, bale ini difungsikan sebagai tempat tidur anak-anak laki-laki dan para perjaka dalam keluarga. Bangunan ini juga identik dengan tempat bekerja di mana dulu sebagian besar orang Bali berprofesi sebagai pengrajin. 

7. Bale Sekepat 

Bale Sekepat
Instagram @rumahjoglo.indo

Bale Sekepat mirip dengan pendopo di rumah adat Jawa. Ia juga berbentuk kotak dan ditopang oleh empat pilar dan empat kaki. Ia bersifat terbuka dan konsepnya lebih minimalis dibanding bale-bale lain dalam rumah adat Bali. 

BACA JUGA: 12 Gambar Rumah Adat Jawa Timur Lengkap Beserta Namanya

8. Bale Gede atau Bale Dangin 

rumah adat suku bali
Instagram @haven.kontraktor

Bangunan ini dibangun untuk melaksanakan upacara adat seperti Upacara Manusia Yadnya. Upacara tersebut diadakan untuk menandakan siklus hidup dalam kehidupan manusia, seperti halnya pubertas (datang bulan pertama atau mimpi basah), pernikahan, dan kematian. Bentuknya mirip dengan Bale Daja, tetapi dibangun dengan pondasi yang lebih rendah. 

9. Paon atau Pewaregan

rumah adat bali dan penjelasannya
Instagram @tenyomsakti

Seperti di rumah-rumah kuno di Indonesia lainnya, dapur biasanya dibangun terpisah dari rumah utama. Sama dengan sejarah rumah adat Bali yang juga memisahkan paon di bagian Selatan atau Barat Daya komplek rumah. Ia biasanya dipisah jadi dua area, satu untuk memasak dan satu lagi untuk menyimpan perkakas dan stok makanan. 

10. Jineng 

Jineng
Instagram @gazebo_jatibali

Jineng adalah nama rumah adat Bali yang difungsikan sebagai lumbung padi. Lokasinya dekat dengan paon atau dapur. Ia dibangun dengan dua lantai. Bagian atas untuk menyimpan beras yang sudah kering dan siap dimasak, sementara bagian bawah untuk menjemur beras yang baru dipanen. Bentuk jineng cukup berbeda dengan bale. Atap segitiganya dibuat lebih cembung. 

Kurang lebih, di atas adala penjelasan tentang nama rumah adat Bali dan pakaian adat Bali secara singkat. Sungguh informasi yang membuka mata. Ternyata, tak cuma unsur estetikanya yang seru buat diamati, ada banyak filosofi di balik bentuk bangunan tradisional di Bali.

Jadi makin respek dengan pihak-pihak yang bersedia melestarikan rumah adat Bali di era modern ini. Yuk, kita ikut untuk sama-sama menjaga warisan tersebut dan menghargai keberagaman negeri ini.