cara menghitung biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja langsung atau direct labor cost merupakan salah satu faktor biaya yang sangat signifikan dalam operasional perusahaan. Melalui biaya ini, perusahaan dapat mengidentifikasi elemen-elemen yang terlibat dalam perhitungan biaya produksi.

Tetapi tahukah Sedulur apa yang dimaksud dengan tenaga kerja langsung dan bagaimana cara menghitung biayanya? Yuk, Cek selengkapnya mengenai cara menghitung biaya tenaga kerja dalam artikel ini!

BACA JUGA: Cara Bisnis Roti 1000an Beserta Resepnya, Mudah dan Untung

Pengertian tenaga kerja

cara menghitung biaya tenaga kerja
iStock

Tenaga kerja merujuk pada populasi individu yang tersedia dan memiliki kemampuan untuk bekerja di suatu negara atau wilayah tertentu.

Tenaga kerja terdiri dari individu yang aktif mencari pekerjaan dan siap untuk bekerja, serta individu yang sudah bekerja dan tersedia untuk memenuhi permintaan tenaga kerja dari perusahaan atau pemerintah. Dalam konteks ekonomi, tenaga kerja dianggap sebagai salah satu faktor produksi yang penting, bersama dengan modal dan teknologi.

Tenaga kerja memiliki peran sentral dalam proses produksi, dan memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Tenaga kerja juga sering diukur dan dihitung dalam statistik ekonomi untuk memahami dinamika pasar tenaga kerja.

Ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja, seperti tingkat pengangguran, tingkat partisipasi angkatan kerja, tingkat pengangguran di kalangan remaja, serta tingkat upah dan kondisi kerja.

Dalam manajemen sumber daya manusia, tenaga kerja menjadi fokus utama dalam proses rekrutmen, seleksi, pelatihan, dan pengembangan karyawan. Perusahaan harus memahami karakteristik dan kebutuhan tenaga kerja agar dapat memenuhi kebutuhan organisasi dan mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

Kelompok tenaga kerja

cara menghitung biaya tenaga kerja
iStock

Tenaga kerja dapat dikelompokkan secara sederhana menjadi tiga kelompok berdasarkan kualifikasi, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh para pekerja. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing kelompok:

1. Tenaga kerja terdidik

Kelompok pertama adalah tenaga kerja terdidik, yang terdiri dari individu yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang spesifik. Biasanya, pengetahuan dan pengalaman ini diperoleh melalui pendidikan formal yang telah mereka jalani. Contohnya termasuk dokter, pengacara, notaris, dan lain sebagainya.

2. Tenaga kerja terlatih

Kelompok selanjutnya adalah tenaga kerja terlatih, yaitu pekerja yang memiliki keterampilan khusus yang biasanya diperoleh melalui pendidikan nonformal, seperti pelatihan kualifikasi atau kursus tertentu.

Misalnya, tukang las, terutama tukang las bawah air, mekanik, juru masak (koki), dan lain sebagainya. Meskipun pelatihan nonformal umumnya cukup, ada juga beberapa pekerja terampil yang menjalani pendidikan formal, seperti ahli bedah, koroner, dan ahli otopsi.

3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Kelompok terakhir adalah tenaga kerja yang tidak memiliki pendidikan dan keterampilan khusus. Mereka biasanya tidak memiliki persyaratan tertentu dalam hal keterampilan atau tugas yang harus dilakukan. Contoh sederhana dari kelompok ini adalah pekerja rumah tangga, sopir truk, dan sejenisnya.

Selain itu, ada juga kelompok yang bukan termasuk dalam kategori tenaga kerja. Berdasarkan definisi ketenagakerjaan sebelumnya, tidak semua individu dapat dikategorikan sebagai pekerja. 

Istilah “tidak bekerja” mengacu pada individu yang telah mencapai usia kerja atau telah mencapai usia kerja tetapi tidak bekerja karena berbagai alasan, seperti anak di bawah usia 15 tahun, orang yang berusia di atas 64 tahun, ibu rumah tangga, pelajar, dan sebagainya.

Pengupahan dalam ketenagakerjaan

iStock

Dalam perusahaan, biasanya terdapat pengkategorian biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Sebagai contoh, di sebuah pabrik tembikar, biaya tenaga kerja langsung dapat ditentukan untuk setiap pot atau tembikar yang dicat atau diproduksi.

Melalui perhitungan ini, perusahaan dapat menentukan keuntungan atau biaya tambahan yang timbul dari usahanya. Biaya tenaga kerja memainkan peran penting dalam proses produksi, oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan yang akurat dan tepat.

Sementara itu, istilah “overhead” sebenarnya merujuk pada anggaran yang dikeluarkan oleh bisnis untuk menghasilkan produk atau layanan tertentu, termasuk biaya tetap dan biaya variabel. Definisi ini mencakup berbagai komponen biaya yang tidak terkait langsung dengan tenaga kerja, seperti biaya sewa, biaya utilitas, biaya peralatan, dan lain sebagainya.

Komponen biaya tenaga kerja

iStock

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan karyawan dalam menjalankan kegiatan operasional merupakan biaya tenaga kerja. Komponen-komponen dari biaya tenaga kerja mencakup hal-hal berikut:

  • Penggajian dan Upah: Biaya utama yang terkait dengan tenaga kerja adalah penggajian dan upah yang diberikan kepada karyawan. Komponen ini meliputi gaji pokok, tunjangan, dan insentif lain yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan.
  • Tunjangan dan Bonus: Perusahaan dapat memberikan tunjangan dan bonus kepada karyawan sebagai bentuk penghargaan atas kinerja yang baik atau sebagai bagian dari paket insentif yang ditawarkan.
  • Program Jaminan Sosial: Perusahaan wajib membayar iuran jaminan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan dana pensiun untuk kepentingan karyawan.
  • Pelatihan dan Pengembangan: Investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan hal penting untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan.
  • Perlindungan Kesehatan: Perusahaan dapat menyediakan perlindungan kesehatan seperti asuransi kesehatan, perawatan gigi, dan biaya obat-obatan bagi karyawan.
  • Peralatan dan Fasilitas Kerja: Biaya yang dikeluarkan untuk membeli dan memelihara peralatan dan fasilitas kerja yang diperlukan oleh karyawan, seperti komputer, meja, kursi, telepon, dan peralatan keamanan.
  • Biaya Perekrutan: Biaya yang terkait dengan proses perekrutan karyawan, termasuk biaya iklan, biaya tes, dan biaya seleksi.
  • Keamanan dan Keselamatan Kerja: Biaya yang terkait dengan upaya perusahaan dalam memastikan keamanan dan keselamatan kerja karyawan, seperti biaya untuk perlindungan terhadap kecelakaan kerja.
  • Biaya Pensiun: Perusahaan bertanggung jawab untuk membayar biaya pensiun bagi karyawan yang memenuhi syarat pensiun.

Semua komponen biaya tenaga kerja ini harus diperhitungkan secara seksama oleh perusahaan dalam perencanaan anggaran dan strategi manajemen sumber daya manusia yang diterapkan.

BACA JUGA: Peluang Bisnis Rental Kamera Beserta Tips Menjalankannya

Langkah dan cara menghitung biaya tenaga kerja langsung

iStock

Secara umum, perhitungan kebutuhan pembiayaan tenaga kerja dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Kedua jenis biaya tersebut memiliki pengaruh terhadap efektivitas keuangan perusahaan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menghitung biaya tenaga kerja langsung:

1. Identifikasi komponen biaya

Biaya overhead langsung hanya dapat dikenakan pada karyawan yang terlibat secara langsung dalam produksi barang atau jasa. Karyawan tersebut dapat diupah per jam atau per bulan. Maka dari itu, penting untuk mengidentifikasi komponen biaya di awal sebelum memperkerjakan.

2. Menambahkan komponen biaya

Tentukan total biaya overhead langsung (direct overhead cost) dalam periode yang ditentukan. Beberapa komponen biaya tenaga kerja yang harus diperhitungkan antara lain:

  • Gaji karyawan
  • Pajak penghasilan
  • Dana pensiun
  • BPJS kesehatan
  • BPJS ketenagakerjaan
  • Tunjangan perusahaan lainnya

3. Menghitung biaya tenaga kerja per jam (opsional)

Jika perlu, perusahaan dapat menghitung biaya pekerja per jam dengan membagi total biaya tenaga kerja langsung dalam satu periode dengan jumlah jam kerja dalam periode tersebut.

Misalnya, jika total biaya langsung karyawan Rudi adalah Rp60 juta per tahun dan Rudi bekerja 2.000 jam per tahun (40 jam per minggu selama 50 minggu dalam setahun), maka biaya overhead karyawan Rudi per jam dapat dihitung dengan membagi Rp60 juta dengan 2.000. Hasilnya adalah biaya per jam sebesar Rp30.000.

4. Menghitung biaya pekerja untuk periode waktu lain

Setelah mendapatkan biaya tenaga kerja langsung dalam hitungan jam, perusahaan dapat menentukan biaya pekerja untuk periode waktu lain, seperti harian, mingguan, bulanan, atau triwulanan, bagi karyawan tersebut. 

Misalnya, jika Rudi bekerja 40 jam per minggu, maka biaya pekerjaan langsung Rudi selama seminggu adalah 40 x Rp30.000 = Rp1.200.000.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, perusahaan dapat menghitung biaya tenaga kerja langsung dengan lebih akurat dan memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pembiayaan yang dibutuhkan untuk tenaga kerja.

Contoh cara menghitung biaya tenaga kerja langsung

Abu Coffee Shop, perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan kopi biji utuh, memiliki total 15 karyawan yang terlibat dalam bagian produksi, pengemasan, dan pengiriman kantong kopi. Lalu, bagaimana cara menghitung biaya pekerja langsung (direct labor cost) per jam?

  • Tentukan total biaya untuk 15 karyawan dengan menggabungkan gaji, tunjangan, dan komponen pendapatan lainnya. Misalkan, total biaya tersebut adalah Rp 75 juta. Ini merupakan total biaya tenaga kerja langsung selama satu tahun.
  • Hitung total jam kerja karyawan dalam satu tahun terakhir. Sepuluh karyawan bekerja 40 jam per minggu selama 50 minggu, dengan total 20.000 jam. Jadi, 10 x 40 x 50 = 20.000 jam. Sementara itu, lima karyawan lainnya bekerja 35 jam per minggu selama 48 minggu dalam satu tahun, dengan total 8.400 jam. Jadi, 5 x 35 x 48 = 8.400 jam. Jumlah total jam kerja dari 15 karyawan adalah 20.000 jam + 8.400 jam = 28.400 jam.
  • Berikutnya, Abu Coffee Shop membagi total biaya tenaga kerja langsung dengan jumlah total jam kerja untuk mengetahui biaya pekerja langsung per jam, yaitu:
  • Perhitungan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) per jam = Rp 75 juta / 28.400 jam = Rp 2.640

Dengan menggunakan metode ini, Abu Coffee Shop dapat menghitung biaya tenaga kerja langsung per jam dengan akurat, membantu dalam perencanaan anggaran dan manajemen keuangan perusahaan.

Contoh cara menghitung biaya tenaga kerja langsung per unit

Berikut adalah sebuah contoh metode untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung per unit yang berbeda:

  • Tentukan jumlah biaya tenaga kerja langsung selama periode yang ditentukan. Misalnya, jika biaya tenaga kerja langsung dalam satu bulan adalah Rp 50.000.000.
  • Tentukan jumlah unit produksi yang dihasilkan selama periode yang sama. Misalnya, jika jumlah unit produksi dalam satu bulan adalah 10.000 unit.
  • Hitung biaya tenaga kerja langsung per unit dengan membagi total biaya tenaga kerja langsung dengan jumlah unit produksi. Dalam contoh di atas, biaya tenaga kerja langsung per unit adalah Rp 5.000.

Dengan demikian, setiap unit produksi akan memerlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 5.000. Dengan mengetahui biaya tenaga kerja langsung per unit, perusahaan dapat melakukan perkiraan biaya produksi untuk setiap unit barang atau jasa yang dihasilkan.

Hal ini sangat membantu perusahaan dalam menetapkan harga jual yang sesuai dan menghitung laba atas setiap unit produksi. Itu tadi informasi mengenai cara menghitung biaya tenaga kerja. Semoga bermanfaat!