Mengenal Greenshoe, Skema Stabilkan Penurunan Saham

Salah satu istilah dalam dunia saham yang sering dibahas adalah greenshoe option atau skema greenshoe. Tidak perlu khawatir, skema penstabilan penurunan saham ini sudah diatur oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam aturan No. IX.B.4 tentang Stabilisasi Harga Saham dalam Rangka Penawaran Umum Perdana atau IPO (initial public offering).

Penasaran dengan definisi greenshoe option? Ikuti terus pembahasan di bawah ini, ya!

BACA JUGA: Mengenal Attack Mode Fitur Tenaga Ekstra Pada Formula E

Pengertian greenshoe

greenshoe
Depositphotos

Greenshoe option adalah salah satu mekanisme opsi penjatahan terhadap saham. Skema tersebut mengacu kepada langkah emiten untuk bisa mengambil jatah mereka dalam IPO (initial public offering) atau masa penawaran umum. Calon emiten diharuskan untuk mencatatkan saham perdana mereka dengan maksimal penjatahannya sebesar 15%.

Opsi tersebut ternyata sudah diatur oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam aturan No. IX.B.4 tentang Stabilisasi Harga Saham dalam Rangka Penawaran Umum Perdana atau IPO.

BACA JUGA: Bachelor Degree & Perbedaannya dengan Sarjana di Indonesia

Sejarah munculnya opsi greenshoe

greenshoe
Depositphotos

Skema tersebut awalnya muncul dari berawal dari sebuah perusahaan alas kaki, yaitu Green Shoe Manufacturing Company (sekarang lebih dikenal luas dengan Stride Rite Corporation). Perusahaan tersebut diketahui pertama kali menggunakan opsi greenshoe pada tahun 1919 silam. Green Shoe Manufacturing Company pada saat itu mengizinkan penjamin emisi untuk menggunakannya di dalam IPO.

Secara garis besar, terdapat dua alasan mengapa opsi atau skema ini pada akhirnya digunakan secara luas.

  • Opsi greenshoe adalah mekanisme hukum bagi penjamin emisi dalam menstabilkan harga saham baru. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengurangi risiko perdagangan di bawah harga pasca terjadinya penawaran.
  • Skema ini juga dapat memberikan beberapa fleksibilitas pada penjamin emisi dalam menetapkan ukuran akhir dari penawaran. Urutan tersebut kemudian didasarkan atas permintaan saham pasca-penawaran.

BACA JUGA: Prosa adalah: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis dan Contohnya

Proses skema greenshoe adalah

greenshoe
Depositphotos

Setelah mengetahui tentang pengertian umum dan juga sejarah munculnya greenshoe option ini, tentunya rasa penasaran Sedulur akan tergugah ketika membahas tentang cara kerjanya. Secara singkat, sebenarnya opsi ini mengharuskan kita untuk melepas saham tambahan atau membeli saham yang tengah beredar agar harga saham menjadi stabil.

Pelepasan saham tambahan dapat Sedulur lakukan apabila permintaan akan saham tersebut sedang tinggi-tingginya. Apabila penawaran tinggi, maka harga saham akan mengalami penurunan drastis, bahkan dapat menyentuh ARB (auto rejection bawah) atau berada di bawah harga normal IPO.

Tidak ada investor yang mau mengalami kondisi tersebut. Alhasil, underwriter kemudian akan menawarkan kita sebagai investor untuk melakukan skema greenshoe, dimana hal tersebut memungkinkan underwriter membeli kembali saham yang sudah beredar di publik. Harapannya ketika saham tersebut dibeli kembali, maka antara penawaran dan juga permintaan menjadi seimbang.

Terdapat dua syarat yang perlu disanggupi ketika hendak memilih opsi ini, yaitu pembelian maksimal 15% dari total saham IPO dan pelaksanaan maksimalnya 30 hari setelah IPO.

Dari kedua syarat tersebut saja sudah dapat kita lihat bahwa secara mekanisme, tekanan jual saham yang mampu ditahan hanya berkisar pada 15%. Jumlah tersebut sudah maksimal, seorang underwriter tidak dapat membeli lebih dari itu dikarenakan kekhawatiran harga saham yang akan terus turun.

BACA JUGA: Cara Menulis Daftar Pustaka Jurnal yang Benar Secara Otomatis

Contoh opsi greenshoe

Terdapat banyak perusahaan besar yang pernah melakukan skema ini, di antaranya adalah Facebook (Meta) dan juga GoTo. Setiap perusahaan pun memiliki cara masing-masing untuk melakukan greenshoe tergantung bagaimana kebijakan yang diambil. Berikut ini contohnya.

1. Facebook (Meta)

Business Insider

Facebook, yang dulu belum berubah nama menjadi Meta, pertama kali mulai melakukan penawaran umum pada Mei 2012 silam. Saat itu, IPO Facebook menjadi salah satu dari perusahaan teknologi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Pada Mei 2012, Facebook mulai menawarkan sebanyak 421.233.615 saham dengan harga per saham adalah US$38. Dari penawaran tersebut, terkumpul hingga US$16 miliar. Bahkan harga saham Facebook dalam waktu yang singkat mampu merangkak hingga US$45.

Dengan menggunakan skema greenshoe, Morgan Stanley, yang pada waktu itu menjadi penjamin emisi utama, memiliki hak untuk menjual lebih banyak saham. Tujuannya adalah untuk memberikan stabilitas harga. Sebagai penjamin emisi utama, ia juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan pasokan serta mengatasi fluktuasi harga ketika permintaan sedang tinggi-tingginya.

Morgan Stanley pun menjual US$484 juta saham Facebook dengan harga per saham US$38. Kemudian ia juga membeli 421 juta saham dari perusahan dan investor lain.

BACA JUGA: Pengertian Growth Mindset Beserta Manfaat dan Penerapannya

2. GoTo

The Wall Street Journal

Salah satu perusahaan karya anak bangsa yang di awal tahun 2022 yang lalu mulai go public adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Opsi yang digunakan GoTo saat IPO adalah 7,8 miliar saham yang berasal dari saham treasury.

Untuk IPO GoTo sendiri berdasarkan laporan keuangan Juli 2021 lalu nilai ekuitasnya mencapai Rp130,5 triliun. Sementara total saham sebelum IPO perusahaan tersebut mencapai Rp1,14 triliun. 

Dari situ, dapat kita simpulkan bahwa nilai BVS (book value per share) saham GoTo berada di kisaran Rp115 per saham dan ditawarkan pada range harga Rp338 per saham pada saat IPO. Dengan mekanisme opsi greenshoe, saham GoTo semakin dilirik oleh investor, terutama mereka yang bercita-cita untuk mendorong kemajuan ekonomi digital Indonesia.

Itulah perkenalan singkat dengan greenshoe, salah satu skema atau opsi untuk stabilkan penurunan harga saham. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan Sedulur terhadap dunia saham, ya!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.