Pernahkah Sedulur mendengar singkatan DFD? Ya, rasa-rasanya memang singkatan tersebut jarang Sedulur temui, kecuali jika Sedulur bekerja dalam instansi yang sering menggunakannya. Ia sendiri merupakan singkatan dari data flow diagram, salah satu metode ilustrasi atau penggambaran informasi yang berkaitan dengan pembuatan sebuah sistem informasi.
Terdengar rumit, ya? Tenang, data flow diagram tidak seribet yang Sedulur bayangkan, kok! Yuk, coba berkenalan dulu dengan data flow diagram melalui ulasan di bawah ini!
BACA JUGA: 10 Cara Memperbaiki HP yang Tidak Bisa di Cas, Ini Solusinya
Pengertian DFD adalah
DFD adalah singkatan dari data flow diagram. Singkatnya, data flow diagram merupakan sebuah ilustrasi yang menggambarkan alur dari program tertentu. Data flow diagram ini banyak digunakan oleh para developer atau pengembang dalam proses pembuatan sistem informasi.
DFD diagram dapat memberikan kepada kita gambaran secara visual mengenai siapa saja yang terlibat dalam program, apa saja yang dikerjakan, serta poin-poin penting lainnya yang diikutkan ke dalam diagram tersebut.
Bisa saja apabila Sedulur ingin membuat diagram ini secara manual. Tetapi, untuk mengefisienkan alur kerja, terdapat beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat diagram ini, seperti Power Designer 6, Easycase, Edraw Mind Map, dan juga Pencil.
Selain data flow diagram, beberapa orang juga ada yang kerap menggunakan metode UML dalam proses pembuatan sebuah sistem informasi. Lantas, apa bedanya kedua metode penggambaran tersebut?
BACA JUGA: Kebudayaan adalah: Pengertian, Jenis, Ciri, Fungsi & Unsurnya
Perbedaan DFD dengan UML
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, dalam kegiatan pembuatan sebuah sistem informasi, para developer lazim untuk menggunakan data flow diagram. Namun, tidak jarang juga ada yang menggunakan metode UML sebagai sarana ilustrasi kerja. Apa sih, yang dimaksud dengan UML?
UML merupakan singkatan dari unified modeling language. Dalam bahasa Indonesia, unified modeling language dapat diartikan sebagai bahasa pemodelan dalam pengembangan suatu software.
Mungkin sebagian besar dari Sedulur bertanya-tanya, apa yang membedakan UML dengan data flow diagram, ya? Sejatinya, keduanya memiliki beberapa kesamaan. Sama-sama digunakan untuk membuat sistem informasi, memperjelas tiap-tiap alur kerja, agar tidak terjadi kebingungan di antara para pengembang.
Namun, hal yang membedakan adalah dari segi detailnya. Komponen DFD kurang detail jika dibandingkan dengan UML, karena UML berfokus pada objek sistem informasi yang sedang dibuat tersebut.
BACA JUGA: Pengertian Politik Beserta Ciri, Konsep, Tujuan & Contohnya
DFD simbol, apa saja?
Sebagai sebuah diagram penting bagi para pengembang, ia memiliki beberapa simbol yang dapat dibedakan berdasarkan perannya masing-masing. Apa saja simbol-simbol tersebut?
1. Data store
Data store merupakan salah satu simbol dalam data flow diagram. Data store memiliki arti sebagai file penyimpanan seluruh informasi yang nantinya akan menjadi input dalam proses selanjutnya.
2. Data flow
Data flow merupakan salah satu simbol dalam data flow diagram. Data flow memiliki arti sebagai alur informasi dari sistem satu ke sistem lainnya, biasanya berbentuk seperti tanda panah.
3. Process
Process merupakan salah satu simbol dalam data flow diagram. Process memiliki arti sebagai alur untuk mengolah input proses menjadi output proses, biasanya berbentuk seperti bangun ruang yang berkesinambungan satu sama lain (lingkaran, persegi, ditambah dengan sudut bulat).
4. External entity
External entity merupakan salah satu simbol dalam data flow diagram. External entity memiliki arti sebagai pihak ketiga, biasanya dilambangkan dengan kotak atau persegi panjang.
BACA JUGA: 3 Digit Berapa Rupiah? Ini Penjelasannya & Contoh Penggunaan
Fungsi DFD
Di atas sudah Sedulur ketahui bahwa DFD atau data flow diagram adalah sebuah ilustrasi yang menggambarkan alur dari program tertentu dalam proses pembuatan sistem informasi. Terdapat beberapa simbol yang biasanya ada di dalam diagram tersebut, seperti data store, data flow, process, serta external entity.
Sebagai sebuah diagram yang sangat membantu dalam perumusan sebuah sistem informasi, data flow diagram memiliki beberapa fungsi penting. Berikut ini adalah penjelasan dari tiga fungsi utama sebuah data flow diagram.
1. Mengilustrasikan suatu sistem
Data flow diagram dapat berfungsi sebagai ilustrasi atau gambaran dari suatu sistem. Dengan adanya ilustrasi ini, Sedulur dapat dengan mudah melihat berbagai macam komponen DFD yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Dengan data flow diagram juga Sedulur dapat memperoleh berbagai informasi tambahan mengenai proses dan progress kerja dari pengembangan sistem informasi tersebut.
2. Menyampaikan rancangan suatu sistem
Data flow diagram juga dapat berfungsi untuk menyampaikan rancangan suatu sistem. Penyampaian rancangan tersebut akan lebih mudah karena DFD menyediakan gambaran atau ilustrasi visual yang memperjelas tiap-tiap proses, langkah, serta informasi yang tersedia.
Tentunya, tidak hanya pengembang yang akan terbantu dengan gambaran atau ilustrasi visual tersebut, namun juga pihak ketiga yang berusaha memahami proses tertera.
3. Merancang sebuah model
Data flow diagram selanjutnya dapat berfungsi menjadi rancangan sebuah model. Gambaran dan ilustrasi visual yang ditawarkan oleh diagram tersebut sifatnya adalah sistematis. Maka dari itu, pengembang dapat dengan mudah menggaris bawahi setiap alur atau proses dengan urgensi lebih.
BACA JUGA: Pengertian Kritik Seni Beserta Jenis dan Bentuk-Bentuknya
Jenis DFD
Pada pembahasan sebelumnya, Sedulur sudah memahami apa saja fungsi-fungsi dari sebuah data flow diagram. Diagram tersebut dapat mengilustrasikan atau menggambarkan suatu sistem informasi, menyampaikan rancangan, dan juga dipakai untuk merancang sebuah model.
Tahukah Sedulur bahwa data flow diagram memiliki tiga jenis? Ya, terdapat jenis diagram level 0, level 1, dan level 2. Berikut ini adalah pembahasan singkatnya.
1. Level 0
DFD level 0 adalah diagram paling mendasar. Biasanya jenis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran sistem informasi kepada pihak ketiga atau pihak eksternal. Lebih lanjut lagi, level 0 tidak memiliki hubungan atau korelasi terhadap basis data di data store.
2. Level 1
DFD level 1 adalah diagram dengan proses penjabaran di atas level 0. Informasi serta alur-alur proses yang terdapat pada level ini biasanya dirancang agar para pengembang lebih mudah memahami berbagai informasi yang terkandung. Informasi-informasi tersebut akan dipecah menjadi beberapa bagian kecil, sehingga proses pengerjaan suatu sistem informasi dapat lebih cepat.
3. Level 2
DVD level 2 adalah diagram dengan proses penjabaran di atas level 1. Informasi serta alur-alur proses yang terkandung di dalam level 2 ini biasanya lebih detail, dengan deskripsi yang lebih rinci jika dibandingkan dengan level 1 atau level 0. Maka dari itu, tidak banyak sistem informasi yang membutuhkan data flow diagram level 2 ini.
Contoh DFD
Di atas adalah DFD contoh yang dapat Sedulur amati untuk memberikan pemahaman yang lebih sempurna.
Cara membuat DFD
Ingin membuat data flow diagram sendiri? Tentu saja, bisa! Yuk, coba ikuti empat langkah sederhana di bawah ini!
1. Kelola basis data yang dimiliki
Langkah yang pertama adalah kelola basis data yang dimiliki. Pastikan Sedulur sudah memiliki semua informasi yang diperlukan dalam data store, siap untuk diproses agar menghasilkan output.
2. Tentukan berapa jumlah masukan dan keluaran
Biasanya DFD memiliki satu input dan satu output, namun tidak terbatas pada jumlah tersebut. Tentukan berapa jumlahnya, lalu tentukan juga jenis diagram yang akan dipakai.
3. Hubungkan pada data store
Langkah yang ketiga adalah hubungkan pada data store. Data store harus terhubung pada input dan output, masing-masing adalah satu unit agar informasi terekam jelas.
4. Lakukan output sesuai proses
Pastikan alur pada data flow diagram Sedulur bisa menghasilkan output yang sesuai dengan kehendak.
Demikian ulasan singkat mengenai dfd atau data flow diagram. Informasi di atas telah mencakup beberapa aspek penting, seperti pengertian, perbedaannya dengan UML, simbol-simbol, fungsi, jenis, contoh, serta cara pembuatan dari data flow diagram tersebut.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan Sedulur, ya!
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.