Mendengar istilah toko kelontong, pasti kita akan terbayang dengan tempat dimana masyarakat bisa bertransaksi berbagai macam kebutuhan pokok. Toko kelontong juga menjadi usaha yang banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Bahkan, sejarah toko kelontong di tanah air begitu panjang dan berperan penting dalam mengatasi krisis ekonomi 1999 silam.
Meskipun sudah mulai tergerus zaman, terutama karena kehadiran banyak toko swalayan dan modern. Toko kelontong tetap bisa eksis karena menjadi tempat paling nyaman masyarakat untuk berbelanja sampai sekarang.
Apalagi toko kelontong dikenal sebagai tempat yang ramah karena banyak kelonggaran yang bisa dibicarakan saat membeli belanja bulanan. Jadi tidak heran, dalam masyarakat toko kelontong begitu terasa kehadirannya dan bisa memberikan banyak manfaat.
Bagi Sedulur yang penasaran seperti apa sejarah toko kelontong di dunia dan khususnya di Indonesia, yuk simak ulasannya berikut ini.
BACA JUGA: 12 Barang yang Laris di Toko Kelontong
Muncul di abad ke-19
Sejarah toko kelontong berawal dari kebutuhan masyarakat di Indonesia saat masa kolonial. Dahulu, pemerintah masih kesulitan meningkatkan kekuatan ekonomi karena masyarakat belum terbiasa dengan transaksi uang secara tunai.
Pada tahun 1870-an, pemerintah saat itu akhirnya membuat berbagai macam barang produksi baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang-barang tersebut nantinya juga akan menggantikan peran barang lama yang sudah ketinggalan zaman. Produksi besar-besaran ini, membuat pasar lokal di Indonesia penuh dengan berbagai macam barang.
Kala itu, masyarakat Tionghoa melihat fenomena produksi besar-besaran ini sebagai peluang usaha. Mereka akhirnya melakukan stok barang dan menjualnya secara keliling agar bisa bertemu dengan masyarakat langsung. Cara ini sendiri cukup berlawanan dengan budaya pada masa itu, dimana masyarakat lebih banyak datang ke pasar untuk mencari kebutuhannya.
Para pedagang toko kelontong awalnya kesulitan untuk menjajakan dagangannya, tapi mereka akhirnya menemukan cara untuk menarik perhatian masyarakat dengan memanfaatkan alat kelentungan yang dibunyikan ketika berkeliling. Alat ini ternyata menjadi ciri khas para pedagang keliling sampai akhirnya mereka dijuluki sebagai toko kelontong.
Barang yang dijual oleh toko kelontong zaman dahulu cukup sedikit, seperti beras, bumbu dapur, sabun, dan alat rumah tangga. Variasi barang dagangan tersebut tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan toko kelontong sekarang ini.
Namun, keberadaan para pedagang kelontong berhasil memudahkan masyarakat karena mereka tak perlu jauh-jauh lagi membeli kebutuhan di pasar.
Melihat potensi jualannya semakin meningkat, para masyarakat Tionghoa akhirnya mulai membuka toko kelontong secara permainan di desa-desa. Tujuannya agar mereka tak capek berkeliling, tapi masyarakat tetap bisa memenuhi barang belanja sehari-hari.
Erat dengan masyarakat
Sejak pertama kali muncul di tengah-tengah masyarakat, toko kelontong memang sangat memudahkan. Apalagi, dengan langsung bertemu antara penjual dan pembeli membuat toko kelontong bisa memberikan harga yang murah bagi masyarakat.
Bahkan, pada masa lalu, banyak toko kelontong yang juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang kesulitan ekonomi tetap bisa memenuhi kebutuhannya. Cara ini dahulu sering disebut dengan mendreng atau kredit toko.
Jadi tidak heran, budaya hutang atau bon di toko kelontong masih ada sampai sekarang. Budaya ini pun tak melulu negatif karena toko kelontong bisa menjadi solusi agar masyarakat bisa bertahan hidup di saat susah.
Sifat toko kelontong yang sangat lunak inilah yang membuat usahanya begitu identik dengan masyarakat kelas menengah ke bawah. Jadi toko kelontong artinya adalah tempat atau sarana bagi masyarakat untuk bisa memenuhi segala kebutuhannya terutama barang pokok seperti sembako, sabun, hingga bumbu dapur.
BACA JUGA: Toko Kelontong: Pengertian, Jenis & Asal Mulanya
Penyelamat krisis
Toko kelontong termasuk dalam jenis usaha mikro kecil menengah atau UMKM. Namun, jangan Sedulur anggap remeh karena toko kelontong ternyata bisa menjadi penyelamat krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1989 silam.
Saat itu, toko kelontong menjadi tulang punggung agar keadaan ekonomi tanah air tetap stabil. Masyarakat juga tetap bisa berbelanja dengan harga yang tidak mencekik. Tercatat pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia, ada 99% dari seluruh pelaku usaha yang ada di Indonesia turut andil membantu pemerintah.
Perkembangan di era modern
Meskipun sudah begitu banyak berjasa dalam melepaskan Indonesia dari jerat krisis ekonomi, perjalanan toko kelontong di era modern ternyata tak semudah yang dibayangkan. Hal ini tak lepas dari teknologi yang berkembang begitu cepat pada semua lini kehidupan masyarakat.
Toko kelontong yang kebanyakan dimiliki oleh kelompok tua akhirnya mengalami kesulitan untuk beradaptasi hingga akhirnya bangkrut. Fenomena menurunnya jumlah toko kelontong di masyarakat pun menjadi perhatian serius pemerintah.
Dikutip dari Kompas, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan adanya peningkatan penggunaan uang elektronik sebagai alat transaksi pada tahun 2019 lalu.
“Pesatnya pertumbuhan penggunaan uang elektronik mengindikasikan preferensi masyarakat menggunakan uang digital terus meningkat,” ungkap Perry.
Keberadaan uang elektronik ini terus menggerus keberadaan toko kelontong akibat kurangnya digitalisasi pada sistem. Cara pembayaran digital dianggap lebih mudah namun banyak toko kelontong masih lebih suka dengan pembayaran secara tunai.
Masalah ini pun ditanggapi juga oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki. Dia berharap banyak UMKM khususnya toko kelontong sudah bisa melakukan digitalisasi pada sistem transaksinya.
“Kita perlu mendigitalisasi UKM demi meningkatkan market yang lebih luas agar mereka dapat bersaing,” jelas Teten.
Pernyataan Menteri Koperasi ini juga memiliki dasar yang kuat dengan adanya fakta toko swalayan dan minimarket sekarang terus melonjak jumlahnya.
Beruntung saat ini banyak platform yang sudah berhasil menciptakan sistem yang baik untuk toko kelontong agar bisa bersaing di era modern. Salah satu contoh toko kelontong modern adalah Aplikasi Super.
Aplikasi Super bisa membuat toko kelontong lebih berkembang karena membuat para pedagang bisa melakukan stok barang dan transaksi lebih mudah. Aplikasi ini juga bisa menghubungkan pembeli dan penjual lebih dekat. Apalagi banyak promo yang tentunya membuat semua pihak mendapatkan keuntungan yang melimpah.
Dengan segala kemudahan yang diberikan oleh Aplikasi Super, tentu keberadaan toko kelontong akan kembali eksis di era sekarang. Dan yang pasti, memberikan kemudahan pada masyarakat.
Barang yang wajib dijual
Bila Sedulur tertarik untuk memulai usaha toko kelontong, maka ada baiknya untuk mengetahui berbagai macam barang yang potensial di jual. Hal ini karena memilih barang yang hendak dijual bisa mengurangi resiko kerugian dan menemukan pasar yang tepat.
1. Sembako
Sembako atau sembilan bahan pokok dalam masyarakat adalah barang yang wajib ada pada toko kelontong. Hal ini karena sembako memiliki andil penting untuk menjaga masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan pangannya.
Barang yang ada pada sembako sendiri menurut Peraturan Menteri Perdagangan No. 27/2017 meliputi eras, jagung, kedelai, gula, minyak goreng, bawang merah, daging sapi, daging ayam, gas, dan juga telur ayam.
2. Peralatan mandi
Barang selanjutnya yang harus ada di toko kelontong adalah peralatan mandi. Hal ini karena kebersihan menjadi salah satu yang paling utama pada kehidupan manusia.
JIka Sedulur ingin membuka toko kelontong, maka sebaiknya jual barng seperti sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi, sabun muka, sampai deodoran.
BACA JUGA: Inspirasi Model Rak Toko Kelontong dari Kayu Agar Lebih Cantik
Tips toko kelontong sukses
Memulai usaha toko kelontong agar sukses memang tidaklah mudah. Apalagi sejarah toko kelontong yang sudah ada sejak zaman dahulu, membuat usaha semacam ini memiliki banyak pesaing.
Namun, bila Sedulur memiliki niat yang baik dan gigih. Maka untuk mencapai kesuksesan sebagai pengusah toko kelontong itu bukanlah mimpi.
Pertama, Sedulur harus bisa mengetahui tempat yang tepat untuk membuka usaha toko kelontong. Pemilihan tempat ini akan membantu untuk mendapatkan data pasar tentang siapa pembeli di toko. Bila sudah mendapatkan data tersebut, maka Sedulur sudah bisa membuat prioritas barang yang hendak dijual.
Selanjutnya, carilah tempat mencari barang kulakan yang paling murah tapi dengan kualitas terbaik. Hal ini bisa Sedulur dapatkan dengan memanfaatkan aplikasi seperti Aplikasi Super, karena banyak barang belanja bulanan yang bisa dibeli secara grosiran dengan harga terbaik.
Agar tokomu tetap bisa bertahan dan mendapatkan banyak pelanggan, jangan lupa untuk mengedepankan pelayanan pada pembeli.
Demikian tadi sejarah toko kelontong di Indonesia. Melihat cerita di atas, toko kelontong memang begitu penting karena menjadi tulang punggung berkembangnya ekonomi di masyarakat. Usaha ini juga memberikan peluang besar untuk semua lapisan masyarakat agar bisa mendapatkan pendapatan yang layak.
Bila Sedulur sempat merasa ragu karena bingung tentang beda toko kelontong dan sembako, maka artikel di atas semoga bisa menjadi jawabannya.