raya dan tahun baru. Barang-barang kebutuhan pokok seperti minyak goreng dan telur ayam akan mengalami kenaikan harga yang signifikan sebelum akhirnya kembali normal. Gejolak semacam ini kadang memunculkan pertanyaan, kenapa harga sembako naik secara tidak biasa dalam momen tertentu?
Ternyata peristiwa ekonomi semacam ini dipengaruhi oleh banyak faktor dan bisa terjadi di berbagai negara baik itu negara maju maupun berkembang. Bahkan, kenaikan harga sembako banyak terjadi saat bulan Ramadhan atau ketika orang-orang sedang berpuasa. Padahal bila dipikirkan, tingkat konsumsi saat puasa seharusnya sedikit, tapi dilapangan malah terjadi sebaliknya.
Lantas apa saja faktor penyebab harga bahan pokok naik? Yuk, simak ulasannya bersama-sama.
BACA JUGA: Merintis Bisnis Grosir Sembako Modal Kecil dan Menguntungkan
Kenaikan harga impor
Indonesia merupakan negara yang masih melakukan impor pada beberap kebutuhan pokok seperti daging, bawang dan juga cabai. Impor ini sendiri awalnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri akibat belum mampunya petani maupun peternak di tanah air.
Alhasil, harga impor dari luar negeri mau tidak mau harus diikuti oleh pemerintah dan berpotensi menyebabkan adanya kenaikan harga di pasar saat barang impor yang dijual.
Dampak kenaikan harga sembako bagi masyarakat biasanya berpengaruh pada menurunnya daya beli. Selain itu, juga bisa membuat banyak restoran mengalami kerugian hingga bangkrut karena biaya produksi tidak sesuai dengan harga jual.
Perubahan cuaca atau iklim
Kondisi iklim yang tak menentu seperti saat ini kadang membuat para petani kewalahan. Waktu panen mereka menjadi tak jelas karena cuaca yang berubah-ubah. Terkadang hujan berkepanjangan, atau musim kemarau yang lebih panjang, atau bahkan tiba-tiba kemarau di musim hujan. Kondisi seperti itu jelas mengganggu komoditas pertanian.
Akibatnya adalah kelangkaan bahan pokok pun terjadi. Tentunya kelangkaan dapat menyebabkan harga sembako naik drastis. Padahal datangnya bulan puasa atau perayaan besar lainnya adalah momen di mana permintaan akan bahan pokok meningkat.
Kendala saat distribusi
Faktor yang menyebabkan kenapa harga sembako naik adalah masalah saat distribusi sembako. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh jalur distribusi yang rusak sampai tak tersedianya bahan bakar untuk operasional truk pengangkut.
Contoh kasus kenaikan harga pangan akibat distribusi misalnya, truk pengangkut ayam mengalami keterlambatan karena jalur yang buruk. Keterlambatan dalam waktu sehari biasanya bisa menyebabkan kenaikan harga hingga 20%.
BACA JUGA: 6 Tips Bisnis Sembako Tanpa Modal yang Menguntungkan
Keberadaan kartel
Dikutip dari Lifepal, dalam pasar bahan pangan ternyata juga terdapat kartel yang bisa mempengaruhi kenaikan harga sembako. Namun, apa itu kartel? Kartel adalah gabungan dari beberapa produsen independen yang berusaha untuk menguasai pasar dengan cara memainkan harga dan menekan jumlah distribusi pasokan sembako.
Kartel sembako atau pangan biasanya banyak muncul saat mendekati perayaan lebaran, Natal, sampai tahun baru. Keberadaan kartel sendiri banyak tidak mudah terlacak karena mereka berada di wilayah produksi sembako.
Cara kerja mereka biasanya adalah dengan meraup hasil panen para petani dalam jumlah besar. Kemudian, hasil tersebut ditimbun dan disimpan sampai persediaan di pasar menipis. Setelah itu, mereka menjualnya dengan harga yang sangat tinggi.
Adanya kartel juga yang jadi penyebab harga minyak goreng naik dan bahan pokok seperti bawang merah, bawang putih, dan juga daging ayam.
Pemerintah sendiri sudah menetapkan kartel sembako sebagai bentuk kejahatan karena merugikan masyarakat demi mendapatkan keuntungan pribadi. Langkah strategis pun sering diambil dengan membuat Satgas Pangan dan Operasi Pasar untuk mencegah keberadaan kartel sembako.
Prinsip supply dan demand
Faktor kenaikan harga sembako selanjutnya adalah prinsip supply dan demand. Prinsip ini sendiri berarti adanya perubahan harga sebuah barang karena jumlah permintaan dan persediaan tidak seimbang. Alhasil, barang yang diminta atau dibutuhkan oleh masyarakat mengalami kenaikan karena jumlahnya terbatas.
Kejadian semacam ini bisa dijumpai saat mendekati Hari Raya Idul Fitri. Biasanya harga sembako seperti beras dan daging ayam akan melambung tinggi karena banyaknya permintaan. Hal ini disebabkan budaya masak opor yang sepertinya wajib ada di setiap rumah masyarakat Muslim di Indonesia.
Dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat, biasanya para pedagang juga akan meningkatkan harga agar bisa mendapatkan keuntungan berlipat. Peristiwa ini juga biasanya terjadi secara momentum, karena setelah perayaan hari raya selesai harga-harga akan kembali normal.
BACA JUGA: 7 Tips Menata Warung Sembako Kecil Agar Menarik Pembeli
Solusi terbaik
Untuk menghadapi permasalahan ekonomi semacam ini, sebenarnya pemerintah yang memiliki tanggung jawab besar. Namun, bila Sedulur tidak ingin menunggu pemerintah maka bisa dengan mencari subtitusi bahan pokok yang dibutuhkan.
Namun, Sedulur juga bisa mencoba melakukan pembelian di beberapa toko kelontong yang biasanya memiliki ketersedian bahan pokok yang lebih banya. Misalnya dengan berbelanja bulanan lewat Aplikasi Super.
Dengan menggunakan Aplikasi Super, Sedulur bisa membeli segala kebutuhan pokok baik secara grosiran maupun satuan secara mudah. Selain itu, harga yang diberikan juga bersaing dan tergolong murah karena ada banyak promo menark.
Jadi bila Sedulur ingin mendapatkan kebutuhan pokok yang mudah, langsung saja download Aplikasi Super di sini.
Selain itu, solusi kenaikan harga sembako yang bisa dilakukan oleh pemerintah lainnya adalah dengan membuka pasar murah, menjaga ketersediaan dengan memaksimalkan Bulog, dan melakukan operasi pasar untuk membasmi kartel sembako.
Demikian tadi ulasan tentang faktor kenapa harga sembako naik drastis ketika mendekati hari raya atau hari besar lainnya. Masalah ini memang selalu muncul tiap tahun dan biasanya pemerintah belum mendapatkan solusi yang tepat.
Semoga dengan ulasan di atas, Sedulur bisa mendapatkan cara terbaik untuk mengatasi naiknya harga sembako.