Radang kelenjar susu atau mastitis adalah gangguan yang umum terjadi pada ibu menyusui. Namun, bukan berarti ia tidak bisa terjadi pada perempuan yang tidak sedang menyusui dan laki-laki. Risiko tetap ada, tetapi jauh lebih rendah. Radang atau inflamasi ini menyebabkan rasa sakit di bagian payudara, pembengkakan, dan perubahan warna menjadi kemerahan.
Tentunya hal ini mengganggu aktivitas, terutama bila bayi masih tergantung pada ASI eksklusif dari ibu. Apa saja sih gejala dan cara menanganinya? Berikut ulasan lengkapnya.
BACA JUGA: 22 Makanan Pelancar Asi Alami yang Wajib Untuk Ibu Menyusui
1. Apa yang dimaksud radang kelenjar susu?
Melansir American Family Physician, radang kelenjar susu atau mastitis terjadi ketika payudara mengalami inflamasi lokal sehingga mengakibatkan rasa sakit pada bagian payudara tertentu. Mastitis yang terjadi pada ibu menyusui biasa terjadi pada minggu kedua hingga ketiga pasca melahirkan.
Apakah radang kelenjar susu berbahaya? Bila dibiarkan mungkin bisa berbahaya karena berisiko memicu komplikasi. Namun, yang jelas kondisi ini seringkali membuat ibu berhenti memberikan ASI eksklusif pada bayi.
2. Gejala mastitis
Ada beberapa ciri-ciri radang kelenjar susu yang perlu diwaspadai.
- Payudara menjadi lembek dan hangat dari biasanya
- Terlihat bengkak
- Muncul benjolan di bawah permukaan kulit
- Rasa sakit atau seperti terbakar yang berkelanjutan atau hanya saat menyusui
- Meriang dan flu disertai demam mencapai lebih dari 38 derajat Celcius
3. Penyebab dan faktor pemicu
Ada beberapa hal yang menyebabkan mastitis, mereka antara lain.
- ASI yang tersisa dan menyumbat saluran air susu. Ini akan memicu munculnya benjolan dan mengakibatkan rasa tak nyaman pada ibu. Sebenarnya ini hal yang sangat lumrah terjadi, tetapi bila terus dibiarkan pada akhirnya akan memicu infeksi atau radang.
- Infeksi bakteri atau jamur yang masuk melalui mulut bayi atau permukaan kulit busui sendiri. Bakteri dan jamur bisa masuk melalui celah di mana air susu keluar dan akhirnya bertahan di dalam kelenjar susu ibu. Ketika ada susu yang tersumbat atau tidak dikeluarkan, bakteri akan menganggapnya sebagai rumah yang ideal untuk berkembangbiak.
BACA JUGA: Makanan Ibu Menyusui yang Disarankan, Baik Untuk Asi
4. Faktor risiko
Ibu yang sedang menyusui memiliki kecenderungan paling tinggi mengalami mastitis. Risikonya makin tinggi bila beberapa faktor berikut mengikuti.
- Mengalami produksi susu yang berlebih.
- Pernah mengalami mastitis di momen menyusui sebelumnya
- Memiliki luka di bagian puting
- Mengenakan bra yang terlalu ketat sehingga membuat payudara tertekan.
- Kesalahan saat menyusui, seperti posisi mulut bayi yang tidak tepat, bentuk mulut bayi yang tidak normal seperti sumbing atau memiliki frenulum pendek juga meningkatkan risiko mastitis pada busui.
- Sering melompati waktu menyusui
- Sering menggendong beban yang berat dan menekan bagian payudara.
- Kelelahan dan stres
- Kurang nutrisi
- Merokok
5. Risiko bagi non ibu menyusui
Meski lebih banyak menyerang ibu menyusui, bukan berarti kategori lain tidak berisiko. Perempuan dan laki-laki yang tidak menyusui bisa mengalaminya bila pernah mengalami luka pada puting. Bisa pula dipicu oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh karena penyakit tertentu. Radang kelenjar susu tapi tidak menyusui tetap bisa terjadi pada siapa saja.
6. Langkah pencegahan radang kelenjar susu
Untuk ibu menyusui, beberapa langkah pencegahannya antara lain.
- Selalu keluarkan susu secara optimal, jangan ditahan. Bila belum waktunya menyusui, silakan pompa dan simpan di dalam botol steril.
- Biarkan bayi menyusu sampai habis di satu payudara sebelum memindahkannya ke payudara lainnya.
- Ganti posisi menyusui secara berkala.
- Pastikan mulut bayi terletak di tempat yang tepat saat menyusui.
BACA JUGA: 12 Manfaat Buah Sawo Untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
7. Risiko komplikasi
Bila dibiarkan inflamasi bisa menyebabkan tumbuhnya nanah pada saluran susu. Keberadaan nanah bisa dilihat lewat ultrasonografi. Bila ini terjadi, dokter akan menganjurkan prosedur operasi untuk mengeluarkan cairan nanah tersebut. Untuk itu, lakukan penanganan segera sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut.
8. Cara mengatasi mandiri di rumah
Ada beberapa cara mengobati radang kelenjar susu secara mandiri. Berikut beberapa tipsnya.
- Istirahat sejenak dan minum banyak air putih. Biasanya ibu baru sering kekurangan waktu tidur dan merasa stres karena berbagai hal dan tekanan. Coba untuk rileks dengan melakukan hal yang disuka serta penuhi kebutuhan nutrisi seimbang.
- Kompres bagian yang sakit dengan sesuatu yang hangat.
- Mandi air hangat
- Coba konsumsi obat pereda nyeri yang aman seperti parasetamol
- Hindari menggunakan pakaian dan bra yang terlalu ketat
- Jangan berhenti menyusui, tetapi lakukan dengan hati-hati dan coba ubah posisinya. Bila Sedulur berhenti, kondisi akan semakin parah karena susu tertahan di kelenjar.
- Pastikan semua susu keluar, jangan ada yang tersisa. Gunakan bantuan pompa dan simpan dalam botol steril.
- Obat tradisional radang kelenjar susu bisa Sedulur dapatkan dengan menggunakan minyak esensial. Gunakan untuk memijat bagian payudara yang sakit, benjol, dan memerah. Lakukan pemijatan setelah menyusui.
- Lakukan gerakan memutar pada lengan untuk melemaskan otot. Lakukan perlahan bila rasa sakitnya masih terasa.
- Pijat puting secara lembut dan tarik beberapa kali secara perlahan. Rasa sakit mungkin akan menyerang, tetapi bisa dicoba sebagai ikhtiar.
BACA JUGA: 6 Manfaat Susu Almond yang Baik Untuk Kesehatan Tubuh
9. Kapan harus ke dokter?
Radang biasanya terjadi selama 12-24 jam maksimal. Setelah dikompres dan dipompa, rasa sakit akan mulai berkurang. Namun, bila gejala dan rasa sakitnya tidak berkurang setelah 24 jam lebih, Sedulur disarankan untuk pergi ke dokter. Apalagi bila ada tanda-tanda infeksi seperti gejala-gejala demam dan flu.
Selain meredakan radang kelenjar susu dengan kompres hangat, Sedulur mungkin akan disarankan untuk mengonsumsi obat radang kelenjar susu yang bersifat antibiotik. Namun, semua harus dengan resep dokter. Jangan lupa untuk menginfokan penyakit penyerta yang Sedulur idap agar tidak terjadi masalah atau alergi karena obat yang diberikan.
10. Mirip dengan gejala kanker payudara
Beberapa gejala mastitis memiliki kemiripan dengan kanker payudara, seperti munculnya benjolan dan rasa sakit yang membakar pada area payudara. Untuk itu, ada baiknya sejak awal dilakukan pemeriksaan bila memang rasa sakitnya bertahan beberapa hari dan benjolannya tidak membaik setelah ibu memompa susu atau menyusui. Terutama bila pengidap tidak sedang dalam kondisi menyusui, pemeriksaan awal untuk risiko tumor atau kanker bisa dilakukan. Menurut jurnal Scientific Reports yang ditulis Chang, dkk. mastitis yang menyerang pasien yang tidak menyusui memiliki kemungkinan berkembang menjadi kanker yang lebih tinggi dibanding mastitis yang berkaitan dengan aktivitas menyusui atau lactational mastitis.
Apapun gangguan klinis yang sedang Sedulur rasakan, ada baiknya untuk tidak meremehkannya. Apalagi bila rasa sakitnya tak tertahankan dan bertahan beberapa hari, langsung akses faskes terdekat untuk segera dilakukan penanganan medis yang tepat.
Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.
Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.