Selain memiliki kekayaan alam yang beragam, Indonesia juga kaya akan tempat bersejarah yang panjang. Dimulai dari candi dan arca yang merupakan bekas peninggalan kerajaan Hindu-Budha, sampai masjid dan keraton yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Islam. Tak hanya itu saja, ada banyak peninggalan zaman penjajahan Belanda berupa bangunan yang masih bisa ditemui hingga saat ini, seperti gedung dan benteng.
Bukan hal yang baru lagi jika turis lokal maupun internasional berbondong-bondong pergi ke berbagai wilayah di Indonesia untuk melihat secara langsung berbagai peninggalan tersebut. Bahkan, ada pula beberapa bangunan yang merupakan warisan dunia UNESCO. Untuk mengetahui apa dan dimana saja tempat bersejarah di Indonesia, cek destinasinya berikut ini, ya!
BACA JUGA: 40+ Tempat Wisata di Makassar Terbaru & Paling Populer
1. Gereja Katedral
Destinasi historikal yang pertama adalah Gereja Katedral. Bangunan yang terletak di kawasan Jakarta Pusat ini merupakan salah satu cagar budaya yang dilindungi oleh negara. Gereja Katedral dibangun ketika Paus Pius VII mengangkat seorang pastor bernama Pastor Nelissen sebagai prefek apostolik (imam misionaris di daerah misi yang ditunjuk Paus) Hindia Belanda pada tahun 1807.
Satu dari berbagai tempat bersejarah di Jakarta ini kemudian mulai dibangun bersamaan dengan dimulainya penyebaran misi gereja katolik di kawasan Nusantara. Carolus Wenneker, seorang pro vikaris, merupakan sosok yang melakukan peletakan batu gereja pertama.
Ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkan pembangunan Gereja Katedral, pekerjaan tersebut kemudian dilaksanakan oleh Cuypers-Hulswit. Kemudian, pada tanggal 21 April 1901, gereja resmi diberkati oleh Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen, S.J Vikaris Apostolik Jakarta.
2. Lawang Sewu
Baik warga Semarang maupun luar Semarang, pastinya sudah tidak asing lagi dengan salah satu bangunan historikal ini. Lawang sewu adalah sebuah kantor dari perusahaan kereta api swasta asal Belanda yang bernama Spoorweg Maatschappij (NIS) pada zaman dahulu. Akan tetapi, ada beberapa penjara yang terletak di ruang bawah tanah dan loteng Lawang Sewu. Penjara itu pun menjadi ruangan yang terkejam bagi orang Belanda karena ruangan itu merupakan ruangan penyiksaan ketika Indonesia dijajah oleh Jepang.
Bangunan yang menjadi satu dari berbagai tempat tempat bersejarah perjuangan di Indonesia ini sekarang sudah berusia lebih dari seratus tahun, karena dibangun tepat pada tahun 1904 dan selesai tiga tahun setelahnya. Meskipun secara harfiah arti dari “Lawang Sewu” adalah “seribu pintu”, namun ternyata jumlah pintu dari bangunan ini tidak mencapai seribu, melainkan 429 pintu saja. Dinamakan Lawang Sewu sendiri karena memiliki banyak pintu dan jendela berukuran besar, bukan karena jumlahnya.
BACA JUGA: 10 Wisata Paling Hits & Murah di Sidoarjo, Wajib Ke Sini!
3. Jam Gadang
Salah satu gedung historikal di Indonesia yang populer dan dikenal oleh masyarakat luas adalah Jam Gadang. Bangunan yang berada di kota Bukittinggi ini merupakan peninggalan era Hindia-Belanda yang memiliki bentuk jam, sesuai dengan namanya. Destinasi ini juga merupakan ikon dari kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Arsitek yang mengkonstruksi bangunan ini bernama Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh, dan merupakan orang asli Minangkabau. Beliau membuka Jam Gadang secara resmi pada tahun 1962, sebagai tanda titik nol kota Bukittinggi. Mesin jam yang digunakan dalam bangunan ini merupakan barang yang langka, karena hanya diproduksi dua unit saja di dunia. Pabrik yang memproduksinya adalah pabrik jam Vortmann Recklinghausen, Jerman. Sementara untuk unit mesin jam lainnya, digunakan sebagai menara Big Ben di kota London, Inggris.
Hal unik lainnya adalah menara jam ini memakan dana hingga 3000 gulden saat proses pembangunannya. Bangunan yang menjadi ikon dari kota Bukittinggi ini memiliki luas dasar 13×4 meter dan tinggi 26 meter yang terdiri dari beberapa tingkat. Bangunan ini dibangun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda atas perintah dari Ratu Wilhelmina.
4. Taman Sari
Selanjutnya adalah Taman Sari yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan historikal ini pertama kali diprakarsai pada masa Sultan Hamengku Buwono I sebagai kebun istana dan taman dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Adapun isi dari bangunan ini mencakup jembatan gantung, kanal air, kolam pemandian, lorong bawah tanah, pulau buatan, dan berbagai ruangan lainnya.
Taman sari juga merupakan tempat bersejarah yang telah melewati berbagai peristiwa, mulai dari saat masa penjajahan Belanda, Jepang, sampai ketika detik kemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun 1945. Bangunan ini juga merupakan area untuk beristirahat, menentramkan hati, serta area rekreasi Sultan serta sanak saudaranya. Tak hanya itu saja, Taman Sari juga berfungsi sebagai benteng pertahanan ketika rakyat Indonesia sedang menghadapi musuh.
BACA JUGA: 40+ Tempat Wisata di Malang yang Hits & Murah Terbaru 2021
5. Monumen Nasional (Monas)
Siapa yang tak kenal Monas atau Monumen Nasional ini? Yups, Monas tak hanya dijadikan sebagai simbol Jakarta, tapi juga simbol dari Indonesia. Ada berbagai fasilitas lengkap yang bisa Sedulur temui ketika mengunjunginya, mulai dari lift sampai teropong yang bisa melihat pemandangan Jakarta dari atas.
Tak hanya itu saja, ada pula 51 diorama yang menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia beserta historikal dari zaman pra sejarah, kerajaan, kolonial, sampai di masa sekarang. Maka dari itu, Monas merupakan salah satu tempat bersejarah yang wajib untuk Sedulur kunjungi.
Untuk Sedulur yang ingin mengunjungi destinasi wisata ini, areanya sangat mudah dijangkau jika melalui Gambir. Ada dua jenis tiket masuk, yaitu cawan dan puncak, yang harganya tidak mahal.
Jika memilih tiket cawan, maka Sedulur akan diarahkan untuk masuk ke Ruang Museum, Ruang Kemerdekaan, dan Pelataran Cawan. Harga tiketnya hanya 2000 rupiah saja untuk anak-anak, dan 5000 untuk dewasa. Sementara itu, jika memilih tiket puncak, maka akan diarahkan untuk mengunjungi puncak monas. Harga yang ditawarkan untuk anak-anak adalah 4000 rupiah, dan untuk dewasa adalah 15 ribu rupiah saja.
6. Masjid Raya Baiturrahman
Sultan Iskandar Muda Mahkota alam merupakan seseorang yang memprakarsai pembangunan Masjid Raya Baiturrahman, sekitar tahun 1022 H atau 1612 M. Fungsi dari pembangunan ini adalah untuk pembelajaran agama islam serta sebagai tempat ibadah umat muslim. Masjid ini juga menjadi pusat pembelajaran masyarakat yang ingin memahami lebih lanjut mengenai muslim di seluruh penjuru dunia.
Berawal dari kerajaan Belanda yang menyatakan perang pada Kesultanan Aceh pada tanggal 26 Maret 1873 dengan cara melepaskan meriam ke daratan Aceh. Hal tersebut berlanjut pada perang pertama mereka yang dimenangkan oleh Kesultanan Aceh dan menewaskan Jenderal Johan Harmen Rudolf Kohler pada pihak Belanda.
Kemudian, Masjid Raya Baiturrahman dibakar saat agresi militer Belanda pada 10 April 1973 Masehi. Selanjutnya, Belanda membangun kembali tempat bersejarah ini agar meredam kemarahan Aceh dan untuk menarik perhatian mereka, tepatnya pada tahun 1877.
BACA JUGA: 12 Contoh Novel Sejarah Indonesia Terbaik yang Diincar Pelajar
7. Gedung Sate
Salah satu bangunan yang populer di kota Bandung adalah Gedung Sate. Bangunan ini diberi nama Gedung Sate bukan karena ada banyak penjual sate disini, ya. Namun, bangunan tersebut memiliki ciri khas yaitu ornamen berbentuk sate yang terletak pada bagian atapnya.
Sebenarnya, ornamen yang ada pada bagian atap Gedung Sate itu adalah ornamen berbentuk jambu air yang memiliki jumlah enam buah. Kemudian, sebagian masyarakat mengatakan bahwa ornamen tersebut memiliki arti kesuburan dari kota Bandung.
Di masa lampau, bangunan ini didirikan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda yang saat ini ingin memindahkan pusat pemerintahan Indonesia dari Batavia menuju Bandung. Akan tetapi, bangunan ini sudah menjadi kantor dari Gubernur Jawa Barat sejak tahun 1980.
Perpaduan antara budaya Eropa, Asia, dan Indonesia merupakan arsitektur utama dari bangunan yang terlihat megah ini.
8. Candi Prambanan
Candi Prambanan merupakan salah satu rekam jejak dan bukti kuat adanya ajaran Hindu di Indonesia. Bukan hanya Candi Borobudur saja, Candi yang berada di Jogjakarta ini juga merupakan situs warisan budaya di dunia oleh UNESCO. Di dalamnya, terdapat berbagai seni adat istiadat tempat bersejarah situs purba termasuk atraksi wisata.
Candi ini merupakan persembahan yang ditujukan untuk Dewa Siwa, yang merupakan salah satu dewa trimurti dalam masyarakat Hindu. Tak heran jika Candi Dewa Siwa ini memiliki tinggi mencapai 47 meter. Bangunan tersebut juga merupakan candi induk yang diapit oleh Candi Dewa Wisnu dan Candi Dewa Brahma. Ketiganya disebut sebagai Candi Trimurti, yang kemudian dikelilingi dengan candi kecil lainnya yang berjumlah ratusan.
Tak hanya dikenal sebagai candi persembahan untuk Dewa Siwa saja, destinasi wisata ini juga erat kaitannya dengan cerita rakyat bernama Roro Jonggrang. Diceritakan bahwa candi induk yang ada pada kawasan tersebut merupakan perwujudan dari Roro Jonggrang yang dikutuk oleh seorang pria bernama Bandung Bondowoso karena ia berupaya untuk menggagalkan rencana Bandung Bondowoso untuk menciptakan candi berjumlah seribu itu untuk Roro Jonggrang.
BACA JUGA: 11 Negara Tertua di Dunia, Berdasarkan Sejarah
9. Benteng Vredeburg
Selain Candi Prambanan dan Taman Sari, ada pula bangunan benteng bernama Benteng Vredeburg yang letaknya tak jauh dari Jalan Malioboro Yogyakarta. Ada berbagai benda peninggalan Belanda serta rekaman perjuangan rakyat Yogyakarta yang berupaya merebut kemerdekaan Indonesia yang bisa ditemukan di dalam benteng ini. Maka dari itu, bangunan ini merupakan tempat bersejarah di Indonesia yang patut untuk dikunjungi.
Selain itu, ada berbagai informasi di dalam ruangan museum yang memiliki bentuk diorama dan gambar. Menariknya lagi, ada suatu ruangan yang berisi pemutaran film dan bisa ditonton untuk Sedulur yang ingin belajar sejarah lebih dalam lagi melalui audio visual.
Awalnya, Benteng Vredeburg merupakan bangunan berupa menara dan hanya terbuat dari kayu dan tanah liat saja. Bangunan ini juga merupakan perintah dari Sultan Hamengku Buwono I sendiri. Kemudian, menara ini diambil alih oleh Belanda dan dibangun ulang serta diberi nama Fort Vredeburg. Vredeburg sendiri merupakan bahasa Belanda yang artinya adalah perdamaian.
10. Candi Borobudur
Berbeda dengan Candi Prambanan yang merupakan peninggalan kerajaan Hindu, Candi Borobudur merupakan bangunan jejak kerajaan Budha di Indonesia. Lokasi dari bangunan historikal ini ada di Magelang, Jawa Tengah, dan merupakan saksi dari kejayaan ajaran Budha di Indonesia.
Tempat bersejarah di jawa tengah ini juga disebut sebagai kompleks candi termegah dan terbesar di dunia oleh UNESCO. Apabila dilihat dari atas, Candi Borobudur memiliki bentuk simetris dan terdiri dari 10 tingkat dengan luas sekitar 123 x 123 meter. Menariknya, bahan utama yang digunakan untuk membangun candi ini adalah sebuah balok yang terbuat dari abu vulkanik Gunung Merapi yang sudah dibekukan.
Kemudian, balok dari abu vulkanik tersebut disusun membentuk lebih dari 500 arca dan tidak menggunakan semen sama sekali. Bukan hanya itu saja, ada pula pahatan relief yang menceritakan perjalanan hidup dari Sang Buddha.
Jika Sedulur datang ke Candi Borobudur saat perayaan Waisak, maka akan ada berbagai macam upacara dan ritual khusus oleh biksu dari berbagai macam negara seperti Kamboja, Tibet, dan Thailand. Perayaan puncak dari Hari Raya Waisak juga tak kalah menarik, Sedulur bisa melihat dan melepaskan secara langsung ratusan lampion ke langit di malam hari.
BACA JUGA: Kisah dan Sejarah Sunan Ampel: Ajaran Moh Limo
11. Benteng Fort Rotterdam
Jangan lupa untuk mengunjungi Benteng Fort Rotterdam ketika Sedulur sedang berada di kota Makassar. Alasannya, Benteng Fort Rotterdam merupakan tempat bersejarah di Indonesia yang bisa membuat Sedulur tahu lebih dalam lagi mengenai histori di Indonesia. Bangunan yang terletak di pinggir pantai sebelah barat daya kota Makassar ini dikenal dengan nama Benteng Penyu.
Hal ini dikarenakan bentuk dari Benteng Fort Rotterdam yang menyerupai penyu yang sedang merayap menuju lautan. Isi dari bangunan ini adalah berbagai macam benda-benda historikal peninggalan kerajaan Gowa-Tallo. Dulunya, bangunan ini menyimpan rempah-rempah hasil rampasan dari Indonesia Bagian Timur, kantor perdagangan, markas komando pertahanan, sampai pusat pemerintahan di wilayah Timur Indonesia. Menariknya, bangunan ini memiliki sebuah ruangan yang dipercaya masyarakat sebagai tempat pengasingan dari Pangeran Diponegoro saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
12. Museum Fatahillah
Selain Monas dan Gereja Katedral, Museum Fatahillah juga menjadi salah satu tempat bersejarah nusantara dan memiliki luas tanah sekitar 1300 meter persegi. Dahulu, gedung ini merupakan balai kota Batavia dari tahun 1707 sampai 1712 dan dipimpin oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Joan Van Hoorn. Bangunan yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam ini kemudian digunakan sebagai kantor administrasi dan dewan pengadilan pada zaman dahulu. Sekarang, Museum Fatahillah digunakan sebagai salah satu destinasi wisata yang cocok untuk dikunjungi oleh wisatawan.
BACA JUGA: Sejarah Kerajaan Makassar, Masa Kejayaan & Peninggalannya
13. Pelabuhan Sunda Kelapa
Di masa lampau, Pelabuhan Sunda Kelapa dikenal sebagai Pasar ikan dan merupakan cikal bakal berdirinya kota Jakarta. Area ini sangat penting karena merupakan jalur perdagangan Asia dan lokasinya pun juga strategis. Maka dari itu, Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa dikunjungi sambil menikmati pemandangan laut yang cantik dan menyegarkan mata.
14. Hotel Majapahit
Bukan hanya benteng dan museum saja yang menjadi saksi bisu perjuangan Indonesia, Hotel Majapahit juga menjadi salah satu tempat bersejarah di Surabaya. Bangunan yang berada di Jalan Tunjungan, Surabaya ini dulunya bernama LMS, kemudian Hotel Oranje, dan diganti lagi menjadi Hotel Yamato dan Hotel Hoteru. Hotel yang dibangun pada tahun 1910 ini memiliki sebuah insiden penting bagi rakyat Indonesia.
Pada 19 September 1845, Hotel Majapahit merupakan saksi bisu Insiden Bendera yang bermula saat sekelompok orang Belanda mengibarkan bendera Merah Putih Biru yang berada pada sebelah kanan hotel bagian puncak. Orang Belanda yang memimpin pengibaran bendera tersebut adalah Mr. Ploegman.
Lalu, para pejuang kemerdekaan bernama Koesno Wibowo dan Hariyono melakukan perobekan warna biru pada bendera yang dikibarkan tersebut. Sehingga, bendera yang mulanya berwarna merah, putih, dan biru tersebut berubah menjadi merah putih. Dari insiden tersebut, pemimpin pengibaran bendera, Mr. Ploegman, meninggal dunia.
BACA JUGA: Sejarah Hari Pahlawan dan Makna Perjuangan 10 November
15. Kota Lama
Tempat bersejarah terakhir adalah Kawasan Kota Lama yang berada di kota Semarang, Jawa Tengah. Kawasan ini pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan pada abad ke 19 dan 20 dan memiliki sekitar 50 bangunan kuno yang hingga saat ini masih berdiri dengan sempurna. Kota Lama memiliki bangun kas berupa kaca warna warni, atap yang unik, serta pintu dan jendela yang memiliki ukiran dan bentuk yang besar. Kota Lama juga merupakan salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO yang menarik perhatian turis domestik maupun mancanegara.
Nah, itu dia rekomendasi destinasi wisata yang merupakan tempat bersejarah di Indonesia. Dengan mengunjungi dan mengetahui berbagai destinasi historikal tersebut, tentunya Sedulur akan lebih memahami bagaimana perjuangan rakyat Indonesia serta perjalanan nusantara dari masa pra sejarah hingga saat ini. Jadi, apakah Sedulur sudah menentukan mana yang akan menjadi destinasi wisata saat liburan nanti?