tari berpasangan

Indonesia sebagai negara yang kaya akan kesenian dan budaya tentunya memiliki tarian-tarian tradisional, termasuk tari berpasangan. Terdapat macam-macam dari jenis tarian tersebut yang berasal dari berbagai pelosok wilayah Indonesia. 

Berikut ini adalah pembahasan singkat dari tari berpasangan yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Tari Jaipong: Sejarah, Gerakan, Properti dan Keunikannya

Macam-macam tari berpasangan di Indonesia

Terdapat dua macam tari berpasangan di Indonesia, yaitu Tari Pethilan dan Tari Wireng.

1. Tari Pethilan

Tari Pethilan merupakan tarian yang diangkat dari sebuah cerita atau peristiwa. Ia memiliki ciri ragam gerak yang sama, terdapat penari yang diceritakan kalah atau mati, serta terkadang dipentaskan tanpa dialog sama sekali.

2. Tari Wireng

Tari Wireng adalah macam tari yang diperankan oleh dua orang laki-laki sebagai prajurit unggul. Ia memiliki ciri ragam gerak yang sama, tidak ada yang kalah atau mati, dan juga terkadang dipentaskan dengan dialog.

BACA JUGA: Tarian Saman: Pengertian, Sejarah, Jenis & Gerakannya

Contoh tari berpasangan dan asal daerahnya di Indonesia

1. Tari Golek Menak (Yogyakarta)

tari berpasangan
Tribun Wiki

Tari Golek Menak merupakan salah satu contoh tari kreasi berpasangan yang bergaya Yogyakarta dan diciptakan langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Awal mula terciptanya tari ini adalah setelah sultan menonton pertunjukan Wayang Golek Menak yang berlangsung di daerah Kedu pada tahun 1941. Sri Sultan Hamengkubuwono IX sangat terkesima oleh pertunjukan wayang tersebut. 

Beliau kemudian memiliki ide untuk mengemas Wayang Golek Menak tersebut menjadi sebuah pentas tari. Kemudian, dibantu oleh para pakar tari kerajaan, Sri Sultan Hamengkubuwono IX akhirnya berhasil mewujudkan ide cemerlang tersebut dan mengadakan pagelaran Tari Golek Menak pertama di halaman Keraton Yogyakarta pada tahun 1943.

2. Tari Gandrung (Jawa Timur)

tari berpasangan
CNN Indonesia

Tari Gandrung merupakan sebuah jenis tari berpasangan yang berasal dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Tari Gandrung sering dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setelah musim panen tiba. Musik khas Jawa dan Bali menjadi pengiring dari tarian indah tersebut.

Suku Osing, penduduk asli Banyuwangi, merupakan orang-orang yang berjasa untuk mengembangkan Tari Gandrung. Tari ini dipentaskan secara berpasangan, penari gandrung yang terdiri dari wanita dan penari pemaju yang terdiri dari pria.

BACA JUGA: Tari Kreasi: Pengertian, Karakteristik, Jenis, Fungsi & Contohnya

3. Tari Zapin (Riau)

tari berpasangan
BP Batam

Tari Zapin adalah contoh tari kreasi berpasangan dari daerah Riau. Tari tersebut termasuk dalam tarian tradisional Melayu yang memiliki banyak unsur-unsur dari budaya Arab. Kata Zapin sendiri berasal dari bahasa Arab “Zafn”, yang artinya pergerakan kaki cepat mengikuti hentakan pukulan alat musik. 

Banyak yang sering bertanya apakah tari zapin berpasangan atau tidak. Jawabannya adalah iya, Tari Zapin termasuk dalam jenis tari berpasangan. Pada saat pementasan, Tari Zapin biasanya diiringi dengan musik gambus dan marawis. Terdapat pula seseorang yang menyanyikan syair-syair indah dan bermakna untuk melengkapi gerakan tarian tersebut.

Tari Zapin pertama kali dikenal luas setelah dipentaskan di lingkungan Kerajaan Siak dan Kerajaan Indragiri. Ia pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-16 dari Hadramaut, Yaman. Tarian ini disambut antusias oleh warga sekitar dan bahkan dijadikan sebagai media dakwah agama Islam.

4. Tari Bambangan Cakil (Jawa Tengah)

tari berpasangan
Kompas

Hampir mirip seperti Tari Golek Menak yang terinspirasi pementasan Wayang Golek Menak, Tari Bambangan Cakil juga diadaptasi dari Wayang Kulit Perang Kambang. Tari berpasangan tersebut mengisahkan tentang pertengkaran dan perkelahian antara Arjuna melawan raksasa Cakil. Tari Bambangan Cakil termasuk dalam jenis Tari Wireng yang dipentaskan tanpa menggunakan percakapan sama sekali.

Tari Bambangan Cakil biasanya diperagakan oleh dua orang pria. Satu pria dengan paras rupawan dan gagah menjadi Arjuna, satu pria dengan perawakan lincah, beringas, dan kasar menjadi Cakil. Pada pementasan ini biasanya tarian diiringi oleh alat musik kendang Gending Srempengan dan Ladrang Clunthang Sampak Laras Slendro.

BACA JUGA: Tari Zapin: Sejarah, Makna, Gerakan & Propertinya

5. Tari Ketuk Tilu (Jawa Barat)

sentul.city

Contoh tari berpasangan selanjutnya datang dari Jawa Barat, Tari Ketuk Tilu. Tarian khas suku Sunda ini merupakan cikal bakal dari Tari Jaipong modern. Ia memiliki unsur dari kesenian beladiri pencak silat, diperagakan oleh laki-laki dan perempuan. Persebaran tarian ini berfokus di tiga daerah, Priangan, Purwakarta, dan juga Bogor. 

Terdapat nama lain dari Tari Ketuk Tilu, di daerah Karawang tari tersebut sering disebut dengan Tari Doger. Pada zaman dahulu Tari Ketuk Tilu sering digunakan untuk ritual meminta hujan, panen padi, atau syukuran hajat bumi. Saat ini, tarian tersebut lebih sering dipentaskan untuk sekedar hiburan dan kebahagiaan.

6. Tari Janger (Bali)

ANTARA News

Tari Janger adalah tari berpasangan yang berasal dari wilayah Bali. Ia pertama kali diciptakan pada sekitar tahun 1930-an, tetapi baru populer mulai tahun 1960-an. Tari tersebut biasanya diperagakan oleh anak-anak remaja setempat. Janger sendiri merupakan panggilan untuk anak perempuan yang menjadi penari tersebut. 

Tarian ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Jika sang perempuan disebut dengan janger, maka si laki-laki dipanggil dengan sebutan kecak. Tarian ini tergolong sangat meriah karena selain alunan musik yang hidup, teriakan para kecak juga menambah keseruan saat menyaksikan pementasan Tari Janger.

BACA JUGA: Tari Piring: Sejarah, Makna, Fungsi, Keunikan & Makna Gerakan

7. Tari Legong (Bali)

RimbaKita.com

Selain Tari Janger, contoh tari berpasangan di Bali yaitu Tari Legong. Ia merupakan tari klasik yang memiliki gerakan-gerakan kompleks dari tubuh para penari. Tari ini pertama kali dikembangkan pada keraton-keraton Bali di pertengahan abad ke-19.

Cerita asal-usul dari Tari Legong memang belum dipastikan. Namun, terdapat sebuah penjelasan dari bibir ke bibir bahwa Tari Legong berasal dari mimpi seorang pangeran dari daerah Sukawati yang didatangi dua gadis cantik. Mimpi tersebut kemudian diceritakan kembali dalam bentuk gerakan-gerakan dari Tari Legong. Gamelan Semar Pagulingan menjadi gamelan utama yang mengiringi para penari selama pementasan berlangsung. 

8. Tari Payung (Sumatera Barat)

Sekolahnesia

Tari berpasangan yang selanjutnya berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Tari Payung merupakan tari tradisional Melayu yang pada zaman kolonial Belanda dahulu sering dipentaskan dalam sandiwara memperingati hari-hari perayaan besar. Seperti namanya, payung menjadi alat utama yang digunakan para penari pada saat pementasan.

Apakah tari payung termasuk tari berpasangan? Ya, Tari Payung biasa diperagakan oleh tiga atau empat orang secara berpasangan. Tarian ini sangat mencerminkan pergaulan anak-anak pada zam dahulu, dimana payung diibaratkan sebagai perlindungan dari segala aspek negatif yang akan mempengaruhi pergaulan mereka. Saat ini, Tari Payung biasa dibawakan pada acara pesta, pameran, atau acara-acara lainnya.

9. Tari Serampang Dua Belas (Sumatera Utara)

Pariwisata Indonesia

Tari selanjutnya termasuk dalam tarian Melayu asal Sumatera Utara, yaitu Tari Serampang Dua Belas.Tari ini diciptakan oleh Guru Sauti dan mulai terkenal luas di masyarakat pada tahun 1950-an. 

Disebut Tari Serampang Dua Belas karena gerakan dasar dari tarian tersebut berjumlah 12 gerakan. Tari yang berkembang pada masa Kesultanan Serdang ini menggambarkan kisah cinta seorang lelaki dan seorang perempuan, yang kemudian direstui oleh masing-masing orang tuanya, dan berakhir bahagia.

10. Tari Piring (Sumatera Barat)

Ilmusiana

Daerah Sumatera memang memiliki banyak tari berpasangan. Seperti yang datang lagi dari Minangkabau, Sumatera Barat, yaitu Tari Piring. Tari ini menggunakan piring sebagai atraksi dan juga alat utama yang diperagakan dalam pementasan oleh para penari.  Gerakan mengayunkan piring dengan cepat dan harmonis sukses membuat para penonton terkagum-kagum.

Dahulu, Tari Piring pertama kali dipopulerkan oleh Huriah Adam. Saat ini tari indah tersebut sering dipentaskan pada saat penyambutan tamu terhormat atau sebagai pembuka sebuah upacara adat. Tari Piring pun menjadi satu dari sekian banyak tarian yang digunakan pemerintah Indonesia untuk mempromosikan kekayaan budaya yang dimiliki ke ajang-ajang internasional di luar negeri.

Di atas adalah ulasan singkat dari tari berpasangan yang ada di Indonesia, mulai dari macamnya dan juga contoh-contoh dari tarian tersebut. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan tentang kebudayaan dan kesenian Indonesia, ya!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!