Pernahkah Sedulur mendengar tentang istilah pasar monopolistik? Istilah tersebut merupakan salah satu jenis pasar yang dapat Sedulur jumpai di lingkungan sekitar. Secara singkat, pasar tersebut merujuk kepada sebuah pasar dengan barang dagangan yang serupa namun menonjolkan karakteristik masing-masing, produsen yang banyak, serta harga yang tidak bergantung pada mekanisme pasar.
Penasaran mengenai kurva pasar monopolistik dan penjelasannya? Yuk, ikuti terus pembahasan berikut hingga usai!
BACA JUGA: 15 Manfaat Serai untuk Kesehatan Tubuh & Efek Sampingnya
Pengertian pasar monopolistik
Secara bahasa, pasar monopolistik terdiri dari dua kata, “pasar” dan “monopolistik”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “pasar” merupakan tempat orang melakukan aktivitas jual beli. Sedangkan kata “monopolistik” sendiri merupakan kata sifat dari “monopoli”, dimana artinya adalah situasi yang pengadaan barang dagangan tertentu di pasar setidaknya dikuasai oleh satu orang atau satu kelompok sehingga harganya dapat dikendalikan.
Dari dua kata tersebut, dapat kita simpulkan pengertian bahwa pasar monopolistik adalah sebuah pasar dimana terdapat beberapa produsen atau penjual yang menawarkan barang dagangan serupa (homogen).
Walaupun serupa, namun produk produk yang dijual dalam pasar ini memiliki karakteristiknya masing-masing, mulai dari kualitas, wujud, ukuran, dan aspek-aspek lainnya. Semua elemen dalam produk yang ditawarkan tersebut merupakan senjata utama bagi para produsen atau penjual untuk menembus kurva permintaan pasar monopolistik yang ketat.
Walaupun terdapat perbedaan pasar persaingan sempurna dan pasar monopolistik, namun sejatinya pasar tersebut mengadopsi beberapa unsur dari dua jenis pasar yang ada di sekitar kita, yaitu dari pasar monopoli dan dari pasar persaingan sempurna. Unsur monopolinya adalah karena barang-barang yang dijual serupa, oleh produsen yang banyak, sehingga penentuan harga tidak menggunakan mekanisme pasar. Unsur persaingan sempurnanya kemudian terletak pada persaingan ketat yang masih ada di antara produsen atau penjual. Karena produk yang serupa, maka produsen harus memutar otak mencari cara bagaimana caranya menonjolkan fitur-fitur produk miliknya.
BACA JUGA: 12 Laptop 10 Jutaan 2022 untuk Bikin Konten & Gaming
Ciri-ciri pasar monopolistik
Di bawah ini terdapat beberapa ciri-ciri pasar yang dapat Sedulur amati.
1. Memiliki jumlah produsen atau penjual yang banyak
Ciri-ciri pertama dari jenis pasar monopolistik adalah memiliki jumlah produsen atau penjual yang banyak.
Produsen yang turut berpartisipasi dalam kegiatan jual beli di pasar tersebut sangatlah beragam dan relatif berjumlah banyak. Alhasil, setiap produsen atau penjual harus merasa puas dengan pembagian pasar ataupun market share yang mereka dapatkan, walaupun tergolong tidak seberapa.
Lebih daripada itu, produsen yang terdapat dalam pasar ini tidak mempunyai kekuasaan secara penuh untuk menentukan harga produknya di pasaran. Fenomena ini berkaitan erat dengan jumlah produsen yang tergolong banyak, koordinasi antar mereka pun cukup sulit dan kolusi harga hampir tidak bisa dilakukan antar sesama produsen. Pada akhirnya, setiap produsen atau penjual harus selalu aktif mencari target pasarnya sendiri-sendiri.
2. Produk serupa namun karakteristik yang berbeda-beda
Ciri-ciri kedua dari jenis pasar ini adalah memiliki produk serupa namun karakteristik yang berbeda-beda.
Karakteristik yang berbeda-berbeda tersebut juga disebut dengan diferensiasi produk. Sedulur dapat melihatnya dari bentuk, corak, ukuran, kualitas, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Sebagai contoh sederhana, coba perhatikan sepatu running yang dihasilkan oleh produsen-produsen sepatu kenamaan dunia. Tentunya produk yang mereka hasilkan serupa, hampir mirip. Namun para produsen akan menawarkan fitur-fitur khas mereka sebagai nilai keunggulan.
Hal ini juga yang membatasi tiap produsen untuk tidak dapat menentukan harga pasaran sendiri. Pasalnya, apabila suatu produsen menetapkan harga produk jauh di bawah harga pasaran, ia akan merusak harga pasar. Akibatnya semua produsen harus mau tidak mau mengikuti harga produsen lain.
Di sisi lain, produsen juga tidak bisa menaikkan harga produk dengan seenak jidat. Pasalnya, apabila ia menaikkan harga produknya, maka konsumen akan beralih ke produk dengan harga yang lebih murah.
3. Persaingan produsen atau penjual yang tidak berdasarkan pada harga
Ciri-ciri ketiga dari jenis pasar monopolistik adalah memiliki persaingan produsen atau penjual yang tidak berdasarkan pada harga.
Produsen atau penjual dalam pasar ini cenderung tidak bisa memainkan harga produk mereka di pasaran. Kecuali, terdapat sebuah konsensus yang dilakukan oleh keseluruhan produsen atau penjual dan disepakati bersama-sama. Maka dari itu, persaingan yang terjadi di dalam jenis pasar ini cenderung condong kepada elemen-elemen lain dari sebuah produk, seperti desain, kualitas, teknik marketing, dan fitur dari masing-masing produk.
Apabila terdapat produsen yang berusaha memainkan harga, ia harus bekerja dua kali lipat. Tidak hanya meningkatkan kualitas produknya agar dilirik oleh konsumen, namun menyiapkan berbagai solusi alternatif apabila konsumen masih memilih produk lain dengan harga yang lebih murah.
4. Produk baru bebas untuk keluar dan masuk pasar
Ciri-ciri keempat dari jenis pasar ini adalah memiliki produk baru dimana ia bebas untuk keluar masuk pasar.
Semua produsen atau penjual yang ingin bersaing dalam sistem pasar ini memiliki kebebasan untuk masuk dan keluar pasar. Hal tersebut dikarenakan produk-produk yang ditawarkan bisa dengan cepat digantikan oleh produk lain serupa yang masih berada di dalam pasar tersebut. Ketika suatu produk keluar dari pasar, tentunya ia tidak akan menyebabkan kelangkaan dan menyulitkan konsumen yang sedang mencari produk tersebut.
Di sisi lain, produsen baru tidak perlu berbekal sejumlah modal yang besar agar dapat masuk dan bersaing dalam memperebutkan hati konsumen di pasar ini. Dengan harga yang terjangkau dan kualitas baik, ia sudah bisa mendapatkan posisinya di pasar. Konsumen pun dengan senang hati menerima kehadiran produsen dan produk baru tersebut.
5. Terus berkembang dan berinovasi menurut teknologi
Ciri-ciri kelima dari jenis pasar monopolistik adalah terus berkembang dan berinovasi menurut teknologi.
Persaingan ketat di dalam pasar ini memaksa setiap produsen atau penjual untuk secara konstan berkembang dan berinovasi terhadap produk yang mereka tawarkan. Perkembangan dan inovasi tersebut tentunya juga harus menyesuaikan teknologi dan tren di tengah konsumen. Perkembangan dan inovasi produk tentunya akan memberikan berbagai keuntungan bagi produsen.
BACA JUGA: Pengertian Oregano Beserta Manfaatnya Saat Dikonsumsi
Kelebihan pasar monopolistik
Sampai sini, tentunya Sedulur sudah memahami apa yang dimaksud dengan jenis pasar tersebut dan apa saja ciri-cirinya. Pada bagian berikut, Sedulur akan menemui beberapa kelebihan yang dimiliki oleh jenis pasar ini. Yuk, kita simak bersama-sama!
- Dapat memaksimalkan profit yang didapat oleh produsen atau penjual dalam jangka pendek dan jangka panjang.
- Kebebasan bagi produsen atau penjual untuk masuk ke pasar dan menarik produk-produknya dari pasar.
- Perbedaan karakteristik dari setiap produk di pasar dapat membuat konsumen memiliki banyak pilihan, harus selektif.
- Relatif mudah ditemui di sekitar kita karena bersangkutan langsung dengan kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA: Cara Penulisan Rupiah atau Rp yang Benar Sesuai PUEBI
Kekurangan pasar monopolistik
Sampai sini, tentunya Sedulur sudah memahami apa yang dimaksud dengan jenis pasar tersebut dan apa saja ciri-cirinya. Pada bagian berikut, Sedulur akan menemui beberapa kekurangan yang dimiliki oleh jenis pasar ini. Yuk, kita simak bersama-sama!
- Pasar ini memiliki tingkat persaingan yang tergolong tinggi dalam berbagai aspek, mulai dari kualitas, fitur produk, dan lain sebagainya. Produsen atau penjual harus senantiasa memutar otak agar produknya selalu menjadi pilihan konsumen.
- Biaya produksi semakin merangkak naik karena tuntutan perkembangan dan inovasi dari konsumen.
BACA JUGA: 12 Universitas Tertua di Dunia yang Sudah Pasti Teruji
Faktor pasar monopolistik
Berikut ini adalah tiga faktor utama terjadinya sebuah pasar jenis tersebut.
- Memiliki sumber daya yang dapat diandalkan.
- Berskala ekonomis.
- Pemasukan hak monopoli sejatinya berasal dari aturan pemerintah.
Contoh pasar monopolistik di Indonesia
Sedulur masih bingung dengan pasar monopolistik contoh di sekitar lingkungan? Yuk, coba amati dua jenis produk yang ditawarkan produsen berikut ini agar mendapatkan gambaran seperti apa dinamika pasar tersebut!
1. Produsen sepeda motor
Di Indonesia, setidaknya terdapat dua produsen sepeda motor yang menguasai pasaran. Produsen tersebut berasal dari negara Jepang, menawarkan produk sepeda motor berbagai tipe, serupa, namun memiliki fitur khasnya masing-masing.
2. Produsen rokok
Contoh pasar monopolistik dan oligopoli selanjutnya adalah rokok. Rokok menjadi salah satu komoditas yang mau tidak mau harus diakui pangsa pasarnya di Indonesia. Produsennya pun hanya itu-itu saja yang menguasai, dengan produk rokok yang mirip satu sama lain. Yang membedakan rokok-rokok di pasaran hanya bahannya, filter, serta fitur-fitur lain. Harganya pun sangat bervariasi, mulai dari yang murah hanya Rp15.000 sampai ke angka Rp30.000 ke atas.
Nah Sedulur, di atas merupakan pembahasan singkat dari pasar monopolistik. Pembahasan di atas meliputi pengertian, ciri-ciri, kelebihan serta kekurangan, faktor-faktor pasar, beserta contohnya yang dapat Sedulur temui di sekitar. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Sedulur dan menambah pengetahuan serta wawasan umum Sedulur, ya!
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.