Hasad adalah salah satu sifat tercela yang sangat dilarang dalam agama Islam. Hasad adalah sifat yang tidak senang atas kenikmatan yang didapatkan oleh orang lain, dan menginginkan nikmat tersebut hilang. Orang yang memiliki sifat hasad akan selalu dipenuhi rasa gelisah karena selalu memikirkan nikmat orang lain.
Selain membuat hati terasa gelisah, sifat hasad juga menjadikan seseorang tidak bersyukur atas nikmat yang sudah diperolehnya. Hal ini karena ia hanya berfokus pada kenikmatan orang lain. Berikut pengertian sifat hasad dan juga cara mencegahnya yang perlu Sedulur ketahui.
BACA JUGA : Sejarah & Isi Perjanjian Hudaibiyah, Diplomasi Rasulullah SAW
Pengertian hasad
Dalam bahasa Indonesia, hasad adalah iri atau dengki. Menurut Ibnu Hajar, hasad adalah seseorang berangan-angan (menginginkan) hilangnya nikmat dari orang yang memilikinya. Sementara itu, menurut Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa menjelaskan bahwa hasad adalah sikap benci dan tidak senang terhadap apa yang dilihatnya berupa baiknya keadaan orang yang tidak disukainya.
Pengertian hasad menurut Imam An-Nawawi sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Riyadhus Sahlihin, yaitu menginginkan hilangnya nikmat dari yang memperolehnya, baik nikmat dalam agama atau dalam perkara dunia.
Mengenai definisi hasad ini, Imam Al-Ghazali pernah mengatakan,
“Ketahuilah, tidaklah hasad itu kecuali kepada perkara nikmat. Jika Allah memberikan suatu nikmat kepada saudaramu, maka engkau akan mengalami satu dari dua hal. Pertama, engkau membenci nikmat tersebut dan menginginkan nikmat itu hilang, maka inilah yang disebut hasad,” ucapnya sebagaimana dikutip Rik Suhadi dalam buku Akhlak Madzmumah dan Cara Pencegahannya.
BACA JUGA : Kisah Ashabul Kahfi Singkat Beserta Pelajaran Pentingnya
Jenis sifat hasad
1. Hasad hakiki
Hasad hakiki merupakan jenis hasad yang kita ketahui dengan merasakan emosi negatif ketika melihat orang lain mendapat hal baik serta menginginkan kebaikan tersebut hilang dari diri orang itu. Perbuatan hasad jenis hakiki ini juga yang akan mendatangkan beragam kerugian lahir dan juga batin serta ancaman dosa yang besar.
2. Hasad majasi / ghibtoh
Ghibtoh atau hasad majasi adalah perasaan iri yang timbul saat melihat orang lain mendapatkan kenikmatan dan hal-hal baik tanpa ingin orang tersebut kehilangan nikmat yang dimilikinya. Ghibtoh juga akan terjadi saat timbul perasaan ingin turut memiliki kenikmatan yang dimiliki oleh orang lain.
Hasad majasi atau ghibtoh inilah yang masih dapat diperbolehkan tapi tidak dianjurkan. Akan tetapi, tidak serta merta semua hal bisa menjadi objek ghibtoh tanpa batasan. Hanya ada 2 hal yang diperbolehkan untuk menjadi objek jenis hasad ini, sebagaimana perkataan Rasul dalam hadis berikut ini.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ ، فَهْوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
Artinya: “Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Penyebab hasad
Berikut 3 faktor penyebab hasad, di antaranya yaitu sebagai berikut :
1. Permusuhan
Faktor pertama penyebab hasad adalah adanya permusuhan. Sudah menjadi hal yang wajar jika ingin melihat kondisi pihak yang dimusuhi lebih buruk dan ada di bawah pihak lainnya. Oleh sebab itu, hasad pasti akan muncul saat seseorang bermusuhan dengan orang lain.
2. Menganggap diri terlalu tinggi
Faktor kedua ini tentu berbeda makna dengan percaya diri. Yang diperbolehkan adalah percaya diri. Sedangkan menganggap diri selalu yang paling unggul dalam apapun dari orang lain akan mempersulit keadaan jika menemukan pihak yang ternyata ada di tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan dirinya. Selalu ingat bahwa di atas langit masih ada langit.
3. Terlalu mencintai kekuasaan
Faktor selanjutnya adalah adanya sifat terlalu mencintai kekuasaan yang dapat membuat orang dengan mudah merasakan hasad. Bahkan, dalam beberapa kasus tidak hanya berhenti di hasad. Terlalu mencintai kekuasaan dapat menjadi kunci dari pintu kesengsaraan dan kerugian baik di dunia maupun di akhirat, dan sifat hasad merupakan permulaannya.
BACA JUGA : Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom yang Suka Berbuat Maksiat
Ciri-ciri orang yang memiliki sifat hasad
- Kesal ketika melihat orang mendapatkan rezeki lebih atau prestasi tertentu.
- Memberitahukan kesalahan pihak tertentu di ruang publik.
- Tidak terima jika pihak lain menerima pujian karena kinerjanya lebih baik.
- Sering mencari-cari kesalahan orang lain.
- Menuduh kenikmatan yang didapat orang lain didapat dengan cara yang tidak benar.
Larangan berbuat hasad
Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berbuat hasad. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Hindarilah kamu daripada hasad, karena hasad itu memakan segala amal kebajikan, bagaikan api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)
Dalam haditsnya yang lain, Rasulullah SAW juga bersabda,
“Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling memalingkan muka, dan saling memutuskan ikatan, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah bersaudara. Tidaklah halal bagi seorang muslim untuk mengabaikan dan tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR Muttafaq ‘alaih dari Anas RA).
BACA JUGA : Nama-nama Surga dalam Islam Beserta Penghuninya
Akibat dari sifat hasad
Sahri menjelaskan dalam buku Mutiara Akhlak Tasawuf, akibat dari sifat hasad tidak hanya berbahaya di dunia, tetapi juga di akhirat. Menurutnya, orang yang mempunyai penyakit hasad tidak akan pernah merasa puas dengan nikmat yang Allah berikan dan selalu mengharap kejelekan dan kesengsaraan orang lain.
Tak hanya itu, hasad dapat mengakibatkan seseorang tidak akan pernah merasakan kebahagiaan dan ketenangan hati, sebab pelaku hasad selalu dihinggapi rasa iri dan terus merasa kurang atas nikmat yang ia peroleh. Orang yang selalu hasad hatinya selalu diliputi kegelisahan, perasaan tidak tenang, hidupnya senantiasa dihantui kecemasan, dan terombang-ambing. Perilaku ini kelak akan dipertanyakan oleh Allah Swt saat di akhirat.
Cara mencegah hasad
Hasad dapat disebabkan oleh berbagai hal. Seperti permusuhan, kebencian, takabur (sombong), ‘ujub (bangga diri), ambiri, bakhil serta buruknya akhlak. Masih mengacu pada sumber yang sama, berikut cara mencegah hasad yang bisa dilakukan untuk mencegah sifat hasad.
- Berbaik sangka kepada Allah SWT (Husnuzhzhan billah)
- Yakin dengan ketentuan Allah SWT (Qodarullah)
- Berlapang dada (ash-shafu) dengan pemberian Allah SWT
- Memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari penyakit hasad
- Allah SWT mengajarkan kepada orang yang beriman agar selalu berlindung kepada-Nya dari hasad dan perbuatan orang yang melakukan hasad, sebagaimana Dia berfirman:
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ٥
Artinya: “dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS Al Falaq: 5)
Dalil tentang hasad
An-Nisa’: Ayat 32
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْاۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَۗ وَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
wa lâ tatamannau mâ fadldlalallâhu bihî ba‘dlakum ‘alâ ba‘dl, lir-rijâli nashîbum mimmaktasabû, wa lin-nisâ’i nashîbum mimmaktasabn, was’alullâha min fadllih, innallâha kâna bikulli syai’in ‘alîmâ
Artinya : “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (An-Nisa’: Ayat 32)
Demikianlah penjelasan tentang pengertian hasad, ciri-ciri penyebab dan juga dalilnya. Agar terhindar dari sifat hasad, kita harus senantiasa yakin terhadap takdir Allah Swt dan selalu memohon pertolongan agar terhindar dari sifat-sifat yang tercela.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.