Cerita Fabel Singa dan Tikus, Penuh Pesan Moral Persahabatan!

Fabel merupakan karya fiksi dengan tokoh binatang yang berperilaku layaknya seorang manusia. Umumnya, cerita fabel mengandung pesan moral dan budi pekerti sehingga kerap dijadikan media pendidikan untuk anak-anak. Nah, salah satu judul cerita fabel yang cukup populer adalah Singa dan Tikus.

Apakah Sedulur sudah tahu seperti apa cerita Singa dan Tikus? serta bagaimanakah pesan moral yang terkandung di dalam cerita tersebut? Untuk mengetahui jawabannya, yuk, simak artikel selengkapnya berikut ini.

BACA JUGA: 20 Cerita Fabel Terbaik Untuk Si Kecil, Penuh Pesan Moral

Apa itu cerita fabel?

singa dan tikus
Freepik

Sebelum menyimak cerita fabel Singa dan Tikus, tak ada salahnya Sedulur memahami pengertian cerita fabel terlebih dahulu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fabel merupakan cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang. Fabel biasanya berisi pendidikan moral dan budi pekerti.

Sementara, pengertian fabel menurut Nurgiyantoro adalah satu di antara bentuk cerita tradisional yang menampilkan binatang sebagai tokoh ceritanya. Binatang-binatang tersebut memiliki pikiran dan dapat berpikir serta berinteraksi layaknya manusia yang hidup bermasyarakat dengan kompleksnya permasalahan hidup, persis seperti manusia.

Berdasarkan uraian pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa fabel merupakan cerita yang menampilkan tokoh berupa binatang yang dapat berperilaku layaknya manusia. Tak hanya mampu berbicara, para tokoh di dalam cerita fabel juga dapat berinteraksi layaknya manusia yang hidup di tengah masyarakat lengkap dengan berbagai lika-likunya. Cerita fabel sendiri biasanya diciptakan untuk keperluan pendidikan sehingga memiliki pesan moral dan budi pekerti di dalamnya.

BACA JUGA:  10 Dongeng Sebelum Tidur Terbaik, Mendidik & Penuh Makna

Karakteristik cerita fabel

singa dan tikus
Freepik

Seperti halnya jenis karya fiksi lainnya, cerita fabel juga memiliki ciri-ciri atau karakteristik tersendiri. Berikut beberapa ciri cerita fabel yang perlu Sedulur ketahui.

  • Tokohnya merupakan binatang yang berperilaku seperti manusia.
  • Biasanya mengangkat konflik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia.
  • Alur cerita yang ditampilkan cenderung sederhana.
  • Biasanya menggunakan alur cerita yang menunjukkan sebab akibat suatu perbuatan.
  • Memiliki latar tempat, waktu, dan suasana.
  • Mengandung pesan moral dan budi pekerti sehingga kerap digunakan untuk pendidikan.
  • Menggunakan sudut pandang orang ketiga.

Struktur cerita fabel

Freepik

Pada umumnya, cerita fabel disusun oleh lima bagian, yaitu orientasi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan koda. Berikut uraian ringkas tentang masing-masing bagian.

  1. Orientasi, merupakan kalimat atau bagian pembuka yang berisi pengenalan tokoh atau karakter dan konflik.
  2. Komplikasi, adalah bagian di mana mulai muncul konflik di dalam cerita.
  3. Klimaks, adalah bagian cerita di mana konflik telah mencapai puncak.
  4. Resolusi, yaitu bagian penyelesaian masalah.
  5. Koda, merupakan bagian yang berisikan pesan moral dari pengarang terkait cerita yang sudah dipaparkan. Namun tidak semua pengarang secara langsung menuliskan pesan moral dari cerita fabel yang ditulis.

BACA JUGA: Cerita Gajah dan Semut untuk Dongeng Tidur Si Kecil!

Cerita dongeng Singa dan Tikus

singa dan tikus
The New York Times

Seperti yang disampaikan pada bagian pembuka, Singa dan Tikus merupakan salah satu judul fabel yang cukup populer. Cerita fabel Singa dan Tikus sendiri menceritakan tentang persahabatan antara seekor singa dan tikus. Namun persahabatan keduanya ternyata sempat diawali dengan konflik di mana tikus hampir dijadikan santapan oleh singa, si raja hutan. Akan tetapi, kemudian tikus dapat terbebas dari genggaman singa. Hal itu membuat tikus bertekad untuk dapat menolong singa suatu saat nanti. Berikut cerita Singa dan Tikus selengkapnya, sebagaimana dikutip dari Popmama.com.

1. Singa si Raja Hutan yang ditakuti binatang lain

Suatu ketika di sebuah hutan yang lebat hiduplah seekor singa yang perkasa, kuat, dan besar. Tidak heran ia disebut sebagai sang Raja Hutan hingga semua binatang di hutan takut kepadanya. 

Singa sendiri dikenal sebagai sosok yang mengerikan. Ia sangat gila hormat dan senang sekali mendapatkan pujian dari semua makhluk hutan. Sehari-hari, ia hanya menghabiskan waktunya melakukan dua hal, yaitu berburu dan tidur. 

Tidak ada yang berani mendekati sarang singa ketika sedang tidur. Singa akan marah besar ketika ada yang berani mengganggu waktu tidurnya.

2. Pertemuan Singa dan Tikus

Laura Goetz Illustration

Suatu hari seekor tikus kecil sedang bermain, ia berlari ke sana ke mari. Hingga tanpa sengaja ia masuk ke wilayah sang Singa. Tikus sangat merasa takut, ia melihat singa besar yang tertidur di sana. Tikus takut membangunkan singa. 

“Sepertinya aku harus segera kembali, tempat ini berbahaya,” pikir si Tikus.

Tiba-tiba saja suara langkah kaki tikus membuat singa terbangun. Singa geram melihat tikus kecil yang berani masuk ke wilayah miliknya. Apalagi sampai mengganggu tidur siangnya.

Singa yang marah pun langsung menangkap binatang kecil itu dengan tangannya. Tikus tidak dapat menghindar hingga akhirnya tertangkap oleh singa. 

“Berani-beraninya kau mengganggu tidurku!” seru binatang singa marah.

“Ma…ma…maafkan aku, Tuan, saya tidak bermaksud untuk itu. Saya tidak sengaja masuk ke sini dan mencoba untuk meninggalkan tempat ini,” jawab tikus kecil ketakutan.

“Maaf katamu? Kau pikir aku akan memaafkanmu begitu saja? Aku ini Raja Hutan yang perkasa, tak boleh ada yang menggangguku! Tidak binatang besar atau bahkan binatang kecil sepertimu!” ucap singa dengan suara yang lantang.

3. Janji Tikus kepada Singa

Si Tikus yang semakin ketakutan terus mencoba meyakinkan Singa agar mau melepaskannya. 

“Tuan, tolong maafkan aku. Jangan makan aku! Aku sama sekali tak bermaksud mengganggu tidurmu. Tolong, aku berjanji tak akan masuk ke tempat ini!” ucap tikus sembari menangis.

“Diam! Sudah ku bilang aku tidak akan memaafkanmu. Aku kini berpikir untuk menjadikanmu sebagai makan malamku! Hahahaha,” ucap sang Singa dengan jahatnya.

“Aku mohon, Tuan! Jika engkau melepaskanku, aku berjanji akan membantumu dan berguna bagimu kelak ketika kau membutuhkan bantuan. Lagi pula, tubuhku ini sangatlah kecil, tidak akan membuatmu kenyang saat menyantapku nanti,” ucap Tikus mencoba meyakinkan singa.

“Hahahaha, menolongku? Mana mungkin, lihat saja ukuran tubuhmu! Tapi baiklah, aku akan melepasmu tikus kecil. Benar katamu, memakanmu tidak akan membuat perutku kenyang. Sekarang pergi dan jangan kembali lagi ke wilayahku ini!” seru singa sambil melepaskan tikus.

Tikus pun merasa senang dan berterima kasih. Sambil berlari menjauh, ia bertekad untuk memenuhi janjinya menolong Singa di waktu lain ketika ia membutuhkan bantuan.

BACA JUGA: Dongeng Cinderella & Sepatu Kaca, Pengantar Tidur Si Kecil

4. Singa terperangkap jebakan pemburu

Pinterest

Beberapa hari sejak kejadian itu, singa pergi keluar sarangnya untuk menghirup udara segar. Sudah beberapa hari ia menghabiskan waktunya tidur dan bermalas-malasan. Inilah waktu yang tepat baginya untuk kembali berburu.

Namun tiba-tiba, kakinya menyandung tali dan mengaktifkan perangkap yang langsung menjeratnya. Singa berusaha keluar dari jebakan pemburu. Ia mencoba mencakarnya dan menendangnya, namun sayang usahanya sia-sia. Singa tetap terjerat dalam jebakan pemburu.

Merasa tak berdaya singa pun mulai meraung marah. Ia berteriak meminta tolong hingga suara mengerikannya dapat didengar oleh seluruh penghuni hutan. 

“Siapapun, tolong aku! Lepaskan aku dari jerat tali ini! Tolong!” teriak singa. 

Sayangnya semua binatang takut terhadap singa. Mereka tidak mau melepasnya karena tahu singa suka berburu binatang untuk menjadi santapannya di hutan tersebut. Hingga suara raungan singa didengar oleh tikus. 

Tikus pun berpikir jika ini merupakan kesempatan baginya untuk membalas budi singa. Tikus segera berlari ke tempat singa berniat menolongnya. 

5. Tikus menolong Singa

DevianArt

Sesampainya di tempat sang raja terjebak, tikus langsung melompat ke atas jala. 

“Tuan, apakah kamu baik-baik saja? Aku kan segera menolongmu,” ucap tikus.

“Tikus, syukurlah kamu ada di sini. Tolong bantu aku lepas dari ikatan ini tikus. Tidak ada binatang yang mau membantuku,” ucap sang singa.

“Tentu saja! Aku akan membantumu keluar dari jebakan ini. Aku ingin membalas kebaikanmu, karena dahulu engkau pernah melepaskanku” ucap tikus kecil yang baik hati itu.

Mendengar ucapan tikus, singa merasa terharu. Ia tak menyangka akan ada binatang yang menganggapnya baik hati. Padahal, dahulu ia membebaskan tikus hanya karena tubuhnya yang kecil dan tidak dapat dimakan.

Tikus pun segera menggigit jala untuk membebaskan singa. Satu per satu tali mulai lepas dan singa dapat menggerakan tangannya. Tali lainnya terputus hingga akhirnya singa dapat keluar dari jebakan tersebut dan kembali bebas. Singa merasa senang dan berterima kasih, ia pun segera menghampiri tikus. 

“Terima kasih tikus kecil. Aku merasa terharu pada kebaikan hatimu. Padahal aku pernah meremehkan dan hendak memakanmu sebelumnya, tapi kamu malah membalas perbuatanku dengan kebaikan. Benar katamu, tubuhmu memang kecil, tapi kamu bisa menyelamatkanku,” ucap singa.

“Tidak apa-apa, Tuan. Ini sudah menjadi kewajibanku untuk menolong sesama makhluk hidup,” jawab tikus.

Setelah kejadian itu, Singa dan Tikus pun berteman baik. sang Raja Hutan kini tidak lagi jahat dan gila hormat. Ia menjadi ramah kepada binatang-binatang di hutan itu, terutama kepada tikus kecil sahabatnya.

BACA JUGA: 10 Cerita Dongeng Pendek untuk Pengantar Tidur Si Kecil

Pesan moral cerita Singa dan Tikus

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada umumnya fabel digunakan sebagai media pendidikan sehingga mengandung pesan moral dan budi pekerti. Demikian pula dengan dongeng fabel Singa dan Tikus, terdapat sejumlah pesan yang bisa kita petik dari cerita ini.

Pertama, berbuat baik kepada sesama seperti yang dicontohkan oleh Tikus. Meski pernah hampir dijadikan santapan oleh Singa, Tikus masih memiliki keikhlasan untuk menolong Singa dari jeratan jebakan pemburu.

Kedua, percaya kepada kekuatan diri sendiri. Meski memiliki tubuh yang jauh lebih kecil, Tikus tidak merasa pesimis ataupun kecil hati untuk menolong Singa. Malah ia bisa dengan sigap memanfaatkan kemampuannya menggigit tali jala yang menjerat Singa sehingga si raja hutan bisa terbebas.

Ketiga, jangan meremehkan orang lain. Masih melanjutkan poin sebelumnya, Singa sempat meremehkan janji Tikus untuk menolongnya karena melihat Tikus memiliki tubuh yang jauh lebih kecil. Namun siapa sangka, sosok yang sempat ia remehkan akhirnya benar menjadi penyelamatnya dari pemburu.

Keempat, mengucapkan terima kasih setelah ditolong. Pada akhir cerita, Singa mengucapkan terima kasih kepada Tikus karena sudah menolongnya. Ini merupakan hal baik yang perlu untuk Sedulur contoh dan biasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Itu dia cerita fabel Singa dan Tikus lengkap dengan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Nah, apakah Sedulur menemukan pesan moral lain yang terdapat di cerita tersebut?

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.