dongeng monyet dan kura-kura

Membacakan dongeng adalah salah satu kegiatan yang banyak dilakukan orang tua kepada anaknya. Selain sebagai hiburan, dongeng juga bisa menjadi media edukasi untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan kehidupan kepada si kecil. Seperti misalnya dongeng Pangeran Kodok yang populer di berbagai negara.

Sesuai judulnya, dongeng Pangeran Kodok berpusat pada seorang pangeran yang dikutuk menjadi kodok. Ia pun berusaha mencari cara untuk melepaskan kutukan tersebut.

Lantas, apakah Pangeran Kodok berhasil melepaskan kutukan dan kembali menjadi manusia? Yuk, simak cerita selengkapnya berikut ini. Dalam artikel berikut juga akan dipaparkan pesan moral yang bisa Sedulur ajarkan kepada si kecil.

BACA JUGA: Dongeng Rapunzel: Putri Kerajaan yang Berambut Panjang

Dongeng Pangeran Kodok

dongeng pangeran kodok
Pexels/

Dongeng Pangeran Kodok menceritakan tentang seorang pangeran yang dikutuk menjadi kodok oleh penyihir jahat. Kutukan itu membuat pangeran berubahan menjadi kodok dan hanya bisa kembali menjadi manusia dengan usapan sapu tangan sutra milik Tuan Putri.

Pangeran pun mau tak mau berusaha mencari cara untuk bertemu dengan Tuan Putri demi mengembalikan tubuhnya. Lantas, apakah Tuan Putri mau menolong Pangeran Kodok? Berikut dongeng Pangeran Kodok selengkapnya.

1. Pertemuan putri dan kodok

Di sebuah kerajaan yang makmur, hiduplah seorang Tuan Putri. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya, yaitu Raja dan Ratu. Sebagai anak satu-satunya, Tuan Putri sangat disayangi oleh Raja dan Ratu serta para pelayan di istana. Namun, kasih sayang Raja dan Ratu ternyata membuat Tuan Putri tumbuh menjadi gadis yang manja dan semaunya sendiri.

Pada suatu hari, Tuan Putri sedang bermain di taman istana. Ia terlihat melemparkan bola emas ke sana-kemari dengan riang gembira. Saat mencoba melemparkan bola dengan lebih tinggi, bola tersebut rupanya masih masuk ke sebuah kolam.

“Betapa cerobohnya aku. Sekarang aku tidak bisa bermain bola lagi,” gerutu Tuan Putri sambil menyesali perbuatannya.

Tuan Putri menatap ke arah kolam dengan wajah murung. Ia berusaha memikirkan cara untuk mengambil bola mainannya tersebut. Tiba-tiba, muncul seekor kodok ke permukaan kolam. Kodok tersebut rupanya bukan kodok biasa, sebab ia dapat berbicara layaknya manusia.

“Tuan Putri, mengapa engkau bersedih?” tanya si kodok.

Tuan Putri yang terkejut dengan kemunculan kodok tersebut hanya bisa terheran-heran melihat binatang tersebut berbicara.

2. Kodok menolong putri

Kodok pun kembali bertanya kepada Tuan Putri.

“Apakah aku bisa membantumu, Tuan Putri? Kau terlihat begitu muram,” ucap kodok.

Tuan Putri akhirnya bercerita kepada kodok bahwa ia baru saja kehilangan bola mainannya. Ia menjatuhkan bola tersebut ke dalam kolam dan tidak bisa mengambilnya.

“Bola itu mainan kesukaanku. Bola itu juga hadiah ulang tahu dari Ayah dan Ibuku. Sekarang aku merasa sedih karena kehilangan bola itu,” ujar Tuan Putri.

Mendengar hal itu, kodok pun menawarkan diri untuk membantu mengambil bola tersebut. Namun ia meminta Tuan Putri menuruti permintaannya sebagai imbalan.

“Baiklah, aku akan membantumu mengambil bola tersebut karena aku bisa menyelam hingga ke dasar kolam,” kata kodok.

“Akan tetapi, kamu harus mengabulkan permintaanku,” imbuhnya.

Tanpa pikir panjang, Tuan Putri menyetujui permintaan kodok. Ia berjanji akan menuruti apapun yang diminta kodok.

“Apa permintaanmu? Aku janji akan mengabulkannya,” kata Tuan Putri.

“Aku ingin masuk ke dalam istana. Jika kamu mengizinkan aku, aku akan mengambilkan bola milikmu,” ucap kodok.

Tuan Putri pun menerima permintaan kodok tersebut. Sementara, kodok bergegas menyelam ke dasar kolam untuk mengambil bola milik Tuan Putri.

3. Putri mengingkari janji

Setelah berhasil mengambil bola dari dasar kolam, kodok segera memberikannya kepada Tuan Putri. Sayangnya, Tuan Putri ternyata tidak menepati janjinya dan malah langsung pergi begitu saja.

“Terima kasih, kodok,” kata Tuan Putri sambil berlari meninggalkan kodok yang masih berada di kolam.

“Tunggu! Tuan Putri! Mengapa kamu meninggalkanku?” kata kodok setengah berteriak memanggil Tuan Putri.

Tuan Putri lantas menghentikan langkahnya. Ia kemudian menoleh ke arah kodok dan tertawa.

“Haduh, kodok. Mana mungkin kodok jelek sepertimu kuizinkan masuk ke dalam istana,” ucap Tuan Putri sambil tertawa.

Mendengar ucapan Tuan Putri, kodok pun hanya bisa terdiam. Ia tidak menyangka bahwa Tuan Putri yang sudah ditolongnya malah mengingkari janji.

4. Kedatangan kodok ke istana

Malam hari pun tiba, Tuan Putri tengah asyik bersantap malam bersama Raja dan Ratu. Namun, tiba-tiba pengawal istana memberitahukan bahwa ada tamu yang ingin menemui Tuan Putri. Tuan Putri pun merasa terkejut karena tidak tahu akan ada yang datang mencarinya.

Tuan Putri makin terbelalak saat mengetahui bahwa tamu yang dimaksud adalah kodok yang tadi ditemuinya di kolam.

“Ada perlu apa kamu datang ke sini, wahai kodok?” tanya Raja.

“Aku ingin bertemu Tuan Putri. Ia mengundangku untuk datang ke istana,” tutur kodok.

Raja yang merasa heran kemudian meminta Tuan Putri menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Raja pun merasa kecewa saat mengetahui putri tercintanya melanggar janjinya sendiri.

“Bagaimana bisa kamu mengingkari janji setelah ditolong oleh kodok? Jika kamu sudah berjanji untuk menuruti keinginan kodok, kamu harus menepatinya karena ia pun juga telah menuruti permintaanmu,” kata Raja menasihati Tuan Putri.

Tuan Putri pun merasa bersalah setelah mendengar nasihat tersebut. Ia lantas meminta maaf kepada kodok karena telah mengingkari janjinya.

5. Kodok berubah menjadi pangeran tampan

Setelah selesai makan, Tuan Putri dan kodok mengobrol di taman istana. Tanpa disangka, Tuan Putri yang semula meremehkan kodok merasa nyaman mengobrol bersamanya.

“Aku tidak menyangka kita bia mengobrol seperti ini,” kata kodok.

“Iya, kodok. Sekali lagi aku minta maaf sudah mengingkari janjiku dan berbohong kepadamu,” ucap Tuan Putri.

Kodok pun menerima permintaan maaf Tuan Putri. Di sisi lain, ia meminta bantuan Tuan Putri untuk menuruti keinginannya sekali lagi.

“Ya, kali ini aku pasti akan membantumu, kodok,” ucap Tuan Putri.

Kodok lantas meminta Tuan Putri mengusapkan sapu tangan sutra miliknya ke punggungnya. Meski merasa heran dengan permintaan kodok, Tuan Putri memilih untuk menurutinya. Tanpa disangka, muncul sebuah cahaya yang bersinar terang ketika Tuan Putri mengusap punggung kodok dengan sarung tangannya. Kemudian secara tiba-tiba kodok berubah menjadi sosok pangeran tampan.

“Siapa kau?” ujar Tuan Putri.

“Ini aku, kodok yang tadi mengobrol denganmu di sini,” kata Pangeran.

Pangeran pun menceritakan tentang kutukan penyihir yang mengubahnya menjadi seekor kodok. Ia juga bercerita bahwa kutukannya telah hilang setelah Tuan Putri mengusap punggungnya dengan sarung tangan.

Kabar mengenai Pangeran yang telah kembali setelah terlepas dari kutukan penyihir jahat pun langsung menyebar ke seluruh penjuru istana. Raja dan Ratu juga ikut berbahagia mendengar kabar tersebut. Sementara itu, Tuan Putri dan Pangeran pun menjadi berteman baik.

Pesan Moral Dongeng Pangeran Kodok

Setelah selesai membacakan dongen Pangeran Kodok, Sedulur dapat mengajak anak berdiskusi tentang pesan moral yang dapat dipetik dari dongeng tersebut. Misalnya adalah kita harus menepati janji yang sudah kita ucapkan.

Selain itu, kita juga tidak boleh memandang rendah seseorang hanya karena penampilan luarnya. Sebab, setiap orang memiliki kedudukan yang sama dan tidak pantas untuk direndahkan.

Itu dia dongeng Pangeran Kodok sebagai referensi Sedulur untuk mengisi waktu luang bersama si kecil. Dongeng ini juga bisa Sedulur bacakan sebagai pengantar tidur si kecil.