Dongeng Kancil dan Tikus, Cerita Penuh Pesan Moral untuk Si Kecil!

Sedulur sering menceritakan dongeng kepada si Kecil? Ya, bisa dibilang kegiatan tersebut sangat bagus, karena di setiap cerita fabel atau dongeng anak, pasti ada pelajaran dan pesan moral yang tersimpan. Seperti halnya, dongeng kancil dan tikus yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini.

Membacakan dongeng sendiri, secara tidak langsung juga akan meningkatkan minat akan baca bucu sedari dini. Dongeng juga mampu mengasah kreativitas dan imajinasi dari anak, lho. Mereka akan membayangkan cerita dongeng yang dibaca atau didengarkan dengan imajinasi mereka sendiri.

Nah, menariknya, kini Sedulur tidak perlu repot-repot membeli buku dongeng atau mencarinya di majalah. Di bawah ini akan diberikan dongeng kancil dan tikus yang cocok untuk diceritakan kepada anak. Untuk itu langsung saja, berikut ini dongeng yang bisa dibacakan!

BACA JUGA: Dongeng Anak Kucing dan Tikus untuk Cerita Sebelum Tidur

1. Pada suatu ketika hiduplah dua ekor kancil bersaudara

Pexels/Artur Roman

Pada suatu hari, hidup dua ekor kancil yang bersaudara. Mereka berdua tinggal di hutan belantara yang hijau dan juga sangat subur. Si kakak bernama Manggut, sementara nama adiknya adalah Kanca. Walaupun mereka berdua memiliki ikatan persaudaraan, ternyata sifat dari keduanya sangat berbeda.

Kanca adalah sosok kancil yang rajin dan baik hati. Sedangkan Manggut memiliki sifat yang kebalikannya, yakni pemalas, jahil, dan juga suka berbohong. Suatu ketika, Manggut merasa benar-benar lapar. Dia pun berusaha untuk mencari dan menemukan rerumputan hijau.

Nah, padang rumput hijau tersebut berada di seberang sungai kecil yang sebenarnya dangkal. Akan tetapi, sangat disayangkan dia merasa enggan untuk menyeberangi sungai tersebut. Ya, hal ini karena Manggut memang sangatlah malas.

2. Manggut mencuri makanan Kanca

Karena malas untuk menyebrangi sungai dan rasa sangat lapar yang sudah tidak bisa ditahan lagi, akhirnya si Manggut pun memutuskan untuk mencuri makanan milik adiknya, Kanca. Ketika Kanca ingin makan, dia benar-benar terkejut karena makanan jatahnya tiba-tiba telah habis tak tersisa.

Melihat Manggut yang ada di sekitarnya, Kanca pun lalu bertanya kepada Manggut,

“Hey Manggut, apakah kau tahu dimana makananku? Perasaan aku belum memakannya sama sekali. Jangan-jangan kau yang telah menghabiskannya, ya?”

Manggut pun menepis tuduhan dari Kanca dan berbohong. Dia menjawab, “Tadi makananmu telah habis dicuri oleh si Tikus.”

“Ah, mana mungkin tikus mencuri dan memakan makananku” sambut Kanca.

“Iya! Apa kau tidak percaya dengan kakakmu sendiri?” jawab Manggut sambil meyakinkan Kanca.

3. Kanca pun akhirnya percaya akan perkataan Manggut

dongeng kancil dan tikus
Unsplash/Scott Carroll

Pada awalnya si Kanca memang tidak percaya dengan ucapan Manggut. Namun setelah Manggut mengatakannya berulang kali, akhirnya Kanca pun percaya juga. Tapi ternyata, tanpa sepengetahuan dari Manggut, Kanca mencoba memanggil si Tikus ke rumahnya, dan memintanya untuk bertanggungjawab.

Di pagi hari berikutnya, Tikus pun datang untuk memenuhi panggilan dari Kanca. Melihat kedatangan Tikus, raut muka Manggut terlihat agak memucat dan mulai panik. Setelah tikus datang, Kanca langsung berkata kepadanya,

“Hey Tikus, apakah yang kemarin mencuri dan menghabiskan makananku adalah kau?” tanya Kanca pada Tikus saat dia datang. 

“Apa? Mencuri makananmu? Berpikir tentang makananmu saja aku tidak pernah sama sekali!” jawab si Tikus. 

Tiba-tiba saja Manggut menyela pembicaraan mereka, dan berusaha untuk memojokkan dan memfitnah si Tikus, 

“Ah, Tikus! Kau ini berbohong dan selalu membela diri saja! Sudahlah, Kanca! Sudah pasti dia berbohong. Dia kan hewan pengerat”

4. Kanca yang baik mempercayai ucapan Tikus

Berbeda dari sang kakak, Kanca lebih mempercayai ucapan Tikus setelah melihat kesungguhan di wajah si Tikus. 

“Ya sudah, jika kau memang tidak mengambil makananku! Mumpung kau sedang ada di sini, aku mau minta tolong untuk mengambilkan makanan yang ada di seberang sungai sana. Tadi aku juga sempat mengambil makanan dari tempat itu, kok!” kata Kancil kepada Tikus.

Mendengar permintaan Kanca, Tikus pun setuju untuk memenuhi permintaan tersebut. Setelah itu, dengan segera dia pergi ke tepi sungai, membuat sebuah sampan untuk bisa menuju ke seberang sungai. Di samping itu, sebenarnya Tikus juga tahu juga Manggut yang telah mengambil makanan milik Kanca.

Sementara itu, karena tidak ingin merasa kalah dari Tikus, Manggut pun dengan cepat mencoba menyeberangi sungai. Dia melakukannya dengan tujuan untuk memasang perangkap tikus, supaya nantinya Tikus terjebak dan tidak dapat kembali lagi.

BACA JUGA: Dongeng Anak Tentang Monyet dan Kura-Kura

5. Ide cerdik Tikus atas perangkap yang dibuat Manggut

Unsplash/Ricky Kharawala

Setelah selesai dalam membuat sampan, Tikus pun segera berlayar menuju ke seberang sungai. Saat hampir mendekati tepi sungai di seberang, Tikus melihat adanya perangkap yang terpasang di tepian sungai tersebut. Dia benar-benar yakin jika perangkap itu dibuat oleh Manggut, saudara Kanca. 

Melihat tindakan jahil dari Manggut, tiba-tiba saja tikus memiliki ide yang sangat cemerlang. Tikus pun melompat, kemudian berpura-pura jatuh dan tenggelam di dalam sungai.

“Aduh! Manggut, tolong aku! Aku tenggelam! Aku tidak dapat berenang!” ucap si Tikus sambil berteriak-teriak.

Mendengar teriakan si Tikus, Manggut pun segera datang untuk menolongnya. Tikus berpura-pura terlihat sangat lemas, kemudian meminta Manggut untuk mengantarkannya ke seberang sungai. Sesampai di seberang sungai, tikus meminta Manggut untuk menemaninya mengambil makanan yang ada.

6. Manggut lupa perangkapnya sendiri

Mereka berdua pun pada akhirnya berhasil sampai di tepian dan berjalan bersama. Sepertinya, Manggut telah lupa dengan perangkap yang dia pasang sendiri sebelumnya. Dia terus saja berjalan dengan santai tanpa memperhatikan apapun yang ada di sekitar.

Whoosh! Tiba-tiba saja kaki Manggut terjebak ke dalam perangkap yang sebenarnya telah dia siapkan untuk menjerat Tikus. Manggut pun langsung berteriak kesakitan,

“Ah! Tolong-tolong, aku terjebak. Kakiku sakit! Tolong, siapa saja tolong bantu aku!”

Tikus yang kaget mendengar teriakan minta tolong dari Manggut, akhirnya memutuskan untuk segera menolongnya. Dengan sangat hati-hati, si Tikus mulai melepaskan perangkap yang menjepit kaki kiri Manggut. Darah segar tampak keluar dari luka lecet yang ada di kaki Manggut.

7. Manggut berterus terang kepada Tikus

Sambil menahan rasa sakit yang berasal dari luka di kakinya, Manggut pun kemudian berterus terang kepada Tikus,

“Tikus maafkan aku yang telah menuduhmu. Sebenarnya yang telah mencuri makan milik Kanca adalah aku. Selain itu, aku juga lah yang telah membuat perangkap ini dengan tujuan untuk menjebakmu. Dan karena tingkahku ini, kau jadi harus menyeberang ke sungai untuk mengambil makanan.”

“Tidak apa-apa Manggut, bagus jika kau telah mengakui dan menyadari kesalahanmu. Tapi ingat, jangan pernah mengulanginya lagi, ya!” jawab si Tikus sembari mengobati luka pada kaki Manggut.

Manggut pun benar-benar menyesali perbuatannya yang sangat buruk, dan berjanji tidak akan pernah mengulanginya lagi di kemudian hari. Dia pun juga mengucapkan terimakasih kepada Tikus karena sudah mau memaafkan dan juga mengobati lukanya.

Setelah itu, Tikus dan Manggut melanjutkan perjalanan untuk mengambil makanan dan kembali ke rumah. Ketika sampai di rumah Manggut langsung meminta maaf kepada Kanca dan mengakui perbuatannya.

Dengan sifat baik hatinya, akhirnya Kanca memaafkan Manggut dan memintanya untuk tidak mengulanginya lagi. Dan pada akhirnya, Kanca, Manggut, dan Tikus langsung memakan semua makanan yang telah mereka bawa dari seberang sungai.

BACA JUGA: Dongeng Anak Tentang Pangeran Kodok

Pesan moral dari dongeng Kancil dan Tikus

Pexels/Cottonbro Studio

Menurut Sedulur bagaimana ceritanya, apakah si Kecil merasa suka? Nah, sekarang kita coba petik beberapa pesan moral yang bisa diambil dari dongeng kancil dan tikus di atas. Dari cerita tersebut, kita dapat belajar untuk tidak berbohong dan memiliki sifat yang jahil seperti Manggut.

Kedua perbuatan itu tidak mencerminkan perbuatan yang baik, justru bisa menyakiti dan juga merugikan orang lain. Jadi sebaiknya perbuatan seperti semacam itu harus dihindari dan tidak pernah dilakukan. Di sisi lain, kita juga harus belajar untuk meniru sifat dan karakter dari si Tikus.

Walaupun dia difitnah dan dikerjai oleh Maggut, Tikus tetap mau menolong Manggut yang sedang kesusahan, meski itu terjadi karena ulahnya sendiri. Dari sini, kita belajar jika perbuatan baik itu harus dilakukan secara merata, tanpa memandang sikap buruk dari orang lain. 

Jadi, mulai sekarang selalu ajak si Kecil untuk rutin membaca dan mendengarkan dongeng fabel, ya! Bantulah dia untuk memetik nilai dan pelajaran yang sangat bermanfaat dari dongeng-dongeng anak, seperti halnya dongeng kancil dan tikus yang ada di atas!