Meningkatnya produktivitas perusahaan dan berkurangnya biaya produksi yang dibutuhkan dapat diperoleh jika perusahaan menerapkan produksi massal. Pengertian produksi massal akan dijelaskan selengkapnya pada artikel ini.

Selain memberikan banyak keuntungan, produksi massal juga memiliki beberapa kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus bisa memiliki sistem terintegrasi untuk meminimalisir risiko yang timbul dari praktik produksi massal ini.

Bagaimana pengertian produksi massal dan berbagai hal yang berkaitan dengan prosesnya? Simak informasi berikut ini, ya!

BACA JUGA: Pengertian Produksi: Fungsi, Tujuan, Faktor, dan Tahapannya

-->

Pengertian produksi massal

pengertian produksi massal
iStock

Produksi massal atau mass production merupakan kegiatan produksi yang biasa dilakukan oleh perusahaan manufaktur dalam memproduksi barang dalam jumlah banyak dan berulang untuk memenuhi permintaan konsumen. 

Dalam praktiknya, perusahaan harus berusaha memenuhi kebutuhan konsumen namun tetap menjaga kualitas produk yang sedang diproduksi. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan konsumen agar tetap setia menggunakan produk produksi massal tersebut.

Fokus produksi massal adalah mendorong efisiensi produsen untuk melakukan aktivitas produksi dengan menyesuaikan prosedur dan standar yang telah ditentukan. Produsen juga harus menjalankan aktivitas produksi ini secara kontinu untuk mencukupi kebutuhan pasar. 

Pada proses produksi massal, sebuah perusahaan wajib memiliki perencanaan yang matang sebelum berjalan. Produksi yang dilakukan juga harus terukur dan terarah. Maksudnya, dalam 1 hari kerja, perusahaan harus bisa menghasilkan produk sesuai jumlah yang telah ditentukan dan mampu memenuhi standar kualitasnya. 

Selain itu, proses produksi massal juga tidak dapat dilakukan oleh para pekerja saja, melainkan juga membutuhkan bantuan dari mesin dan sistem pemrograman. Hal ini tentu saja akan membuat proses produksi dapat dilakukan secara efektif dan efisien guna mencapai target yang telah ditentukan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus bisa memenuhi target produksi sekaligus menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Untuk itu, banyak aturan dan tahapan yang penting dipahami oleh para pelaku usaha agar bisa menjalankan produksi massal dengan optimal. 

Ciri-ciri produksi massal

INDUSTRI
iStock

Setelah memahami pengertian produksi massal di atas, berikut adalah beberapa ciri-ciri yang bisa Sedulur simak agar semakin paham dengan informasi ini.

1. Membutuhkan tenaga kerja khusus

Proses produksi massal memang secara umum dilakukan menggunakan mesin, namun ada beberapa tahapan yang harus dikerjakan oleh tenaga kerja manusia. Contohnya pada produksi massal kendaraan bermotor.

Dalam produksi kendaraan bermotor, tenaga kerja manusia dibutuhkan pada beberapa proses. Misalnya pada produksi mobil, tenaga kerja manusia masih dibutuhkan untuk menguji coba kemudi, memasang baut, dan lain sebagainya. 

2. Biaya awal besar

Apabila sebuah perusahaan memiliki rencana untuk melakukan produksi massal, maka satu hal yang harus dipersiapkan oleh perusahaan adalah biaya awal yang besar. Hal ini penting dipahami karena biaya akan selalu berkaitan dengan proses agar bisa berjalan secara optimal. 

Biaya awal ini meliputi mesin produksi, tenaga kerja yang sudah terlatih, serta biaya bahan baku yang tentunya memiliki jumlah yang besar.  

3. Memiliki standarisasi

Dalam menjalankan proses produksi massal, dibutuhkan sebuah standarisasi yang berguna untuk membantu menghasilkan barang yang sama dalam jumlah besar dan waktu relatif cepat. Standarisasi ini juga penting untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. 

Selain itu, pada praktik produksi massal, standarisasi yang dimiliki suatu perusahaan harus konsisten dalam menghasilkan output produk. Jika perusahaan ingin melakukan perubahan pada output, maka perubahan harus dilakukan secara signifikan dan membutuhkan waktu yang lama karena harus merubah banyak hal dalam sistem. 

4. Aliran produksi lancar

Dalam produksi massal, aliran produksi juga harus dipastikan lancar dari satu tahap ke tahap berikutnya. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa proses produksi dapat terjaga polanya sesuatu standar yang sudah ditentukan. 

5. Jumlah permintaan yang tidak pasti

Ciri yang terakhir adalah jumlah permintaan produk yang tidak pasti. Dalam aktivitas produksi massal, barang yang diproduksi tentu saja tidak pasti karena belum ada data pemesan yang tetap. Hal ini membuat barang yang diproduksi memiliki harga jual yang lebih murah karena praktik produksi ini mengutamakan efisiensi proses. 

BACA JUGA: Retail adalah: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Karakteristiknya

Persiapan produksi massal

pengertian produksi massal
iStock

Selain pengertian produksi massal dan ciri-cirinya, Sedulur juga perlu memahami apa itu persiapan produksi massal. Perusahaan harus memiliki persiapan matang untuk bisa melakukan proses produksi dalam jumlah banyak dalam satu waktu bersamaan. Persiapan ini sangat penting karena akan berpengaruh pada kualitas produk yang akan dihasilkan nantinya.

Beberapa persiapan produksi massal yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah persiapan mesin produksi, persiapan bahan baku, persiapan tenaga kerja, dan persiapan aturan baku agar mutu produk tetap terjamin dan bisa sesuai dengan permintaan konsumen. 

Tahapan produksi massal

Ada beberapa tahap dalam melakukan produksi massal. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.

1. Membuat dokumentasi persyaratan produk

dokumen
iStock

Tahap pertama adalah membuat dokumentasi persyaratan produk yang dipimpin langsung oleh manajer produksi dengan persetujuan yang melibatkan seluruh pimpinan divisi lain, termasuk tim penjualan, eksekutif, teknik, pemasaran, hingga Quality Assurance. 

Setelah dibuat dan disetujui, dokumentasi tersebut akan dijadikan landasan dalam proses produksi massal. Dokumentasi ini bisa direvisi seiring berjalannya waktu jika memang ada informasi atau teknologi baru yang bisa berpengaruh pada keputusan sebelumnya. Proses revisi ini bisa dilakukan atas peninjauan dan persetujuan seluruh pimpinan tim. 

Dokumentasi persyaratan produk atau Product Requirement Documentation (PRD) secara umum berisi hal-hal berikut ini: 

  • Biaya target.
  • Perkiraan jumlah produksi.
  • Target jadwal rilis produk.
  • Daftar fitur yang disertakan pada produk.
  • Roadmap produk.
  • Metrik kinerja yang spesifik dan wajib dipenuhi oleh semua fitur.

Melakukan validasi dan pengujian teknik

pengertian produksi massal
iStock

Tahapan berikutnya adalah melakukan validasi dan pengujian teknik atau Engineering Validation & Testing (EVT). Pada tahap ini, divisi teknik akan menggunakan beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan seluruh fitur yang sudah diuraikan di PRD.  

Tahap ini bertujuan untuk membuktikan jika proses produksi dapat dilakukan secara manusiawi dan tidak bertentangan dengan hukum fisika. Selain itu, tujuan lainnya adalah membangun dan merancang contoh produk yang memenuhi syarat fungsional PRD. 

Lebih jauh, tujuan tahap ini adalah mengidentifikasi setiap risiko yang kemungkinan akan terjadi pada PRD dan sebisa mungkin menemukan solusi untuk mengatasinya. Oleh karena itu, tahap ini membutuhkan banyak iterasi dan modal pada proses penelitian dan pengembangannya.

Melakukan validasi dan pengujian desain

INDUSTRI
iStock

Tahap selanjutnya adalah validasi dan pengujian desain atau Design Validation & Testing (DVT). Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan nuansa dan tampilan akhir produk. Pada tahap ini pula, perusahaan biasanya akan menentukan desain mekanis dan bahan yang mampu memenuhi syarat produk akhir, kesesuaian, dan tingkat estetikanya sesuai dengan uraian PRD. 

Agar perusahaan bisa mendapatkan umpan balik dan hasil uji kesesuaian, diperlukan contoh produk yang ditampilkan kepada target konsumen. Jika sudah ada persetujuan dan bisa memenuhi syarat fungsional serta estetika sesuai PRD, produk akan lolos dari tahap DVT ini.

Melakukan validasi dan pengujian produksi

INDUSTRI
iStock

Tahap validasi dan pengujian produksi merupakan suatu proses untuk memastikan bahwa produk dari tahap DVT bisa terus diproduksi dengan jumlah dan biaya yang sesuai dengan ketentuan PRD. Tahap ini biasanya membutuhkan keterlibatan antara pihak produsen dan pemasok bahan baku.

Dengan demikian, perusahaan akan mendapatkan umpan balik terkait desain produk akhir yang bisa digunakan untuk memastikan apakan tujuan produksi dapat dicapai atau tidak. Dalam tahap ini, ada kemungkinan bahwa perusahaan akan melakukan revisi terhadap model DVT untuk memastikan produk tetap dapat diproduksi secara massal dengan lancar. 

Melakukan proses produksi 

pengertian produksi massal
iStock

Tahapan terakhir adalah melakukan proses produksi sesuai dengan desain produk yang sudah dibuat dan disempurnakan pada tahap sebelumnya. Tanggung jawab tahap ini sebagian besar berada di tangan produsen dalam melakukan aktivitas produksi, termasuk memastikan kualitas serta hasil produksi tanpa melesat dari beban biaya yang sudah ditentukan.

Selain itu, perusahaan juga harus memberikan dukungan kepada pabrik agar bisa mencapai target dan segera bekerja sama dengan tim pengadaan untuk menyusun rantai pasokan yang stabil. Dengan demikian, beban biaya dan waktu akan selalu terjaga. Selain itu, perusahaan juga harus bekerja sama dengan tim manufaktur terkait inovasi agar efisiensi, kualitas produk, dan biaya produksi dapat dioptimalkan.

BACA JUGA: Product Backlog: Definisi, Karakteristik & Seberapa Pentingnya

Manfaat produksi massal

INDUSTRI
iStock

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari sebuah praktik produksi massal dalam dunia industri. Adapun beberapa manfaat tersebut adalah:

  • Proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien.
  • Proses produksi yang cepat dapat memenuhi permintaan pasar secara optimal.
  • Tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga kerja manusia.
  • Penggunaan mesin produksi yang sudah di akuratkan membuat proses pengawasan bisa tidak terlalu ketat.
  • Kesalahan produksi dapat diminimalkan karena mesin sudah diatur dengan baik. 

Kelebihan produksi massal

pengertian produksi massal
iStock

Selain manfaat, ada beberapa kelebihan produksi massal yang menjadi pertimbangan banyak perusahaan dalam melakukan praktik ini.  

  1. Produktivitas perusahaan meningkat, sehingga mampu memberikan pelayanan dan memenuhi permintaan pasar dengan baik.
  2. Biaya produksi yang dibutuhkan menjadi lebih terjangkau.
  3. Mampu memenuhi kebutuhan pasar dengan cepat karena memiliki efisiensi waktu tinggi. 

Kekurangan produksi massal

INDUSTRI
iStock

Ada beberapa kekurangan dari praktik produksi massal yang juga harus diketahui, yaitu:

  1. Modal yang dibutuhkan besar, karena untuk membeli mesin produksi dan bahan baku yang banyak.
  2. Biaya perawatan yang cukup besar untuk bisa melakukan proses produksi secara kontinu.
  3. Motivasi kerja karyawan biasanya rendah karena SDM yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, apalagi jika perusahaan memasang target produksi yang tinggi.
  4. Fleksibilitas kecil karena harus sesuai dengan urutan proses yang sudah ditentukan. Jika menginginkan perubahan, maka harus melakukan perombakan total dengan biaya besar.

Contoh produksi massal di industri

INDUSTRI
iStock

Berikut adalah beberapa contoh produksi massal yang biasa dilakukan di industri.

  1. Produksi massal pada makanan dan minuman kaleng

Contoh produk yang diproduksi secara massal adalah produk makanan dan minuman kaleng. Beberapa contohnya adalah produk susu formula, produk olahan daging, dan produk buah dalam kaleng.  

  1. Produksi massal pada perangkat mobile dan elektronik

Contoh berikutnya adalah produksi massal yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang perangkat mobile dan elektronik. Contoh produknya antara lain mobile phone, LCD, televisi, kulkas, dan mesin cuci.

  1. Produksi massal konsol game

Produk konsol game merupakan produk elektronik yang dirancang secara khusus untuk bisa memainkan permainan berbasis video. Contoh perusahaan yang memproduksi perangkat konsol game adalah Sony. 

  1. Produksi massal pada makanan dan minuman kemasan

Selain makanan dalam kaleng, produksi massal juga dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi produk makanan dan minuman kemasan. Contoh produknya adalah wafer, biskuit, dan minuman aneka rasa. 

  1. Produksi massal pada produk pakaian

Tidak hanya produk makanan, produk pakaian juga seringkali diproduksi secara massal. Hal ini menyebabkan banyak model pakaian yang sama yang tersebar di seluruh wilayah. Produksi dengan cara ini berguna untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi akan produk fashion. 

  1. Produksi massal pada perabot rumah tangga

Contoh lainnya adalah produk perabot rumah tangga. Kebutuhan perabot seperti alat masak dan alat kebersihan menjadi alasan produksi dengan cara ini dilakukan oleh perusahaan, seperti contoh yang dilakukan oleh perusahaan Tupperware Brands Corporation.

Demikian informasi mengenai pengertian produksi massal beserta ciri-ciri, tahapan, kelebihan dan kekurangan, serta contohnya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Sedulur yang sedang belajar mengenai proses produksi dalam suatu industri. Selamat belajar!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.