Hypostomus plecostomus yaitu jenis yang berasal dari Amazon, Amerika Selatan. Keunikan ikan ini ada pada bentuk mulutnya yang seperti penghisap debu atau sapu. Di Indonesia, hewan laut ini dikenal dengan nama ikan sapu sapu. Sementara di negara barat, ikan ini dijuluki suckermouth catfish atau pleco fish karena memiliki mulut penghisap dengan sungut seperti ikan lele.
Ikan ini umumnya ditemukan sebagai ikan hias di akuarium. Tetapi ada yang percaya ia memiliki manfaat kesehatan jadi bisa dikonsumsi sebagai makanan manusia. Benarkah? Mari cek faktanya di bawah ini.
BACA JUGA: Ini 5 Manfaat Daun Ketapang Untuk Merawat Ikan Cupang
1. Morfologi
Bentuk ikan sapu sapu hias sangat mudah dikenali karena khasnya. Ia memiliki mulut yang menyerupai penghisap debu dengan papillae pada bagian bibirnya. Tanda lainnya adalah sungut berbentuk barbel yang melintang di bagian wajahnya. Mulut ini digunakan untuk makan, bernapas, dan menempel pada permukaan substrat.
Tubuhnya bisa membesar hingga mencapai 50 cm di habitat aslinya. Tetapi ketika di akuarium, ia hanya akan mencapai panjang maksimal kurang dari 30 cm. Warna tubuhnya pun beragam, cenderung gelap dengan warna cokelat kehijauan dengan perut berwarna terang. Kamu juga bisa menemukan ikan sapu sapu albino yang warnanya kuning pucat atau menyerupai cream. Ciri khas lainnya adalah keberadaan tulang punggung yang keras di bagian punuknya. Tulang tersebut digunakan sebagai moda pergerakan dari satu tempat ke tempat lain.
2. Berhabitat asli di negara Amerika Selatan
Tidak ada ikan sapu sapu laut karena hewan ini di air tawar. Berdasarkan data sheet dari Center of Agriculture and Bioscience International (CABI), ikan ini merupakan organisme asli perairan Amerika Selatan yang tersebar di Guyana, Suriname, hingga Brasil dan Argentina. Namun, ikan ini banyak diekspor ke berbagai negara untuk tujuan ornamental alias jadi ikan hias di Amerika Utara dan Tengah, Eropa, dan Asia, termasuk Indonesia.
BACA JUGA: 7 Jenis Ikan Cupang Termahal untuk Dipelihara, Tembus 25 Juta!
3. Ikan hias yang populer di kalangan pecinta aquascape
Banyak yang jatuh cinta pada ikan sapu sapu karena bentuknya yang unik. Namun, ia sebenarnya tidak ideal untuk akuarium kecil karena ukuran tubuhnya bisa membesar dan memakan ruang. Apalagi jika ia disatukan dengan ikan lain, ikan ini memiliki sifat teritorial. Ia akan cenderung menyendiri dan tak suka diganggu walaupun seyogyanya tidak agresif. Bahkan dengan sesamanya pun, ia cenderung tidak ramah apalagi dengan spesies lain.
4. Berusia panjang
Fakta lain dari ikan sapu sapu adalah usianya yang cukup panjang. Ia bisa hidup dalam kondisi apapun dan mencapai usia lebih dari 10-15 tahun. Karena usianya ini, kadang pemilik akuarium akan bosan atau sebal dengan sikapnya yang makin teritorial serta ukurannya yang membesar. Alhasil, ikan ini seringkali melepaskannya ke sungai. Masalah muncul karena tidak berada di habitat aslinya di Amerika Selatan dan sudah ada beberapa bukti bahwa ikan ini mengganggu ekosistem.
BACA JUGA: 17 Inspirasi Desain Kolam Ikan Minimalis & Tips Membuatnya
5. Mengganggu ekosistem jika dilepas sembarangan
Tak heran bila banyak yang mengimbau agar ikan sapu-sapu dilarang untuk dilepas sembarangan. Penelitian yang dilakukan Mendoza-Alfaro, dkk keluaran 2009 ini menunjukan betapa bahayanya dampak ikan sapu-sapu pada perairan Amerika Utara. Ia mampu mengurangi jumlah tangkapan para nelayan di Florida sebesar 45-80% di sepanjang 1993 hingga 2006. Ia juga mengurangi kualitas air di Meksiko yang membuat nelayan harus mengeluarkan dana lebih untuk pembersihan dan perbaikan jaring.
6. Cara berkembang biak
Ikan tersebut berkembang biak dengan cara bertelur. Satu betina bisa menghasilkan sekitar 500-3.000 telur dalam sekali proses tergantung pada habitatnya. Masih menurut data dari CABI, jarak antara masa bertelur cukup panjang, mencapai lebih dari 5 bulan. Untuk berkembang biak, ikan ini akan membuat ceruk untuk bertelur yang pada akhirnya mendorong terjadinya abrasi di danau-danau.
BACA JUGA: Inspirasi Desain Kolam Ikan Minimalis & Tips Membuatnya
7. Makanan utama
Ikan sapu sering dipasarkan sebagai pemakan alga jika pergi ke toko ikan. Tidak salah, organisme ini memang mengonsumsi alga dan periphyton untuk hidup. Periphyton merupakan material yang tumbuh di permukaan air tawar dan bisa berkembang menjadi alga yang invasif pada tanaman dan permukaan tanah.
Selain memakan alga, ikan sapu-sapu pun mau memakan sisa tanaman mati. Tanaman mati juga musuh untuk para pecinta aquascape karena bisa memproduksi amoniak yang mengundang makin banyak alga bereproduksi di akuarium. Tak heran kalau ia pun dicari untuk menjadi pembersih akuarium.
8. Bisakah dimakan?
Sampai pada pertanyaan ikan sapu-sapu apa bisa dimakan? Jawabannya relatif. Beberapa orang sudah mencoba memakannya dengan membelah tubuhnya dan mengeluarkan organ dalamnya, lalu dibakar atau dipanggang. Beberapa waktu lalu, bahkan ada yang menyebut ikan ini bisa dipakai untuk campuran daging isian siomay dan batagor.
Mengingat ikan ini lebih banyak jadi ikan hias, agak aneh saja saat ada yang membelinya untuk kebutuhan konsumsi. Apalagi, ikan sapu sapu yang dijual di pasaran pun berukuran kecil dan mungkin akan membesar dalam beberapa tahun kemudian. Belum lagi habitatnya di Indonesia pun tidak jelas. Jika ditemukan di sungai yang tercemar limbah tentu bisa berbahaya.
Lain halnya dengan ikan air tawar lain yang memang diternak khusus di kolam atau tambak yang dipelihara dengan baik. Kesimpulannya, lebih baik Sedulur tidak mengonsumsi ikan sapu sapu.
BACA JUGA: Manfaat Ikan Gindara Untuk Kesehatan yang Harus Kamu Tahu
9. Harga ikan sapu-sapu di pasaran
Harga ikan sapu sapu hitam anakan cukup murah. Ada di kisaran harga Rp15 ribu saja. Untuk versi albino, biasanya lebih mahal sedikit dengan selisih beberapa ribu rupiah. Meski murah, jangan tergiur dulu Sedulur. Tetap perhatikan kondisi akuarium kamu sekarang.
10. Perhatikan hal berikut sebelum membelinya
Jenis ikan sapu sapu albino maupun yang biasa ini tidak suka dengan ruang yang terang dan ia suka membuat ceruk untuk bersembunyi sehingga tak cocok jika akuarium milikmu dilengkapi tanaman air yang butuh cahaya dan tanah substrat yang stabil. Ia juga lebih cocok berada di akuarium yang terpisah dari ikan lain, bahkan sesama jenisnya sendiri.
Perhatikan pula masa hidupnya yang panjang itu. Jangan sampai Sedulur berkontribusi pada kerusakan ekosistem karena membuang ikan ini sembarangan di sungai saat bosan kelak. Terakhir, Sedulur juga tidak bisa tergiur karena kemampuannya memakan sisa tanaman mati hingga alga, sebab berdasar pengalaman ikan ini bukan satu-satunya faktor yang bisa membuat akuarium bebas alga dan hama pengganggu. Salah satu faktor utama adalah keseimbangan ekosistem dan ketekunan Sedulur untuk membersihkan akuarium secara rutin. Banyak pula ikan pemakan alga lain yang bisa dipilih di pasaran.
Sedulur wajib nih menyadari bahwa setiap pilihan kita membawa konsekuensi. Jadi, jangan dianggap remeh beberapa fakta tentang ikan sapu sapu di atas. Baik yang positif atau buruk perlu dipikirkan baik-baik. Mungkin dampaknya tidak langsung kita rasakan, tetapi orang di luar sana yang bertumpu pada sungai atau danau bisa saja merasakan efeknya tanpa tahu harus berbuat apa. Mari belajar jadi konsumen cerdas.
Sambil pilih-pilih ikan hias untuk menambah koleksi di akuarium Sedulur. Kamu bisa belanja sembako juga di Aplikasi Super. Harga akurat, proses cepat, tak pakai ribet. Unduh sekarang di ponselmu.