Apakah Sedulur mengetahui apa itu feasibility study? Istilah tersebut umum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai studi kelayakan. Lebih tepatnya, studi ini merupakan tolok ukur dalam dunia project management atau manajemen proyek untuk menilai kelayakan proyek termasuk sumber daya manusia (SDM) dan berbagai hal yang sudah dipersiapkan.
Berdasarkan uraian singkat tersebut, dapat dipahami bahwa feasibility study penting untuk dilakukan sebelum memulai proyek. Untuk itu, penting pula bagi Sedulur memahami istilah satu ini, terlebih jika Sedulur menggeluti bidang project management.
Ingin tahu lebih jauh tentang feasibility atau studi kelayakan? Berikut ini Super telah merangkum informasi lengkapnya, mulai dari pengertian, jenis, manfaat, dan tahapannya. Yuk, langsung disimak artikelnya di bawah ini!
BACA JUGA: Pengertian Bisnis Model Canvas & Pentingnya untuk Digunakan
Pengertian feasibility study
Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih jauh, ada baiknya Sedulur memahami pengertian feasibility study terlebih dahulu.
Feasibility study merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang umum diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai studi kelayakan. Istilah ini sendiri banyak dijumpai dalam dunia bisnis, terutama terkait dengan project management atau manajemen proyek.
Dilansir Investopedia via Glints, studi kelayakan adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengukur atau menilai kualitas faktor-faktor dari suatu proyek. Penilaian kualitas ini dimaksudkan untuk menganalisis tingkat kelayakan sebuah proyek yang akan dijalankan.
Melalui studi ini, perusahaan atau organisasi dapat memperoleh gambaran menyeluruh mengenai kelayakan sebuah proyek. Dengan demikian, risiko kerugian yang mungkin terjadi dari proyek tersebut dapat dicegah.
Feasibility study sendiri umumnya dilakukan pada masa awal proyek dimulai. Tepatnya ketika masih dalam tahap menyusun desain perencanaan. Sebab, studi ini sekaligus ditujukan untuk melakukan evaluasi dan pengujian terkait kekuatan dan kelemahan dari sebuah proyek secara faktual atau nyata.
Berdasarkan uraian pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa feasibility study atau studi kelayakan merupakan sebuah studi analisis yang bertujuan untuk mengukur kelayakan sebuah proyek. Dari pengujian tersebut akan diperoleh hasil analisis berupa tingkat kelayakan proyek di samping identifikasi ancaman dan peluang keberhasilannya.
BACA JUGA: Mengenal Brand Identity dan Manfaatnya Bagi Perusahaan
Jenis-jenis
Telah diketahui bersama bahwa feasibility study atau studi kelayakan merupakan sebuah studi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek. Kelayakan di sini terutama berkaitan dengan potensi keberhasilan proyek tersebut untuk dijalankan.
Untuk memperoleh hasil studi kelayakan yang tepat dan kredibel, perusahaan perlu menentukan jenis studi secara cermat. Secara umum, terdapat lima jenis studi kelayakan berdasarkan faktor-faktor yang menjadi bahan penilaian. Berikut uraian lengkap mengenai jenis-jenis studi kelayakan.
1. Technical feasibility
Jenis yang pertama adalah technical feasibility atau kelayakan teknis. Studi ini bertujuan untuk menentukan apakah sebuah perusahaan atau organisasi memiliki sumber daya di samping mengetahui kesesuaian keahlian teknis dari SDM yang dimiliki dengan persyaratan proyek.
Umumnya, studi kelayakan teknis menggunakan indikator yang meliputi beberapa aspek, di antaranya yaitu perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), tenaga kerja, dan teknologi yang sudah ada atau baru.
2. Legal feasibility
Legal feasibility atau kelayakan hukum adalah studi yang ditujukan untuk melakukan identifikasi apakah terdapat aspek dari proyek yang bertentangan dengan persyaratan hukum. Misalnya terkait undang-undang zonasi dan undang-undang perlindungan data ketika perusahaan akan membangun gedung baru di lokasi tertentu.
3. Economic feasibility
Jenis studi berikutnya adalah economic feasibility atau kelayakan ekonomi. Sederhananya, studi kelayakan ekonomi merupakan metode yang digunakan untuk menilai faktor-faktor ekonomi proyek. Studi ini salah satunya bertujuan untuk mengukur kelayakan proyek dari segi finansial atau keuangan melalui analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis).
4. Operational feasibility
Jenis feasibility study yang keempat adalah operational feasibility atau kelayakan operasional. Jenis studi satu yang banyak digunakan dalam proyek-proyek besar ini mengacu pada analisis proyek berdasarkan perencanaan kapasitas, sumber daya, sasaran strategis, dan tujuan bisnis.
Adapun indikator yang digunakan dalam studi ini, di antaranya meliputi struktur organisasi bisnis, struktur hukum bisnis atau proyek tertentu, serta kompetensi, keterampilan, dan pengalaman tim manajemen.
5. Time feasibility
Dalam sejumlah sumber, dinyatakan bahwa hanya ada empat jenis studi kelayakan, yaitu kelayakan teknis, hukum, ekonomi, dan operasional. Namun dalam sumber lain dijelaskan bahwa terdapat satu jenis studi kelayakan lainnya, yaitu time feasibility atau kelayakan waktu.
Singkatnya, studi kelayakan waktu merupakan kegiatan analisis untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melangsungkan proyek dan mengatur tenggat waktu. Dengan kata lain, studi ini bertujuan untuk memastikan jadwal proyek sesuai dengan operasi yang telah ditetapkan.
BACA JUGA: Business Requirements Document, Dokumen Penentu Bisnis
Tujuan studi kelayakan
Berkaitan dengan pengertian dan uraian tentang jenis-jenis feasibility study yang telah dipaparkan pada poin sebelumnya, dapat diketahui tujuan dari studi ini. Dilansir LinovHR, terdapat tiga tujuan utama dari penerapan studi kelayakan dalam sebuah proyek, yaitu:
- Tujuan dari sisi perusahaan: sebagai dasar perencanaan dalam pembangunan proyek, terutama terkait pendanaan.
- Tujuan dari sisi investor: sebagai dasar pertimbangan sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada sebuah proyek.
- Tujuan dari sisi kreditur: sebagai dasar untuk melakukan penilaian kelayakan pemberian kredit terhadap sebuah proyek.
Manfaat studi kelayakan
Melanjutkan uraian mengenai tujuan studi kelayakan, dapat dijelaskan pula manfaat dari studi ini adalah sebagai berikut.
- Memberikan informasi kepada tim manajemen perusahaan sebagai upaya pencegahan usaha bisnis yang berisiko
- Menentukan bagaimana suatu proyek akan beroperasi
- Membantu melakukan identifikasi kelayakan sebuah proyek untuk dijalankan
- Melakukan perhitungan potensi hambatan, persaingan, hingga peluang
- Melakukan analisis jumlah dan sumber pendanaan
BACA JUGA: Store Crew: Pengertian, Tugas, Gaji & Tanggung Jawabnya
Tools dalam feasibility study
Dalam melakukan studi kelayakan, terdapat dua jenis tools atau alat yang dapat digunakan. Tools tersebut dibutuhkan untuk memperoleh hasil analisis yang kredibel dan objektif.
Perlu digaris bawahi bahwa tools di sini bukan mengacu pada penggunaan teknologi mutakhir atau sebuah perangkat alat. Melainkan merupakan faktor-faktor kerja yang dapat membantu proses analisis.
Adapun dua jenis tools dalam studi kelayakan adalah komponen dan praktik. Berikut penjelasannya.
1. Komponen
Tool atau alat yang pertama adalah komponen, yaitu sejumlah komponen tertentu yang perlu dikaitkan dalam melakukan studi kelayakan. Menurut Dive Research, komponen feasibility study meliputi tujuh hal sebagai berikut.
- Aspek pasar, yaitu komponen yang menyangkut permintaan dan penawaran (supply and demand) di pasar.
- Aspek teknis, yaitu komponen yang mencakup teknis proyek termasuk daftar peralatan, SDM, dan lain sebagainya.
- Aspek sosial ekonomi, yaitu komponen terkait dampak proyek terhadap masyarakat dari segi sosial ekonomi.
- Aspek legal, yaitu komponen yang berkaitan dengan legalitas dan perizinan dalam menjalankan proyek berdasarkan hukum yang berlaku.
- Aspek finansial, yaitu kondisi finansial yang mendukung pelaksanaan proyek.
- Aspek manajemen dan organisasi, yaitu komponen yang mencakup aspek kualitas pihak manajerial dan penyelenggara yang memegang tanggung jawab atas jalannya sebuah proyek.
- Aspek lingkungan, yakni komponen yang menyangkut dampak yang diberikan proyek terhadap lingkungan.
2. Praktik
Tool yang kedua adalah praktik feasibility study. Sederhananya, tool satu ini berkaitan dengan praktik atau cara kerja analisis dalam studi kelayakan. Adapun teknis praktik yang dianggap efektif untuk studi kelayakan di antaranya adalah sebagai berikut.
- Analisis awal untuk mendapatkan umpan balik (feedback) tentang konsep baru yang sesuai.
- Analisis kualitas dan mengajukan pertanyaan terkait data yang diperoleh pada fase awal.
- Melakukan survei atau riset pasar.
- Menyusun rencana organisasi, operasional, dan bisnis serta melakukan identifikasi jumlah SDM yang diperlukan beserta biayanya.
- Menyiapkan proyeksi laporan laba dan rugi.
- Menyiapkan nerasa hari pembukaan.
- Melakukan identifikasi terkait hambatan dan potensi risiko serta cara mengatasinya.
Komponen dalam pelaporan studi kelayakan
Setelah uji awal dalam studi kelayakan telah selesai dilakukan, berikutnya perlu dibuat laporan. Dalam laporan tersebut, umumnya mencakup sejumlah komponen sebagai berikut.
- Executive summary atau ringkasan eksekutif
- Technological considerations atau rincian kebutuhan teknologi
- Analisis pasar
- Strategi pemasaran
- Sumber daya manusia yang dibutuhkan
- Jadwal proyek beserta timeline-nya
- Rincian keuangan
- Hasil studi dan rekomendasi
BACA JUGA: Mengenal Townhall Meeting: Pengertian & Cara Pelaksanaannya
Tahapan dalam feasibility study
Selain memahami pengertian, jenis-jenis, hingga komponen dalam laporan feasibility study, Sedulur juga perlu memahami bagaimana tahapan dalam studi tersebut. Melansir Populix, tahapan dalam studi kelayakan meliputi lima langkah, yakni sebagai berikut.
- Pengumpulan data dan informasi
- Pemrosesan data yang dilakukan secara rinci dan terstruktur
- Analisis data untuk menilai kelayakan sebuah proyek
- Pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
- Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil studi kelayakan kepada pihak terkait
Contoh penerapan
Dilansir Ekrut, contoh penerapan metode studi kelayakan dapat dilihat dari kasus yang dilakukan oleh Departemen Transportasi Negara Bagian Washington, Amerika Serikat yang kemudian mendapat kontribusi pribadi dari Microsoft Inc. Diketahui, sebuah tim dibentuk untuk melakukan studi kelayakan dalam proyek pembangunan rel berkecepatan tinggi (high-speed rail) yang rencananya akan menghubungkan Vancouver, British Columbia, Seattle, Washington, dan Portland, Oregon.
Demikian tadi ulasan mengenai feasibility study atau studi kelayakan. Dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan merupakan sebuah studi yang bertujuan untuk melakukan analisis terkait kelayakan suatu proyek yang akan dikerjakan oleh sebuah perusahaan. Studi ini penting dilakukan karena dapat menunjukkan tingkat kelayakan hingga kekuatan dan kelemahan proyek tersebut.