Tidak lama lagi kita akan tiba pada Hari Raya Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahun 1444 H/2022 M, maka dari itu tidak ada salahnya untuk mempelajari sepintas sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 2022 ini, perayaan hari lahirnya nabi dari umat Muslim tersebut akan jatuh pada 12 Rabiul Awal 1444 H atau lebih tepatnya pada tanggal Sabtu, 8 Oktober 2022.

Negara Indonesia, sebagai salah satu negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, telah melaksanakan berbagai macam tradisi turun-temurun untuk menyambut suka cita pada hari bahagia tersebut. Contohnya saja adalah perayaan Sekaten, Endhog-endhogan, pembacaan berbagai syair Islami, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, apakah Sedulur sudah mengetahui sejarah asli dari perayaan hari lahirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini? Kalau belum, simak dulu beberapa informasi sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW berikut ini!

BACA JUGA: Bacaan Doa Pengantin Baru Supaya Harmonis Secara Islam

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Sebagai perayaan yang lazim dilakukan sebagian umat Muslim di seluruh dunia, perayaan hari kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini memiliki beberapa versi sejarah. Berikut merupakan penjelasan dari tiga versi sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW yang paling lazim dipercayai.

BACA JUGA: Ikhlas Dalam Islam: Pengertian, Ciri, Tingkatan & Contohnya

1. Versi Sultan Al Muzhaffar

Hindustan Times

Sejarah versi yang pertama menyebutkan bahwa perayaan Maulid Nabi diinisiasi oleh Sultan Al Muzhaffar. Beberapa ahli sejarah yang mempercayai teori dan meneliti hal ini lebih lanjut adalah Ibnu Khallikan, Ibnu Kathir, dan Al Hafizh Al Suyuthi.

BACA JUGA: 8 Cara Hubungan Suami Istri Menurut Syariat & Sunnah Islam

2. Versi Sultan Salahuddin Al Ayyubi

Middle East Eye

Di sisi lain, terdapat sumber sejarah juga yang mengatakan bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pertama kali dilakukan oleh Sultan Salahuddin Al Ayyubi. Sultan Salahuddin Al Ayyubi merupakan panglima perang dan pejuang Muslim yang mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di wilayah Mesir, Suriah, Yaman, Irak, Hijaz, serta Palestina.

Disinyalir, Sultan Salahuddin Al Ayyubi mengadakan perayaan Maulid Nabi pertama kali untuk membangkitkan semangat umat Muslim yang sedang loyo pada saat membela agamanya di periode Perang Salib.

BACA JUGA: Arti Hukum Mubah dalam Islam Beserta Contoh dan Dalilnya

3. Versi Dinasti Fatimiyyun

sejarah maulid nabi muhammad saw
Middle East Eye

Tetapi, dari sekian banyak versi sejarah Maulid Nabi yang ada, pernyataan bahwa perayaan hari lahir Nabi Muhammad dirayakan pertama kali pada masa Dinasti Fatimiyyun menjadi salah satu yang paling kuat.

Seorang ahli sejarah Islam yang bernama Al Maqrizi, atau Taqi Al Din Abu Al Abbas Ahmad bin Ali bin Abdul Al Qadir bin Muhammad Al Maqrizi, menjelaskan bahwa pada masa kekhalifahan Fatimiyyun, terdapat banyak perayaan Islam di sepanjang tahun. Contohnya adalah perayaan tahun baru, hari ‘Asyura, Maulid Nabi, Maulid Ali bin Abi Thalib, Maulid Hasan dan Husain, Maulid Fatimah Az Zahra, malam pertama bulan Rajab, malam penutup Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan lain sebagainya.

Muhammad Bakhit Al Muti’i, seorang ulama besar di Mesir, pernah menyebutkan bahwa perayaan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Abu Tamim Maad Al Muizz Li Dinillah, seorang khalifah Fatimiyyun. Ia melakukan perayaan tersebut pada sekitar tahun 362 H.

Terdapat juga versi lain dari sejarah ini, namun masih tetap pada masa kekhalifahan Fatimiyyun. Asal usul sejarah Maulid Nabi dapat dilihat dari perayaan yang dimulai pada hari-hari awal Islam, sekitar abad ke-11. Maulid Nabi dimulai di Mesir dengan Syiah Fatimids, yang merupakan keturunan Ali bin Abi Thalib (imam/khalifah keempat Islam). Maulid ini menarik sejumlah besar umat Muslim yang berkumpul untuk shalat di Masjid Al Azhar. Mereka juga membaca Al Qur’an.

BACA JUGA: Arti Ikhtiar dalam Islam dan Pentingnya Bagi Kehidupan Manusia

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia dan perayaannya

sejarah maulid nabi muhammad saw
Ngadem

Sejarah Maulid Nabi di Indonesia tidak lepas dari sumbangsih para Wali Songo yang membantu penyebaran agama di negara kita ini. Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, masing-masing Wali tersebut mengadakan acara perayaan. 

Pada sekitar tahun 1404 M, perayaan Maulid Nabi secara resmi dianggap sebagai media dakwah Islam. Setiap daerah memiliki acara perayaannya masing-masing, seperti Sekaten (Solo-Jogja), Endhog-endhogan (Banyuwangi), pembacaan berbagai syair Islami, dan lain sebagainya.

Nah Sedulur, di atas merupakan informasi singkat seputar sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW. Pembahasan di atas telah meliputi berbagai poin, seperti versi-versi sejarah yang beredar serta bagaimana masyarakat Indonesia menyikapi dan merayakan hari kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut.

Walaupun tidak ada satu sumber sejarah pasti yang dapat menjadi pegangan utama mengenai perayaan, namun hal tersebut tidak mengurangi esensi dan pesan-pesan yang hendak disampaikan dari Hari Raya Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Esensi dan pesan yang dimaksud adalah untuk senantiasa berada di atas jalan Al Qur’an dan As Sunnah seperti Rasulullah semasa beliau hidup. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Sedulur, ya!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.