Serangkaian cara dilakukan bangsa Indonesia dalam upaya melepaskan diri dari jajahan kolonial Belanda. Diplomasi hingga perundingan adalah langkah-langkah yang kerap diutamakan Indonesia demi tercapainya kemerdekaan. Bukti nyata bahwa Indonesia berupaya keras melepaskan diri penjajahan Belanda adalah dengan meresmikan perjanjian linggarjati.
Perjanjian linggarjati adalah bentuk perjanjian antara pihak Indonesia dan Belanda serta masuk pada sejarah kemerdekaan bangsa ini. Kata linggarjati sebenarnya diambil dari tempat berlangsungnya perundingan ini, yaitu Linggarjati, Jawa Barat. Kemudian perjanjian linggarjati ini disahkan di Istana Merdeka Jakarta dan pokok isinya membahas tentang status kemerdekaan RI.
Pelaksaan perjanjian linggarjati tanggal 10 November 1946 terjadi di Cirebon, Jawa Barat. Kemudian perjanjian ini ditandatangani secara sah oleh pihak kolonial dan Indonesia pada tanggal 25 Maret 1947.
Penasaran seperti apa sejarah, kronologi perjanjiian linggarjati dan hasil perjanjian linggarjati? yuk simak artikel selengkapnya di bawah ini.
BACA JUGA: Perang Padri: Sejarah, Tokoh, Latar Belakang & Akhir Perang
Sejarah perjanjian linggarjati
Perjanjian ini sebenarnya muncul ketika bangsa Indonesia sudah menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Apalagi Indonesia juga lama dijajah bangsa Eropa seperti Belanda selama 350 tahun. Baru disusul negara Asia Timur, Jepang selama 3,5 tahun, sehingga kemerdekaan harus segera diwujudkan.
Selama proses mencapai kemerdekaan tersebut, bangsa Indonesia terus mendapat ancaman atau teror dari Belanda. Pasukkan Belanda yang tergabung dalam tentara Netherland-Indies Civiele Administration atau NICA masuk kembali ke tanah air. Keberadaan tentara Belanda diketahui setelah NICA membonceng pasukan Sekutu yang telah memenangkan perang melawan Jepang.
Atas persoalan di atas, maka Indonesia menggelar pertemuan dengan pihak NICA bernama perundingan linggarjati yang dilaksanakan di Jawa Barat. Perundingan ini bertujuan membahas status kemerdekaan RI selama ini. Lini masa perjanjian linggarjati berlangsung dua kali pertemuan, di mana pada pertemuan pertama berlangsung di Jakarta pada tanggal 23 Oktober 1945. Pertemuan ini tidak mencapai kata kesepakatan antara pihak NICA dan RI.
Berlanjut pada pertemuan kedua di tanggal 13 Maret 1945 dan pembicaraan perjanjian linggarjati berlanjut pada tanggal 16-17 Maret 1946. Dalam perundingan kedua ini, berhasil menelurkan naskah dan dikenal dengan nama Batavia Concept atau Rumusan Jakarta. Nota kesepahamana ini merupakan bagian awal dan berlanjut ke tingkat perundingan tentang kemerdekaan.
Pada pertemuan kedua, delegasi Belanda diwakili oleh Perdana Menteri Prof. Dr. Ir. W. Schermerhorn, sementara Indonesia diwakilkan oleh Soetan Sjahrir. Sementara pada bagian pihak penengah yaitu Inggris diwakili oleh Sir Archibald Clark Kerr atau biasa dipanggil Lord Inverchapel.
Dikutip dari buku berjudul Sekitar Perang Kemerdekaan: Periode Linggarjati (1994) menjelaskan bahwa perjanjian linggarjati sudah disepakati lewat rumusan naskah persetujuan. Di mana naskah ini ditandatangani oleh Soetan Sjahrir dan Hubertus van Mook pada 30 Maret 1945. Itulah penjelasan mengenai latar belakang perjanjian linggarjati digelar.
BACA JUGA: GNB (Gerakan Non-Blok): Pengertian, Sejarah & Tujuannya
Kronologi perjanjian linggarjati
Ada banyak lika-liku yang harus dihadapi Indonesia demi terwujudnya kemerdekaan bangsa. Mulai dari pertemuannya perjanjian selama dua kali, sampai pada akhirnya benar-benar mencapai kesepakatan. Sebagai tindak lanjut di atas mengenai beberapa pertemuan awal, maka dihelatlah sebuah forum pada Hoge Veluwe, Belanda di tanggal 4-24 April 1946.
Dalam forum tersebut menjelaskan tentang status negara hingga kemerdekaan wilayah Indonesia. Meski demikian, pihak Belanda kurang setuju dengan permintaan Indonesia dan pihak kolonial mengharapkan Indonesia masuk dalam negara persemakmuran Belanda. Tentu saja permintaan Belanda tidak bisa diterima pihak Indonesia yang diwakili Soetan Sjahrir.
Perundingan dilanjutkan lagi di tanggal 7 Oktober 1945 dengan harapan dapat mengurai persoalan ini. Dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Soetan Sjahrir, A.K. Ghani, Amir Sjarifuddin, Soesanto Tirtoprodjo, Mohammad Roem dan Ali Boediharjo. Di pihak Belanda diwakilkan oleh Prof. Dr. Ir. W. Schemerhorn dan pihak penengah Inggris Lord Killearen.
Tokoh dalam perjanjian linggarjati
Pelaksaan perundingan linggarjati ini merupakan pertemuan antara pihak Indonesia dan Belanda. Kemudian yang menjadi penengah dalam pernjanjian adalah Inggris. Lantas siapa saja tokoh dalam perjanjian ini? berikut data selengkapnya.
Delegasi Indonesia
Wakil Indonesia dalam perjanjian linggarjati adalah Sutan Sjahrir sebagai ketua, kemudian ditemani A.K. Gani Susanto Tirtoprodjo dan Mohammad Roem.
Delegasi Belanda
Wakil dari Belanda diwakilkan oleh Wim Schermerhorn dan bertugas sebagai ketua. Kemudian ditemani Max Von Poll, H J van Mook sampai dengan F de Baer.
Penengah delegasi Inggris
Sebagai penanggung jawab dalam proses mediator diwakili oleh Lord Killearn. Tugasnya mencari solusi dari dua kedua belah pihak.
BACA JUGA: Anggota Panitia Sembilan Beserta Sejarah dan Tugasnya
Hasil perjanjian linggarjati
Hasil dari perundingan ini menghasilkan total 17 pasal dan isinya adalah sebagai berikut:
- Belanda secara de facto mengakui jika wilayah Indonesia hanya meliputi Jawa, Sumatera dan Madura.
- Belanda harus segera meninggalkan wilayah Indonesia paling lambat 1 Januari 1949
- Belanda dan Indonesia sepakat membentuk RIS atau Republik Indonesia Serikat.
- Saat membentuk RIS maka Indonesia harus masuk pada persemakmuran Indonesia-Belanda dan mahkota negeri Belanda adalah kepala Uni.
Itulah perjanjian linggarjati isinya banyak merugikan Indonesia di mana Indonesia harus masuk dalam persemakmuran Belanda. Ditambah lagi, pihak Belanda hanya mengakui kedaulatan wilayah Indonesia yaitu Madura, Sumatra dan Madura.
Sayangnya, isi perjanjian linggarjati merugikan Indonesia. Sebab, wilayah Indonesia semakin sempit dan luas wilayah tersebut juga bertentangan dengan aspirasi bangsa karena ingin wilayah RI berdaulat atas seluruh wilayah Hindia – Belanda.
Terjadi pro kontra di masyarakat
Perjanjian linggarjati isinya lebih banyak merugikan Indonesia. Alhasil di kalangan masyarakat, perjanjian ini tak bisa diterima sepenuhnya karena timbul pro kontra. Partai-partai besar Indonesia seperti PNI, Masyumi, Partai Rakyat Indonesia hingga Partai Rakyat Jelata mengatakan bahwa perundingan linggarjati merupkan bukti lemahnya pemerintah Indonesia akan kedaulatannya.
Banyak pelanggaran dalam perjanjian linggarjati
Pelaksaan perundingan hingga sampai ke tahap pengesahan perjanjian ini ternyata tak semulus yang dibayangkan. Banyak sekali pelanggaran yang dilakukan pihak Belanda di mana tanggal 20 Juli 1947, Van Mook tak mau lagi Belanda terikat dalam perjanjian linggarjati. Alhasil tanggal 21 Juli 1947 maka munculah Agresi Militer Belanda I. Penyebabnya tak lain karena adanya salah penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
Demikian ulasan mengenai perjanjian linggarjati, mulai dari latar belakang, isi hingga dampaknya. Sebagai warga negara sudah selayaknya kita tidak melupakan sejarah. Semoga penjelasan di atas bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita akan sejarah bangsa.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!