Bagi Sedulur yang kerap bermain gim, mungkin tidak asing dengan istilah MVP, yaitu most valuable player atau pemain paling berharga. Nah, ternyata singkatan MVP tidak hanya ditemukan dalam dunia gim. Melainkan juga terdapat dalam bidang bisnis. Dalam hal ini, MVP adalah singkatan dari minimum viable product. Apa itu?
Secara sederhana, bisa dijelaskan bahwa MVP merupakan sebuah strategi dalam pengembangan produk oleh sebuah perusahaan. Umumnya strategi ini dimanfaatkan oleh perusahaan rintisan atau startup ketika mengeluarkan produk pertama atau produk baru.
Penasaran bagaimana strategi MVP dan manfaatnya bagi pengembangan produk? Berikut ini Super sudah merangkum informasi selengkapnya. Simak sampai habis, ya, Sedulur!
BACA JUGA: Apa Itu Marketing? Ini Definisi, Fungsi, Jenis dan Tujannya
Mengenal apa itu MVP
Sebelumnya sudah disampaikan bahwa MVP adalah salah satu strategi dalam pengembangan produk atau product development. MVP sendiri merupakan singkatan dari minimum viable product yang secara harfiah bisa diartikan sebagai standar minimum dari kelayakan produk. Sederhananya, MVP adalah bisnis atau sebuah strategi untuk mengembangkan produk.
Strategi MVP sendiri pertama kali dikenalkan oleh Eric Ries yang merupakan seorang konsultan sekaligus penulis buku The Lean Startup. Menurut Eric Ries, MVP adalah sebuah produk dengan fitur-fitur dasar namun tetap layak yang ditujukan untuk menarik perhatian konsumen. Melalui strategi MVP ini, perusahaan akan memperoleh penilaian atas produk yang dijualnya sebagai bahan pengembangan produk di masa depan.
Dengan kata lain, MVP merupakan produk dengan fitur dasar yang sengaja dibuat untuk menarik perhatian konsumen sehingga perusahaan mendapatkan masukan atas produk yang dibuatnya. Strategi MVP ini dianggap memiliki peran penting untuk keperluan pengembangan produk hingga nantinya menghasilkan produk akhir.
Tujuan MVP adalah
Pembuatan MVP yang merupakan produk dengan fitur dasar ini bukanlah tanpa alasan. Terdapat sejumlah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan strategi ini. Secara umum, tujuan strategi MVP dapat diuraikan menjadi tiga poin sebagai berikut, seperti yang dikutip dari laman ProductPlan dan Glints.
1. Segera merilis produk kepada publik
Bagi sebuah perusahaan, peluncuran produk tidak bisa dilakukan sesuka hati tanpa memperhatikan berbagai faktor. Ada kalanya sebuah produk perlu untuk segera diluncurkan karena bertepatan dengan momen tertentu. Dengan strategi MVP, sebuah produk dapat diluncurkan dengan segera.
2. Mendapatkan feedback dari konsumen
Ketika suatu produk diterima oleh masyarakat, perusahaan pada umumnya akan mendapatkan feedback atau umpan balik, baik berupa kritik maupun saran. Masukan yang diberikan oleh konsumen ini kemudian bisa digunakan oleh perusahaan sebagai bahan evaluasi dalam pengembangan produk sebelum akhirnya membuat produk final.
3. Meminimalisasi pengeluaran
Seperti yang telah diketahui, strategi MVP umumnya digunakan dalam pengembangan sebuah produk baru yang belum dikenal oleh masyarakat. Pembuatan MVP yang berupa produk dengan fitur dasar dimungkinkan dapat meminimalisasi pengeluaran yang tentunya tidak sebesar biaya yang digunakan untuk membuat produk final. Dengan demikian, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu besar dalam proses pengembangan produknya.
BACA JUGA: Pengertian Media Sosial Beserta Sejarah, Manfaat & Fungsinya
Manfaat MVP adalah
MVP merupakan sebuah strategi yang utamanya berguna dalam proses pengembangan produk baru oleh perusahaan. Melalui strategi ini, mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai target konsumen. Di samping itu, ada sejumlah manfaat lainnya yang diperoleh melalui penerapan strategi ini. Berikut rangkuman selengkapnya sebagaimana dikutip dari Incora Inc.
- Pertama, fokus kepada fitur yang menjadi fungsi inti produk.
- Memperjelas visi dan nilai yang ingin dicapai perusahaan.
- Menjalin dan mengembangkan hubungan baik dengan konsumen.
- Dapat memahami dengan lebih baik tentang kebutuhan konsumen.
- Produk dapat dirilis dengan segera tanpa menghabiskan biaya besar.
- Perusahaan dapat melakukan pengembangan produk dengan risiko yang minimal.
Karakteristik MVP adalah
Mengutip dari Techopedia, terdapat tiga karakteristik utama dari MVP, sebagai berikut.
- MVP memiliki nilai yang cukup untuk membuat seseorang tertarik sehingga ingin membeli atau menggunakannya.
- MVP memberikan gambaran atas fitur-fitur yang akan diperoleh untuk pengguna suatu produk.
- MVP dapat mendatangkan umpan balik atau feedback yang nantinya dapat menjadi petunjuk pengembangan produk di masa depan.
BACA JUGA: Apa itu Affiliator? Profesi yang Telah Memakan Banyak Korban
Jenis-jenis MVP adalah
Dikutip dari Niagahoster, minimum viable product atau MVP terbagi menjadi empat jenis, yaitu produk fisik, desain produk, piecemeal, dan concierge. Berikut penjelasannya.
1. Produk fisik
MVP physical merupakan produk dalam bentuk fisik yang wujudnya dapat dilihat, disentuh, dan digunakan secara langsung. Contoh MVP fisik adalah tas dan handphone.
2. Desain produk
Jenis MVP yang kedua adalah desain produk. Dalam hal ini, produk yang diproduksi adalah berupa desain meliputi sebuah website, aplikasi, maupun media digital lainnya.
3. Piecemeal
MVP piecemeal adalah produk yang dihasilkan dari kombinasi produk dengan layanan tertentu. Contohnya adalah pembuatan website untuk menjual produk yang sudah ada.
4. Concierge
Sederhananya, concierge MVP adalah suatu produk digital yang dihasilkan melalui pengalaman manual oleh manusia. Dengan kata lain, produk digital ini hadir dengan berupa aplikasi digital yang sebagian besar fungsinya dilakukan secara manual oleh pengguna.
Tahap pembuatan produk dengan MVP adalah
Setelah mempelajari tentang pengertian, tujuan, manfaat, hingga jenis-jenis MVP, Sedulur dapat menyimak tahapan pembuatan MVP. Mengutip dari Ekrut.com, tahapan pembuatan MVP dimulai dengan melakukan identifikasi masalah dari produk yang akan dibuat. Berikutnya proses dilanjutkan dengan melakukan riset pasar dan melakukan analisis terhadap hasil riset tersebut.
Setelah kedua langkah tersebut selesai dilakukan, proses pengembangan produk atau product development dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Yaitu membuat prototipe, MVP, dan terakhir adalah produk jadi. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Pembuatan prototipe
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prototipe adalah model yang mula-mula atau model asli yang menjadi contoh. Dalam kaitannya dengan product development, prototipe adalah proyeksi akhir dari citra suatu produk. Proyeksi atau model ini akan menjadi acuan bagaimana suatu produk akan dibentuk.
2. Minimum viable product (MVP)
Setelah prototipe selesai, pengembang produk dapat melanjutkan ke tahap pembuatan MVP. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, MVP merupakan produk yang dilengkapi dengan fitur dasar, sehingga produk ini belum memiliki fitur-fitur lengkap sebagaimana yang akan dipasangkan pada produk final.
Meski demikian, MVP dapat diluncurkan kepada publik untuk nantinya mendapat penilaian dari konsumen nyata. Penilaian tersebut selanjutnya menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan dalam mengembangkan produknya sampai menjadi produk final.
3. Produk final
Produk final adalah produk jadi yang dibuat berdasarkan evaluasi yang diperoleh dari MVP. Melalui pembuatan MVP tersebut, risiko kerugian dapat diminimalisasi sehingga produk final yang diproduksi kemungkinan besar sudah sesuai dengan kebutuhan dan minat pasar.
BACA JUGA: 14 Fungsi Kemasan Produk yang Wajib Diketahui Pengusaha
Contoh startup yang memanfaatkan MVP
Terdapat beberapa nama startup dunia yang sukses menggunakan strategi MVP pada produknya. Berikut sudah Super rangkum tiga startup yang menggunakan MVP dalam pengembangan produknya. Contoh MVP startup adalah sebagai berikut:
1. Dropbox
Dropbox merupakan perusahaan yang menyediakan layanan penyimpanan file berbasis cloud. Mulanya, pendiri Dropbox yakni Arash Ferdowsi dan Drew Houston meluncurkan Dropbox dengan merilis video yang memperlihatkan cara kerja Dropbox. Sementara produknya belum terbangun secara sempurna. Proyek pembuatan Dropbox baru dilanjutkan ketika video tersebut mendapat sambutan hangat dari publik.
2. Airbnb
Airbnb saat ini dikenal sebagai jaringan pasar daring atau marketplace yang menawarkan layanan untuk menyewa kamar, rumah, bahkan apartemen. Namun siapa sangka bahwa pada awalnya para pendiri Airbnb menggunakan apartemen mereka sendiri untuk memvalidasi ide yang mereka buat tersebut. Di samping itu, mereka juga membuat situs sederhana dan kemudian mengunggah foto-foto properti mereka di situs tersebut.
3. FourSquare
Jejaring sosial dengan basis lokasi yaitu FourSquare juga menggunakan MVP. Mulanya mereka hanya menawarkan fitur untuk check-in dan penghargaan gamifikasi. Selanjutnya FourSquare mengembangkan produknya dengan menambahkan berbagai fitur termasuk rekomendasi dan petunjuk lokasi menarik di satu daerah.
Demikian tadi pembahasan mengenai minimum viable product atau biasa disingkat sebagai MVP. Dapat disimpulkan bahwa MVP merupakan produk dengan fitur dasar yang dibuat dalam rangka memahami kebutuhan dan minat pasar. Perlu diperhatikan bahwa meski MVP bukanlah produk final, produk yang diedarkan ke masyarakat haruslah tetap memiliki kelayakan dari segi fungsi. Artinya, konsumen tetap memperoleh pengalaman yang baik dalam menggunakan produk tersebut.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.