Pengertian Konflik Beserta Jenis, Faktor Penyebab & Contohnya

Sedulur tentu pernah mengalami konflik, baik konflik dengan teman maupun keluarga. Konflik adalah perselisihan, perdebatan atau percekcokan yang terjadi antar individu maupun kelompok. Konflik dapat terjadi karena adanya perbedaan pendapat atau pandangan, perbedaan nilai, kebudayaan dan yang lainnya. 

Bentuk konflik pun beragam, diantaranya konflik infividu, konflik sosial hingga konflik internasional.  Berikut penjelasan tentang konflik adalah dan contohnya yang perlu Sedulur pahami. 

BACA JUGA : Perubahan Sosial: Pengertian, Faktor, Proses & Contohnya

Pengertian konflik adalah

konflik addalah
Freepik

konflik adalah perjuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan dan juga otoritas. Dikutip dari Modul Sosiologi (2016), menurut Webster, istilah “conflict” dalam Bahasa Inggris memiliki arti sesuatu perkelahian, peperangan atau perjuangan yang berupa pertentangan fisik antara beberapa pihak.

Sedangkan, menurut Gurr dalam Al Hakim, kriteria yang menandai adanya suatu pertentangan sebagai konflik adalah sebagai berikut:

  • Sebuah konflik harus melibatkan dua pihak atau lebih di dalamnya.
  • Pihak-pihak tersebut saling tarik-menarik dalam aksi-aksi saling bermusuhan (mutually opposing actions).
  • Mereka biasanya cenderung menjalankan perilaku koersif untuk menghadapi dan menghancurkan “musuh”.
  • Interaksi pertentangan di antara pihak-pihak itu berada dalam keadaan yang tegas, karena itu keberadaan peristiwa pertentangan dapat dideskripsikan dengan mudah oleh para pengamat sosial yang tidak terlibat dalam pertentangan.

BACA JUGA : Sosialisasi: Pengertian, Fungsi, Proses, Tujuan & Tahapannya

Pengertian konflik menurut para ahli

konflik adalah
Freepik

Agar lebih memahami pengertian konflik, berikut definisinya menurut para ahli.

1. De Moor

Menurut pendapat De Moor, Dalam sebuah sistem sosial, bisa dikatakan ada konflik jika para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya atau kelompoknya dibimbing oleh tujuan atau nilai yang bertentangan dan hal tersebut terjadi secara besar-besaran.

2. M.Z Lawang

M.Z Lawang berpendapat Konflik adalah suatu bentuk perjuangan untuk mendapatkan status, nilai, dan juga kekuasaan saat tujuan dari pihak yang berkonflik tak hanya memperoleh keuntungan, namun juga menundukkan saingannya.

3. Soerjono Soekanto

Soerjono Soekanto mendefinisikan Konflik sebagai salah satu proses sosial individu per individu atau kelompok manusia yang berupaya memenuhi kebutuhannya dengan cara menentang pihak lawan yang disertai dengan kekerasan ataupun ancaman.

4. Karl Marx

Menurut Karl Marx konflik adalah kenyataan sosial yang bisa ditemukan di mana-mana. Tetapi konflik yang menonjol adalah konflik yang disebabkan cara produksi barang-barang materi yang melibatkan dua kelompok yaitu kaum kapitalis dan kaum buruh. Produksi barang-barang material tersebut mengakibatkan alienasi dan konflik sosial.

5. Berstein

Menurut pendapat Berstein, definisi konflik adalah sebuah pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik yang terjadi ini dapat memberikan pengaruh positif atau negatif ketika melakukan interaksi dengan orang lain.

6. Alo Lilieri

Alo Lileri mendefinisikan konflik adalah suatu bentuk pertentangan alamiah yang berasal dari individu ataupun kelompok karena mereka terlibat mempunyai perbedaan kepercayaan, sikap, kebutuhan, dan nilai.

7. Fuad dan Maskanah

Menurut pendapat Fuad dan Maskanah, konflik adalah benturan yang terjadi antara dua pihak atau bahkan lebih yang disebabkan karena terdapat perbedaan kondisi sosial, bilai, status dan kekuasaan, dimana masing-masing pihak mempunyai kepentingan terhadap sumber daya alam.

Faktor penyebab terjadinya konflik

konflik adalah
Freepik

Terjadinya konflik tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Berikut faktor penyebab konflik yang perlu Sedulur ketahui.

1. Perbedaan Individu

Faktor pertama penyebab konflik yang pertama adalah adanya perbedaan individu. Seperti yang sudah kita tahu bahwa setiap individu tentu tidak sama dan memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Biasanya saat ada interaksi antarindividu, maka terjadilah perbedaan pendapat, tujuan atau keinginan yang nantnya akan menimbulkan konflik sosial.

2. Perbedaan latar belakang kebudayaan

Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan juga merupakan salah satu penyebab terjadinya. konflik. Ketidaksiapan masyarakat menerima perubahan tersebut tentunya berpengaruh dengan bergantinya sistem nilai dan sosial yang berlaku. Hal ini dapat terjadi karena setiap individu maupun kelompok masyarakat mempunyai cara masing-masing dalam menanggapi perubahan yang terjadi tersebut. Ada yang langsung mampu beradaptasi, akan tetapi juga ada yang menolak.

3. Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok

Adanya perasaan, pendirian, hingga latar belakang kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan kepentingan yang berbeda juga. Disadari atau tidak, dalam kehidupan ini, sekalipun sudah melakukan aktivitas yang serupa, akan tetapi bisa saja mempunyai tujuan yang berbeda dengan individu maupun kelompok lainnya.

Perbedaan tujuan atau kepentingan ini tentunya mempunyai arti yang cukup luas. Perbedaan kepentingan dapat mencakup dari berbagai sisi, misalnya kepentingan politik, sosial budaya, ekonomi, sumber daya, keamanan, dan lainnya. Tak hanya itu, konflik kepentingan antar individu dan kelompok juga dapat ditimbulkan oleh keegoisan atau rasa tidak mau mengalah satu sama lain. Akhirnya konflik dalam masyarakat pun terjadi.

4. Perubahan nilai dalam penduduk secara mendadak

Perubahan nilai atau perubahan sosial yang terjadi secara ,mendadak dapat menimbulkan keguncangan proses sosial dalam kehidupan masyarakat. Perubahan ini juga dapat menimbulkan adanya konflik sosia. Contohnya seperti masyarakat pedesaan yang mengalami sebuah proses industrialisasi yang terbilang sangat mendadak, hal itulah yang nantinya akanmenimbulkan konflik sosial.

BACA JUGA : Interpretasi adalah: Pengertian, Contoh & Jenis-Jenisnya

Bentuk konflik

konflik adalah
Freepik

Terdapat beberapa bentuk konflik yang dapat kita temukan dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut penjelasannya.

1. Konflik pribadi

Bentuk konflik yang pertama adalah konflik individu. Konflik ini merupakan konflik yang terjadi antara individu dengan individu lain atau bahkan dengan kelompok masyarakat. Salah satu diantara penyebab terjadinya konflik pribadi adalah karena adanya perbedaan cara pandang antar individu yang berhubungan dengan persoalan yang sama. Jenis konflik ini biasanya sering terjadi di dalam pertemanan, keluarga, dunia kerja, dan yang lainnya. Salah satu contoh dari konflik pribadi adalah ketika sebuah keluarga beradu argumen tentang pembagian harta warisan.

2. Konflik agama

Jenis konflik yang selanjutnya adalah konflik agama. Konflik ini biasanya terjadi antara kelompok yang memiliki agama atau keyakinan yang berbeda. Sebagian masyarakat menilai bahwa agama sebagai salah satu tuntunan dan juga pedoman hidup yang seharunys diikuti secara mutlak. Sehingga apapun yang berbeda dan tidak sesuai dengan agama yang mereka anut, maka akan dianggap sebagai masalah yang nantinya hal itu akan menimbulkan adanya konflik.

3. Konflik rasial

Konflik rasial dapat terjadi karena adanya perbedaan ras. Yang mana masing-masing ras merasa mempunyai keunggulan dan mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri. Sebagai contoh konflik ras yaitu pemuda kulit hitam dan kulit putih yang sering terjadi di negara Barat.

4. Konflik antar kelas sosial

Konflik antar kelas sosial merupakan konflik yang juga dikenal dengan konflik vertikal. Konflik ini dapat terjadi karena adanya suatu perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di dalam masyarakat. Contoh konflik ini adalah adanya demo yang terjadi antara karyawan dan perusahaan, dimana para karyawan menuntut perusahaan untuk menaikkan gaji karyawan. 

5. Konflik sosial

Adanya kelompok kelas di dalam sebuah masyarakat akan sangat berpotensi menimbulkan terjadinya konflik sosial. Perebutan dan juga upaya untuk mempertahankan status dan peran di dalam kelompok masyarakat sering kali menyebabkan terjadinya konflik ini. Contoh dari konflik ini adalah antara kelompok kaya dan kelompok miskin yang saling merebutkan kekuasaan di dalam kursi politik.

6. Konflik politik

Konflik politik merupakan salah satu jenis konflik yang cukup sering terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam kehidupan politik. Konflik ini dapat terjadi karena masing-masing kelompok ingin berkuasa di dalam sebuah sistem pemerintahan. Contoh dari konflik ini yaitu pemberontakan PKI di Madiun, Pemberontakan 30S/PKI, dan pemberontakan DI/TII. Bahkan, hingga saat ini masih banyak konflik politik yang terjadi ketika menjelang pemilu.

7. Konflik internasional

Bentuk konflik yang terrakhir adalah konflik internasional. Konflik ini meerupakan jenis konflik yang melibatkan berbagai macam kelompok negara karena adanya perbedaan kepentingan dari masing-masing negara tersebut. Salah satu contoh dari konflik internasional adalah antara Korea Utara dan Korea Selatan, ISIS, serta negara-negara lain yang melakukan peperangan.

BACA JUGA :  Asimilasi: Pengertian, Ciri-ciri, Pendorong & Penghambatnya

Dampak konflik

Pixabay

Terjadinya konflik memberikan dampak baik hingga dampak buruk bagi kehidupan masyarakat suatu negara. Berikut dampak yang ditimbulkan dari terjadinya konflik yang perlu Sedulur ketahui.

Dampak negatif

  • Merusak integrasi sosial masyarakat.
  • Menyebabkan trauma secara sosial dan psikologis.
  • Menimbulkan kerusakan harta dan benda dalam masyarakat.
  • Menimbulkan perasaan dendam dan tidak bisa menciptakan kehidupan harmonis.

Dampak positif

  • Konflik sejatinya dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum tuntas.
  • Terjadinya konflik menimbulkan penyesuaian kembali serangkaian norma dan makna nilai yang berlaku dalam masyarakat.
  • Konflik dapat mendorong solidaritas mekanik dan solidaritas organik antara angota kelompok yang ada di masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
  • Terjadinya konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok.
  • Terjadinya konflik dapat memunculkan solidaritas baru yang dikenal dengan akomodasi dalam sosiologi.
  • Integrasi sosial lebih kuat.

Contoh konflik

Tempo

Terdapat beberapa contoh konflik sosial pernah terjadi di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Konflik sosial suku Sampit

Konflik suku Sampit menjadi salah satu konflik paling fenomenal yang pernah terjadi di Indonesia. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dengan warga migran Madura. Pada saat itu, warga migran Madura telah membentuk ha,pir 21% populasi di Kalimantan Tengah. Hal ini membuat suku asli Dayak merasa tersaingi.

Perlu Sedulur ketahui bahwa konflik ini terjadi pada tahun 2001 lalu. Dampak yang ditimbulkan dari konflik ini adalah suku asli Dayak merusak rumah, mobil, motor hingga tempat karaoke milik warga Madura.

2. Konflik sosial Aceh

Pada konflik sosial aceh terjadi karena Aceh ingin membuat keputusan merdeka dari Indonesia. GAM (Gerakan Aceh Merdeka) merupakan gerakan separatisme bersenjata Aceh yang lahir dari kekecewaan warga Aceh terhadap pemerintah.

GAM muncul karena adanya perbedaan pangangan mengenai hukum Islam serta kekewaan warga tentang distribusi sumber daya alam di Aceh, mengingat Aceh memiliki kandungan minyak yang lebih besar dibandingkan dengan timur tengah.

3. Konflik sosial pengusiran mahasiswa di Yogyakarta

Konflik sosial berikutnya berasal dari Yogyakarta, ketika muncul kasus diusirnya mahasiswa yang mendukung kemerdekaan Papua Barat. Kondisi tersebut memantik emosi tinggi pada masyarakat Yogyakarta untuk mengusir mahasiswa yang berasal dari Papua Barat. Konflik ini terjadi pada tahun 2016 lalu. Tak hanya mendukung Papua Barat, para mahasiwa tersebut juga menuntut untuk menarik seluruh pasukan TNI dan polisi dari tambang emas.

4. Konflik sosial Ambon

Selain konflik suku Sampit, konflik Ambon juga menjadi salah satu konflik yang fenomenal di Indonesia. Konflik ini terjadi pada 11 dan 12 September 2001. Kerusuhan ini terjadi akibat kematian seorang tukang ojek yang mengalami kecelakaan tunggal. Belum sempat mendapat pertolongan di rumah sakit, tukang ojek tersebut sudah meninggal dunia. Inilah yang menyebabkan dugaan bahwa tukang ojek tersebut dibunuh.

Dari kerusuhan tersebut, dua kelompok yang berselisih saling melempar batu dan merusak berbagai fasilitas seperti rumah dan kendaraan bermotor.  

BACA JUGA : : Pengertian Westernisasi Beserta Faktor, Dampak & Contohnya

Teori konflik sosial menurut para ahli

Liputan6

Terdapat beberapa teori mengenai konflik sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Berikut penjelasannya. 

Menurut Lewis A Coser

Menurut Coser, konflik yang terjadi di kehidupan masyarakat dikarenakan adanya kelompok lapisan bawah yang semakin mempertanyakan legitimasi dari keberadaan distribusi dari sumber-sumber yang langka. Coser juga menilai bahwa konflik tidak selalu bersifat negatif, namun konflik justru dapat mempererat dan menjalin kerukunan dalam suatu kelompok. Terdapat tiga faktor yang memengaruhi lama tidaknya suatu konflik di masyarakat, yaitu sebagai berikut.

  1. Luas sempitnya tujuan konflik sosial.
  2. Adanya pengetahuan maupun kekalahan dalam konflik.
  3. Adanya peranan pemimpin dalam memahami biaya terjadinya konflik dan persuasi pengikutnya. Konflik dapat menjaga hubungan antarkelompok dan memperkuat Kembali identitas kelompok.

Adapun manfaat konflik menurut pendapat Coser, diantaranya sebagai berikut:

  1. Konflik dapat menjadi media untuk berkomunikasi.
  2. Konflik dapat memperkuat solidaritas kelompok.
  3. Konflik dengan kelompok lain dapat menghasilkan solidaritas di dalam kelompok tersebut dan solidaritas tersebut dapat mengantarkan kepada aliansi dengan kelompok lain.
  4. Konflik dapat menyebabkan anggota masyarakat yang terisolasi menjadi berperan aktif.

Kemudian, Coser juga mengelompokkan konflik sosial menjadi dua macam, yaitu konflik realistis dan konflik non-realistis.

  1. Konflik Realistis merupakan konflik yang berasal dari rasa kekecewaan individu atau kelompok atas tuntutan maupun perkiraan-perkiraan keuntungan yang terjadi dalam hubungan sosial.
  2. Konflik Non-Realistik merupakan konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang bertentangan, melainkan dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan.

Teori Konflik Menurut Ralf Dahrendorf

Dahrendorf melihat teori konflik sebagai teori parsial yang digunakan untuk menganalisis fenomena sosial yang sedang terjadi. Dahrendorf juga melihat masyarakat memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu konflik dan kerja sama. Dahrendorf menggunakan teori perjuangan kelas Marxian untuk membangun teori kelas dan pertentangan kelas dalam masyarakat industri kontemporer. Perjuangan kelas dalam masyarakat modern berada pada pengendalian kekuasaan.

Cara mencegah konflik

okezone

Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya konflik. 

  1. Saling menghargai dan menghormati keberagaman yang ada di Indonesia.
  2. Mengamalkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
  3. Tidak membeda-bedakan individu tau kelompok lain.
  4. Masyarakat harus memiliki rasa toleransi antar sesama.
  5. Melakukan diskusi.
  6. Saling memaafkan.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian konflik, bentuk dan juga contoh konflik sosial yang pernah terjadi di Indonesia. Terjadinya konflik dapat dicegah dengan saling menghargai dan menghormati keberagaman bangsa Indonesia, serta selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. 

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.
 
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.