kalimat majemuk

Kalimat merupakan salah satu pokok bahasan dalam tata bahasa bahasa Indonesia. Tepatnya, masalah kalimat dikaji dalam bidang sintaksis, yakni cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang susunan kalimat dan hubungan antarkata maupun kata dengan bentuk satuan bahasa lainnya. Dalam bahasa Indonesia sendiri, kalimat dibagi menjadi beberapa jenis. Salah satunya ialah kalimat majemuk.

Sederhananya, kalimat majemuk adalah jenis kalimat yang dikategorikan berdasar bentuknya. Kalimat jenis ini terdiri atas dua klausa atau lebih. Adapun kebalikan dari jenis kalimat ini adalah kalimat tunggal yang hanya terdiri atas satu klausa. Nah, pada artikel kali ini, mari membahas mengenai pengertian, jenis, hingga contoh kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia. Simak sampai habis, ya, Sedulur!

BACA JUGA: 7 Jenis Kata Tanya Beserta Contoh Kalimat Penggunaanya

Mengenal kalimat dalam bahasa Indonesia

kalimat majemuk
iStock

Sebelum mempelajari lebih jauh tentang jenis kalimat ini, ada baiknya Sedulur memahami terlebih dahulu apa itu kalimat dalam bahasa Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. Dengan kata lain, kalimat adalah kesatuan bahasa yang berupa kata atau kumpulan kata dan memiliki intonasi yang menunjukkan bahwa kesatuan tersebut sudah lengkap.

Dalam bahasa Indonesia, kalimat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sejumlah kategori. Mulai dari kalimat aktif dan pasif, kalimat transitif dan intransitif, hingga kalimat tunggal dan majemuk. Adapun pada artikel kali ini akan dibahas lebih rinci tentang kalimat majemuk, lengkap dengan pengertian, jenis, hingga contoh-contohnya.

Pengertian kalimat majemuk

kalimat majemuk
iStock

Telah disampaikan sebelumnya, kalimat merupakan sebuah kesatuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. Dengan demikian, suatu kalimat telah memiliki arti atau dapat dipahami maksudnya. Lantas, apa itu kalimat majemuk?

Menurut KBBI, kalimat ini terjadi dari dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu. Sehingga bisa dipahami, kalimat majemuk merupakan gabungan dari dua klausa atau lebih. Perlu diketahui, klausa adalah gabungan kata yang setidaknya memiliki subjek dan predikat. Namun, klausa bukanlah kalimat, melainkan merupakan bagian dari kalimat.

Pada umumnya, sebuah klausa-klausa dalam kalimat jenis ini dihubungkan dengan kata hubung atau konjungsi. Misalnya kata “dan”, “tetapi”, “atau”, “serta”, dan “sedangkan”. Selain menggunakan kata hubung, ciri-ciri kalimat majemuk lainnya adalah adanya tanda koma di tengah kalimat seperti pada contoh kalimat, “Tantri memesan bakso, tetapi suaminya memesan sate sapi.”

Perlu digaris bawahi bahwa konjungsi atau kata hubung memiliki peranan penting dalam kalimat ini. Sebab konjungsi tersebut menjadi jembatan yang menghubungkan antarklausa di dalam kalimat.

Di sisi lain, perlu Sedulur ketahui bahwa klausa-klausa dalam kalimat pada umumnya memiliki peran atau kedudukan yang berbeda. Salah satu klausa ada yang berperan sebagai induk kalimat. Sedangkan klausa lainnya merupakan anak kalimat. Namun, dalam kondisi tertentu dapat pula ditemukan kalimat dengan klausa yang setara, sehingga tidak dapat ditentukan mana klausa yang menjadi induk kalimat dan mana yang menjadi anak kalimat.

BACA JUGA: Phrasal Verb: Pengertian, Jenis-Jenisnya dan Contoh Kalimatnya

Jenis-jenis kalimat majemuk

kalimat majemuk
iStock

Secara umum macam-macam kalimat majemuk dibagi menjadi 4 kategori yaitu kalimat setara, bertingkat, campuran, dan rapatan. Berikut ulasan beserta contoh untuk masing-masing kategori.

1. Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang klausanya berkedudukan setara atau sederajat. Sehingga, kedua klausa di dalam kalimat ini tidak saling bergantung dan dapat dihubungkan dengan penghubung intrakalimat. Jenis kalimat ini kerap disebut sebagai kalimat majemuk koordinatif. Adapun jenis kata hubung atau konjungsi yang digunakan pada kalimat majemuk setara adalah “dan”, “atau”, “tetapi”, “sedangkan”, “lalu”, dan “kemudian”. Sementara itu, menurut konjungsi yang digunakan atau hubungan antarklausanya, kalimat majemuk setara dibedakan menjadi empat kategori sebagai berikut.

Kalimat penjumlahan

Jenis kalimat ini menggunakan konjungsi yang menunjukkan hubungan penjumlahan atau penambahan dari klausa yang membentuknya. Pada umumnya, konjungsi yang digunakan meliputi “dan”, “serta”, dan “lagipula”.

Contoh kalimat majemuk setara penjumlahan adalah sebagai berikut.

  • Aku membacakan buku dongeng dan adik-adik menyimak dengan antusias.
  • Guru berbicara di depan kelas dan seorang murid bertanya dengan lantang.

Kalimat pemilihan

Kalimat majemuk setara berikutnya menunjukkan pemilihan antara satu klausa dengan klausa lainnya. Jenis kalimat ini menggunakan kata hubung “atau.” Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut ini.

  • Murid kelas 10 bisa memilih jurusan IPA, IPS, atau Bahasa ketika naik ke kelas 11.
  • Kakek yang akan datang ke rumah kita atau kita sekeluarga yang akan berlibur ke rumah kakek.

Kalimat pertentangan

Kalimat majemuk ini menunjukkan pertentangan atau perlawanan antara satu klausa dengan klausa lainnya. Hal itu ditunjukkan dengan penggunaan kata hubung atau konjungsi “tetapi”, “melainkan”, dan “sedangkan”.

Berikut contoh kalimat majemuk yang menyatakan pertentangan.

  • Perundungan di bawah umur bukan sepenuhnya salah anak-anak, melainkan juga menjadi tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak-anak mereka.
  • Aku ingin makan permen, tetapi Ibu melarang.

Kalimat urutan kejadian

Jenis kalimat berikut ini menunjukkan urutan peristiwa atau kejadian. Hal itu ditandai dengan digunakannya kata hubung seperti “lalu”, “lantas”, “kemudian”, dan lain sebagainya. Perlu diingat, meskipun kalimat majemuk tersebut menunjukkan urutan kejadian, tanda baca koma tetap digunakan sebagai pembatas antara kedua klausa.

Contoh kalimat majemuk menyatakan urutan kejadian adalah sebagai berikut.

  • Aku pergi ke sekolah di pagi hari, kemudian pergi les piano di sore hari.
  • Kamu tuang putih telur dalam wadah, lalu kamu kocok putih telur menggunakan mixer sampai mengembang.

2. Kalimat majemuk bertingkat

Freepik

Kalimat bertingkat adalah jenis kalimat majemuk yang klausa-klausa pembentuknya memiliki kedudukan yang tidak sederajat. Sederhananya, dalam bentuk kalimat tersebut, terdapat induk kalimat  yang menjelaskan inti informasi dan anak kalimat yang berperan menunjang induk kalimat.

Berdasarkan konjungsinya, kalimat majemuk bertingkat dapat dibagi menjadi lima kategori, sebagai berikut.

Hubungan sebab akibat

Jenis kalimat ini memiliki ciri yaitu kedua klausanya menunjukkan hubungan sebab akibat. Hal itu ditandai dengan digunakannya kata hubung atau konjungsi di antaranya “karena”, “hingga”, “sehingga”, “akibatnya”, dan “maka”.

Berikut contoh kalimat majemuk bertingkat yang menunjukkan sebab akibat.

  • Hujan deras mengguyur kota ini semalaman, sehingga beberapa ruas jalan terendam air.
  • Ani terlambat ke sekolah karena semalam begadang.

Hubungan tujuan

Anak kalimat pada jenis kalimat ini memiliki peran menunjukkan hubungan tujuan. Adapun kata hubung atau konjungsi yang digunakan dalam kalimat ini di antaranya adalah “supaya”, “agar”, dan “untuk”.

Berikut contoh kalimat majemuk hubungan tujuan.

  • Sanjaya melancarkan rayuannya agar hati Teresia luluh.
  • Dinda mengendarai sepeda secara pelan, supaya telur ayam yang dibawanya tidak pecah.

Hubungan syarat

Adalah kalimat yang menggunakan konjungsi atau kata hubung yang menunjukkan syarat, yakni “apabila”, “asalkan”, “jika”, dan lain sebagainya.

Contohnya seperti pada kalimat berikut.

  • Pak Guru tidak akan marah, apabila Rudi jujur dari awal.
  • Jika tidak ingin terlambat ke sekolah, kamu harus bangun lebih awal.

Hubungan perbandingan

Hubungan perbandingan antara satu klausa dengan klausa yang lain pada jenis kalimat ini ditunjukkan dengan kata hubung “daripada”, “ibarat”, dan lain-lain. Berikut contoh kalimatnya.

  • Rizal lebih suka menonton film horror daripada film laga.
  • Ceramah yang kedua menarik, sedangkan ceramah yang pertama tidak begitu menarik.

Hubungan konsensip

Jenis kalimat konsensip ditandai dengan penggunaan kata hubung “meskipun”, “walaupun”, dan lain sebagainya. Berikut contoh kalimat konsensip.

  • Meskipun belum lulus sekolah, Andre sudah harus bekerja berjualan di pasar.

BACA JUGA: Kalimat Perintah: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis & Contohnya

3. Kalimat majemuk campuran

Freepik

Kalimat ini adalah gabungan dari kalimat setara dan kalimat bertingkat. Salah satu ciri dari bentuk kalimatnya menggunakan konjungsi lebih dari satu. Selain itu, klausa pembentuknya juga lebih dari dua.

Perhatikan contoh kalimat campuran berikut.

  • Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Erfan mendapat nilai jelek dan tidak naik kelas.
  • Sebelum meninggal dunia, nenek berpesan kepadaku agar jangan pernah meninggalkan salat meskipun aku sibuk bekerja mencari rezeki.

4. Kalimat majemuk rapatan

Freepik

Kategori yang terakhir adalah kalimat rapatan. Kategori ini dapat dijelaskan sebagai kalimat yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang kemudian digabungkan menjadi satu kalimat utuh. Jenis kalimat ini ditandai dengan tidak adanya penyebutan kata-kata yang sama dalam kalimatnya. Selain itu, kata hubung atau konjungsi yang digunakan umumnya adalah “dan”, “juga”, dan “serta”.

Contoh kalimat rapatan adalah sebagai berikut.

  • Maria membeli buah, sayur, dan ikan.

Apabila dijabarkan, kalimat tersebut terdiri atas tiga kalimat tunggal, yaitu:

  • Maria membeli buah, Maria membeli sayur, dan Maria membeli ikan.

Demikian tadi pembahasan mengenai kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa kalimat ini merupakan jenis kalimat yang didasarkan pada bentuk dan jumlah klausa yang membentuknya. Selain itu, kalimat tersebut juga dibagi kembali menjadi empat kategori, yakni setara, bertingkat, campuran, dan rapatan.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.