Mitos Gunung Slamet Jika Meletus & Terbelahnya Pulau Jawa

Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang sering menjadi destinasi bagi para pendaki. Hal ini karena gunung tersebut adalah gunung tertinggi kedua di pulau Jawa. Selain itu, pemandangan indah dan menarik di sepanjang jalur pendakian yang dilalui tidak pernah bisa lepas dari penglihatan.

Akan tetapi, sama seperti gunung yang lainnya, Gunung Slamet juga tidak lepas dari mitos yang beredar di masyarakat. Bahkan mitos yang paling terkenal adalah jika gunung ini meletus, maka Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua bagian. Apakah mitos itu benar? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

BACA JUGA: 10+ Gunung Tertinggi di Dunia & Asalnya yang Jarang Orang Tahu

Mengenal Gunung Slamet

jalur pendakian gunung slamet
kompas.com

Mungkin Sedulur ada yang tau Gunung Slamet dimana? Ya, gunung ini membentang di antara 5 kabupaten di Jawa Tengah, yakni Brebes, Pemalang, Banyumas, Purbalingga, dan juga Cilacap. Dilansir dari artikel berjudul ‘Studi Perbandingan Aktivitas Gunung Slamet: Periode Krisis 2019 dengan Erupsi 2014’, Slamet termasuk gunung api tipe strato.

Selain itu, gunung ini juga menjadi gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa, setelah Gunung Semeru. Adapun puncak Gunung Slamet berada di 3.432 meter di atas permukaan laut.  Gunung ini mempunyai bentuk lereng yang cukup teratur.

Walaupun belum pernah mengalami erupsi, baik itu kecil, sedang, maupun besar, akan tetapi Gunung Slamet pernah menunjukkan peningkatan aktivitasnya beberapa kali. Misalnya saja seperti yang terjadi pada tahun 2014 dan 2019 lalu.

BACA JUGA: Kenali 6 Jenis & Kondisi Cuaca di Indonesia yang Beriklim Tropis

Jalur pendakian Gunung Slamet

gunung slamet dimana
gatra

Nah, bagi Sedulur yang berkeinginan mendaki Gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini, sebenarnya ada banyak jalur pendakian yang bisa dilalui. Namun bagi Sedulur yang masih pemula, maka lebih disarankan untuk melalui jalur pendakian berikut ini.

1. Jalur pendakian via Bambangan

Yang pertama ada jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan. Banyak yang mengatakan ini adalah jalur yang paling disarankan karena telah dikelola dengan baik. Karena kepopulerannya, membuat jalur ini selalu ramai terutama di akhir pekan juga hari libur nasional.

Jalur ini mempunyai durasi pendakian paling singkat dari jalur yang lainnya. Hanya dengan durasi 7 sampai 8 jam melewati 9 pos, kamu sudah sampai puncaknya. Di jalur ini, Sedulur juga bisa menemukan jasa pemandu atau porter dengan mudah. Jalur via Bambangan ini lokasinya ada di Jalan Raya Gunung, Bambangan, Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah.

2. Jalur pendakian via Gunung Malang

Gunung Malang sendiri ada di bagian selatan dari Gunung Slamet. Ini adalah salah satu jalur pendakian yang sangat cocok bagi para pendaki pemula. Jalur ini terletak tidak jauh dari jalur via Bambangan juga sudah diresmikan oleh perhutani dan PA.

Medan yang harus dilalui cukup ringan sampai dengan Pos 3, kemudian baru menanjak hingga ke Pos 5 alias puncak gunung. Setelah itu, trek pendakian akan menurun sampai akhirnya tiba di pos puncak. Kamu bisa mencapai semua pos dalam jangka waktu 8-9 jam. Basecamp dari pendakian via Gunung Malang tini ada di di Clekatakan, Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

3. Jalur pendakian via Dipajaya

Kemudian yang ketiga ada jalur pendakian via Dipajaya. Jalur ini bisa dijadikan sebgaai alternatif lain di jalur via Bambangan. Kamu akan melewati Pos 1 dan Pos 2 yang berbeda dari jalur Bambangan.

Setelah itu, dilanjutkan dengan Pos 3 hingga ke puncak dengan rute yang sama seperti jalur Bambangan. Jika dibandingkan dengan jalur tersebut, jalur ini akan memangkas waktu dua jam. Walaupun begitu,  medan yang terjal membuat kamu harus ekstra berhati-hati ketika melewatinya.

Akan tetapi, panorama yang disuguhkan sangatlah memukau. Selain pemandangan pegunungan, Sedulur juga bisa melihat hamparan pantai utara Jawa. Alamat dari basecamp Dipajaya ada di Clekatakan, Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Mistos Gunung Slamet

inibaru

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya jika Gunung Slamet juga tidak lepas dari keberadaan mitos layaknya gunung yang lain. Ada satu hal menarik terkait jika kelak gunung ini mengalami erupsi.

Dilansir dari jurnal ilmiah kependidikan yang bertajuk ‘uru Kunci Gunung Slamet: Biografi Warsito, letusan gunung yang satu ini akan membuat Pulau Jawa terbelah menjadi 2 bagian jika meletus. Kemungkinan hal ini dipicu oleh munculnya rekahan besar yang berada dari sisi utara hingga sampai ke sisi selatan.

Dengan begitu, air laut akan mengalir masuk dan kemudian menjadi satu arus. Mitos tersebut terus menjadi buah bibir masyarakat yang tinggal di sekitarnya, terlebih lagi di kalangan para pendaki.

Di sisi lain, kepercayaan itu juga sering dikaitkan dengan peristiwa lamaran salah seorang Raja Kediri, Jayabaya. Dikatakan jika suatu saat Pulau Jawa ini akan terbelah menjadi dua.

Sementara itu, dengan tujuan untuk menghormati penguasa di gunung ini, biasanya masyarakat setempat melakukan sebuah tradisi yang bernama Ruwat Bumi. Hal ini sering dan rutin dilakukan oleh warga Karang Reja, Kabupaten Purbalingga. 

Biasanya, warga akan memberikan semacam sesajen berisikan wedang teh, hasil bumi, wedang kopi, dan wedang jembawuk. Hal ini merupakan bentuk harapan dari mereka agar terhindar dari letusan gunung dan juga mendapatkan ketentraman, keselamatan, serta keberkahan.

Itulah sedikit informasi mengenai Gunung Slamet yang bisa dijelaskan untuk saat ini. Ya, sebenarnya soal mitos, itu kembali pada diri kita masing-masing. Memang ada orang yang benar-benar memegang teguh kepercayaan dan mitos tertentu. Kita juga harus menghormatinya.

Terlepas dari itu semua, kemegahan panorama yang ditampilkan dalam jalur pendakian Gunung Slamet memang sangat menakjubkan. Bahkan pemandangan seperti ini, mungkin tidak akan bisa Sedulur temukan di gunung-gunung lainnya.