Gangguan bipolar merupakan salah satu penyakit mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati secara drastis. Para penderita biporal akan sering merasa bahagia, dan dalam satu detik kemudian akan bisa berubah menjadi sedih dan murung tanpa sebab atau hal yang memicunya.
Penjelasan tentang gangguan bipolar sangat kompleks, untuk membuat Sedulur lebih memudahkan memahami segala hal tentang gangguan bipolar. Dalam artikel kali ini akan dijelaskan secara lengkap terkait bipolar beserta dengan gejala dan bagaimana cara mengobatinya. Yuk, langsung kita simak penjelasannya!
BACA JUGA: Definisi dan Gejala Gangguan Depresi Mayor
Apa itu Bipolar?
Gangguan bipolar atau bipolar disorder merupakan kondisi gangguan mental yang menyebabkan terjadi perubahan mood secara ekstrem atau mood swing. Mood swing artinya perubahan suasana hati yang terjadi secara drastis dan cepat, juga tidak bisa diprediksi. Bisa secara tiba-tiba.
Seringkali, ketika terjadi perubahan kondisi suasana h2ati, penderita akan merasa tertekan, kehilangan harapan dan kehilangan keinginan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Secara sederhana, gangguan bipolar adalah persoalan mental yang serius yang terkait erat dengan perubahan suasana hati.
Selain itu, terdapat juga gangguan bipolar II, yang merupakan salah satu kondisi kejiwaan dari gangguan bipolar itu sendiri. Meskipun secara umum, kondisinya masih meliputi perubahan suasana hati yang drastis. Berdasarkan para ahli, bipolar II merupakan penyakit mental seumur hidup, merupakan gangguan episode II dari gangguan bipolar yang diikuti oleh periode hipomania.
Hipomania adalah periode suasana hati dan perilaku yang meningkat di atas perilaku normal, namun tidak ekstrem periode manik. Perbedaan bipolar dan bipolar II sendiri berkaitan intensitas periode manik. Pada gangguan bipolar II, episode depresi mirip dengan gangguan bipolar I dan menyebabkan gangguan signifikan pada kehidupan sehari-hari seseorang untuk waktu yang lama.
BACA JUGA: Kenali Apa Itu Body Shaming: Definisi & Dampak bagi Kesehatan
Gelaja dan Tanda Gangguan Bipolar
Terdapat beberapa gejala gangguan bipolar yang biasa dialami oleh para penderita. Seperti perasaan emosional yang hebat pada suatu periode yang dikenal dengan istilah episode mood. Terdapat beberapa episode yang menunjukan gelaja dari bipolar. Berikut ini beberapa episode mood dari bipolar yang kemudian menjadi gejala dari bipolar itu sendiri.
1. Manic (mania) dan hipomania
Manic atau hipomania merupakan dua episode yang berbeda, namun memiliki gejala yang sama. Tetapi, mania lebih parah dari hipomania. Hipomania ini juga mencari ciri sebagai gejala yang dialami pada bipolar II, akan dijelaskan lebih jelas lagi pada bagian pembahasan bipolar II.
Mania juga dapat memicu kondisi psikosis (perasaan asing dengan dunia sekitar) dan umumnya memerlukan perawatan inap di rumah sakit jiwa. Sementara hipomania tidak begitu parah sebagaimana mania.
2. Episode depresi
Episode mood dari penderita bipolar yang menjadi gejala dan tanda bipolar adalah episode depresi. Depresi menjadi gejala dari penderita bipolar yang masuk dalam kategori parah. Kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya kesulitan menjalankan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, sekolah, atau melakukan kegiatan sosial. Perlu pendekatan serius dengan didampingi oleh psikiater dan sekaligus dengan psikolog.
3. Gejala Bipolar II
Sementara itu, bipolar disorder II memiliki gejala yang meliputi periode hipomania diikuti oleh episode depresi. Seseorang yang mengalami hipomania akan mengalami berbagai kombinasi dari gejala-gejala penyakit mental. Gejala-gejala yang akan dialami adalah sebagai berikut:
- Peningkatan energi atau perasaan lebih gelisah
- Merasa lebih optimis
- Peningkatan kepercayaan diri
- Menurunnya kebutuhan untuk tidur atau ketidakmampuan untuk tidur
- Pikiran yang tak bisa berhenti
- Berbicara terlalu cepat atau berbicara lebih banyak dari biasanya
- Kecenderungan terhadap perilaku nekat, seperti menghabiskan terlalu banyak uang, minum alkohol atau menggunakan narkoba, atau mengambil risiko
- Gangguan pengambilan keputusan
Biasanya, seseorang yang mengalami hipomania akan mengalami gangguan sekitar tiga dari daftar gejala di atas. Gangguan tersebut akan berlangsung sekitar 4 hari atau bahkan lebih. Seorang yang mengalami hal tersebut, menyadari kondisinya sendang tidak baik, namun kesulitan untuk keluar dari kondisi tersebut.
Namun, jika seseorang dengan gangguan bipolar II tidak mengalami hipomania, bisa jadi sedang mengalami kondisi depresi berat yang mendalam. Depresi berat yang dimaksud akan meliputi gejala yaitu:
- Perasaan sedih, hampa, atau putus asa
- Kehilangan minat dalam aktivitas
- Ketidakmampuan untuk tidur atau tidur terlalu banyak
- Energi berkurang
- Perasaan tidak berharga dan bersalah
- Kesulitan berkonsentrasi atau fokus
- Pertambahan berat badan atau penurunan berat badan tanpa diet
- Pikiran atau kecenderungan bunuh diri
BACA JUGA: 7 Ciri Mental Breakdown, Gangguan Kecemasan & Tips Mengatasinya
Apakah Gangguan Bipolar bisa Terjadi pada Anak dan Remaja?
Ini merupakan pertanyaan penting yang sering ditanyakan oleh orangtua, apakah gangguan bipolar bisa terjadi pada anak atau remaja? Hingga saat ini, bipolar pada anak dan remaja sulit untuk diidentifikasi, setidaknya para ahli memberikan pertanyaan seperti itu. Hal ini dipengaruhi beberapa hal.
Anak-anak dan remaja mungkin bisa mengalami gejala mania, hipomania atau depresi. Namun polanya berbeda dengan orang dewasa. Namun, biasanya perubahan mood pada anak-anak terjadi cukup sering, hal tersebut menunjukan belum adanya kedewasaan secara mental pada anak-anak.
Waktu yang Tepat Harus ke Dokter atau Psikiater
Sedulur juga wajib tahu kapan sekiranya mengunjungi dokter atau psikiater. Karena gangguan bipolar bisa menunjukan gejala-gejala yang berbahaya yang perlu didampingi oleh dokter dan psikiater. Salah satu waktu yang tepat untuk berkunjung ke dokter atau psikiater adalah ketika gejala perubahan suasana hati telah menganggu kehidupan.
Ketika hal tersebut mulai muncul, Sedulur harus mulai mengunjungi dokter dan psikiater. Lalu melakukan konsultasi seputar hal-hal yang dialami. Termasuk jika Sedulur menemukan gejala tersebut dialami oleh orang-orang terdekat Sedulur, bisa langsung menyarankan untuk mengunjungi dokter atau psikiater.
Jenis-jenis Gangguan Bipolar
Lantas ada berapa jenis gangguan bipolar yang biasa dialami? Berikut ini adalah jenis dari bipolar disorder yang terjadi dan dialami oleh beberapa penderita:
- Gangguan Bipolar: biasanya mengalami satu atau lebih episode mood yang diikuti dengan episode hipomania atau depresi.
- Gangguan Bipolar II: biasanya mengalami satu episode mood dan/atau hipomania. Tetapi tidak sampai mengalami episode mania.
- Gangguan Siklotimia: merupakan periode gejala hipomania dan depresi yang berlangsung setidaknya selama dua tahun (satu tahun pada masa anak/remaja). Merupakan gejala ringan dari Bipolar dan Bipolar II.
- Gangguan lainnya: biasanya perubahan mood terjadi secara abnormal yang disebabkan oleh obat-obatan, alkohol, kondisi medis tertentu seperti penyakit cushing, multiple sclerosis, atau stroke.
BACA JUGA: 14 Dampak Sering Begadang Bagi Kesehatan, Waspadai!
Penyebab Bipolar
Ini akan menjawab pertanyaan bagi kita semua yang penasaran tentang penyebab awal bagaiman gangguan bipolar bisa terjadi. Setidaknya terdapat beberapa hal yang menjadi pemicu seseorang bisa menderita bipolar, yaitu:
- Kondisi otak: dalam otak terdapat zat kimia seperti noradrenalin, serotonin, dan dopamin, merupakan zat-zat yang memengaruhi mood. Bila terjadi ketidakseimbangan pada bahan-bahan kimia ini, seseorang bisa mengalami gejala bipolar disorder.
- Genetis: faktor ini juga bisa menjadi penyebab kita menderita bipolar, yaitu faktor keturunan. Gangguan ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki keluarga tingkat pertama, seperti saudara kandung atau orangtua, dengan kondisi serupa.
- Lingkungan sosial: kondisi sosial juga bisa turut mempengaruhi kita menderita bipolar, seperti trauma akan peristiwa tertentu, masalah keluarga, masalah keuangan, dan masalah sosial lainnya yang dihadapi bisa menjadi pemicu kita menderita bipolar.
Faktor Risiko Bipolar
Agar gangguan bipolar tidak berisko semakin meningkat, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memungkinkan seseorang terkena bipolar atau memperparah kondisi bipolar yang dialami. Kondisi tersebut yaitu:
- Periode stres yang tinggi.
- Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang (cek dengan kalkulator kadar alkohol dalam darah ini untuk mengetahui apakah Sedulur berisiko).
- Riwayat anggota keluarga penderita bipolar disorder atau gangguan kondisi mental lain.
- Pengalaman atau peristiwa kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba, seperti kematian orang yang disayang.
BACA JUGA: 12 Manfaat Menulis, Baik Untuk Kesehatan Mental?
Diagnosis yang Bisa Dilakukan
Penderita gangguan bipolar bisa melakukan beberapa diagnosis yang dilakukan. Biasanya terdapat beberapa tes yang dilakukan oleh dokter dan psikiater untuk mendiagnosis para penderita bipolar. Biasanya tes dan diagnosis yang dilakukan adalah:
- Tes atau pemeriksaan fisik: Tes ini akan membantu mengetahui penyebab gejala.
- Tes laboratorium: Sama seperti pemeriksaan fisik, tes laboratorium, seperti tes darah, terkadang dibutuhkan untuk mengenyampingkan kondisi medis lain yang mungkin jadi penyebab gejala.
- Tes psikologis: Sedulur mungkin akan ditanya atau perlu mengisi kuisioner psikologis untuk mengetahui tentang perasaan, pikiran, dan perilaku Sedulur.
- Penggambaran mood: Sedulur mungkin akan diminta membuat catatan di buku harian tentang pola tidur, mood, dan tingkah laku untuk membantu menentukan diagnosisnya.
Perawatan dan Cara Mengatasinya
Bagi para penderita bipolar ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, atau juga sebagai cara untuk mengurangi beberapa gejala yang muncil sehingga bisa agak mereda. Perawatan dan cara mengatasi tentu tidak bisa disamakan bagi setiap penderita. Berikut ini adalah beberapa cara mengatasinya yang biasa diberikan oleh dokter dan psikiater:
1. Obat-obatan
Cara mengatasi bipolar yang pertama adalah dengan mengonsumsi obat-obatan. Psikiater akan memberikan resep obat untuk membantu mengurangi, mengelola dan mencegah gejala bipolar yang dialami. Kecemasan saat kambuh akan mereda dan akan membantu untuk lebih mudah tertidur. Obat-obatan yang diberi biasanya terdiri dari antidepresan, antipsikotik, dan anti-kecemasan.
2. Psikoterapi
Cara kedua adalah dengan psikoterapi, atau yang dikenal juga dengan terapi bicara. Terapi ini bertujuan untuk membantu penderita mengidentifikasi serta mengubah emosi, pikiran dan perilaku yang menganggu moodnya. Terapi yang diberikan adalah terapi perilaku kognitif atau cognitive-behavioral therapy dan psikoedukasi. Serta beberapa bentuk terapi lainnya yang mungkin dilakukan.
3. Perawatan rumah sakit
Perawatan dan cara mengatasi ini memungkinkan terjadi jika gangguan terjadi sangat parah. Biasanya yang telah mengarah kepada tindakan berbahaya seperti melukai diri sendiri dan bunuh diri. Biasanya seringkali diberi beberapa pengobatan alternatif yang berupa meditasi, aerobik dan lain sebagainya. Setiap pasien biasanya didampingi oleh satu orang psikiater dan dokter ahli.
4. Pengobatan di rumah
Cara mengatasi yang terakhir bisa dilakukan di rumah. Untuk mengatasi gangguan bipolar, beberapa kegiatan yang dapat membantu mengatasi bipolar ketika kambuh adalah:
- Tidur yang cukup dengan mengikuti jadwal tidur yang rutin.
- Lakukan aktivitas fisik secara rutin.
- Bangun hubungan yang sehat dengan orang-orang yang memiliki pengaruh positif. ini juga berlaku bagi Sedulur yang memiliki teman pengidap bipolar disorder dalam membantu mengatasi kondisinya.
- Akhiri kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan hindari penyalahgunaan zat terlarang.
Sekian penjelasan lengkap terkait gangguan bipolar yang wajib Sedulur ketahui, karena dengan mengetahui informasi lengkap di atas kita bisa lebih menghargai kawan atau sahabat yang menderita bipolar dan bisa melakukan beberapa tindakan yang tepat ketika gangguan tersebut tiba-tiba muncul.