Pernahkah Sedulur mendengar istilah fetish? Bila belum, istilah ini sedang banyak diperbincangkan karena adanya sejumlah kasus pelecehan seks yang terjadi di ruang publik. Berdasarkan sejumlah data yang berhasil dikumpulkan oleh pihak yang berwajib, para pelaku ditengarai memiliki fetish yang tidak biasa.
Dalam dunia psikologi, istilah ini mungkin sudah sering dibahas karena berpengaruh pada aktivitas dan orientasi seksual seseorang. Hal ini pun cukup banyak dibahas oleh para ahli karena setiap orang bisa memiliki fetish yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Lantas, apa sih itu fetish dan apa hubungannya dengan perilaku seksual? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
BACA JUGA: Mengenal Ukuran Penis yang Normal pada Pria Dewasa
Pengertian fetish
Fetish merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris yang bermakna pemujaan yang mendalam. Istilah ini awalnya begitu erat dengan kepercayaan seseorang pada sesuatu hal yang berbau spiritual dan intim. Namun, belakangan istilah ini dikaitkan erat dengan seksualitas seseorang.
Dilansir dari WebMD, sejumlah pakar dalam dunia psikologi seksual berpendapat bahwa fetish adalah gairah seksual yang muncul untuk merespon objek atau bagian tubuh yang biasanya tidak bersifat seksual.
Umumya seseorang akan mendapatkan rangsangan atau fantasi seksual ketika mereka melihat bagian-bagian intim seseorang. Namun, fetish ini membuat seseorang bisa merasakan rangsangan seksual hingga mencapai orgasme hanya dengan melihat bagian seperti ketiak, kaki, sampai kuku orang lain.
Bahkan dalam beberapa penlitian yang telah dilakukan, ada pula seseorang yang terobsesi pada benda seperti tindik, tato sampai kelainan obesitas pada seseorang untuk bisa mencapai puncak fantasi seksualnya.
Fetish adalah kelainan?
Beberapa orang menilai fetish termasuk dalam kelainan seksual. Namun, para pakar dalam dunia psikologi memiliki pandangan lain. Fetisisme dalam psikologi dianggap sebagai perilaku pikiran dan kebiasaan manusia yang normal dan sangat mungkin terjadi.
Dalam tahapan tertentu, fetish masih dianggap normal dan bisa menjadi salah satu hal yang membuat hubungan romansa pasangan kekasih terus berjalan baik. Namun pada tahapan yang berlebihan maka fetis baru bisa dianggap kelainan, apalagi jika sudah membuat orang lain merasa tidak nyaman dan terganggu.
BACA JUGA: Pengertian Mastrubasi Beserta Manfaatnya untuk Kesehatan
Penyebab fetish
Penyebab fetish hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa ahli teori beranggapan bahwa fetish berkembang dari pengalaman anak-anak, di mana suatu objek dikaitkan dengan bentuk gairah atau kepuasan seksual yang sangat kuat.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa fetish adalah kelainan seksual yang bisa bermula dari masa kanak-kanak, remaja, hingga berkembang dengan kondisi terkait masturbasi atau pubertas. Selain itu, ada beberapa kondisi yang sering diduga sebagai pemicu seseorang memiliki gangguan ini, di antaranya:
- Kesulitan mengekspresikan perasaan dan kesulitan memulai hubungan dengan orang lain.
- Mengalami trauma masa kecil, seperti kerap mendapatkan pelecehan seksual dari orang lain.
- Sering melakukan aktivitas seksual yang menyenangkan terhadap kondisi dan objek tertentu, sehingga ketagihan untuk melakukannya secara berulang.
Ciri gangguan fetish
Dilansir dari laman Psychology Today, dalam jurnal yang dirilis Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), gangguan fetish terjadi ketika seseorang melakukan hal tersebut secara terus menerus dan berulang pada tempat yang tidak normal.
Dalam jurnal tersebut pun sudah terdapat batasan bahwa fetish bisa dianggap kelainan dengan 3 ciri utama seperti berikut ini.
- Untuk jangka waktu setidaknya enam bulan, orang tersebut memiliki fantasi, dorongan, dan merangsang dirinya secara seksual dengan melibatkan benda-benda mati atau bagian tubuh nongenital.
- Fantasi, dorongan seksual, atau perilaku yang melibatkan objek fetish menyebabkan penderitaan yang signifikan dan mengganggu.
- Objek fetish bukan barang pakaian yang biasa dipakai dalam cross-dressing dan tidak dirancang untuk stimulasi genital.
BACA JUGA: 8 Jenis Pelumas Seks yang Aman Digunakan & Tips Memilihnya
Nama gangguan fetish
Ternyata tak hanya fetish saja yang sering dianggap sebagai gangguan seksual pada seseorang. Ada beberapa jenis gangguan psikologi seksual yang juga cukup banyak terjadi dan perlu diperhatikan agar tidak merugikan.
Berikut ini beberapa gangguan fetish beserta dengan namanya.
- Trikofilia
Trikofilia masih dalam keluarga fetish, di mana hal ini memiliki rasa ketertarikan secara seksual terhadap rambut seseorang, seperti panjang, lurus, keriting, atau cat dengan warna tertentu.
Seseorang biasanya memiliki dorongan untuk menyentuh rambut obyek mereka, namun hal tersebut dapat menjadi gangguan ketika orang yang disentuh tidak menyetujuinya.
- Agalmathophilia
Seseorang yang mengalami hal ini menjadikan manekin sebagai alat pemuas kebutuhan seksualnya. Dia merasa bahwa manekin merupakan makhluk hidup yang paling mengerti tentangnya. Ini merupakan salah satu jenis masalah fetish yang serius dan biasanya perlu pendampingan ahli kesehatan untuk bisa menyembuhkannya.
- Stigmatophilia
Ketertarikan seseorang secara seksual saat mengamati tubuh orang lain yang tengah ditato merupakan kondisi Stigmatophilia.
Bercak darah yang muncul ketika seseorang ditato memberikan rangsangan tersendiri pada penderita ini.
- Pictophilia
Seseorang dengan kondisi ini mudah terangsang dengan gambar pornografi, namun bukan merupakan video bergerak.
- Voyeurism
Tak berbeda jauh dengan Pictophilia, seseorang dengan kondisi Voyeurism mencari rekaman tersembunyi dari CCTV atau kamera tersembuyi untuk fantasi seksualnya.
Cara mencegah
Sebenarnya, fetish adalah fantasi seksual yang cukup wajar dialami seseorang. Kondisi ini menjadi tidak wajar apabila memaksakan hasrat seksualnya kepada orang lain yang cenderung merugikan.
Kelainan seksual ini harus mendapat penanganan dari dokter spesialis atau psikiater. Adapun pengobatan yang paling efektif adalah pengobatan jangka panjang. Pendekatan yang berhasil mencakup berbagai bentuk terapi serta terapi pengobatan, seperti SSRI atau terapi deprivasi androgen.
Selain itu, ada beberapa cara mencegah fetish yang bisa dilakukan ialah sebagai berikut:
- Melakukan terapi hormon untuk mencegah dorongan seksual yang menyimpang dan berbahaya.
- Menjalankan proses psikoterapi dengan mengubah perilaku dan menerapkan pola hidup sehat.
- Melakukan konseling secara rutin.
- Menghindari segala kegiatan yang meningkatkan risiko terjadinya kelainan seksual.
Nah, itu tadi pengertian tentang apa itu fetish, ciri-cirinya dan cara mencegahnya. Fetish pada dasarnya memang bukanlah sebuah gangguan pada seseorang, malah hal ini bisa menjadi ciri seksual pada pasangan kekasih.
Namun hal ini bisa mengganggu dan berbahaya bila sudah berlebihan dan membahayakan seseorang. Semoga informasi di atas cukup membantu dan bisa memberikan manfaat untuk Sedulur semua ya!