Drama: Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur, Struktur dan Contohnya

Sedulur tentu akrab dengan istilah drama kan? Namun kata tersebut yang sering Sedulur lihat dalam contohnya kata drama Korea memiliki pengertian yang berbeda jauh. Pada dasarnya istilah yang dimaksud adalah bagian dari pertunjukan atau pementasan, salah satu media untuk menampilkan pertunjukan tersebut adalah televisi.

Drama juga memiliki pengertian yang hampir sama dengan teater, sama-sama merupakan pementasan atau pertunjukan. Nah, bagi Sedulur yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang hal tersebut dan berkaitan dengan hal lainnya. Sedulur bisa menyimak artikel di bawah ini hingga tuntas!

BACA JUGA: Pengertian Palindrome Beserta Asal Usul & Contohnya

Pengertian drama

drama
Fimela

Drama adalah sebuah kata atau istilah yang berasal dari etimologi Yunani yaitu draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak atau beraksi. Dari etimologi tersebut, kita dapat memahami bahwa pengertian istilah ini merupakan suatu tindakan yang ditulis dan digunakan untuk kepentingan pementasan.

Pementasan drama adalah sebuah pertunjukan atau penampilan teks drama yang ditulis berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Seiring perkembangan zaman, tidak hanya terbatas dipentaskan antar panggung. Sekarang ini, istilah ini juga dapat didefinisikan sebagai suatu cerita yang dipentaskan di atas panggung atau tidak dipentaskan di atas panggung, misalnya seperti film, televisi, drama radio, dan lain sebagainya.

Drama juga dikenal dengan istilah pementasan, karena hal ini berkaitan dengan sesuatu tontonan yang memiliki pesan di dalamnya.

Ciri-ciri drama

Lovely Ristin

Berdasarkan pengertian di atas, maka drama merupakan sebuah pementasan berdasarkan teks. Teks drama adalah panduan sebuah pementasan yang terdiri dari struktur drama. Struktur drama adalah komponen dalam teks drama yang membentuk drama itu sendiri.

Karena drama merupakan bagian dari karya sastra, terutama teksnya, maka drama sendiri memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:

  • Memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh narator maupun tokoh.
  • Seluruh dialog pada teks tidak menggunakan tanda petik.
  • Memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh aktor atau aktris yang memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.
  • Terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.
  • Memuat banyak konflik dan aksi.
  • Harus dilakonkan atau dipentaskan.
  • Biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
  • Tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu.

Pementasan sendiri secara umum mengandung dua unsur. Unsur drama adalah komponen atau hal-hal yang membentuk drama itu sendiri. Terdapat dua unsur drama, pertama unsur intrinsik, kedua unsur ekstrinsik. Berikut ini penjelasan lebih lanjut agar Sedulur lebih memahaminya:

1. Unsur intrinsik

drama
Fimela

Pertama adalah unsur intrinsik. Unsur ini merupakan hal yang berkaitan dengan pementasan dari drama itu sendiri. Daftar dari unsur intrinsik itu sendiri adalah:

  • Penokohan: Yaitu karakter ciptaan yang terdapat dalam naskah dan dimainkan oleh aktor atau pemeran pementasan. Tokoh harus dimainkan semirip mungkin dengan naskah yang ditulis oleh penulis naskah.
  • Latar: Hal yang berkaitan dengan ruang atau tempat, juga waktu hingga peristiwa yang menggambarkan adegan dalam naskah atau pementasan.
  • Alur: Merupakan rangkaian peristiwa yang terjalin dalam sebuah naskah, biasanya berlandaskan hukum sebab akibat. Alur juga merupakan sebuah po;a atau keterkaitan peristiwa yang menggerakan cerita.
  • Tema: Merupakan sebuah gagasan atau ide pokok dalam jalannya pementasan berdasarkan naskah yang ditulis.
  • Amanat: Pesan moral yang disampaikan oleh pengarang melalui pementasan berdasarkan naskah yang ditulis. Sehingga pembaca atau penonton bisa mendapatkan sesuatu setelah menonton atau membaca pementasan.

2. Unsur ekstrinsik

Hasil Copa

Unsur kedua dalam drama adalah unsur ekstrinsik. Unsur ini merupakan unsur dari luar teks yang digunakan. Namun memiliki peran yang penting. Berikut beberapa ciri dari unsur ekstrinsik itu sendiri diri:

  • Biografi atau riwayat hidup pengarang
  • Falsafah hidup pengarang teks
  • Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi dalam pembuatan naskah

BACA JUGA: 50 Contoh Tari Tunggal dan Daerah yang Tersebar di Indonesia

Struktur drama

Fimela

Setelah mengetahui pengertian, ciri, dan unsur, selanjutnya akan dipaparkan penjelasan tentang struktur itu sendiri. Sebagai bagian yang menjadi kerangka dari sebuah naskah, struktur naskah terdiri dari tiga bagian, meliputi prolog, dialog, dan epilog. Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkapnya:

1. Prolog

drama
Kumparan

Bagian pertama dari struktur teks pementasan adalah prolog. Prolog dapat dipahami sebagai kata pendahuluan atau kata-kata pembuka yang memiliki peran sebagai pengantar. Prolog sendiri biasanya berisi penjelasan gambaran umum tentang tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau berbagai hal yang terjadi dalam pementasan.

Dalam pementasan, prolog sering kali disampaikan oleh narator atau bisa disebut juga dengan dalang, terkadang juga prolog secara khusus disampaikan oleh tokoh tertentu dalam pementasan.

2. Dialog

GenPI

Bagian kedua dari struktur teks pementasan yaitu dialog. Dialog dapat didefinisikan sebagai sebuah percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Dalam struktur teks pementasan, dialog menjadi unsur yang memiliki peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan sebuah pementasan dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar tokohnya.

Dalam teks pementasan, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang perasaan dari para tokoh. Hal ini yang menjadikan pementasan pementasan perlu diperankan oleh aktor atau aktris yang dapat menjiwai karakter dan perasaan dari tokoh yang diperankan.

Selain itu, aktor dan aktris juga harus mampu mengucapkan dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya dengan menggunakan suara yang sesuai dengan perasaan dan watak dari karakternya.

3. Epilog

frama
Head Topics

Bagian ketiga dari struktur teks pementasan yaitu epilog. Epilog pada dasarnya adalah kata penutup dalam sebuah teks pementasan, yang mana fungsi dari epilog untuk mengakhiri sebuah pementasan. Dalam pementasan, epilog biasanya memuat simpulan atau amanat atau isi pokok dari teks pementasan.

Sama seperti prolog, epilog umumnya disampaikan oleh narator atau dalang. Namun, bisa jadi karena kebutuhan pementasan epilog disampaikan oleh tokoh dalam pementasan tersebut. Selain penjelasan tentang bagian di atas, pada bagian dialog dari struktur teks pementasan sendiri memiliki tiga bagian, meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement).

Tiga bagian dialog tersebut kemudian dibagi lagi dalam beberapa babak dan adegan tertentu. Satu babak dalam sebuah teks pementasan biasanya mengandung cerita tentang sebuah peristiwa besar dalam dialog. Hal itu dapat dilihat dengan munculnya beberapa perubahan atau perkembangan dari peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Sedangkan, adegan dalam sebuah teks pementasan hanya mencakup satu pilihan-pilihan dialog dari setiap tokoh.

BACA JUGA: Renaissance: Pengertian, Tokoh dan Latar Belakangnya

Kaidah kebahasaan dalam drama

Fimela

Sedulur juga harus tahu kaidah kebahasaan yang digunakan, berikut ini adalah beberapa kaidah kebahasaan yang digunakan dalam sebuah naskah atau pementasan itu sendiri:

  • Naskah biasanya terdiri dari dialog
  • Biasanya menggunakan tanda petik dalam dialognya
  • Pada bagian prolog dan epilog, biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga
  • Dalam dialog, biasanya menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua
  • Naskah biasanya memakai keterangan waktu, seperti sebelum, sekarang, setelah, awal mula dan lain sebagainya
  • Naskah biasanya menggunakan kata kerja untuk menggambarkan peristiwa
  • Menggunakan kata kerja untuk menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh

Selain kaidah kebahasaan di atas, terdapat juga beberapa jenis dari pementasan berdasarkan naskah yang digunakan. Jenis-jenis drama yang dimaksud adalah:

  • Berdasarkan ada atau tidaknya naskah
  • Berdasarkan bentuk sastra dan percakapannya
  • Berdasarkan sajian dan isi dari naskahnya
  • Berdasarkan kuantitas percakapan atau dialog
  • Berdasarkan pengaruh unsur seni lainnya dalam naskah
  • Berdasarkan bentuk-bentuk pementasan lainnya
  • Berdasarkan sarana penyajiannya

Secara lebih lengkap, jenis-jenis yang dimaksud di atas lebih kompleks lagi untuk dipelajari. Bahkan di beberapa perguruan tinggi tertentu, terdapat program studi atau jurusan khusus untuk mempelajari tentang pementasan, baik itu lakon, teater dan segala macam hal yang berkaitan dengan pembahasan kita kali ini.

BACA JUGA: 8 Fakta Snowdrop, Drama Korea yang Membelokkan Sejarah

Contoh drama

Aroeng Binang

Agar Sedulur bisa lebih mudah memahami pengertian yang telah dibahas di atas terkait pementasan, berikut ini adalah contoh singkat yang bisa Sedulur bedah untuk memehami pengertian yang telah Sedulur baca. Yuk, simak contoh pementasan yang dimaksud:

Suatu hari lima sekawan sedang bermain bola di lapangan desa tempat mereka tinggal. Mereka memang sering bermain bola sore hari di lapangan tersebut. Dan saat ini mereka sedang beristirahat di pinggir lapangan.

Bayu: Dod, kamu dibawakan bekal apa sama ibumu? (sambil membuka kotak bekalnya).

Dodi: Aku dibawain bekal ayam goreng nih. Kalo kamu Bay?

Bayu: Aku dibawain bekal udang besar sama bundaku. Soalnya kemarin ayahku menangkap udang bersama ayah Ehsan.

Dodi: Jadi bekalmu juga juga pake udang San?

Ehsan: Iya Dod. Aku samaan sama Bayu (tersenyum semringah).

Dodi: Waaahhh enaknya… aku juga suka sekali udang. Kalo kamu ham?

Ilham: Aku dibawain sayur daun ubi dengan ikan sambal Dod. Makanan kesukaanku.

Dodi: Wahhh, itu juga tak kalah enaknya. Kalau kamu, Ton?

Anton: (tersenyum meringis) Aku gak bawa bekal. Ibuku pagi-pagi sekali suda bekerja karena abangku akan masuk SMA. Maka dari itu ayah sama ibu harus giat mencari uang. Jadi ibuku tak sempat masakin aku bekal (sedih).

Dodi: Ya sudah, Ton. Kamu masih bisa kok makan bersama kami.

Anton: Maksudnya ?

Ihsan : Gimana kalo kita ramai-ramai makannya biar Anton juga bisa makan, makanan kita.

Ilham: Bagaimana caranya ?

Ihsan : Begini saja, bagaimana kalo kita makannya pakai daun pisang? Jadi makanan kita, kita tuang ke daun pisang itu. Biar kita semua bisa makan bareng-bareng.

Dodi: Ide bagus tuh. Ayo!

Ilham dan Bayu mengambil daun pisang yang tak jauh dari tempat mereka. Dan mereka semua menuangkan makanannya di daun pisang tersebut. Mereka makan dengan lahap.

Anton: Terima kasih ya teman-teman. Cuma kalian teman yang mengerti keadaanku.

Bayu: Siap. Santai aja, Ton (tersenyum).

Nah, itulah tadi penjelasan lengkap tentang drama. Semoga dari penjelasan di atas, Sedulur bisa memahami apa itu drama dengan lengkap dan menyeluruh. Juga semoga dari pemahaman di atas, Sedulur bisa lebih menikmati pementasan lebih baik lagi dan juga lebih khidmat lagi.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.