Dongeng Malin Kundang untuk Anak, Agar Anak Tidak Durhaka

Dongeng merupakan salah satu bentuk karya sastra yang umumnya disebarkan secara lisan atau dari mulut ke mulut. Dongeng yang berupa cerita karangan atau fiksi kerap dipilih sebagai hiburan untuk anak-anak. Di sisi lain, sebuah dongeng juga memiliki nilai moral sehingga dapat menjadi sarana pendidikan. Salah satu dongeng yang cukup populer di Indonesia adalah Malin Kundang.

Dongeng Malin Kundang sendiri termasuk dalam kategori cerita rakyat. Sekadar informasi, cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat zaman dahulu dan berkembang secara luas dari mulut ke mulut. Hal itu menyebabkan cerita rakyat pada umumnya tidak diketahui siapakah pengarangnya. Di sisi lain, cerita rakyat juga kerap disebut sebagai legenda.

Ingin tahu lebih jauh tentang dongeng Malin Kundang? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

BACA JUGA: Legenda adalah Cerita Rakyat, Ketahui Jenis, Ciri & Contohnya

Mengenal cerita Malin Kundang

malin kundang
Freepik

Dikutip dari laman Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan (Dapobas) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Malin Kundang merupakan sebuah cerita rakyat yang terkategori sebagai sastra lisan. Seperti cerita rakyat pada umumnya, penulis Malin Kundang juga tidak diketahui alias anonim. Meski begitu, dapat dipastikan bahwa dongeng Malin Kundang berasal dari suku Minangkabau dan berkembang di Sumatera Barat.

Adapun cerita rakyat ini mengisahkan tentang seorang anak bernama Malin Kundang yang durhaka kepada ibunya. Setelah sukses menjadi saudagar kaya di perantauan, ia tak mau mengakui sang ibu karena malu dengan istrinya. Ibu Malin Kundang yang merasa sakit hati atas perlakuan tersebut kemudian berdoa dan meminta keadilan kepada Tuhan. Ternyata doa ibu Malin dikabulkan dan sang putra pun berubah menjadi batu.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dalam dongeng dan kisah ini. Oleh karena itu, dongeng Malin yang berubah menjadi batu akibat durhaka kepada ibunya bisa dijadikan sebagai materi parenting oleh Sedulur dan dibacakan kepada anak-anak di rumah. tentu saja, tujuannya untuk menanamkan nilai-nilai baik kepada anak. Terutama perihal menghargai dan menyayangi orang tua.

Cerita Malin Kundang

malin kundang
Freepik

Sebelumnya sudah disinggung bahwa cerita Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka kepada ibunya. Ia kemudian dikutuk menjadi batu dan kisahnya pun banyak dijadikan sarana pendidikan atau nasihat untuk tidak durhaka kepada orang tua. Nah, berikut adalah cerita Malin Kundang singkat selengkapnya yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Awal kisah Malin Kundang

malin kundang
Borneo Channel

Diceritakan pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah. Setelah kematian sang suami, ia tinggal bersama anak laki-lakinya, Malin Kundang. Mereka tinggal di sebuah perkampungan nelayan di Pantai Air Manis di Sumatera Barat. Mande Rubayah begitu menyayangi anak lelakinya tersebut. Apalagi Malin merupakan satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Pernah suatu ketika Malin jatuh sakit hingga nyawanya hampir tidak dapat diselamatkan. Mande Rubayah pun berupaya keras menyelamatkan anaknya tersebut. Beruntung, penyakit Malin dapat disembuhkan berkat usaha keras Mande Rubayah.

2. Malin Kundang pergi merantau

Malin Kundang
bornoechannel

Saat beranjak dewasa, Malin meminta izin kepada sang ibu untuk pergi merantau. Hal itu ia lakukan guna mencari pekerjaan lantaran merasa kasihan melihat sang ibu mulai renta. Ia pun ingin mengubah nasibnya menjadi lebih baik dengan merantau ke kota. Apalagi saat itu ada sebuah kapal besar yang berlabuh di Pantai Air Manis.

Akan tetapi saat itu Mande Rubayah tidak langsung memberikan izin. Ia khawatir terjadi sesuatu kepada anak satu-satunya tersebut. Malin pun berusaha meyakinkan sang ibu bahwa ia akan baik-baik saja di perantauan. Dengan berat hati, Mande Rubayah akhirnya mengizinkan putranya pergi. Ia juga membekalinya nasi bungkus serta tujuh buah pisang. Dalam versi cerita yang lain, Mande Rubayah memberikan bekal berupa tujuh nasi yang dibungkus dengan daun pisang.

BACA JUGA: Dongeng Anak: Cerita Timun Mas Mengalahkan Raksasa

3. Mande Rubayah mendoakan Malin

Borneo Channel

Mande Rubayah akhirnya melepaskan sang putra untuk pergi merantau. Akan tetapi, ia juga tidak bisa menyembunyikan kesepian dan kesedihan yang ia rasakan semenjak kepergian Malin. Hari-hari pun seolah berjalan lambat bagi seorang Mande Rubayah. Ia hanya bisa memanjatkan doa untuk keselamatan sang putra yang begitu disayanginnya tersebut.

4. Mande Rubayah menanti sang putra

malin kundang
Glitzmedia

Tak hanya berdoa, hampir setiap hari Mande Rubayah pergi ke pantai untuk mencari kabar tentang sang putra. Beberapa waktu kemudian, datanglah sebuah kapal di Pantai Air Manis. Mande Rubayah langsung mencari keberadaan Malin, tetapi pencariannya berujung dengan rasa kecewa. Ia tidak bisa menemukan anak laki-laki yang sangat dirindukannya itu.

Mande Rubayah pun bertanya kepada setiap awak kapal maupun nakhoda kapal, akan tetapi tidak ada yang tahu mengenai kabar sang putra. Bahkan Malin juga tidak pernah menitipkan barang ataupun pesan apapun untuk Mande Rubayah yang kini semakin menua.

5. Kabar tentang Malin

Freepik

Setelah penantian panjang, apa yang dinantikan oleh Mande Rubayah selama ini akhirnya datang. Ia mendapatkan kabar tentang putranya, Malin Kundang. Kabar itu ia terima dari seorang nakhoda yang dulu membawa anaknya pergi merantau ke kota. Nakhoda itu mengatakan bahwa saat ini Malin sudah menikah dengan seorang gadis cantik di kota. Istri Malin disebut merupakan keturunan seorang bangsawan kaya raya.

BACA JUGA: 20 Cerita Rakyat Terbaik Sepanjang Masa [Banyak Hikmahnya]

6. Malin kembali dari perantauan

malin kundang
Borneo Channel

Beberapa hari kemudian, datanglah sebuah kapal megah di Pantai Air Manis. Penduduk setempat lantas berkumpul di tepi pantai karena mengira kapal tersebut milik seorang sultan atau pangeran.

Ketika kapal tersebut merapat, terlihat sepasang anak muda berdiri di anjungan dengan pakaian yang berkilauan. Begitu mereka turun, Mande Rubayah segera menghampiri dan memeluk pria muda yang ia percaya sebagai Malin Kundang.

7. Malin tidak mengakui sang ibu

YouTube

Pelukan Mande Rubayah rupanya membuat Malin merasa kaget, terutama setelah melihat penampilannya yang hanya terbalut pakaian compang-camping dan tubuh yang sudah tua renta. Istri Malin juga merendahkan kondisi Mande Rubayah.

Malin yang merasa malu di depan istrinya langsung menyanggah bahwa perempuan yang memeluknya bukanlah ibunya. Mande Rubayah sangat terkejut mendengar perkataan Malin. Ia tidak menyangka anaknya tega berbuat demikian. Tidak lama berselang, Malin kembali pergi bersama istri beserta kapal megahnya.

8. Mande Rubayah mengadu dalam doa

malin kundang
Kaskus

Dengan perasaan sangat sedih dan sakit hati akibat perbuatan putranya, Mande Rubayah mengadahkan tangan dan berdoa. Ia memohon, apabila anak laki-laki tersebut bukan putranya, ia berharap agar perbuatannya dimaafkan. Namun, jika pria muda yang dipeluknya benar adalah Malin Kundang, Mande Rubayah memohon keadilan Tuhan.

Tidak lama setelahnya, cuaca di tengah laut tiba-tiba menjadi gelap dan turun hujan yang sangat lebat. Kapal Malin Kundang pun dihantam sebuah badai besar dan petir.

9. Malin Kundang dikutuk menjadi batu

Head Topics

Badan yang datang tiba-tiba tersebut menghancurkan kapal Malin Kundang hingga berkeping-keping. Bahkan puing kapal dan tubuh Malin terbawa ombak hingga ke pantai.

Esok harinya, terlihat sebuah bongkahan batu besar menyerupai manusia di pinggir pantai. Batu tersebut dipercaya merupakan tubuh Malin Kundang yang sudah dikutuk oleh ibunya menjadi batu lantaran durhaka.

Sementara itu ikan teri, ikan belanak, dan ikan tenggiri nampak berenang di sekitar batu tersebut. Ikan-ikan itu disebut berasal dari tubuh istri Malin Kundang yang mencari suaminya.

BACA JUGA: Cerita Sangkuriang, Dongeng Pengantar Tidur untuk Anak

Pesan moral kisah Malin Kundang

malin kundang
Lovely Ristin

Dari kisah Malin Kundang seperti yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil pesan moral bahwa sebagai seorang anak kita harus bersikap hormat kepada orang tua. Perilaku Malin Kundang yang tidak mengakui bahkan merendahkan sang ibu yang telah mengasuhnya selama ini tentu merupakan contoh perbuatan yang tidak seharusnya kita tiru.

Selain itu, cerita Malin juga mengajarkan kita untuk tidak melupakan siapa diri kita termasuk keluarga kita meski telah meraih kesuksesan di tanah perantauan. Dengan menanamkan nilai-nilai penting yang terdapat dongeng ini, dapat memberikan pengertian kepada anak bahwa penting untuk berbakti dan menyayangi orangtua, terutama ibu. Oleh karena itu, dongeng ini sangat penting untuk dibacakan kepada anak di masa awal pertumbuhannya.

Kisah batu Malin Kundang di Pantai Air Manis

Kompas

Cerita Malin Kundang terkenal dengan kisah Malin yang dikutuk menjadi batu akibat durhaka kepada ibunya. Batu tersebut pun berada di tepi Pantai Air Manis yang terletak di selatan Kota Padang, Sumatera Barat. Kendati demikian, sejumlah hasil penelitian menjelaskan bahwa kebenaran batu Malin Kundang tidak ada dalam sejarah.

Dilansir berbagai sumber, batu berbentuk mirip manusia yang bersujud itu dibuat oleh Pemerintah Kota Padang yang kemudian dikaitkan dengan legenda si anak durhaka. Hal ini dimaksudkan untuk menarik wisatawan. Serta sebagai bentuk fisik untuk rujukan menjelaskan dongeng lebih lengkap kepada anaknya. 

Di sisi yang lain, cerita Pantai Air Manis sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal dianggap benar adanya. Sebab, menurut catatan sejarah pada 1890 silam, Pantai Air Manis atau dalam dialek Minang disebut aia manih merupakan sebuah pelabuhan di Padang, yang memang terbukti dalam sejarah sebagai pelabuhan tempat kapal-kapal bersandar.

Trivia

Berikut adalah kumpulan istilah terkait cerita Malin Kundang beserta artinya menurut KBBI.

  • Cerita rakyat = cerita dari zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan
  • Legenda = cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah
  • Dongeng = cerita yang tidak benar-benar terjadi; perkataan yang bukan-bukan atau tidak benar
  • Sumatera Barat = provinsi di Pulau Sumatera, ibu kotanya Padang

Demikian tadi ulasan mengenai cerita rakyat Malin Kundang yang berasal dari Sumatera Barat. Cerita tentang sosok Malin ini kental akan pesan untuk berbakti kepada orang tua yang telah mengasuh dan mendidik kita dari kecil hingga dewasa. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita ini, ya, Sedulur!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.