Cerita si kancil mencuri timun singkat bisa dibilang jadi salah satu dongeng favoritnya anak-anak sampai sekarang. Sebagai fabel yang cukup populer, yang paling menarik dari cerita si kancil ini adalah kecerdikannya yang bikin anak-anak enggak kepikiran sama sekali untuk menebak. Kecerdikan kancil yang paling enggak disangka-sangka ada di dongeng yang mengisahkan konflik di antara kancil dan Pak Tani.
Itulah kenapa kalau si kecil suka dibacakan dongeng, mungkin dongeng anak fabel dengan tokoh si kancil ini bisa menjadi pilihan. Hewan satu ini selalu digambarkan cerdik dan penuh akal. Tak jarang ia dapat mengelabui hewan-hewan yang lebih besar bahkan lebih kuat darinya, seperti buaya, harimau, bahkan singa.
Namun pada cerita si kancil mencuri timun singkat kali ini, kancil akan dihadapkan dengan bahaya yang berbeda, Kini kancil kelaparan hingga perlu mencuri timun dari kebun Petani. Kira-kita mampukah kancil mengelabui Petani?
BACA JUGA: 20 Sketsa Gambar Hewan yang Mudah Ditiru untuk Anak-Anak
Cerita Si Kancil Mencuri Timun
Dongeng dan cerita rakyat adalah salah satu kekayaan budaya yang patut dilestasikan. Salah satunya yakni cerita Si Kancil Mencuri Timun. Kisah Si Kancil Mencuri Timun adalah cerita rakyat yang mengandung pelajaran tentang mencuri dan mengambil hak orang lain.
Nilai ini tentu sangat cocok dibacakan kepada anak-anak agar memahami hak masing-masing orang. Agar mampu memperoleh nilai dan pesan moral secara keseluruhan, menarik membahas cerita Si Kancil Mencuri Timun. Simak ulasan berikut ini terkait kisah lengkapnya.
Tiba-tiba Ada Kebakaran di Siang Hari
Siang itu panas sekali. Matahari bersinar garang. Tapi hal itu tidak terlalu dirasakan oleh Kancil. Dia sedang tidur nyenyak di bawah sebatang pohon yang rindang. Tiba-tiba saja mimpi indahnya terputus. “Tolong! Tolong! ” terdengar teriakan dan jeritan berulang-ulang. Lalu terdengar suara derap kaki binatang yang sedang berlari-lari.
“Ada apa, sih?” kata Kancil. Matanya berkejap-kejap, terasa berat untuk dibuka karena masih mengantuk.
Di kejauhan tampak segerombolan binatang berlari-lari menuju ke arahnya. “Kebakaran! Kebakaran!” teriak Kambing.
“Ayo lari, Cil! Ada kebakaran di hutan!”
Memang benar. Asap tebal membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia langsung bangkit dan berlari mengikuti teman-temannya. Kancil terus berlari dan larinya cepat sekali. Ya, walaupun Kancil bertubuh kecil, tapi dia dapat berlari cepat.
Kancil Takut karena Tersesat
Tanpa terasa, Kancil telah berlari jauh, meninggalkan teman-temannya. “Aduh, napasku habis rasanya,” Kancil berhenti dengan napas terengah-engah, lalu duduk beristirahat.
“Lho, di mana binatang-binatang lainnya?”
Walaupun Kancil senang karena lolos dari bahaya, tiba-tiba ia merasa takut. “Wah, aku berada di mana sekarang? Sepertinya belum pernah ke sini.”
Kancil berjalan sambil mengamati daerah sekitarnya. “Waduh, aku tersesat. Sendirian lagi. Bagaimana ini?” Kancil semakin takut dan bingung. “Tuhan, tolonglah aku.”
Kancil Melihat Ladang Sayur Pak Tani
Kancil terus berjalan menjelajahi hutan yang belum pernah dilaluinya. Tanpa terasa, dia tiba di pinggir hutan. Ia melihat sebuah ladang milik Pak Tani.
“Ladang sayur dan buah-buahan? Oh, syukurlah. Terima kasih, Tuhan,” mata Kancil membelalak. Ladang itu penuh dengan sayur dan buah-buahan yang siap dipanen.
Wow, asyik sekali! Kebetulan nih, aku haus dan lapar sekali,” kata Kancil sambil menelan air liurnya.
“Tenggorokanku juga terasa kering. Dan perutku keroncongan minta diisi. Makan dulu, ah.”
Dengan tanpa dosa, Kancil melahap sayur dan buah-buahan yang ada di ladang. Wah, kasihan sekali Pak Tani. Dia pasti marah kalau melihat kejadian ini. Si Kancil nakal sekali.
“Hmm, sedap sekali,” kata Kancil sambil mengusap-usap perutnya yang kekenyangan. “Andai setiap hari pesta seperti ini, pasti asyik.”
Setelah puas, Kancil merebahkan dirinya di bawah sebatang pohon yang rindang. Semilir angin yang bertiup, membuatnya mengantuk. “Oahem, aku jadi kepingin tidur lagi,” kata Kancil sambil menguap.
Si Kancil Kenyang dan Melanjutkan Tidurnya
Akhirnya binatang yang nakal itu tertidur, melanjutkan tidur siangnya yang terganggu gara-gara kebakaran di hutan tadi. Wah, tidurnya begitu pulas, sampai terdengar suara dengkurannya. “Krr… krr… krrr…”
Ketika bangun pada keesokan harinya, Kancil merasa lapar lagi. “Wah, pesta berlanjut lagi, nih,” kata Kancil pada dirinya sendiri. “Kali ini aku pilih-pilih dulu, ah. Siapa tahu ada buah timun kesukaanku.”
Maka Kancil berjalan-jalan mengitari ladang Pak Tani yang luas itu. “Wow, itu dia yang kucari!” seru Kancil gembira.
“Hmm, timunnya kelihatan begitu segar. Besar-besar lagi! Wah, pasti sedap nih.”
Kancil langsung makan buah timun sampai kenyang. “Wow, sedap sekali sarapan timun,” kata Kancil sambil tersenyum puas.
Pak Tani Terkejut Melihat Kondisi Ladangnya
Hari sudah agak siang. Lalu Kancil kembali ke bawah pohon rindang untuk beristirahat. Pak Tani terkejut sekali ketika melihat ladangnya. “Wah, ladang timunku kok jadi berantakan-begini,” kata Pak Tani geram.
“Perbuatan siapa, ya? Pasti ada hama baru yang ganas. Atau mungkinkah ada bocah nakal atau binatang lapar yang mencuri timunku?”
Ladang timun itu memang benar-benar berantakan. Banyak pohon timun yang rusak karena terinjak-injak. Dan banyak pula serpihan buah timun yang berserakan di tanah.
“Hm, awas, ya, kalau sampai tertangkap!” omel Pak Tani sambil mengibas-ngibaskan sabitnya. “Panen timunku jadi berantakan.”
Maka seharian Pak Tani sibuk membenahi kembali ladangnya yang berantakan. Dari tempat istirahatnya, Kancil terus memperhatikan Pak Tani itu.
“Hmm, dia pasti yang bernama Pak Tani,” kata Kancil pada dirinya sendiri. “Kumisnya boleh juga. Tebal, hitam, dan melengkung ke atas. Lucu sekali. Hi… hi… hi…,” kata Kancil.
Si Kancil Ingin Kembali Mencuri Timun
Sebelumnya Kancil memang belum pernah bertemu dengan manusia. Tapi dia sering mendengar cerita tentang Pak Tani dari teman-temannya.
“Aduh, Pak Tani kok lama ya,” ujar Kancil.
Ya, dia telah menunggu lama sekali. Siang itu Kancil ingin makan timun lagi. Rupanya dia ketagihan makan buah timun yang segar itu. Sore harinya, Pak Tani pulang sambil memanggul keranjang berisi timun di bahunya. Dia pulang sambil mengomel, karena hasil panennya jadi berkurang. Dan waktunya habis untuk menata kembali ladangnya yang berantakan.
“Ah, akhirnya tiba juga waktu yang kutunggu-tunggu,” Kancil bangkit dan berjalan ke ladang. Binatang yang nakal itu kembali berpesta makan timun Pak Tani. Keesokan harinya, Pak Tani geram dan marah-marah melihat ladangnya berantakan lagi.
“Benar-benar keterlaluan! ” seru Pak Tani sambil mengepalkan tangannya. “Ternyata tanaman lainnya juga rusak dan dicuri.”
Pak Tani Ingin Menangkap Pencuri Timunnya
Pak Tani berlutut di tanah untuk mengetahui jejak si pencuri. “Hmm, pencurinya pasti binatang,” kata Pak Tani. “Jejak kaki manusia tidak begini bentuknya.”
Pemilik ladang yang malang itu bertekad untuk menangkap si pencuri. “Aku harus membuat perangkap untuk menangkapnya! “
Maka Pak Tani segera meninggalkan ladang. Setiba di rumahnya, dia membuat sebuah boneka yang menyerupai manusia. Lalu dia melumuri orang-orangan ladang itu dengan getah nangka yang lengket!
Pak Tani kembali lagi ke ladang. Orang-orangan itu dipasangnya di tengah ladang timun. Bentuknya persis seperti manusia yang sedang berjaga-jaga. Pakaiannya yang kedodoran berkibar-kibar tertiup angin. Sementara kepalanya memakai caping, seperti milik Pak Tani.
“Wah, sepertinya Pak Tani tidak sendiri lagi,” ucap Kancil, yang melihat dari kejauhan. “Ia datang bersama temannya. Tapi mengapa temannya diam saja, dan Pak Tani meninggalkannya sendirian di tengah ladang?”
Lama sekali Kancil menunggu kepergian teman Pak Tani. Akhirnya dia tak tahan. “Ah, lebih baik aku ke sana,” kata Kancil memutuskan. “Sekalian minta maaf karena telah mencuri timun Pak Tani. Siapa tahu aku malah diberinya timun gratis.”
“Maafkan saya, Pak,” sesal Kancil di depan orangorangan ladang itu. “Sayalah yang telah mencuri timun Pak Tani. Perut saya lapar sekali. Bapak tidak marah, kan?”
Tentu saja orang-orangan ladang itu tidak menjawab. Berkali-kali Kancil meminta maaf. Tapi orang-orangan itu tetap diam. Wajahnya tersenyum, tampak seperti mengejek Kancil.
“Huh, sombong sekali!” seru Kancil marah. “Aku minta maaf kok diam saja. Malah tersenyum mengejek. Memangnya lucu apa?” gerutunya.
Akhirnya Kancil tak tahan lagi. Ditinjunya orangorangan ladang itu dengan tangan kanan. “Buuuk! Lho, kok tangannya tidak bisa ditarik?” Ditinjunya lagi dengan tangan kiri.
“Buuuk!” kini kedua tangannya melekat erat di tubuh boneka itu.
“Lepaskan tanganku! ” teriak Kancil jengkel. “Kalau tidak, kutendang kau! “Buuuk! Kini kaki si Kancil malah melekat juga di tubuh orang-orangan itu. “Aduh, bagaimana ini?”
Sore harinya, Pak Tani kembali ke ladang. “Nah, ini dia pencurinya!” Pak Tani senang melihat jebakannya berhasil. “Rupanya kau yang telah merusak ladang dan mencuri timunku.” Pak Tani tertawa ketika melepaskan Kancil.
“Katanya kancil binatang yang cerdik,” ejek Pak Tani. “Tapi kok tertipu oleh orang-orangan ladang. Ha… ha… ha…. ”
Kancil pasrah saja ketika dibawa pulang ke rumah Pak Tani. Dia dikurung di dalam kandang ayam. Tapi Kancil terkejut ketika Pak Tani menyuruh istrinya menyiapkan bumbu sate.
“Aku harus segera keluar malam ini juga!” tekad Kancil. Kalau tidak, tamatlah riwayatku.”
Si Kancil Bertemu Anjing
Malam harinya, ketika seisi rumah sudah tidur, Kancil memanggil-manggil Anjing, si penjaga rumah. “Ssst… Anjing, kemarilah,” bisik Kancil. “Perkenalkan, aku Kancil. Binatang piaraan baru Pak Tani. Tahukah kau? Besok aku akan diajak Pak Tani menghadiri pesta di rumah Pak Lurah. Asyik, ya?”
Anjing terkejut mendengarnya. “Apa? Aku tak percaya! Aku yang sudah lama ikut Pak Tani saja tidak pernah diajak pergi. Eh, malah kau yang diajak.”
Kancil tersenyum penuh arti. “Yah, terserah kalau kau tidak percaya. Lihat saja besok! Aku tidak bohong! “
Kancil Berhasil Melarikan Diri
Rupanya Anjing terpengaruh oleh kata-kata si Kancil. Dia meminta agar Kancil membujuk Pak Tani untuk mengajaknya pergi ke pesta.
“Oke, aku akan berusaha membujuk Pak Tani,” janji Kancil. “Tapi malam ini kau harus menemaniku tidur di kandang ayam. Bagaimana?” Anjing setuju dengan tawaran Kancil.
Dia segera membuka gerendel pintu kandang, dan masuk. Dengan sigap, Kancil cepat-cepat keluar dari kandang.
“Terima kasih,” kata Kancil sambil menutup kembali gerendel pintu. “Maaf Iho, aku terpaksa berbohong. Titip salam ya, buat Pak Tani. Dan tolong sampaikan maafku padanya.”
Kancil segera berlari meninggalkan rumah Pak Tani. Anjing yang malang itu baru menyadari kejadian sebenarnya ketika Kancil sudah menghilang.
Selesai.
Pesan Moral Cerita Si Kancil Mencuri Timun
Pesan moral dari cerita si kancil mencuri timun singkat ini adalah tidak boleh mencuri sesuatu yang milikmu. Hasil ini dapat merugikan orang lain. Jadi janganlah mencuri. Tindakan ini bukanlah perbuatan yang baik. Kamu tidak dapat mengambil milik orang lain begitu saja.
Pada cerita ini, Kancil yang sangat cerdik dalam mencuri pun akhirnya kena jebakan milik Petani. Selain itu, sebaiknya tidak mencontoh perbuatan Kancil. Kecerdikan Kancil seharusnya digunakan untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi sesama. Bukan digunakan untuk merugikan orang lain.
BACA JUGA: Komik Pendidikan yang Seru dan Cocok untuk Belajar Anak!
Manfaat Membacakan Dongeng untuk Anak
Meskipun dihadapkan dengan gemburan teknologi seperti gadget, buku masih menjadi media yang orangtua pilih untuk mengasah perkembangan anak. Ada beragam jenis buku anak yang populer, mulai dari buku cerita sampai buku yang membuat si kecil sibuk bermain. Dari cerita si kancil mencuri timun singkat di atas juga Sedulur bisa memnacing agar anak bisa semakin tertarik pada hal lain.
Meski terkesan sepele, membacakan buku cerita dan dongeng adalah kegiatan yang punya manfaat dan menyenangkan bagi anak. Berikut alasan dan manfaat membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak.
- Mempererat hubungan anak dan orangtua
Meluangkan waktu untuk membaca dongeng sebelum tidur bisa jadi salah satu cara efektif dan punya manfaat untuk menghabiskan waktu bersama anak. Bahkan, aktivitas satu ini juga bisa membantu mempererat ikatan batin orangtua dan anak.
Alasannya, ketika membacakan dongeng, proses komunikasi yang interaktif antara orangtua dan anak biasanya akan terjalin. Pola komunikasi interaktif ini tetap terjalin walau anak masih bayi. Tanpa kamu sadari, hal tersebut memunculkan kehangatan antara kedua belah pihak.
- Memperbanyak kosakata anak
Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), manfaat menerapkan kebiasaan membacakan dongeng sebelum anak tidur adalah menambah perbendaharaan kata anak. Bila orangtua membiasakan diri membacakan buku secara berulang, kosakata dalam dongeng akan terserap dalam memori anak.
Secara perlahan, anak akan belajar untuk memahami kata dan kalimat yang ayah dan ibu ceritakan dalam buku. Semakin banyak kata yang anak dengar saat orangtuanya mendongeng, semakin baik pula kemampuan bahasa mereka kelak.
Semakin ia bertambah usia, anak akan semakin lancar untuk berbicara dan berbahasa dan terhindari dari kondisi terlambat bicara. Pasalnya, otaknya akan terus dirangsang untuk memperkaya kata dan gaya bahasa yang berbeda-beda.
- Mengenalkan berbagai bentuk
Pada anak bayi, matanya akan lebih fokus melihat pola-pola sederhana dalam buku cerita yang orangtuanya tunjukkan. Secara tidak langsung, ini adalah manfaat membacakan dongeng pada anak. Kamu mengenalkan bentuk objek, kata, dan berbagai macam warna sejak dini.
Ayah dan ibu tidak perlu membeli buku kumpulan dongeng yang tebal-tebal dan berharga mahal. Pilih buku sederhana, tetapi isi di dalamnya terdapat banyak bentuk karakter dengan beragam warna. Dengan begitu, si kecil kan lebih tertarik untuk melirik dan menikmatinya.
- Membantu anak mengenal emosi
Manfaat membacakan dongeng untuk anak adalah membantu mengenal dan menambah perkembangan bahasa lewat cerita yang ia dengar. Saat mendengarkan cerita, anak akan memperhatikan dengan seksama cara menyampaikan emosi setiap tokoh.
Kamu bisa menggambarkan emosi bahagia, marah, atau takut dengan ekspresi wajah, intonasi, bahkan irama yang berbeda. Ambil contoh, saat membacakan dongeng tentang bawang merah yang jahat dan bawang putih yang baik.
Saat membacakan dongeng sebagai bawang merah, kamu akan memberi ekspresi wajah merengut, intonasi agak tinggi, dan angkuh. Sementara itu, saat membacakan dongeng sebagai bawang putih, kamu bisa memakai intonasi nada rendah tetap tegas dan wajah sayu.
Tanpa disadari, dari sana anak akan belajar cara meluapkan perasaan marah, sedih, dendam, rasa bersalah, dan bahkan malu. Anak yang mampu meluapkan perasaannya cenderung lebih mungkin untuk mengolah emosinya dengan bijak.
- Membantu proses bicara anak
Membaca mampu merangsang perkembangan otak anak. Ketika orangtua membacakan dongeng untuk anak, manfaat untuk anak adalah ia akan menerima informasi. Orangtua bisa membacakan cerita dengan lambat, ucapan yang jelas, dan memberi jeda pada setiap bagian.
Jika ada gambar atau bentuk, ayah dan ibu bisa menunjukkan dan menjelaskannya pada si kecil. Anak-anak yang terbiasa membaca atau mendengarkan cerita sejak dini cenderung lebih cepat bicara dan menyampaikan keinginannya.
Artinya, kebiasaan membacakan dongeng ini sangat membantu anak agar lebih mudah dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.
- Melatih respons anak
Ketika kamu membacakan dongeng ke bayi, mereka memang belum bisa merespon rangsangan dengan kata-kata yang jelas. Namun, saat mendengarkan orangtuanya bercerita, bayi dapat memberikan respon melalui gerakan tangan dan kakinya.
Respons dan rangsangan ini akan mengaktifkan berbagai sel-sel saraf dalam otak bayi lebih cepat. Jadi, sambil mendongeng, kamu juga bisa merangsang respon bayi dengan mengulang-ulang setiap kalimat.
Hal ini bisa membantu bayi merekam kalimat dengan lebih baik dan merespons dengan cara menirukan gerakan bibir atau ekspresi wajah saat kamu mendongeng.
- Meningkatkan kemampuan berpikir
Tak hanya itu, manfaat membacakan dongeng sebelum tidur juga dapat menjadi cara untuk melatih kemampuan berpikir anak. Ketika mendengar satu dongeng, anak akan belajar memahami dan menghafal setiap kata yang kamu sampaikan.
Informasi yang anak terima juga dapat membantu mengembangkan sisi kreatif otaknya karena si kecil akan terpancing untuk memiliki rasa ingin tahu yang lebih dan lebih lagi.
Hal ini tentu akan membuat anak memiliki wawasan yang lebih luas tentang banyak hal. Menerapkan kebiasaan baru pasti tidak mudah, apalagi kalau anak menganggap membaca dongeng adalah aktivitas membosankan.
Tidak perlu membacakan dongeng yang terlalu panjang agar anak tetap fokus dan mendapat manfaat selama aktivitas ini. Pilih cerita yang pendek dan buat suasana menyenangkan. Kamu bisa minta anak memilih sendiri buku bacaan yang ada di rumah.
Itulah tadi cerita Si Kancil Mencuri Timun singkat. Semoga si kecil bisa terhibur mendengarkan cerita dongan anak ini ya. Selamat membaca!