Cerita rakyat jogja

Yogyakarta alias Jogja merupakan salah satu kota di Indonesia yang kental dengan unsur budaya dan sejarah. Jadi tidak heran jika cerita rakyat Jogja masih sangat lekat dan dipercaya oleh banyak orang hingga saat ini. Sedulur akan mendengar banyak legenda menarik yang berkaitan dengan Yogyakarta.

Dongeng legenda dari daerah ini memang sangatlah beragam. Umumnya, legenda yang muncul itu mengenai berdirinya suatu tempat maupun kemunculan sosok tertentu. Jika dihitung, jumlah cerita rakyat Jogja cukup banyak dengan jenis kisah yang beragam.

Nah, bagi Sedulur yang sedang mencari cerita rakyat Jogja, berikut ini ada beberapa legenda yang terkenal bahkan sampai mancanegara.

BACA JUGA: Pesona Pantai Krakal yang Bikin Raffi Ahmad Tergoda Bangun Beach Club

1. Legenda Candi Prambanan

Cerita rakyat jogja
Unsplash/Apryan Widodo

Dahulu kala di Kerajaan Pengging, Raja Boko bercita-cita membangun candi megah, dan meminta bantuan Bandung Bondowoso. Dengan bantuannya, Candi Prambanan dibangun dengan cepat. Namun, Bandung Bondowoso meminta hadiah yang sulit untuk dipenuhi, yakni putri Roro Jonggrang untuk diperistri.

Roro Jonggrang menolak tegas, kemudian mengajukan syarat untuk membangun seribu candi dalam semalam. Dengan bantuan makhluk gaib, Bandung Bondowoso hampir berhasil memenuhi syarat tersebut.

Tetapi, Roro Jonggrang memerintahkan penduduk desa untuk membunyikan alat-alat dapur dan menciptakan ilusi bahwa fajar telah tiba. Bandung Bondowoso tahu tindakan tersebut, kecewa dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi salah satu patung di Candi Prambanan.

2. Asal Mula Gunung Merapi

Dahulu kala, ada dua tokoh spiritual yang sangat kuat dan dihormati masyarakat, yaitu Kyai Sapujagad dan Kyai Selo. Kyai Sapujagad dikenal sebagai penjaga keamanan dan ketenteraman. Sebaliknya, Kyai Selo adalah orang yang memiliki kekuatan untuk menciptakan kekacauan dan kerusakan.

Suatu hari, terjadi pertempuran sengit antara Kyai Sapujagad dan Kyai Selo. Saat pertempuran mencapai puncaknya, mereka berdua melemparkan batu-batu besar yang berubah menjadi gunung.

Kyai Sapujagad melemparkan batu yang kemudian menjadi Gunung Merapi, yang dikenal sebagai gunung berapi yang aktif di Jawa. Sementara itu, Kyai Selo melemparkan batu yang menjadi Gunung Merbabu, gunung yang berdampingan dengan Merapi.

3. Kisah Joko Kendil

Joko Kendil adalah seorang pemuda dari desa kecil yang dikenal karena kecerdasannya. Meskipun hidup dalam kemiskinan, dia memiliki hati baik dan suka membantu orang lain. Suatu hari, Joko Kendil bertemu orang tua bijak yang memberinya sebuah ilmu gaib.

Ilmu tersebut membuatnya memiliki kemampuan untuk merubah bentuk tubuhnya menjadi apapun yang diinginkannya. Kemudian, Joko Kendil menggunakan kekuatannya untuk membantu masyarakat.

Namun, kebaikan Joko Kendil tidak selalu dihargai. Ada sekelompok orang yang cemburu dan iri terhadap kebaikan dan kecerdasannya. Pada suatu hari, mereka menciptakan situasi yang membuat Joko Kendil dianggap sebagai pencuri. Warga desa pun merasa sangat marah dan memutuskan untuk mengusirnya.

Meskipun tidak bersalah, Joko Kendil tetap menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. Sebelum meninggalkan desa, dia berpesan kepada warga agar selalu hidup dengan kebaikan hati dan jangan terpengaruh oleh keburukan. Setelah itu, Joko Kendil menghilang dan tidak pernah kembali.

4. Legenda Nyi Roro Kidul

Dahulu kala di Keraton Mataram, lahir putri yang cantik jelita bernama Kanjeng Ratu Kidul. Dia memiliki rambut panjang berwarna hijau laut yang mempesona. Meskipun hidup dalam kemewahan, hati Kanjeng Ratu Kidul merasa kesepian.

Suatu hari, dia bertemu dengan pemuda tampan, Raden Mas Said yang juga tinggal di keraton. Namun kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Ratu Mataram yang saat itu sudah tua dan menjanda, jatuh cinta pada Raden Mas Said dan memutuskan menikahi Raden Mas Said.

Kanjeng Ratu Kidul yang patah hati, pergi ke laut dan memohon bantuan kepada Dewi Laut. Dewi Laut pun memberikan kecantikan dan keabadian, hingga Kanjeng Ratu Kidul berubah menjadi Nyi Roro Kidul, ratu laut selatan yang mempesona.

BACA JUGA: 25+ Pantai Yogyakarta Terbaik dengan Panorama Eksotis

5. Asal Mula Tugu Jogja

Cerita rakyat jogja
Unsplash/Angga Kurniawan

Kala itu, Sri Sultan Hamengkubuwono I merencanakan untuk memindahkan pusat pemerintahan kerajaan ke selatan dari Kraton Yogyakarta. Beliau ingin membangun alun-alun baru sebagai pusat kota yang lebih besar. Sultan memerintahkan pembangunan alun-alun selatan, yang dikenal sebagai Alun-Alun Kidul.

Di tengah-tengah alun-alun, dibangun sebuah tugu sebagai lambang kekuasaan dan kedaulatan kerajaan. Tugu tersebut kemudian dikenal sebagai Tugu Pal Putih. Konstruksi Tugu Pal Putih dimulai pada tahun 1755 dan selesai pada tahun 1757.

Tugu ini awalnya terbuat dari batu bata dan berbentuk seperti lonceng dengan ukiran-ukiran yang indah. Awalnya, Tugu Pal Putih ditempatkan di tengah alun-alun, tetapi dipindahkan ke posisi yang lebih utara.

6. Asal Mula Tombak Nyai Pleret

Cerita rakyat Jogja yang berikutnya adalah asal mula tombak Nyai Pleret yang ada di Keraton Yogyakarta. Dikisahkan, dulu ada kakak beradik bernama Raden Sahid dan Rasa Wulan, yang keduanya diminta untuk menikah tapi sama-sama kabur dari rumah.

Setelah mengembara, Raden Sahid pun menjadi sosok yang dikenal dengan sebagai Sunan Kalijaga. Sementara Rasa Wulan akhirnya bertemu dengan Syekh Maulana Maghribi dan menikah.

Keduanya memiliki anak yang diberi nama Kidangtelangkas. Syekh Maulana membuat tombak untuk anaknya, yang digunakan Kidang untuk membuka tanah Jawa.

7. Legenda Ratna Lestari

Dulu kala, dikisahkan ada seorang putri bernama Retna Lestari yang dipersunting oleh Kyai Bakuh. Namun Retna mengajukan syarat, dimana dia ingin meraih mega di langit dengan tangannya sendiri. Retna pun meminta Bakuh telungkup, dan kemudian tubuhnya ditimbun dengan batu.

Tapi karena terlalu banyak batu yang ditumpuk, tubuh Bakuh hingga tidak terlihat lagi. Masyarakat pun menganggap jika bagian kaki Bakuh yang tertutup batu telah menjadi Gunung Merbabu. Sedangkan untuk bagian kepala Bakuh kini menjadi Gunung Merapi.

8. Asal Usul Kali Gajah Wong

Alkisah, ada seorang raja yang mempunyai banyak gajah. Saking banyaknya, akhirnya raja mempekerjakan seorang pawang. Raja pun meminta pawang untuk memandikan gajah di sungai yang telah di tentukan.

Namun karena aliran airnya yang kecil, pawang terus menggerutu dan tiba-tiba muncul arus sungai yang deras. Pawang dan semua gajah langsung terbawa arus dan tidak dapat di selamatkan. Pada akhirnya, sungai tersebut diberi nama Kali Gajah Wong.

9. Legenda Timun Mas

Dahulu kala, hidup seorang ibu yang sangat ingin memiliki seorang anak. Dia pun memanjat puncak gunung dan merayu raksasa untuk memberinya seorang anak. Raksasa setuju dengan syarat jika anak tersebut akan diberikan kepada setan ketika mencapai usia sepuluh tahun.

Ketika anak yang diberi nama Timun Mas tersebut berusia sepuluh tahun, raksasa datang untuk mengambilnya. Karena sayang dengan Timun Mas, si ibu menyuruh Timun mas untuk melarikan diri sambil menjatuhkan garam di sepanjang jalan karena raksasa takut dengan garam.

Raksasa pun memberikan tugas sulit kepada si Ibu untuk membawa timun emas sebagai ganti nyawanya. Ibu Timun Mas memberikan sejenis timun yang disulap menjadi emas oleh seorang dukun. Raksasa sangat senang dan memerintahkan Timun Mas untuk pergi.

Namun sebelum pulang, Timun Mas meminta selembar kain putih. Raksasa pun memberikannya, dan Timun Mas memotong kain tersebut menjadi serpihan kecil yang ditaruh di sepanjang jalan pulangnya. Raksasa menyadari tipuan itu ketika melihat serpihan kain dan mulai mengejar Timun Mas.

Timun Mas dengan cepat memanjat pohon dan berdoa kepada Dewa Wisnu. Dewa Wisnu mendengar doanya dan menjawab dengan mengubah Timun Mas menjadi bayi yang ditemukan oleh seorang petani baik hati.

10. Legenda Sendang Sono

Cerita rakyat jogja
Unsplash/Johnny Briggs

Dahulu kala, hiduplah seorang ibu yang sangat mencintai anaknya. Anaknya yang masih balita tiba-tiba jatuh sakit dan setiap usaha untuk menyembuhkannya tidak berhasil. Ibu tersebut sangat bersedih hati dan menangis setiap malam sambil merawat anaknya yang sakit.

Suatu hari, air mata ibu tersebut mencapai puncak kesedihan. Tiba-tiba, air mata yang jatuh dari matanya berubah menjadi mata air yang jernih dan segar. Mata air tersebut kemudian menjadi sumber air yang tak pernah kering.

Warga desa yang mengetahui kejadian tersebut kemudian memberikan nama mata air itu Sendang Sono, dan menjadikannya sebagai tempat yang sakral dan dihormati.

Nah, itu dia beberapa cerita rakyat Jogja yang banyak orang ketahui. Walaupun banyak yang menggapnya hanya sebagai dongeng legenda, buktinya tidak sedikit masyarakat yang mempercayai kebenaran dari cerita-cerita tersebut.

Yang paling penting, cerita-cerita di atas merupakan bagian dari warisan budaya dan tradisi lisan masyarakat Yogyakarta, yang mencerminkan nilai-nilai, kebijaksanaan, dan kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tidak ada salahnya bagi kita untuk mengambil nilai positif yang terkandung di dalamnya.