Toko Senami

Menjalani bisnis toko kelontong memang tak selalu mulus, seperti halnya yang dialami oleh Muhammad Samsul Huda yang saat ini menjadi pengelola dan pemilik Toko Senami. Setelah menjalani usaha toko kelontong beberapa tahun, pada tahun 2012 usaha yang awalnya milik ibu Huda tersebut terpaksa harus vakum. Alasannya karena barang di dalam toko kelontong sering habis, namun tidak menghasilkan keuntungan sama sekali.

Namun, Huda memilih tak tinggal diam. Berbagai upaya ia jalani agar bisa menghidupkan bisnis Toko Senami milik ibunya kembali. Bagaimana usaha Huda membangkitkan kembali bisnis toko kelontong yang sempat vakum lama? Yuk simak cerita Huda #BeraniJadiLebih berikut ini.

BACA JUGA: Berawal dari Krisis, Pak Kholik Buktikan Bisnis Toko Kelontong Bisa Tetap Berdiri

Senang berjualan sejak di bangku sekolah

Toko Senami

Kegigihan dan kemauan Huda dalam membangun kembali toko kelontong milik ibunya yang vakum bukan tanpa alasan. Sejak di bangku sekolah, Huda ternyata sudah memiliki bakat dalam berbisnis.

Sejak sekolah, Huda sudah sering berjualan apa saja yang bisa dijual. Bahkan Huda juga tak malu menjajal berjualan cilok. Tak hanya itu, Huda bahkan pernah berkecimpung di dunia peternakan. Setelah lulus SMA, ia pernah menjalani bisnis ternak ulat hongkong selama 2-3 tahun. Sayangnya dalam menjalani bisnis ini, Huda merasa kurang nyaman karena terlalu banyak menghabiskan waktu di kandang.

Namun dengan semua pengalaman yang ia miliki itulah, Huda menjadi tak kebingungan atau khawatir dengan apa yang akan ia lakukan setelah lulus dari bangku sekolah.

Mantab teruskan bisnis toko kelontong yang vakum

Tahun 2015, Huda mantab membangun kembali toko kelontong tersebut yang sudah 3 tahun vakum. Ia percaya dengan manajemen toko yang lebih baik, bisa membuat Toko Senami bertahan.

Namun meski begitu, jalannya tak langsung mulus. Ia sempat kesulitan mendapatkan modal awal untuk membangun kembali bisnis toko kelontong tersebut. Untungnya, omzet hasil berjualan cilok cukup lumayan, sehingga bisa membantu sedikit sebagai modal awal membangun kembali toko kelontong. Selain itu, ia juga pernah mengambil pinjaman di Koperasi Simpan Pinjam untuk menambah modal awal.

BACA JUGA: #BeraniJadiLebih Ala Qomar Cell: Dari Karyawan Jadi Pengusaha dan Raup Untung Jutaan Rupiah

#BeraniJadiLebih jalani bisnis toko kelontong

Toko Senami

Kini sudah hampir 10 tahun Huda mengambil alih bisnis Toko Semani yang dulu hampir bangkrut. Ia berhasil membuktikan bahwa dengan manajemen toko yang lebih baik, bisa membuat bisnis turun temurun ini tetap bertahan.

Seperti belajar dari pengalaman pahit yang pernah dialami ibunya, barang sering kosong tanpa mendatangkan keuntungan, Huda kini mencoba lebih jeli dalam membaca kebutuhan pasar. Ia tak terlalu menargetkan barang-barang apa saja yang harus ia stok di toko. Ia hanya lebih jeli untuk melihat apa yang sedang dibutuhkan oleh konsumen lalu menyetok dalam jumlah sedikit lebih banyak. Cara yang dijalani Huda ini ternyata cukup ampuh. Hal ini terbukti saat Pandemi Covid terjadi, omzet Toko Senami tak mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan bisa dibilang penurunannya kecil, hanya sekitar 10-20 persen saja.

“Ada momen yang orang ramai ingin membeli multivitamin, saya ikuti itu. Jadi cari omzet dari produk yang lagi ramai dicari konsumen,” jelas Huda.

Tak hanya itu, Huda juga tak mengambil margin keuntungan yang terlalu banyak. Huda lebih menjaga pengalaman berbelanja para konsumen sehingga mau kembali lagi ke tokonya jika ingin berbelanja.

Selain soal teknis, Huda juga menata kembali pelayanan yang ia berikan kepada konsumennya di toko. Seperti misalnya cara komunikasi yang lebih ramah dan membantu. Serta penataan barang di toko kelontong yang lebih rapi dan menjaga stok barang agar tetap komplit.

BACA JUGA: Kisah Pak Kuning #BeraniJadiLebih, Gigih Lepas Dari Pusara Pandemi

Berkenalan dengan Aplikasi Super

Toko Senami

Meski sudah memiliki manajemen pengelolaan toko yang semakin membaik, Huda tak ingin berhenti untuk terus berkembang. Usaha toko kelontongnya makin terbantu sejak Huda berkenalan dengan Aplikasi Super sekitar tahun 2020. Ia mengenal Aplikasi Super dari seorang sales yang kebetulan merupakan temannya sendiri. Ia merasa sangat terbantu saat kulakan via Aplikasi Super karena informasi tentang harga dan ketersediaan barang sangat jelas.

Saat flash sale juga menjadi waktu-waktu favorit Huda. Ia hampir tak pernah ketinggalan berbelanja di Aplikasi Super saat momen flash sale. Hal ini dikarenakan produk-produk yang dijual saat flash sale di Aplikasi Super bisa didapatkan dengan harga yang sangat murah. Bahkan bisa mendapatkan produk sembako dengan harga Rp100 saja. Tentu kesempatan seperti ini tak dilewatkan Huda karena bisa menambahkan keuntungan toko kelontong miliknya.

Itu dia cerita perjuangan Huda yang berhasil menghidupkan kembali Toko Semani yang sempat hampir bangkrut. Meski dengan keberhasilan yang saat ini ia capai, Huda merasa sama sekali belum bisa dibilang sukses. Sukses di mata Huda adalah saat nanti dirinya bisa merasakan kebebasan finansial, yakni ada usaha yang sudah otomatis berjalan tanpa dirinya harus bekerja terlalu keras.

Selain itu, bagi Huda ada satu prinsip yang selalu ia pegang teguh. Dalam menjalani hidup, ia tak mau terlalu memaksakan kondisi. Kemana hidup sedang melangkah, tinggal ikuti saja.

“Kalau waktunya berangkang ya berangkang, kalau sudah waktunya duduk ya duduk, berjalanlah sesuai kemampuan, nggak usah memaksakan keadaan,” pungkas Huda.

Bagi Sedulur yang juga ingin memiliki kisah seperti Huda, membangun toko kelontong bisa terasa lebih mudah dengan kulakan di Aplikasi Super. Sedulur bisa mendapatkan sembako dan barang kebutuhan pokok lainnya dengan harga terjangkau di Aplikasi Super. Belum lagi fitur GRATIS ONGKIR yang pasti akan membuat keuntungan Sedulur semakin besar. Yuk unduh Aplikasi Super di Google Play Store sekarang dan segera nikmati kulakan dengan mudah.