ventilator

Beberapa pasien yang mengalami masalah pernapasan, membutuhkan sebuah alat yang bernama ventilator untuk tetap bisa bernapas secara. Dapat dikatakan jika alat ini bekerja dengan mengatur proses bernapas alias menghirup dan menghembuskan napas pasien.

Nah, proses bernapas tersebut dilakukan dengan memompa oksigen dan menyalurkan ke paru-paru. Ya, alat ini memang sangat dibutuhkan bagi pasien yang “tidak bisa” bernapas sendiri secara normal. Jadi pada beberapa kasus, keberadaan dari alat ini sangatlah penting.

Lalu sebenarnya ventilator itu apa? Fungsinya untuk apa? Kapan waktu agar alat tersebut bisa dilepas? Tidak perlu basa-basi lagi, langsung saja mari kita bahas selengkapnya.

BACA JUGA: 12 Manfaat Timun yang Baik untuk Kesehatan Tubuh & Kulit

-->

Apa itu ventilator?

ventilator
orami

Ventilator adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk membantu atau menunjang pernapasan pasien. Alat yang satu ini, sering kali dibutuhkan oleh para pasien yang tidak bisa bernapas sendiri secara normal, entah karena suatu penyakit tertentu atau setelah mengalami cedera yang parah.

Ventilator untuk apa? Hampir sama seperti turbin ventilator untuk ruangan, alat ini digunakan agar pasien tetap bisa mendapat asupan oksigen yang dibutuhkan. Melalui alat bantu pernapasan ini, pasien yang sulit bernapas secara mandiri akan dibantu untuk bernapas.

Mesin ini bekerja dengan mengatur proses menghirup dan juga menghembuskan napas pada pasien. Nantinya udara akan dipompa selama beberapa detik, kemudian oksigen disalurkan ke paru-paru pasien. Setelah itu, alat akan berhenti memompa agar udara keluar dari paru-paru dengan sendirinya.

Cara penggunaan ventilator

ventilator
kompas

Sebelum ventilator dipasangkan ke pasien, dokter akan melakukan intubasi terlebih dahulu. Instubasi tersebut dilakukan untuk memasukkan selang khusus melalui hidung, mulut, atau lubang yang dibuat di bagian depan leher pasien (trakeostomi).

Setelah tahapan intubasi selesai, barulah ventilator dihubungkan pada selang yang sebelumnya sudah dimasukkan. Jadi penggunaan dari mesin ini memang terbilang rumit, sehingga proses pemasangan dan pengaturannya hanya boleh dilakukan oleh dokter berkompeten dalam perawatan pasien kritis saja.

Alat ini sering ditemukan di dalam ruang perawatan intensif (ICU), jadi banyak juga yang menyebutnya sebagai ventilator ICU. Keberadaannya di ruang ICU itu bisa dibilang wajib, karena biasanya kondisi yang membutuhkan alat bantu pernapasan adalah kasus yang berat.

Nah, selama terhubung dengan ventilator, pasien yang masih sadar tidak bisa berbicara dan makan melalui mulut, karena terdapat sebuah selang khusus yang masuk ke dalam tenggorokan. Jadi pasien yang sedang menggunakan alat ini hanya bisa berkomunikasi dengan tulisan atau isyarat.

Kebanyakan pasien akan merasa tidak nyaman dengan adanya selang yang masuk melalui mulut atau hidungnya. Tidak jarang juga pasien melawan udara yang dihembuskan oleh ventilator, dan akhirnya membuat fungsi dari alat ini kurang efektif.

Jika hal seperti itu terjadi, maka dokter akan memberikan obat penenang atau obat antinyeri supaya pasien merasa lebih nyaman saat terhubung dengan ventilator. Bagaimanapun juga, penggunaan alat bantu tersebut dilakukan demi keselamatan pasien.

BACA JUGA: Doa Minum Air Zamzam dan 8 Manfaatnya Untuk Kesehatan

Kondisi yang membuat pasien butuh ventilator

orami

Tujuan utama penggunaan ventilator yakni untuk membantu proses pernapasan pasien yang tidak bisa bernapas sendiri. Nah, berikut ini beberapa kondisi yang membuat pasien membutuhkan mesin bantu tersebut.

Gagal Napas

Gagal napas adalah kondisi yang dipicu oleh adanya masalah serius dalam sistem pernapasan, dan membuat tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa memicu kerusakan berbagai organ, bahkan kematian apabila tidak segera ditangani. Beberapa gejala pada pasien pengidap gagal napas, seperti:

  • Batuk-batuk parah.
  • Perasaan gelisah dan kebingungan.
  • Kebiruan di jari-jari tangan atau bibir.
  • Kulit yang terlihat pucat dan berkeringat.
  • Tempo napas terlalu cepat.
  • Peningkatan detak jantung.
  • Sesak napas, yang berujung pada sulit berbicara.

ARDS (Acute respiratory distress syndrome)

ARDS termasuk masalah pernapasan berat yang dipicu penumpukan cairan pada kantung udara kecil di dalam alveoli atau paru-paru. Kondisi semacam ini, umumnya diakibatkan oleh pneumonia atau sepsis berat. Gejala-gejala yang tampak pada pengidap ARDS, adalah:

  • Batuk-batuk parah.
  • Bibir atau kuku kebiruan.
  • Keluar keringat secara berlebih.
  • Rasa kebingungan yang tidak bisa ditangani.
  • Tempo napas yang pendek dan cepat.
  • Rasa nyeri di dada.
  • Detak jantung yang meningkat.
  • Sakit kepala ekstra.
  • Sesak napas.
  • Tekanan darah menjadi rendah.
  • Tubuh terasa sangat lelah.

Pneumonia

Pneumonia atau yang sering dikenal sebagai paru-paru basah, merupakan infeksi yang memicu peradangan pada alveoli atau paru-paru. Peradangan ini akan memicu penumpukan cairan atau nanah, dan membuat pengidapnya sulit bernapas. Beberapa gejala dari pengidap pneumonia, meliputi:

  • Batuk-batuk parah.
  • Demam tinggi.
  • Sesak napas.
  • Menggigil dalam waktu lama.
  • Tubuh terasa sangat lelah.

PPOK (penyakit paru obstruktif kronis)

PPOK (penyakit paru obstruktif kronis) merupakan penyakit kronis yang menyebabkan peradangan di dalam paru-paru. Berikut beberapa gejala yang tampak pada penderita PPOK.

  • Batuk berdahak terus-menerus.
  • Napas yang tersengal-sengal.
  • Rasa nyeri di dada.
  • Berat badan yang menurun secara drastis.
  • Tubuh terasa sangat lemas.
  • Terjadi pembengkakan di tungkai dan kaki.

Gagal jantung

Heart failure atau gagal jantung adalah kondisi dimana jantung tidak bisa mengalirkan cukup darah ke seluruh tubuh manusia. Kondisi ini biasanya dipicu oleh hipertensi, anemia, serta penyakit jantung. Nah, berikut beberapa gejala yang tampak pada penderita gagal jantung.

  • Batuk yang parah, terutama di malam hari.
  • Berat badan naik atau turun drastis.
  • Perasaan cemas berlebih.
  • Mudah atau cepat merasa lelah.
  • Rasa gelisah berlebihan.
  • Terjadi pembengkakan pada tungkai.
  • Nafsu makan yang menurun.
  • Perut kembung.
  • Napas terasa sesak dan tersengal-sengal.

Risiko penggunaan ventilator

detik

Walaupun tujuan pengguna ventilator adalah untuk keselamatan, namun bisa terjadi beberapa efek samping yang ketika alat tersebut digunakan. Berikut ini beberapa efek tersebut.

  • Cedera paru-paru serta kebocoran udara ke rongga di luar paru-paru (pneumothorax).
  • Infeksi paru-paru akibat masuknya kuman melalui selang pernapasan yang dipasang di tenggorokan.
  • Kemampuan untuk batuk dan menelan yang hilang, sehingga terjadi penumpukan lendir atau dahak di saluran napas dan mengganggu masuknya udara. Nantinya, dokter atau perawat akan melakukan penyedotan secara berkala untuk mengeluarkan lendir atau dahak tersebut.
  • Masuknya oksigen yang justru meracuni pasien.
  • Terjadi luka pada mulut dan tenggorokan karena tindakan intubasi.

Tidak hanya itu, pasien yang terhubung dengan alat bantu pernapasan ini harus berbaring dalam waktu yang lama. Dan hal itu membuat pasien berisiko mengalami luka dekubitus dan gangguan aliran darah akibat tromboembolisme.

Selain dari segi kesehatan, mungkin bagi beberapa pasien juga mengalami kesulitan dalam hal keuangan. Ini karena penggunaan alat ventilator umumnya membutuhkan biaya yang besar. Jadi semakin lama pasien dirawat menggunakan alat tersebut, tentu saja akan semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan.

Maka dari itu, pasien dan keluarganya perlu memahami keuntungan dan risiko penggunaan mesin bantu pernapasan yang satu ini. Jika masih merasa ragu untuk menggunakannya, alangkah baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter supaya mendapat penjelasan yang lebih rinci.

Kapan ventilator bisa dilepas?

ventilator
bisnis

Durasi waktu pasien harus terhubung dengan alat ini tidak bisa diperkirakan. Lamanya waktu pasien harus menggunakan ventilator dan kapan pasien boleh melepaskannya, ditentukan berdasarkan perkembangan kondisi dari pasien dan juga penilaian secara klinis oleh dokter.

Mungkin beberapa pasien hanya terhubung dengan ventilator selama beberapa hari saja. Akan tetapi, ada juga pasien yang membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan. Setiap hari dokter akan mengevaluasi atas kondisi pasien, apakah sudah mampu bernapas sendiri dengan baik tanpa bantuan atau belum.

Selama dalam masa perawatan, pasien yang terpasang dengan alat ini akan selalu dipantau secara ketat dan diperiksa secara berkala. Jika sudah menunjukkan perbaikan, baik itu dari hasil pemeriksaan fisik ataupun pemeriksaan penunjang, seperti tes urine, tes darah, atau foto rontgen, maka alat ventilator mungkin sudah dapat dilepas.

BACA JUGA: 13 Titik Bekam Sesuai Sunnah Rosul & Manfaatnya Untuk Kesehatan

Nah, sekarang Sedulur sudah paham kan apa ventilator, apa fungsinya, kondisi yang membutuhkannya, resiko menggunakannya, dan kapan alat tersebut bisa dilepas. Ya, alat bantu pernapasan ini memang sangat dibutuhkan demi keberlangsungan hidup pasien.

Namun perlu ditekankan sekali lagi, terdapat beberapa resiko penggunaan alat ini yang perlu untuk Sedulur perhatikan. Jadi jika Sedulur atau ada keluarga yang membutuhkan mesin ini, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk keputusan selanjutnya.