Diamagnetik, feromagnetik, dan paramagnetik adalah sifat dari suatu bahan. Pengertian diamagnetik adalah sifat dari bahan yang tidak tertarik sama sekali oleh medan magnet. Kemudian, feromagnetik adalah sifat suatu bahan dengan daya tarik magnet yang cukup kuat untuk dirasakan.
Jika diamagnetik tidak tertarik dan feromagnetik mempunyai daya tarik kuat terhadap medan magnet, lalu bagaimana dengan paramagnetik? Apakah paramagnetik menjadi pertengahan atau bagian tengah dari keduanya? Kali ini, mari membahas tentang apa itu paramagnetik. Biar makin jelas, simak pengertian paramagnetik dan contohnya berikut ini.
BACA JUGA: 4 Cara Menentuhkan Arah Kiblat Menggunakan Kompas, Praktis!
Pengertian paramagnetik
Paramagnetik adalah sifat bahan yang cenderung mendapatkan magnet yang lemah ke arah medan magnet ketika diletakkan di area magnet. Secara sederhana, bahan paramagnetik adalah bahan yang mempunyai kerentanan positif terhadap medan magnet, akan tetapi nilainya cenderung kecil dan lemah. Pada saat medan magnet eksternal dihilangkan, maka bahan paramagnetik ini akan kehilangan sifat magnetiknya secara otomatis.
Karakteristik paramagnetik
Sebagian besar unsur dan beberapa senyawa kimia mempunyai sifat paramagnetik dalam keadaan tertentu. Contoh dari benda paramagnetik seperti aluminium, titanium, oksigen (O2), dan oksida besi (FeO). Dikutip dari laman ToughtCo, menurut Hukum Currie-Weiss dalam fisika, bahan paramagnetik yang sebenarnya akan menunjukkan kerentanan magnetik di dalam rentang suhu yang cukup luas.
Seperti yang sebelumnya telah disebutkan, jika momen magnet dalam benda paramagnetik bisa ditarik oleh medan magnet, akan tetapi sangatlah lemah. Ketika medan magnet eksternal dilepaskan, maka sifat magnetiknya akan hilang. Bila diberi medan magnet eksternal yang tidak seragam, maka momen magnet paramagnetik akan bergerak dari daerah dengan medan magnet yang lemah ke arah medan magnet yang lebih kuat.
Intensitas paramagnetik
Dilansir dari Byjus, magnet benda paramagnetik mempunyai intensitas yang sangat kecil, berbanding lurus dengan medan magnet, serta bernilai positif. Tidak hanya itu, suseptibilitas magnetiknya juga bernilai positif dan kecil.
Kemudian nilai permeabilitas relatif dalam benda paramagnetik lebih besar dari satu. Ya, karakteristik yang unik dari benda paramagnetik, yakni mempunyai nilai suseptibilitas atau magnetisasi yang berbanding terbalik dengan suhu mutlak.
BACA JUGA: Penemu Listrik & Sejarah Penemuan Listriknya
Sifat paramagnetik
Setiap molekul dan atom pasti punya sifat magnetik yaitu paramagnetik. Di mana molekul, atom, maupun ion sedikit bisa ditarik oleh medan magnet karena adanya elektron yang tidak berpasangan di dalam orbitnya.
Pada umumnya, unsur-unsur transisi itu bersifat paramagnetik karena memiliki elektron yang tidak berpasangan di dalam orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini bisa menjadi semakin kuat apabila makin banyak jumlah elektron tidak berpasangan yang ada pada orbitalnya. Beberapa contoh logam yang punya sifat paramagnetik adalah Ti, Sc, Cr, V, dan Mn.
Cara kerja paramagnetik
Momen paramagnetik ini bisa terjadi jika, setidaknya terdapat satu putaran elektron yang tidak berpasangan dengan atom atau molekul material. Hal ini berarti paramagnetik adalah seluruh bahan dengan orbital atom yang terisi namun tidak penuh.
Atom yang tidak berpasangan itulah yang akan memberi momen dipol magnetik dalam benda paramagnetik. Jadi pada dasarnya, setiap atom yang tidak berpasangan merupakan magnet kecil yang ada di dalam suatu bahan.
Elektron dalam paramagnetik
Pada saat diberi medan magnet eksternal, maka putaran elektron yang tidak memiliki pasangan bisa menjadi sejajar dengan medan magnet. Sehingga benda yang memiliki unsur paramagnetik akan tertarik ke arah medan. Akan tetapi, pada saat medan magnet eksternal dihapus atau dihilangkan, maka putaran elektronnya kembali menjadi acak.
Jadi, bisa disimpulkan apabila bahan paramagnetik adalah bahan dengan sifat paramagnetik yang lemah ketika diberi medan magnet eksternal saja. Tapi, sifat tersebut akan hilang jika medan magnet eksternal tidak ada.
BACA JUGA: Mengenal 5 Sifat Magnet Serta Jenis & Bentuk Bentuknya
Perbedaan paramagnetik, diamagnetik, dan feromagnetik
Agar Sedulur tidak lupa, mari kita bahas ulang pengertiannya terlebih dahulu. Nah, feromagnetik adalah sifat benda yang bisa ditarik kuat oleh magnet, misalnya seperti besi dan baja. Kemudian diamagnetik adalah sifat yang sama sekali tidak bisa ditarik oleh magnet, contohnya seperti seng dan bismut. Sedangkan untuk paramagnetik adalah sifat benda yang dapat ditarik magnet, namun tarikannya lemah seperti platina dan alumunium.
Dari pengertian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa perbedaannya ada pada daya tarik dalam medan magnet yang dihasilkan. Ya, bisa dikatakan paramagnetik ini berada di antara diamagnetik dan feromagnetik. Terdapat daya tarik medan magnet, namun tidak terlalu kuat atau bahkan lemah.
Sekian pembahasan mengenai paramagnetik. Bisa dibilang, jika sebenarnya ada banyak contoh benda dengan sifat paramagnetik yang ada di sekitar kita. Namun, masih cukup banyak yang belum tahu akan sifat dari benda-benda tersebut.
Dengan membaca dan memahami informasi di atas, tentu saja Sedulur tahu jika sifat bahan itu tidak hanya dua saja. Ya, paramagnetik adalah sifat bahan yang cukup unik karena berada di antara dua sifat bahan yang selama ini telah banyak orang ketahui.
Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!
Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!