Apakah di antara Sedulur ada yang mengetahui apa saja karya lukisan Raden Saleh? Ya, lukisan karya Raden Saleh memang menjadi topik perbincangan yang hangat akhir-akhir ini berkat rilisnya film Mencuri Raden Saleh (2022) di layar lebar. 

Film Mencuri Raden Saleh (2022) berkisah tentang sekelompok remaja yang berusaha mencuri lukisan Raden Saleh Penangkapan Pangeran Diponegoro yang berada di Istana Merdeka. Film karya Angga Dwimas Sasongko tersebut menjadi salah satu film rilisan tahun 2022 yang paling sukses, dengan total 2.000.000 penonton dalam 18 hari penayangannya di bioskop.

Berkat keberhasilan film Mencuri Raden Saleh (2022), masyarakat pun menjadi penasaran akan sosok pelukis pionir seni modern Indonesia tersebut. Apabila Sedulur adalah salah satu yang tertarik untuk mengenal lebih lanjut siapa dan apa lukisan Raden Saleh, simak informasinya berikut ini.

BACA JUGA: Dampak Kemiskinan yang Ditimbulkan Beserta Penyebabnya

-->

Raden Saleh, siapa dia?

lukisan raden saleh
Travel Kompas

Raden Saleh memiliki nama lengkap Raden Saleh Sjarif Boestaman. Dirinya merupakan seorang seniman kelahiran Mei 1811 yang beretnis Arab-Jawa. Raden Saleh merupakan anak dari pasangan Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin Jahja dan Mas Adjeng Zarip Hoesen.

Tumbuh dalam keluarga Jawa ningrat di daerah Semarang, Jawa Tengah, Raden Saleh sudah sedari kecil akrab dengan dunia pendidikan yang kala itu jarang diperoleh masyarakat biasa. Pada usia 10 tahun, ia diserahkan kepada pamannya yang seorang Bupati Semarang untuk menimba ilmu di sebuah sekolah rakyat di Batavia (sekarang Jakarta). Alhasil, Raden Saleh pun memiliki banyak kolega dari orang-orang Belanda.

Ketertarikannya terhadap dunia seni lukis memang sudah muncul dari usia muda. Terlebih lagi ketika ia bertemu dengan A. A. J. Payen, seorang pelukis keturunan Belgia yang dibawa pihak Belanda untuk melukis pemandangan Pulau Jawa bagi kantor Departemen van Kolonieen. A. A. J. Payen pun berkenan untuk membagi pengetahuannya tentang dunia lukis kepada Raden Saleh.

BACA JUGA: Pengertian Produksi Massal: Keuntungan, Tahapan & Contohnya

Perjalanan A. A. J. Payen dengan Raden Saleh muda pun dimulai. Keduanya bepergian ke berbagai wilayah di Pulau Jawa untuk mencari model pemandangan indah yang diminta pemerintah kolonial Belanda. Raden Saleh pun ditugaskan untuk melukis tipe-tipe orang pribumi Indonesia pada waktu itu dengan menggunakan cat minyak.

Kepiawaian Raden Saleh dalam menggoreskan kuas lukis ke kanvas tersebut sangat membuat A. A. J. Payen terkesan. Ia pun kemudian disarankan oleh A. A. J. Payen untuk menempuh studi kesenian ke Belanda. Usulan itu ternyata disetujui oleh Gubernur Jenderal G. A. G. Ph. van der Capellen, dan Raden Saleh pun berangkat ke Negeri Kincir Angin pada tahun 1829.

Walaupun tujuan utamanya untuk belajar, akan tetapi Raden Saleh juga turut mengajarkan otoritas Inspektur Keuangan Belanda de Linge tentang seluk beluk kehidupan masyarakat pribumi di Jawa, mulai dari kebiasaan orang-orangnya, Bahasa Jawa, serta Bahasa Melayu.

Lukisan Raden Saleh yang sangat memukau

lukisan raden saleh
Dailysia

Tahun-tahun awalnya di sana, Raden Saleh mulai memperdalam kemampuan linguistiknya dalam berbahasa Belanda. Selain itu, ia juga mempelajari teknik mencetak dengan menggunakan batu. Raden Saleh termasuk pribadi yang cepat dalam proses belajar. Terbukti, dengan waktu yang singkat ia sudah mampu menghasilkan karya seni lukis yang masuk ke dalam selera orang Barat berkat ilmu-ilmu yang didapat dari gurunya, Cornelis Kruseman.

Raden Saleh juga dipercaya untuk melukiskan potret dari petinggi-petinggi pemerintah Belanda pada waktu itu, mulai dari potret Herman Willem Daendels, Van den Bosch, dan juga Jean Chrétien Baud.

Pria tersebut juga sempat menggelar sebuah pameran karya-karyanya di kota Den Haag dan Amsterdam. Selain itu, Raden Saleh juga berkesempatan untuk melanjutkan studinya ke Jerman, dengan memperdalam ilmu pasti, ukur tanah, dan pesawat. Pada tahun 1844, dirinya kembali ditarik ke Belanda dan menjadi pelukis istana Kerajaan Belanda.

Prestasi Raden Saleh semakin diakui oleh masyarakat Eropa. Ia berangkat ke Paris, Prancis untuk melukiskan kejadian French Revolution of 1848 (February Revolution). Selain itu, ia sempat mengunjungi negara Aljazair, Austria, dan Italia. Perjalanan Raden Saleh di luar negeri pun berakhir pada tahun 1851 ketika ia memutuskan kembali ke Hindia (sekarang Indonesia) bersama dengan istrinya.

BACA JUGA: 24 Pantai Terindah di Dunia yang Wajib Kamu Datangi!

Pada tahun 1867, Raden Saleh menikah kembali dengan seorang ningrat keturunan Keraton Yogyakarta, Raden Ayu Danudirja. Keduanya menjalani kehidupan berkeluarga yang harmonis, sebelum akhirnya Raden Saleh wafat pada 23 April 1880.

Walaupun Raden Saleh telah lama pergi, akan tetapi karya-karya lukisannya tetap menjadi warisan seni yang sangat berharga. Ia telah menghasilkan berpulu-puluh karya seni lukis yang fenomenal, serta pantas mendapatkan predikat sebagai salah satu pelukis yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Salah satu karya lukisan Raden Saleh yang paling terkenal adalah Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857), dimana lukisan tersebut sekarang dipajang di dalam Museum Kepresidenan Republik Indonesia, Balai Kirti, Jakarta.

Selain Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857), terdapat juga sejumlah lukisan Raden Saleh yang lain. Berikut ini merupakan ulasan singkatnya.

1. Perkelahian dengan Singa (1870)

lukisan raden saleh
Hypeabis

Perkelahian dengan Singa (1870) adalah lukisan Raden Saleh yang kental akan nuansa dramatis. Objek utama dari lukisan tersebut adalah seekor singa yang sedang bergulat dengan seorang pemburu. Perjuangan antara hidup dan mati sangat terpancar dari karya tersebut.

2. Lukisan Raden Saleh, Harimau Minum (1863)

lukisan raden saleh
Twitter – galerinasional_

Lukisan Raden Saleh yang selanjutnya berjudul Harimau Minum (1863). Ia kembali menjadikan hewan buas sebagai objek utama dalam karya indah itu.

3. Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857)

lukisan raden saleh
Wikipedia

Seperti yang telah disinggung dari awal pembahasan artikel ini, Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857) merupakan salah satu lukisan Raden Saleh yang paling terkenal. Lukisan bersejarah tersebut menceritakan tentang penangkapan Pangeran Diponegoro oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1830.

Sebenarnya, kejadian penangkapan Pangeran Diponegoro ini telah diabadikan ke dalam lukisan oleh Nicolaas Pieneman, dimana lukisan itu diberikan kepada Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock. Terdapat sebuah asumsi dimana Raden Saleh melihat karya Nicolaas Pieneman itu, dan berusaha untuk ‘memperbaiki’ kejadian yang dilukiskan oleh Nicolaas Pieneman menurut sudut pandangnya.

Perubahan signifikan terpancar dari karya Raden Saleh, dimana ia membuat prajurit-prajurit Belanda yang menangkap Pangeran Diponegoro memiliki kepala yang sedikit lebih besar ketimbang figur-figur lain. Tujuannya adalah untuk membuat kiasan bahwa prajurit-prajurit Belanda tersebut seakan-akan sangat garang dan jahat.

Pada tahun 1857, lukisan Raden Saleh ini selesai dan diberikan kepada Raja Belanda, William III. Setelah masa penjajahan Belanda di Indonesia berakhir, Belanda mengembalikan berbagai benda cagar budaya yang dijarah, dipinjamkan, atau ditukar kepada pemerintah Indonesia. Salah satu benda yang dikembalikan adalah lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857) ini. Lukisan tersebut sekarang dipamerkan dalam Museum Kepresidenan Republik Indonesia, Balai Kirti, Jakarta.

BACA JUGA: 12 Kota Terdingin di Dunia, Kota Apa Yang Paling Dingin?

4. Perburuan Banteng (1855)

Sarasvati

Karya Raden Saleh selanjutnya diberi nama Perburuan Banteng (1855). Lukisan ini telah laku dalam sebuah acara lelang karya seni di Prancis pada tahun 2018 yang lalu. Ditaksir, harga yang berhasil didapatkan dari pelelangan Perburuan Banteng (1855) adalah sekitar US$ 8,8 milyar. 

5. Perburuan Banteng II (1851)

Hypeabis

Lukisan Raden Saleh ini sempat dipamerkan pada Pameran Seni Istana Kepresidenan Republik Indonesia pada tahun 2018.

6. Lukisan Raden Saleh, Perburuan Rusa (1846)

Wikipedia

Perburuan Rusa (1846) laku terjual di Singapura pada tahun 1996 silam, dengan harga fantastis yaitu US$ 1,8 milyar.

7. Perburuan Singa (1840-1841)

Good News From Indonesia

Keberadaan terakhir dari lukisan Raden Saleh ini diperkirakan ada di kota Riga, Latvia.

8. Singa Terluka (1838)

Good News From Indonesia

Singa Terluka (1838) sekarang menjadi salah satu koleksi berharga dari Galeri Nasional Singapura.

Nah Sedulur, demikian informasi singkat mengenai biografi dan lukisan Raden Saleh. Raden Saleh, atau yang bernama lengkap Raden Saleh Sjarif Boestaman, merupakan seorang pelukis Indonesia kelahiran Mei 1811. Pria tersebut mendapat julukan pionir seni modern Indonesia berkat sumbangsih karya-karya lukis menakjubkannya.

Raden Saleh adalah seorang pelukis yang mengikuti aliran Romatisisme. Beberapa karya tersohornya adalah Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857), Harimau Minum (1863), Perburuan Banteng (1855), dan juga Singa Terluka (1838).

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Sedulur dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai dunia seni lukis Indonesia, ya!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.