Konjungsi adalah istilah ilmiah untuk kata hubung yang memiliki arti dan fungsi tertentu. Bisa memberikan keterangan waktu, sebab akibat, perbandingan, dan lain sebagainya. Konjungsi kemudian dibedakan menjadi beberapa kategori berdasar fungsi tersebut, yaitu temporal, subordinatif, koordinatif, dan korelatif.
Kali ini mari membahas lebih rinci tentang konjungsi temporal yaitu yang menunjukkan keterangan waktu. Apa maknanya disertai contoh soal konjungsi temporal akan dibahas tuntas di sini.
BACA JUGA: Contoh Kalimat Iklan Beserta Pengertian, Ciri & Cara Menulisnya
Pengertian konjungsi
Konjungsi secara umum merupakan kata hubung yang berfungsi menyatukan dua unit (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang sejajar. Konjungsi eksis di semua jenis bahasa di dunia. Baik bahasa Inggris, Indonesia, Jerman, dan lain sebagainya.
Merujuk tulisan Mohammed pada jurnal Procedia – Social and Behavioral Sciences tentang konjungsi dalam Bahasa Inggris, konjungsi dibagi menjadi tiga tipe primer berdasar fungsinya, yaitu elaborasi, ekstensi, dan peningkatan. Mereka dibagi lagi menjadi beberapa subtipe sebagaimana berikut.
1. Elaborasi
- Positif: menunjukkan contoh atau representasi, misalnya “dengan kata lain”, “contohnya”, “sebagai ilustrasi”.
- Klarifikasi : merangkum atau menjelaskan lebih rinci, seperti “setidaknya, “lebih spesifiknya”, “utamanya”, “singkatnya”.
2. Ekstensi
- Aditif : menunjukkan keterlibatan seperti “dan”, “juga”, “tetapi”, “apalagi”.
- Variasi : menunjukkan hubungan misalnya “berkebalikan dengan itu”, “selain itu”, “di samping itu”
3. Peningkatan
- Temporal : menunjukkan hubungan waktu seperti “sejak awal”, “kemudian”, “berikutnya”, “setelah”,”sebelumnya”.
- Komparatif : menunjukkan perbandingan contohnya “mirip seperti itu”, “sejalan dengan itu”, “di sisi lain”.
- Kausal : menjelaskan hubungan sebab dan akibat yaitu “oleh sebab itu”, “maka”, “akibatnya”.
- Kondisional : menjelaskan keterkaitan satu sama lain, misalnya “dengan begitu”, “namun demikian”.
- Konsesi : mengkonfirmasi atau menyetujui, seperti halnya “bagaimanapun”, “meski begitu”,
Apa itu konjungsi temporal?
Sebenarnya semua tipe konjungsi sering dipakai dalam proses penulisan dan percakapan. Salah satu yang paling banyak dipakai adalah temporal. Sesuai namanya, konjungsi temporal adalah kata hubung yang menunjukkan waktu seperti “sejak”, “setelah”, “tatkala”, “sebelum”, “sekarang”, “akhirnya”, “ketika”, “kapan saja”, “sementara”, “berikutnya”, dan lain sebagainya.
Sejalan dengan yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya, konjungsi jenis ini bersifat meningkatkan atau memperjelas sebuah kalimat atau klausa hingga membuatnya lebih kaya secara makna.
BACA JUGA: Contoh Kalimat Opini, Lengkap dengan Pengertian dan Cirinya
Konjungsi temporal sederajat
Berfungsi menghubungkan dua klausa atau kalimat majemuk setara. Kalimat majemuk setara merupakan kumpulan kalimat tunggal yang digabungkan dan masing-masing sebenarnya bisa berdiri sendiri. Untuk itu, konjungsinya diletakkan tepat di antara dua klausa atau kalimat yang akan dihubungkan.
Contoh konjungsi temporal/kronologis tidak sederajat:
- “Primo memanaskan air untuk membuat teh sembari mendengarkan menikmati pemandangan hutan dari teras kabinnya.
- “Saviano mengambil beberapa barang yang tertinggal di meja kerjanya, lalu ia bergegas menuju bandara untuk berangkat ke negara asalnya.”
- “Gaia menutup tirai, berikutnya ia mematikan lampu dan bergegas tidur.”
- “Andre dan rekan setimnya sudah menaiki bus, ketika gempa mengguncang kota tersebut.”
Konjungsi temporal tidak sederajat
Digunakan pada kalimat majemuk bertingkat yang memiliki induk kalimat (kalimat utama) dan anak kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat utama). Konjungsi untuk jenis kalimat ini bisa diletakkan di awal, akhir, maupun tengah.
Konjungsi temporal contoh untuk kalimat majemuk bertingkat:
- “Setelah kondisinya memburuk, Pak Harno pun segera dilarikan ke ruang perawatan intensif.”
- “Sejak dulu sifat negara tidak pernah berubah, mereka selalu mengutamakan kepentingan nasionalnya.”
- “Bilamana Ibu sudah pulang dari pasar, bergegaslah berangkat ke kantor.”
- “Zen langsung menangis, saat terjatuh dari sofa yang sedang berusaha ia panjat.”
- Berikut contoh kalimat konjungsi temporal akhirnya: “Akhirnya, Wedi memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan melakoni mimpinya berkeliling dunia.”
BACA JUGA: Apa itu Kata Kunci: Pengertian, Ciri Ciri & Contohnya
Kategorisasi konjungsi lainnya
Setelah berhasil sebutkan 3 contoh konjungsi temporal seperti di atas. Sedulur mungkin juga akan menemukan kategorisasi konjungsi yang berbeda di beberapa sumber lain. Mereka adalah sebagai berikut.
1. Konjungsi koordinatif yaitu kata hubung untuk menyatukan klausa yang setara. Contohnya: “dan”, “tetapi”, “atau”.
Contoh: “Minyak zaitun itu mahal, tetapi lebih baik untuk kesehatan.”
2. Konjungsi subordinatif, kata hubung untuk kalimat majemuk bertingkat. Misalnya, “agar”, “jika”, “walaupun”, “sesudah”, “sehingga”.
Contoh: “Ia tinggal di rumah orang tuanya sementara waktu agar bisa menghemat pengeluaran.”
3. Konjungsi korelatif, kata hubung yang menghubungkan dua klausa atau frasa yang memiliki sintaksis sama (sama-sama subjek, sama-sama kata kerja, dan lain sebagainya). Contohnya: “namun demikian”, “maupun”, “bahkan”, “melainkan”.
Contoh: “Darya memilih tidak menikah di usia muda, melainkan ia mempersiapkan diri secara finansial dan psikologis.”
Dari sini diharapkan Sedulur sudah bisa membedakan kata hubung yang tidak termasuk konjungsi dan mana yang termasuk. Semoga semuanya jadi lebih jelas, ya.
Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.