Seperti yang telah kita ketahui, jika teknologi itu semakin maju dan berkembang. Dan apakah Sedulur tahu, jika teknologi blockchain adalah semakin populer di Indonesia. Tidak hanya di kalangan orang-orang IT saja, masyarakat awam juga mulai menggunakan teknologi ini.
Popularitas dari teknologi yang satu ini, tentu saja tak terlepas dari manfaat yang diberikan. Lalu sebenarnya apa itu blockchain dan contohnya? Mari kita bahas selengkapnya di sini!
BACA JUGA: 8 Aplikasi Fake GPS Terbaik & Tips Mudah Menggunakannya
Pengertian blockchain
Nama dari blockchain sendiri, berasal dari kata block yang berarti kelompok dan chain yang artinya rantai. Tentu saja, penamaan tersebut mencerminkan bagaimana cara kerja blockchain yang menggunakan sumber daya komputer untuk menciptakan gabungan blok untuk mengeksekusi transaksi.
Jadi bisa dibilang jika blockchain technology adalah rantai blok urut yang dirangkai dan didistribusikan secara bersamaan. Setiap blok, terdiri dari ledger (buku besar) serta tiga elemen penting, yaitu data, hash, serta hash yang berasal dari blok sebelumnya.
Jenis data yang dalam teknologi ini, tergantung dengan tujuan blockchain itu sendiri. Misalnya saja dalam bitcoin, data blok berisikan semua detail transaksi, mulai dari jumlah koin, pengirim, dan juga penerima.
Sedangkan untuk hash, itu berisi data berupa sidik jari atau tanda tangan. Hash tersebut digunakan untuk mengidentifikasi blok dan semua isinya dalam kode unik. Lalu untuk hash dari blok sebelumnya, bertugas untuk membawa jejak informasi sebelumnya sekaligus mengamankan rantai blockchain.
Fungsi blockchain
Blockchain adalah teknologi yang dikembangkan dalam sistem penyimpanan data digital. Teknologi yang satu ini, terhubung melalui kriptografi dan penggunaannya sendiri tak dapat lepas dari mata uang digital seperti Bitcoin atau Cryptocurrency.
Walaupun dianggap teknologi modern yang masih baru, ide awal dari blockchain sendiri sebenarnya telah dicetuskan oleh Scott dalam jurnalnya yang berjudul Journal of Cryptography: How to Time-Stamp a Digital Document. Jurnal tersebut diterbitkan pada tahun 1991.
Cara kerja blockchain
Blockchain itu bekerja ketika ada sebuah blok yang menerima informasi baru. Sistem blockchain terdiri dari transaksi dan blok yang berisi rangkaian hash kriptografi serta hash blok sebelumnya, sehingga membentuk sebuah jaringan. Kemudian teknologi ini akan bekerja dengan mencatat informasi yang tidak bisa diubah.
Blockchain itu bersifat desentralisasi, sehingga teknologi tersebut tidak perlu bergantung pada otoritas eksternal untuk melakukan validasi dan integritas keaslian data. Ini adalah proses terdesentralisasi yang biasa terjadi di antara node jaringan untuk memastikan jika informasi tersebut benar-benar valid.
Usai proses desenteralisasi, maka data akan ditambahkan ke dalam blok-blok baru yang berisikan kode unik atau hash. Kendati rata-rata transaksi blockchain bersifat investasi, namun faktanya blockchain ini dapat juga menyimpan berbagai jenis informasi bahkan dalam blok yang sama.
Apakah blockchain dan cryptocurrency itu sama?
Ya, mungkin sampai disini Sedulur sudah tahu apa itu blockchain dan cryptocurrency. Bagi yang belum tahu, cryptocurrency merupakan sistem yang tersebar, dimana tidak ada satu perusahaan atau satu orang yang memegang kontrolnya.
Nah, kode blockchain tidak terdapat di dalam sebuah server pusat yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan, namun tersebar di ribuan komputer dalam jaringan blockchain tersebut. Jadi keduanya itu berbeda, namun saling berkesinambungan.
Pembentuk teknologi blockchain
Decentralization
Sebelum adanya Bitcoin dan BitTorrent, kita lebih terbiasa dengan layanan yang terpusat. Sebenarnya ide ini sangat sederhana. Kita mempunyai entitas terpusat yang bisa menyimpan semua data, dan kita harus berinteraksi hanya dengan entitas tersebut untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Contoh lain dari sistem yang terpusat adalah bank. Mereka akan menyimpan semua uang kita, dan satu-satunya cara untuk membayar seseorang adalah dengan melalui pihak bank yang bersangkutan.
Transparency
Salah satu konsep paling menarik yang ada pada teknologi blockchain, yakni “Transparency” atau transparansi. Namun masih banyak yang salah paham, karena mereka menganggap bahwa blockchain hanya memberi pengguna privasi sementara. Padahal itu adalah konsep transparan yang memang dibutuhkan.
Immutability
Dalam konteks blockchain, immutability berarti sesuatu masuk ke dalam blockchain tidak akan dapay diretas dan dirusak. Dapat Sedulur bayangkan betapa berharganya hal seperti ini bagi Institut Finansial?
Tentu saja hal ini akan turut membantu memberantas kasus korupsi atau penggelapan dana yang biasa terjadi. Mereka tidak akan bisa “mengakali laporan keuangan” dan bermain-main dengan akun resmi perusahaan.
BACA JUGA: Bisnis PPOB yang Modal Kecil Untung Terus, Simak Tipsnya!
Kelebihan blockchain
Seperti yang sudah dikatakan, di Indonesia teknologi ini banyak disukai. Bahkan kini sudah ada banyak asosiasi blockchain Indonesia, lho. Lalu apa yang membuatnya begitu populer? Pastinya karena beberapa keunggulan seperti berikut.
Proteksi Data Lebih Baik
Database blockchain bersifat append only, hanya dapat menambahkan dan tidak bisa diperbaiki. Alhasil, sistem blockchain sulit ditembus oleh hacker.
Sistem transparan
Blockchain adalah teknologi yang sangat efektif untuk menyimpan transaksi dan jejak informasi. Bahkan, sistemnya telah terbukti benar-benar aman dan transparan. Hal ini karena saat transaksi berlangsung, public access bisa dilihat oleh seluruh pihak tanpa harus login lebih dulu.
Jika dibandingkan sistem perbankan, sistem blockchain ini sangat jauh berbeda. Dengan teknologi yang digunakannya, informasi ataupun dana pengguna tidak bisa digunakan tanpa sepengetahuan si pemilik.
Mencegah biaya middleman
Secara tidak langsung, kehadiran dari blockchain ini akan menghilangkan calo atau middleman yang seringkali mengharuskan kita untuk menambah biaya transaksi. Dengan adanya blockchain, maka seluruh kegiatan pencatatan serta verifikasi menjadi terarah, dan sifatnya juga immutable.
Audit lebih baik
Blockchain memungkinkan para penggunanya untuk mengetahui jejak audit aset yang dimiliki, sehingga risiko penggelapan dana bisa diminimalisir.
Kekurangan blockchain
Selain kelebihan, ternyata teknologi ini juga memiliki beberapa kekurangan. Nah, berikut kekurangan dari blockchain technology.
Konfirmasi data kurang efisien
Konfirmasi data dalam jaringan blockchain membutuhkan kesepakatan dari pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan tersebut. Jadi, terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama pada saat ingin bergabung dalam suatu jaringan.
Kesulitan untuk diatur
Sistem desentralisasi membuat pihak-pihak dalam blockchain tersebar di berbagai belahan dunia. Sehingga proses pembaharuannya tidak dapat terjadi secara merata, namun tergantung dari keutusan dari pihak tersebut untuk melakukan pembaharuan atau tidak.
Contoh penerapan blockchain
Kehadiran dari blockchain ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Bagi Sedulur yang belum tahu secara jelas mengenai penggunaannya, contoh blockchain adalah sebagai berikut ini.
Misalnya saja Sedulur sedang berada di Indonesia dan akan mengirim Rp 100 juta ke teman yang tinggal di Amerika Serikat. Dalam sistem yang digunakan perbankan saat ini (penggunaan cadangan fraksional), proses yang akan terjadi yakni seperti berikut.
- Sedulur tahu jika transfer internasional hanya bisa dilakukan pada jam resmi yang sudah ditentukan. Belum lagi proses transaksi ini akan memakan waktu hingga berhari-hari.
- Nah, Rp.100 juta yang akan dikirim tersebut, akan dikonversi ke USD dulu dengan nilai tukar yang menguntungkan pihak bank.
- Selain itu, Sedulur juga harus mengeluarkan biaya tambahan yang dikenakan oleh pihak bank pula.
Seperti yang Sedulur lihat, sistem pengiriman uang secara konvensional seperti contoh tersebut sangat tidak efektif dan juga tidak efisien karena selalu menguntungkan bagi pihak bank. Namun dengan adanya sistem blockchain, proses pengiriman transaksi internasional bisa dilakukan dengan jauh lebih mudah.
Perusahaan startup blockchain
Tren penggunaan blockchain ini, didukung dengan berdirinya banyak perusahaan dan juga startup yang berbasis blockchain di berbagai negara. Nah, di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan blockchain adalah sebagai berikut.
Corechain
Corechain adalah startup lokal yang memberikan layanan untuk masalah sistem blockchain, mulai dari operasional, pengembangan, hingga keamanan. Perusahaan yang satu ini, menyediakan layanan operator sistem blockchain bagi perusahaan yang ingin mengadopsi teknologi ini.
Indodax
Indodax menjadi perusahaan blockchain pertama di Indonesia, yang berdiri pada tahun 2013. Indodax sendiri menyediakan layanan berupa marketplace, yakni tempat transaksi digital aset. Beberapa mata uang digital yang diperdagangkan seperti Bitcoin, Litecoin, Ethereum, dan Dash.
Blockchain Zoo
Blockchain zoo adalah perusahaan blockchain yang berbasis di Bali. Perusahaan ini menawarkan jasa dan workshop bagi perusahaan yang ingin menerapkan teknologi blockchain. Penawaran tersebut juga termasuk dengan training menyeluruh dalam pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan tiap klien.
BACA JUGA: Pengertian Literasi Digital: Tantangan, Manfaat, Prinsip & Contoh
Nah, itulah beberapa informasi mengenai blockchain yang perlu untuk Sedulur ketahui. Walaupun blockchain adalah salah satu bentuk positif dari perkembangan teknologi, namun tetap saja ada kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Meskipun begitu, kekurangan dari teknologi ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan banyaknya keunggulan yang dimilikinya. Jadi tidak perlu ragu jika perusahaan Sedulur ingin menerapkan teknologi yang satu ini.