Perbedaan Wiraswasta dan Wirausaha Yang Perlu Dipahami!

Wirausaha dan wiraswasta adalah istilah yang sering dianggap sama. Apalagi keduanya memang menjadi subjek yang dikenal memiliki kemandirian dalam bekerja. Sementara itu, jika dilihat dalam bahasa Inggris, wiraswasta dan wirausaha diartikan sebagai entrepreneur. Namun, ternyata di dalam khasanah bahasa Indonesia, istilah ini memiliki definisi yang berbeda baik secara tugas dan lingkup kerjanya.

Bila Sedulur tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang perbedaan keduanya. Yuk simak ulasan berikut karena bisa memberikan manfaat untuk Sedulur ketika ingin mengembangkan usaha sendiri sebagai sumber penghasilan. 

BACA JUGA: Purchasing Staff: Tugas, Tanggung Jawab, Gaji, & Jenjang Karier

1. Definisi wiraswasta 

wiraswasta adalah
Pexels

Menurut KBBI, wiraswasta sebagai kata benda adalah orang yang berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasi suatu usaha. KBBI juga tidak memiliki definisi khusus untuk wirausaha, justru menyatakan bahwa kedua kata tersebut memiliki arti yang sama. 

Ini berarti bukanlah sebuah hal yang salah ketika dalam bahasa Inggris keduanya disebut dengan entrepreneur. Menurut Stanford Online, entrepreneur adalah individu atau kelompok yang mencetuskan dan menemukan cara baru untuk membuat sebuah bisnis. 

Dilansir dari laman Kompas, wiraswasta diartikan sebagai seseorang atau kelompok yang menjalankan kegiatan usaha yang dibangun oleh orang lain. Seorang wiraswasta juga berperan menambah nilai dan manfaat dalam upaya mengembangkan usaha atau produk milik orang lain.

2. Pola pikir wiraswasta 

wiraswasta adalah
Pexels

Dari kedua definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa wiraswasta adalah pekerjaan yang bertujuan membuat atau menciptakan alur bisnis sendiri. Misalnya dengan membangun usaha makanan atau minuman, toko sembako, jasa pengiriman, jasa konsultasi keuangan dan lain sebagainya. Untuk bisa menciptakan hal macam itu, seseorang membutuhkan beberapa sifat sebagai berikut. 

  • Kemandirian berpikir.
  • Rasa ingin tahu yang besar didukung dengan kemauan untuk terus belajar.
  • Konsistensi dan ketekunan.
  • Kemauan kuat.
  • Visi jangka panjang.
  • Motivasi.

Selain mindset di atas, wiraswasta adalah orang yang berani bersikap dan mengambil keputusan sendiri. Ini karena segala usaha dan upayanya adalah ide mereka pribadi atau kelompok. Dengan begitu, segala risiko dan kesempatan sebenarnya ada di tangan mereka. 

BACA JUGA: 12 Contoh Pertanyaan Interview User dan Cara Menjawabnya

3. Kegigihan dan inovasi

Pexels

Stanford Online juga menggarisbawahi bahwa elemen penting dalam kewiraswastaan adalah inovasi dan kegigihan. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan ketika bicara wiraswasta. 

  • Inovasi adalah kemauan untuk menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru. Bukan hanya itu, sesuatu yang baru ini akan sukses bila ia bisa menjawab masalah yang berkembang di masyarakat. Contohnya kesuksesan perusahaan ojek daring yang menjawab keresahaan masyarakat Indonesia akan minimnya keberadaan transportasi publik. Ketika suatu ide atau inovasi bisa menjadi solusi untuk sebuah masalah, maka alur bisnis pun bisa dikembangkan. 
  • Kegigihan juga tak kalah pentingnya. Di awal usaha tidak ada perusahaan atau pengusaha yang akan langsung mendulang hasil optimal. Harus dilakukan strategi pemasaran yang tepat dan konsisten. Tanpa ketekunan untuk bertahan, sebuah usaha tidak akan bertahan lama. Buang mentalitas bahwa kamu akan langsung kaya saat membangun usaha. Hal ini sangat mustahil, meskipun bisa jadi mungkin bila momen dan produk/jasa yang ditawarkan benar-benar brilian. Google, Tesla, rumah produksi A24 dan berbagai firma bisnis lainnya bahkan butuh beberapa tahun sebelum akhirnya dikenal sebagai perusahaan berskala besar. 

Namun, tak bisa dipungkiri kegigihan macam ini perlu dana yang besar pula. Sedulur mungkin bisa mempertimbangkan untuk mencari penghasilan di luar bisnis yang sedang dikembangkan ini untuk bertahan hidup dan membiayai operasional bisnis tersebut. 

4. Tipe-tipe wiraswasta 

wiraswasta adalah
Pexels

Dalam perkembangannya wiraswasta bukan hanya orang yang membangun dan mengelola usaha. Beberapa tipe pun muncul ke permukaan. Mereka antara lain. 

  • Small business adalah jenis usaha yang biasanya dimulai dan dikelola oleh satu orang tanpa adanya keinginan untuk ekspansi atau membuka franchise. Contoh wiraswasta ini adalah freelancer, tukang cukur, pedagang asongan, atau usaha rumahan lainnya yang hanya dipegang 1-2 orang.
  • Scalable startup bisa saja dimulai oleh satu orang atau sekelompok kecil. Namun, sejak awal mereka memiliki keinginan atau visi untuk melebarkan sayap dan membuat bisnis mereka berkembang pesat dengan profit yang juga meningkat. Untuk mewujudkannya, startup biasanya akan mencari sumber pendanaan yang lebih besar misalnya dari investor, sponsor, dan lain sebagainya. Beda dengan pebisnis kecil yang menggunakan dana atau modal pribadi. 
  • Intrapreneurship sebenarnya adalah sifat seorang pegawai atau orang lain di luar pebisnis yang mengadopsi mindset kewiraswastaan atau kewirausahaan. Mereka adalah sosok yang inovatif, punya rasa ingin tahu, dan kreatif. Beberapa perusahaan sengaja mencari pegawai dengan sifat ini atau mendorong pegawainya untuk melakukan hal ini agar punya kontribusi pada perusahaan. 
  • Large company merupakan perusahaan besar yang telah melakukan ekspansi sehingga memiliki banyak produk atau jasa yang bisa ditawarkan pada konsumen. Mereka selalu melakukan inovasi dan pembaruan. 
  • Imitative entrepreneurship bukan sesuatu yang buruk. Ini menunjukkan tipe pengusaha yang mensontek proses pembelajaran pengusaha lain untuk perkembangan bisnisnya sendiri. Misalnya, dengan mengekor cara sebuah perusahaan mendapatkan pendanaan atau belajar dari kesalahan pengusaha lain sehingga ia tidak jatuh ke lubang yang sama. 
  • Innovative entrepreneur adalah pengusaha yang berusaha mencari sesuatu yang baru. Mereka adalah sosok yang tahan banting dan tidak ragu untuk mendobrak tatanan. Salah satu yang paling mudah kita lihat adalah Elon Musk lewat perusahaan Tesla. 
  • Buyer entrepreneurship adalah usaha atau bisnis yang tidak langsung berurusan dengan produk. Ia adalah tipe usaha yang akan membeli sebagian saham di sebuah perusahaan yang menurut mereka memiliki prospek bagus. Namun, beda dengan investor yang hanya memberikan pendanaan, buyer entrepreneur akan ikut andil dalam operasional perusahaan untuk membantunya bertumbuh. 
  • Researcher entrepreneurship ialah usaha yang didasari oleh fakta dan data. Para pegiatnya yakin bahwa naskah akademik dan penelitian yang mumpuni akan membantu mereka membuat keputusan dan menciptakan peluang bisnis. 
  • Social entrepreneurship atau wiraswasta sosial adalah jenis wiraswasta yang ingin mencapai dua hal. Keuntungan finansial dan dampak baik untuk lingkungan sekitarnya. Misalnya orang yang membangun usaha untuk membuka lapangan kerja bagi penduduk di sekitar rumahnya dan lain sebagainya. Kadar sukses mereka tidak hanya dilihat dari omset atau penghasilan, tetapi juga seberapa besar dampak sosialnya. 

BACA JUGA: PIC (Person in Charge): Definisi, Tugas, & Skill yang Dibutuhkan

5. Cara membangun bisnis 

Pexels

 

Sebenarnya ini hal yang sangat relatif. Tidak ada patokan yang pakem dalam proses membangun bisnis. Semua dimulai dari ide yang datangnya pun bisa dari mana saja dan kapan saja. Namun, penting untuk membangun bisnis dari hal yang kita pedulikan. Dengan begitu, Sedulur akan punya banyak inovasi dan ide yang bisa dikembangkan. Pun di awal pembangunannya, Sedulur tidak akan tergoda untuk menyerah karena modal kepedulian dan kesukaan pada bidang yang ditekuni tersebut. 

6. Kesalahan yang sering dibuat seorang pelaku wiraswasta 

Pexels

Meski beda cara atau sudut pandang, semua bisnis pasti bermula dari ide dan kemauan. Namun, meski ide dan inovasi sudah digenggam, seorang wiraswasta tetap tak luput dari kesalahan. Apa saja itu? 

  • Terlalu banyak mengeluarkan dana atau justru pelit mengeluarkan dana untuk modal usaha. 
  • Berpikir bahwa tidak punya pesaing sehingga sangat santai atau justru tidak menyiapkan langkah antisipasi. 
  • Tidak punya tujuan yang jelas dan terarah
  • Tidak mau memikirkan upaya pemasaran apalagi di era serba digital seperti ini 
  • Margin profit yang ditetapkan terlalu kecil. 
  • Tidak mau mendelegasikan tugas dan berpikir bisa mengatasi dan melakukannya sendirian 
  • Tidak punya rencana cadangan dan jarang berandai-andai. Menyiapkan pengandaian terburuk itu penting. 
  • Terlalu fokus pada produk, tidak memikirkan kebutuhan calon pelanggan. 

BACA JUGA: Helper: Pengertian, Tugas, Jenis, Gaji dan Syaratnya

7. Bedakah dengan wirausaha?

wiraswasta adalah
Pexels

Meskipun wiraswasta dan wirausaha adalah hal yang sama. Sebagian orang mencoba membuat perbedaannya. Ini hal yang bisa diperdebatkan, sih. Jadi, Sedulur bisa membantah atau mendiskusikannya lebih lanjut secara mandiri. 

Seperti dilansir Kompas, wiraswasta dan wirausaha mereka bedakan dari fokus bisnisnya. Wiraswasta digambarkan sebagai orang yang fokus pada satu bisnis, sementara wirausaha bisa menjalankan beberapa bisnis.

Dengan demikian, seorang wiraswasta lebih fokus pada pengembangan dirinya lewat bisnis atau usaha mandiri yang ia lakoni. Sementara, wirausaha adalah orang yang punya mindset entrepreneur dan mencoba memanfaatkan bakat serta pengetahuannya untuk mengembangkan bisnis sendiri dan/atau milik orang lain. 

Dalam situs Finansialku juga dijelaskan bahwa seorang wiraswasta adalah pengusaha yang beraliran lebih tradisional atau konvensional. Mereka adalah sosok yang percaya bahwa satu usaha yang mereka jalani ini bisa berkembang jika terus ditekuni. Beda dengan wirausahawan yang melihat peluang untuk melakukan ekspansi di bidang lain guna menambah pundi-pundi penghasilan. 

Dari dua pendapat di atas, mereka sepakat untuk membuat perbedaan antara contoh wiraswasta dan wirausaha. Bagaimana dengan Sedulur? Mau membedakannya juga? Kalau dipikir sebenarnya keduanya punya arti yang sama, hanya saja beda pada visi dan preferensinya. 

Apa itu wiraswasta dan contohnya sudah Sedulur ketahui lewat ulasan di atas. Tentunya bisa jadi motivasi, nih buat memulai usaha. Namun, misalkan tidak pun bukan berarti kamu lemah. Tidak semua orang harus jadi pengusaha, menjadi pegawai pun bukan aib. Adopsi saja mindset-nya dan kamu pun siap bertumbuh sesuai bidang dan peranmu di masyarakat. Setuju?