Pengertian Iman Menurut Bahasa & Istilah Beserta Tingkatannya

Pengertian iman adalah salah satu aspek penting dalam agama Islam. Dalam artikel ini, Sedulur akan diajak untuk menyelami dan mendalami iman, seperti pembahasan definisi iman secara bahasa dan istilah, rukun iman, dan juga tingkatan-tingkatan iman. 

Yuk, simak terus pembahasan pengertian iman dan rukun iman sampai akhir!

BACA JUGA: Pengertian Konsumsi Beserta Ciri, Fungsi & Faktor-Faktornya

Pengertian iman menurut bahasa dan istilah

pengertian iman
Depositphotos

Pengertian iman secara bahasa menurut Syekh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah pengakuan yang membuahkan sikap untuk menerima dan untuk selalu tunduk. Penjelasan dari Syekh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin ini sangat tepat dengan arti iman jika dilihat secara istilah dan syariat. 

Namun, Syekh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin tidak membenarkan orang yang memaknai iman secara bahasa hanya dengan perlakuan pembenaran hati tashdiq saja, tanpa ada sikap menerima dan sikap tunduk. Kata iman sendiri berasal dari bahasa Arab, termasuk kata kerja yang tidak membutuhkan objek.

Secara istilah, pengertian iman dan Islam dapat dijelaskan melalui berbagai sudut pandang. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Ulama-ulama Islam asal Madinah, seperti Imam Malik, Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad, dan ulama-ulama lainnya, mendefinisikan iman secara istilah sebagai pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. Iman bisa bertambah dan berkurang, seperti halnya amalan yang dapat bertambah dan berkurang.
  • Ulama-ulama Islam bermazhab Hanafi mendefinisikan iman secara istilah sebagai pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati.
  • Abu Mansur Al Maturidi mendefinisikan iman secara istilah sebagai pengakuan dengan lisan, dimana pengakuan tersebut hanyalah rukun tambahan bukan rukun asli.

BACA JUGA: Bacaan Ratib Al Haddad, Memohon Perlindungan Allah SWT

Pengertian iman menurut Al Qur’an dan hadits

pengertian iman
Depositphotos

Pengertian iman juga dapat Sedulur dapatkan dengan memahami beberapa ayat di dalam Al Qur’an dan juga hadits-hadits yang telah diriwayatkan.

Pengertian iman menurut Al Quran, Allah telah berfirman,

وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ

Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” (QS. Yusuf: 17).

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَۚوَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5).

Beberapa hadits juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan iman. Seperti hadits-hadits berikut ini.

أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

Ingatlah di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati (jantung).” (HR. Bukhari No. 2051, dan Muslim No. 1599).

الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ

Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari No. 9, dan Muslim No. 35).

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ مِنْ أَكْمَلِ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَأَلْطَفُهُمْ بِأَهْلِهِ

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara tanda kesempurnaan iman seseorang ditunjukkan dengan kebagusan akhlak dan sikap lemah lembut pada keluarga.”” (HR. Tirmidzi No. 2612, dan Ahmad No. 2:47)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَابًا فَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَأَرْفَعُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh sekian pintu. Yang paling rendah dari iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan. Yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaha illallah.”” (HR. Muslim No. 35, dan Tirmidzi No. 2614)

BACA JUGA: Arti Ya Latif dan Cara Meneladani dan Mengamalkannya

Pengertian iman menurut ulama Indonesia

Indowarta

Beberapa ulama besar kenamaan Indonesia juga memberikan penjelasannya tentang pengertian iman. Berikut ini adalah ulasan singkatnya.

1. Ustadz Khalid Basalamah, Lc., MA

Mengutip dari pernyataan Ustadz Khalid Basalamah, Lc., MA, pengertian iman adalah mengikrarkan suatu hal dengan pikiran, kemudian diucapkan menggunakan lisan, lalu diyakini di dalam lubuk hati. Barulah pengaplikasiannya menggunakan anggota tubuh kita.

2. Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA

Mengutip dari pernyataan Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA, kata iman di dalam bahasa Arab berasal dari kata Al Amnu, yang memiliki arti aman, tenang, dan tentram. Menurutnya, iman secara tidak langsung memiliki kaitan dengan kata aman dan juga tenang.

Maka dari itu, apabila seorang Muslim meyakini Allah, maka niscaya ia akan mendapatkan ketenangan jiwa, rasa aman dari segala keresahan dunia, serta rasa aman dari ancaman-ancama di akhirat nanti.

BACA JUGA: 10 Hukum Taurat, Perintah Allah Kepada Manusia dan Artinya

Rukun iman dalam agama Islam

pengertian iman
Depositphotos

Dalam agama Islam, iman seorang Muslim tidak hanya terbatas pada iman kepada Allah Tuhan Semesta Alam saja, namun terdapat lima hal lain yang perlu seorang Muslim imani dengan teguh. 

Iman kepada Allah dan lima hal lain tersebut termasuk ke dalam rukun iman (أركان الإيمان atau arkan al-iman). Ia sendiri adalah pilar-pilar keimanan yang harus dimiliki seorang Muslim. Keenam rukun iman tersebut dihimpun dari ayat-ayat Al Qur’an, dan juga hadits-hadits yang tercantum dalam kitab Shahih Bukhari dan kitab Shahih Muslim, diriwayatkan oleh Umar bin Khattab.

Yang termasuk ke dalam rukun iman adalah iman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada para rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qada dan qadar.

1. Iman kepada Allah

Rukun iman yang pertama adalah iman kepada Allah. Pengertian iman kepada Allah tidak hanya terbatas pada percaya bahwa Allah itu ada, namun juga mengimani Allah secara rububiyyah atau tidak yang menciptakan, menguasai, serta mengatur alam semesta kecuali Allah.

Selain itu, iman kepada Allah haruslah dilengkapi secara uluhiyyah, yaitu tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah serta mengingkari semua sesembahan lain selainNya. Lebih lanjut lagi, kita harus mengimani nama dan sifat Allah yang semuanya terkandung dalam Asma’ul Husna. Selain itu, kita perlu untuk menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan makna, dan menyerupakanNya dengan suatu yang bukan diriNya.

2. Iman kepada para malaikat Allah

Rukun iman yang kedua adalah iman kepada para malaikat Allah. Iman kepada para malaikat Allah berarti meyakini bahwa malaikat adalah makhluk ciptaan Allah Ta’ala. Allah juga memberikan amalan dan tugas kepada malaikat-malaikat tersebut.

Sejatinya, tidak ada satu orangpun yang tahu dengan pasti berapa jumlah malaikat yang diciptakan Allah. Namun, sebagai umat Muslim, kita harus setidaknya mengetahui dan mengimani keberadaan 10 malaikat, yaitu:

  • Malaikat Jibril
  • Malaikat Mikail
  • Malaikat Raqib
  • Malaikat Atid
  • Malaikat Munkar
  • Malaikat Nakir
  • Malaikat Izrail
  • Malaikat Israfil
  • Malaikat Malik
  • Malaikat Ridwan

3. Iman kepada kitab-kitab Allah

Rukun iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab Allah. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti mengimani bahwa seluruh kitab yang Allah turunkan merupakan ucapan serta sifatNya. Selain itu, kita sebagai umat Muslim harus mengimani bahwa terdapat empat kitab suci yang diturunkan Allah, yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Al Qur’an. 

Lebih lanjut lagi, umat Muslim harus percaya bahwa Al Quran sebagai penggenapan atau penyempurna dari kitab-kitab suci yang telah turun sebelumnya.

4. Iman kepada para rasul Allah

Rukun iman yang keempat adalah iman kepada para rasul Allah. Mengimani para rasul Allah berarti percaya bahwa di antara manusia, terdapat laki-laki yang Allah pilih untuk menjadi perantara diriNya dan makhlukNya. 

Walaupun mereka adalah orang-orang terpilih, tetapi mereka tetaplah manusia biasa, makhluk Allah, yang sama sekali tidak mempunyai sifat serta hak ketuhanan. Maka dari itu, menyembah nabi dan rasul Allah adalah sebuah kesalahan.

Selain itu, kita perlu percaya bahwa semua wahyu yang diberikan oleh Allah kepada nabi dan rasul adalah benar. Sebagai umat Muslim, kita juga perlu mengakui nabi dan rasul yang bahkan kita tidak ketahui namanya, serta percaya bahwa Nabi Muhammad atau Rasulullah adalah nabi penutup dan tidak ada nabi atau rasul lagi setelahnya.

5. Iman kepada hari akhir

Rukun iman yang kelima adalah iman kepada hari akhir. Iman kepada hari akhir berarti percaya setiap tanda-tanda hari kiamat yang telah dijelaskan melalui Al Qur’an dan hadits. Lebih daripada itu, kita juga perlu mengimani hari kebangkitan di akhirat hingga proses-proses lain untuk mencapai surga dan neraka.

6. Iman kepada qada dan qadar

Rukun iman yang keenam adalah iman kepada qada dan qadar. Pengertian iman kepada qada dan qadar adalah percaya setiap kejadian baik dan buruk itu terjadi karena izin dari Allah. Allah telah mengatur segalanya, setiap makhluk tanpa terkecuali.

BACA JUGA: Macam- Macam Teknik Menggambar Beserta Penjelasannya

Tingkatan-tingkatan iman dalam agama Islam

pengertian iman
Depositphotos

Dalam agama Islam, kita diajarkan bahwa terdapat beberapa tingkatan iman secara umum yang dapat dialami oleh seorang umat Muslim. Tingkatan-tingkatan tersebut dibagi menjadi lima, yaitu Muslim, mukmin, muhsin, mukhlis, dan muttaqin.

1. Muslim

Muslim adalah tingkatan iman dalam agama Islam ketika seseorang mengaku ia menganut agama Islam. Jika kita menggambarkan pengertian iman ini sebagai level, iman Muslim ini termasuk tingkatan iman yang paling rendah.

Kategori rendah ini dikarenakan karena orang tersebut hanya sebatas mengakui bahwa Allah merupakan Tuhan yang ia percayai sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, ketika seorang Muslim hanya sampai pada tingkatan iman ini, ia dinilai belum memiliki perbedaan dengan iblis karena iblis juga meyakini bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mukmin

Mukmin adalah tingkatan iman dalam agama Islam ketika seseorang mengkaji, mendalami, dan mempelajari syariat-syariat agama Islam. Dengan berusaha mempelajarinya, ia memiliki wawasan yang berkembang terhadap pengenalan agama Islam.

3. Muhsin

Muhsin adalah tingkatan iman dalam agama Islam ketika seseorang dapat memperbaiki segala perbuatan dan urusan dunia-akhiratnya menjadi lebih baik berdasarkan ajaran agama Islam.

4. Mukhlis

Mukhlis adalah tingkatan iman dalam agama Islam ketika seseorang dapat melakukan ibadah secara ikhlas. Seorang Muslim sudah dapat melakukan segala hal atas nama Allah.

5. Muttaqin

Muttaqin adalah tingkatan iman dalam agama Islam yang terakhir. Muttaqin berarti seorang Muslim selalu bertakwa kepada Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-laranganNya.

Tingkatan-tingkatan iman menurut Syekh Nawawi al-Bantani

Pinterest

Seorang tokoh agama Islam asal Banten, Syekh Nawawi al-Bantani, kemudian menjelaskan lebih lanjut perkara tingkatan-tingkatan iman ini. Ia pun membagi tingkatan iman ke dalam lima kategori, yaitu iman taqlid, iman ilmu, iman iyana, iman haq, dan iman hakikat.

1. Iman taqlid

Tingkat keimanan yang pertama menurut Syekh Nawawi al-Bantani yaitu iman taqlid. Iman taqlid merupakan tingkatan iman yang berdasarkan kepada ucapan dan perkataan orang lain, utamanya dari seorang ulama, tetapi tanpa memahami dalil-dalil yang disampaikan oleh ulama tersebut. Mengutip dari pernyataan Syekh Nawawi al-Bantani, tingkat keimanan yang pertama ini dihukumi sah-sah saja, walaupun Muslim tersebut tidak mencari dalil atas masalah yang ia alami.

2. Iman ilmu

Tingkatan iman yang kedua menurut Syekh Nawawi al-Bantani yaitu iman ilmu. Pengertian iman ilmu merupakan tingkatan iman yang dimiliki seorang Muslim dalam menyelesaikan suatu masalah dengan dalil dan ilmu agama Islam yang ia miliki.

3. Iman iyana

Tingkatan iman yang ketiga menurut Syekh Nawawi al-Bantani yaitu iman iyana. Iman iyana merupakan iman yang dimiliki oleh seorang Muslim, dimana ia meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah zat yang nyata, walaupun wujudnya tidak dapat dilihat. Syekh Nawawi al-Bantani lebih lanjut menjelaskan bahwa ketika seorang Muslim berada di tingkatan iman ini, ia mempercayai bahwa Allah tidak ghaib serta bersemayam di atas Arsy.

4. Iman haq

Tingkatan iman keempat menurut Syekh Nawawi al-Bantani yaitu iman haq. Iman haq merupakan tingkatan iman yang dimiliki oleh seorang Muslim dengan percaya di dalam lubuk hatinya dengan Allah.

Para ulama pun menyebut seseorang dengan tingkat keimanan iman haq ini dapat dikatakan sebagai seorang yang arif. Hal tersebut dikarenakan hatinya selalu condong kepada Allah, orang tersebut hanya berorientasi kepada Allah dan tidak pada duniawi lagi.

5. Iman hakikat

Tingkatan iman yang terakhir menurut Syekh Nawawi al-Bantani adalah iman hakikat. Pengertian iman hakikat merupakan iman yang dimiliki oleh seorang Muslim dengan melakukan semua aktivitas yang mendekatkan dirinya pada Allah Ta’la.

Maka dari itu, seorang Muslim yang memiliki tingkatan iman ini memiliki hakikat yang dapat dipandang sebagai seorang Muslim yang telah tenggelam di “lautan ibadah” dan tidak melihat adanya pantai.

Dari penjelasan kelima tingkatan iman menurut Syekh Nawawi al-Bantani, dua kategori iman pertama dapat diraih oleh manusia. Maka dari itu, Syekh Nawawi al-Bantani pun menjelaskan bahwa setiap Muslim sudah sepatutnya untuk mendalami tingkat keimanannya dengan cara mendalami agama Islam dengan lebih serius. Sedangkan keimanan pada tingkatan-tingkatan berikutnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada umatnya, serta tidak dapat diusahakan oleh manusia.

Nah Sedulur, itu dia pembahasan singkat mengenai pengertian iman, rukun iman, dan juga tingkatan-tingkatan iman yang diajarkan dalam agama Islam. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan Sedulur tentang agama Islam, ya!

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar.

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah.