Tulang belakang yang normal akan terlihat lurus jika dilihat dari belakang. Namun, ada suatu kondisi dimana tulang belakang tidak dalam kondisi yang normal, yaitu melengkung dan membentuk seperti huruf “S” atau “C”. Kondisi ini dikenal dalam dunia medis sebagai skoliosis.
Tulang belakang yang melengkung bisa terjadi pada bagian manapun. Namun, umumnya kondisi tersebut terjadi pada tulang belakang di bagian atas dan punggung bawah. Penyakit ini bisa terjadi di segala usia, termasuk bayi.
Seiring bertambahnya usia, kondisi akan menjadi berkembang bahkan semakin parah. Untuk mengenalinya, berikut adalah informasi lengkap mengenai skoliosis, mulai dari jenis, penyebab, sampai pengobatan. Simak, ya.
BACA JUGA: Penyakit Jantung – Kenali Gejala, Penyebab & Pengobatannya
1. Apa itu skoliosis?
Lordosis, kifosis, dan skoliosis. Pasti Sedulur sangat familiar dengan ketiga penyakit tersebut saat pelajaran di sekolah, kan? Ketiganya merupakan penyakit kelainan tulang belakang. Namun, tiga kondisi tersebut memiliki bentuk dan penanganan yang berbeda.
Satu diantaranya adalah skoliosis, yang merupakan kondisi dimana tulang belakang tidak berbentuk lurus, tapi melengkung atau menyamping. Kasus ini kebanyakan terjadi pada anak-anak sebelum mengalami masa pubertas.
Meskipun tergolong sebagai penyakit yang ringan, namun harus selalu diwaspadai. Untuk mengetahui sejauh apa perkembangan penyakit ini, disarankan untuk menjalani X-Ray. Kondisi ini bisa terjadi ketika mengalami berbagai kondisi seperti distrofi otot dan cerebral palsy, walaupun secara umum masih belum diketahui.
Pengidap kelainan tulang belakang yang sudah berumur dewasa akan menjadi semakin parah, karena tulangnya akan semakin melengkung. Akibatnya, penderita akan merasakan susah bernafas, timbul rasa nyeri, dan kelainan bentuk pada tulang belakang. Apabila tidak segera ditangani, maka bisa jadi mengalami kelumpuhan.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan penanganan saat mengetahui kondisi ini. Hal ini bertujuan untuk mencegah berbagai komplikasi yang mungkin saja timbul bersamaan dengan adanya kelainan ini. Bisa jadi, komplikasi yang timbul membahayakan bagi kesehatan Sedulur.
2. Jenis skoliosis
Berbagai jenis penyakit skoliosis adalah sebagai berikut:
Skoliosis kongenital
Skoliosis kongenital terjadi ketika di dalam kandungan, janin tidak sepenuhnya mengembangkan vertebrata secara sempurna. Akibatnya, bayi yang baru lahir akan mengalami kelainan tulang belakang ini.
Skoliosis idiopatik
Jenis kelainan tulang belakang ini biasanya terjadi ketika anak sedang mengalami masa pertumbuhan atau pubertas. Umumnya, usia yang bisa mengalami kondisi ini adalah anak usia 10 sampai 18 tahun.
Skoliosis neuromuskular
Penyebab utama jenis kelainan tulang belakang ini adalah kelainan pada sistem otot atau sistem saraf. Biasanya, penyakit ini berkaitan dengan spina bifida dan cerebral palsy.
Skoliosis degeneratif
Orang dewasa yang pernah mengidap skoliosis sebelumnya adalah kelompok yang banyak mengalami kondisi ini. Penderita akan mengalami aus pada tulang belakang seiring dengan bertambahnya usia. Akibatnya, tulang belakang akan mengalami bengkok.
Skoliosis sindromik
Jenis kelainan tulang belakang ini terjadi karena adanya sindrom yang dimiliki oleh seseorang yaitu sindrom marfan dan Ehlers-Danlos atau gangguan jaringan ikat, Prada-Willi, Sindrom Beale, Sindrom Rett, dan Trisomi 21.
Kifosis Scheuermann
Membahas tentang skoliosis, lordosis, dan kifosis, ketiganya merupakan kelainan pada tulang belakang. Akan tetapi, bentuk dan cara penanganannya jelas berbeda. Seperti Kifosis Scheuermann yang terjadi saat bagian depan tulang belakang mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibanding dengan belakang saat masa kanak-kanak. Akibatnya, tulang belakang bagian depan menjadi lebih kecil. Sehingga, tulang belakang akan menjadi melengkung.
3. Gejala dan ciri-ciri skoliosis
Dalam kasus yang masih ringan, terkadang skoliosis tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun. Akan tetapi, gejala dan ciri-ciri bisa diamati oleh orang lain lewat tampilan fisik yang berubah. Berikut adalah gejala dan ciri-cirinya:
- Bahu miring.
- Pinggang kiri dan kanan tidak sejajar.
- Satu kaki memiliki panjang yang berbeda.
- Satu pinggul lebih tinggi dari pinggul lain.
- Adanya tonjolan tulang belikat pada satu sisi tubuh.
- Pada kasus yang parah, skoliosis bisa menimbulkan gejala berupa tulang belakang yang seakan terlihat melintir, yakni melengkung ke sisi tubuh. Kadang membentuk huruf S atau C.
- Posisi kepala tidak berada tepat di tengah pundak.
- Hampir 23% orang yang menderita kelainan tulang belakang jenis idiopatik mengalami nyeri punggung, kesemutan, dan mati rasa.
- Penampilan kulit pada tulang belakang yang berubah, misalnya bercak berbulu atau area kulit tertentu yang masuk ke dalam.
BACA JUGA: 12 Ciri-ciri Penyakit Maag Kambuh & Pertolongan Pertamanya
4. Penyebab skoliosis
Kondisi kelainan pada tulang belakang ini bisa timbul karena sebab tertentu. Lantas, apakah skoliosis berbahaya? Tentu saja jawabannya bisa saja berbahaya, karena penderitanya memiliki risiko yang lebih besar mengalami infeksi paru bahkan gagal jantung. Jantung akan susah memompa darah ke seluruh tubuh akibat tulang belakang yang terlalu miring.
Secara umum, penyebabnya masih tidak diketahui. Akan tetapi, para peneliti berpendapat jika penyebab terbesar adanya kondisi ini adalah keturunan dari keluarga. Selain itu, penyebab lain dari kelainan tulang belakang ini adalah sebagai berikut:
- Osteoporosis. Osteoporosis bisa menyebabkan tulang mudah patah serta membuatnya melengkung secara tidak normal atau berlebihan.
- Cacat bawaan lahir. Saat bayi masih dalam kandungan, perkembangan tulang belakang terjadi secara tidak sempurna.
- Kondisi neuromuskular. Tanda dari kondisi ini adalah adanya gangguan fungsi otot dan saraf, seperti cerebral palsy.
- Cedera atau infeksi pada tulang belakang. Misalnya adalah kecelakaan, infeksi pada tulang belakang, tertimpa benda berat di punggung, ataupun terjatuh dari tempat yang tinggi. Beberapa contoh tersebut bisa menyebabkan cedera tulang dan terjadi kelainan pada tulang belakang.
5. Faktor risiko
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit skoliosis. Berikut adalah beberapa faktornya:
- Usia. Walaupun kondisi ini bisa terjadi di segala usia, namun umumnya kelainan ini muncul ketika usia anak mendekati masa pubertas.
- Jenis kelamin. Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya mempunyai risiko terkena kelainan tulang belakang yang tidak berbeda. Namun, risiko yang lebih tinggi dimiliki oleh anak perempuan. Sehingga, dibutuhkan perawatan sedari dini agar tidak menjadi parah.
- Riwayat kesehatan keluarga. Apabila ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama, maka lebih besar risikonya terkena penyakit kelainan tulang belakang ini.
6. Diagnosis skoliosis
Pemeriksaan fisik merupakan langkah awal untuk mendiagnosa penyakit kelainan tulang belakang ini. Pemeriksaan akan diawali dengan area bahu, tulang rusuk, tulang belakang, lalu area pinggul. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah adanya lengkungan yang tidak normal atau tonjolan pada area tersebut.
Tak hanya melakukan pemeriksaan fisik saja, pihak medis akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang. Beberapa pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan adalah:
- Sinar X dan rontgen. Diagnosis menggunakan rontgen dan sinar X diperlukan agar mendapat hasil gambaran citra tulang belakang.
- MRI. Magnetic resonance imaging (MRI) dilakukan dengan menggunakan magnet dan gelombang radio untuk mendapatkan hasil citra tulang belakang serta jaringan yang ada di sekitarnya.
- CT Scan. Pemeriksaan menggunakan CT Scan digunakan untuk mendapat gambaran kerangka tulang dalam bentuk tiga dimensi.
BACA JUGA: Penyakit Liver: 10 Gejala, Penyebab & Cara Mengobati, Waspada!
7. Pengobatan skoliosis
Mengidap penyakit kelainan belakang ini tentunya cukup mengganggu kenyamanan dalam beraktivitas dan beristirahat dalam keseharian. Salah satunya adalah ketika sedang tidur. Posisi tidur untuk penderita skoliosis terbaik adalah telentang. Pada posisi telentang, berat badan akan didistribusikan secara merata ke semua bagian permukaan tubuh. Jadi, bagian tulang belakang tidak akan ada tekanan ekstra.
Selain mengatur posisi tidur, diperlukan pula pengobatan yang disesuaikan dengan tingkat keparahan lengkungan tulang belakang. Petugas medis akan mempertimbangkan pengobatan yang dilakukan sesuai dengan faktor usia dan jenisnya. Umumnya, penanganan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah observasi, orthosis, dan operasi jika derajatnya sudah lumayan besar.
8. Terapi pada anak
Untuk penderita yang masih anak-anak, belum diperlukan adanya pengobatan. Hal ini dikarenakan tulang belakang anak-anak masih bisa lurus kembali seiring bertambahnya usia. Namun, perkembangannya masih harus diamati oleh dokter.
Caranya adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis agar perkembangan kondisinya bisa diketahui. Untuk skoliosis yang parah, dokter akan menyarankan anak untuk mengenakan penyangga tulang belakang. Meskipun tidak bisa meluruskan tulang ke bentuk semula, namun bisa mencegah lengkungannya bertambah parah.
9. Terapi pada orang dewasa
Penanganan skoliosis untuk penderita dewasa tentunya berbeda dengan anak-anak. Penyakit akan lebih sering menimbulkan keluhan seperti nyeri punggung sampai sesak nafas pada orang dewasa. Biasanya, dokter akan memberikan obat pereda nyeri seperti ibuprofen yang anti inflamasi non steroid hingga suntik kortikosteroid pada rongga tulang belakang.
BACA JUGA: 8 Manfaat Buah Apel Untuk Kesehatan, Jaga Jantung Hingga Tulang
10. Komplikasi
Skoliosis bisa sembuh jika ditangani dengan tepat dan benar. Namun, jika tidak segera diatasi, akan muncul berbagai komplikasi. Komplikasi tersebut diantaranya adalah:
- Penampilan buruk. Jika kondisi semakin buruk, maka akan timbul perubahan fisik seperti tulang rusuk yang menonjol, pinggang yang tidak rata, serta pinggang yang miring ke salah satu sisi. Hal ini akan menyebabkan penampilan memburuk.
- Masalah punggung. Penderita masalah ini hampir semuanya menderita sakit punggung yang kronis atau menahun. Tentunya, masalah punggung bisa mengganggu berbagai aktivitas.
- Kerusakan jantung dan paru-paru. Jika penyakit yang diderita sudah cukup parah, maka tulang rusuk akan tertekan. Hal ini menyebabkan penyempitan ruang bagi jantung dan paru-paru. Sehingga, sistem pernafasan dan peredaran darah akan terganggu.
Segala jenis penyakit pasti bisa dicegah, salah satunya adalah penyakit skoliosis. Apabila penyebabnya bukan bawaan dari lahir, maka cara mencegahnya adalah dengan melakukan olahraga secara rutin agar kesehatan dan kekuatan tulang bisa terjaga. Selain itu, imbangi pula dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan vitamin D dan jangan lupa untuk membatasi konsumsi minuman beralkohol serta berhenti merokok. Semoga bermanfaat!
Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang.
Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.